Share

Bab 203

Author: Lilia
Yohan dan Bayu saling berpandangan sejenak. Akhirnya, keduanya hanya bisa menghela napas panjang dengan tak berdaya.

Bayu memandang Wulan dengan tatapan penuh rasa iba. "Wulan, kamu benar-benar sudah terlalu menderita. Tapi tenang saja, Kak Yohan dan aku pasti akan membelamu."

Yohan juga mengangguk, "Benar. Kamu nggak perlu cemas. Besok aku akan naik kuda ke ibu kota duluan, kamu dan Bayu bisa menyusul. Semuanya akan baik-baik saja."

Anggi bisa ilmu pengobatan, mungkin juga karena belajar dari Wulan. Namun siapa yang mengira, dia bisa menjadi segila itu, bahkan sampai mengatakan akan memusnahkan keluarga sendiri!

Tuhan benar-benar buta. Kenapa Pangeran Selatan tidak membunuh Anggi saja?

Dulu, saat dia terluka parah dan nyaris kehilangan nyawa, Wulan sampai pontang-panting merawatnya seharian. Sementara Anggi? Saat itu, dia malah berkeliaran ke luar rumah setiap hari.

Kakaknya sendiri sekarat, tapi dia masih punya hati untuk keluyuran? Semakin dipikirkan, Yohan hanya merasa semakin kece
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 206

    "Sepertinya, Wulan keluar rumah kali ini memang hanya untuk menunggu Yohan dan Bayu kembali ke ibu kota, 'kan?" tanya Anggi dengan datar.Dika menunduk tanpa berkata apa-apa.Luis berkata, "Menurutku, dia nggak pantas disebut gadis paling berbakat di ibu kota. Jelas-jelas dia seorang idiot."Anggi tersenyum. "Dulu saat dia begitu bersinar, Ibu sampai meminta Kaisar mengatur pernikahan untuk kalian."Luis terdiam sesaat, lalu menatap Anggi. "Kalau begitu, dia nggak bisa dibilang nggak berguna. Kalau bukan karena dia, mungkin aku dan kamu masih harus menunggu takdir kita."Selama bertahun-tahun, Luis mencari penyelamat hidupnya dan baru tahun ini dia mendapatkan sedikit petunjuk.Terutama berkat Aska, yang menyuruhnya memperlakukan istri penggantinya dengan baik. Katanya, mungkin bisa mengubah nasibnya yang penuh rintangan.Waktu itu dia meminta Aska meramal di mana penyelamat hidupnya berada. Aska hanya menyuruh dia bersabar karena yang ditunggu pasti akan datang pada waktunya. Nada bic

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 205

    Yohan tertegun.Dulu dia bertugas di garis depan medan perang. Tak disangka, Pangeran Selatan mengalami kecelakaan di belakang, sehingga bantuan dan logistik tak kunjung tiba.Dari tiga ribu pasukan berkuda, hanya ratusan yang tersisa. Kala itu, dia beruntung masih bisa selamat dari medan perang. Namun, luka yang diderita sangat parah dan hidupnya pun nyaris tak terselamatkan.Anak buahnya membawanya ke rumah kakek dari pihak ibu di luar Sungai Gamo, sesungguhnya hanya untuk menunggu ajal. Namun, saat dia sadar, sosok pertama yang dia lihat memang Wulan.Dalam ingatannya, Wulan-lah yang menyuruh pelayan merebuskan obat dan dia sendiri yang menyuapinya. Sedangkan Anggi saat itu, selalu keluar rumah setiap hari.Namun, kalau diingat-ingat lebih teliti lagi, saat itu Anggi sering kali mengingatkan Wulan agar memeriksa apakah tubuhnya demam, apakah luka-lukanya bernanah ...."Kalau dipikir kembali sekarang, apakah masih ada petunjuk?" tanya Dimas yang duduk di kursi dengan tenang. Dia tida

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 204

    "Jangan gegabah, Kak Bayu. Sekarang dia sudah jadi istri Pangeran Selatan, bukan lagi Anggi si gadis penurut dari Keluarga Suharjo." Wulan mengusap air matanya sambil tersedu-sedu.Bayu menghela napas panjang, suaranya terdengar frustrasi dan marah, "Bagaimanapun juga, kita ini saudara kandung. Aku benar-benar nggak nyangka dia bisa berbuat seperti itu padamu.""Dia membenciku dan seluruh Keluarga Suharjo. Kalau Kak Bayu nggak percaya, silakan saja datang ke Istana Pangeran Selatan, dia bahkan nggak akan keluar menemui kita."Wulan menjawabnya dengan lemah. Dia tahu mungkin tidak semua orang di Keluarga Suharjo akan berdiri di pihaknya. Akan tetapi, Bayu selalu paling menyayanginya dan menuruti semua keinginannya. Kali ini pun, Bayu pasti akan berpihak padanya.Dirinya ini adalah gadis bertakdir foniks. Mana mungkin nasibnya berakhir seperti ini?Bayu menatap Wulan dengan pandangan tak percaya.Wulan mengangguk sekali lagi dengan tegas. "Semua yang kukatakan itu benar. Bahkan setelah a

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 203

    Yohan dan Bayu saling berpandangan sejenak. Akhirnya, keduanya hanya bisa menghela napas panjang dengan tak berdaya.Bayu memandang Wulan dengan tatapan penuh rasa iba. "Wulan, kamu benar-benar sudah terlalu menderita. Tapi tenang saja, Kak Yohan dan aku pasti akan membelamu."Yohan juga mengangguk, "Benar. Kamu nggak perlu cemas. Besok aku akan naik kuda ke ibu kota duluan, kamu dan Bayu bisa menyusul. Semuanya akan baik-baik saja."Anggi bisa ilmu pengobatan, mungkin juga karena belajar dari Wulan. Namun siapa yang mengira, dia bisa menjadi segila itu, bahkan sampai mengatakan akan memusnahkan keluarga sendiri!Tuhan benar-benar buta. Kenapa Pangeran Selatan tidak membunuh Anggi saja?Dulu, saat dia terluka parah dan nyaris kehilangan nyawa, Wulan sampai pontang-panting merawatnya seharian. Sementara Anggi? Saat itu, dia malah berkeliaran ke luar rumah setiap hari.Kakaknya sendiri sekarat, tapi dia masih punya hati untuk keluyuran? Semakin dipikirkan, Yohan hanya merasa semakin kece

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 202

    "Fani kenapa?" Yohan akhirnya sadar dan baru sempat menanyakan kondisi Fani yang terlihat tidak wajar.Wulan segera berkata, "Yang paling tahu soal ancaman Anggi terhadapku hanya Fani. Karena itu, Anggi pun memanfaatkannya dan memfitnahku. Ayah sangat marah saat itu dan sebagai hukuman ... lidah Fani dipotong. Itu juga atas saran dari Anggi sendiri.""Ayah ...?" Yohan dan Bayu sama-sama tertegun. Ayah mereka bukan orang yang mudah marah. Sekali marah, pasti karena perkara besar.Ya, jika Anggi bisa membalikkan fakta seperti itu dan ayahnya percaya, wajar saja dia jadi murka."Tak disangka, hanya beberapa bulan berlalu, rumah ini sudah berubah sejauh ini," gumam Bayu dengan nada tak percaya. Wajah Yohan juga tampak sangat muram.Sejak Anggi menggantikan Wulan untuk menikahi Pangeran Selatan dan kemudian Kaisar menjodohkan Wulan dengan Pangeran Pradipta, dia sudah merasa Keluarga Suharjo mulai berubah. Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa Anggi bisa sejahat ini.Apa yang Yohan pikirkan,

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 201

    Mungkin karena hujan deras yang sempat turun, rombongan menjadi tertunda, sehingga Yohan dan Bayu baru tiba di Kota Ginta menjelang senja.Setelah melalui beberapa kali laporan, Wulan akhirnya berhasil masuk ke penginapan resmi Kota Ginta dan menemui Yohan serta Bayu dengan menyogok para petugas di sana."Wulan, kenapa kamu bisa datang ke Kota Ginta?" Yohan segera membungkuk dan hendak membantu Wulan yang langsung berlutut di hadapan mereka bersama Fani.Namun, Wulan bersikeras tidak mau berdiri.Yohan pun memerintah Fani, "Cepat bantu nonamu berdiri."Fani mencoba membantu, tetapi Wulan tetap tidak mau berdiri. Akhirnya, mereka berdua kembali bersujud di hadapan Yohan dan Bayu."Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Bayu yang memang berwatak cepat panas. Melihat adik kesayangannya dalam keadaan seperti ini, hatinya terasa sakit.Dengan tangisan yang terisak, Wulan meratap, "Kak Yohan, Kak Bayu, mulai hari ini, aku sudah nggak punya keluarga lagi.""Apa maksudmu?""Bahan obat paling pent

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 200

    Meski hatinya penuh gejolak, Anggi tetap berusaha tenang. Matanya yang lembut menatap Luis dan berkata dengan suara pelan, "Aku percaya pada Pangeran."Luis memperlakukannya sebaik ini. Kalaupun masa depan mereka dipenuhi rintangan dan penderitaan, lalu memangnya kenapa?Namun, dalam hati, Anggi tetap tak bisa berhenti memikirkan kata-kata yang diucapkan Aska. Masa depan mereka memang belum jelas. Aska sendiri juga terlalu misterius.Anggi tidak tahu, apakah Aska menyadari bahwa dia adalah seseorang yang telah mengalami kehidupan kedua?Luis berkata dengan tenang, "Atau ... apakah Aska mengatakan sesuatu yang membuatmu takut?"Luis mulai curiga terhadap Aska. Orang itu memang biasanya tidak banyak bicara. Hanya saja, setiap kali dia melakukan ramalan, meskipun isinya tidak disampaikan secara dramatis, tetap saja pasti ada makna mendalam di baliknya."Ng ... nggak." Anggi menggeleng pelan. Namun, dia merasa sedikit pusing.Luis menggenggam tangan Anggi dan memandangnya diam-diam. Wajahn

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 199

    Mina sedang memberi arahan kepada Naira agar memeriksa air panas yang telah disiapkan sebelumnya. "Sebentar lagi Pangeran dan Putri pasti akan menggunakannya," katanya."Putri keluar!" seru Naira tiba-tiba.Mereka segera menghampiri. Begitu melihat Anggi tampak seperti hendak jatuh, mereka buru-buru menahannya di kedua sisi. "Putri, Anda kenapa?" Mina terkejut, bahkan sempat menoleh ke arah pintu aula utama.Anggi menjawab, "Nggak apa-apa."Tidak apa-apa? Wajahnya sudah sepucat kertas, mana mungkin tidak apa-apa?Mina dan Naira memapah Anggi di kedua sisi. Namun, baru berjalan dua langkah, suara roda kursi terdengar mendekat.Melihat keadaan Anggi, hati Luis langsung mencelos. "Ada apa ini?"Anggi menenangkan diri sambil menatap Luis, lalu menggeleng. "Aku nggak apa-apa. Cuma ... lapar." Dia mencari-cari alasan.Tentu saja Luis tidak memercayainya.Mereka baru saja makan siang dan sekarang hari bahkan belum benar-benar malam. Mana mungkin Anggi sudah lapar?"Kalau begitu, suruh siapkan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 198

    Anggi mengangguk menyetujui, "Benar, kita memang benar-benar ditakdirkan bertemu."Aska menyesap tehnya, lalu menatapnya. "Putri masih mengingat hamba, itu sudah menjadi sebuah keberuntungan besar bagi hamba.""Nggak, saat tahu itu kamu, aku ...." Anggi tiba-tiba menampakkan ekspresi lembut. Dia memandang Aska dengan penuh perhatian. "Ada beberapa hal yang membuatku bingung. Aku berharap kamu bisa membantuku menjawabnya."Kling ....Cangkir teh yang diletakkan di atas meja, mengeluarkan suara jernih. Aska berkata, "Putri ingin menanyakan tentang masa depan kediaman ini, bukan?"Anggi tertegun sejenak, lalu mengangguk. "Ya." Entah mengapa, hanya dengan menyebutkannya saja, hatinya langsung berdebar dan gelisah.Anggi penasaran, tapi juga takut mengetahuinya."Masa depan ... bintang takdirnya masih suram, belum terlihat jelas," jawab Aska perlahan sembari menatap Anggi. "Apa lagi yang ingin Putri ketahui?"Mata pria itu hitam pekat dan dalam seperti sumur yang tak berdasar. Aska yang men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status