Share

Bab 302

Author: Lilia
Hari berikutnya, Mina dan Naira datang untuk melayani. Wajah mereka berseri-seri dengan ekspresi bahagia yang sudah lama tak terlihat.

Anggi sangat mengenali ekspresi itu. Itulah ekspresi yang pernah dia lihat saat pertama kali memiliki momen intim dengan Luis.

Meskipun mereka belum sepenuhnya menyatu, kedekatan fisik saat itu sudah cukup intim, bahkan mereka meminta air sesudahnya.

Saat itu juga, Mina dan Naira tampak begitu senang, sama seperti sekarang.

Sudahlah, kamar kedua pelayan ini berada sangat dekat. Wajar saja kalau mereka bisa mendengar sesuatu. Hanya saja, saat Anggi menatap mereka berdua, dia tetap merasa sangat malu. Sungguh memalukan.

Karena Luis telah memerintahkan untuk tidak lagi mengejar Wulan, maka selama beberapa hari berturut-turut, tidak ada kabar apa pun mengenai Wulan.

Sampai hari ini, seorang pengemis datang ke gerbang Kediaman Putra Mahkota dengan membawa sepucuk surat. Katanya, seseorang memintanya untuk menyerahkan surat itu kepada Putra Mahkota.

Tentu saj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Cut Sylviana
pasti gr2 liontin nih
goodnovel comment avatar
Yuni Bibah Deha
spertinya wulan mu merayu pangeran
goodnovel comment avatar
fadil anggara
langsung bunuhh ajaaaa si wulan keparattt..... jgn smpe luis masuk jebaknx
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 556

    "Anggi ... jangan pergi." Dia menggenggam tangan Mina erat-erat.Mina membelalak kaget. 'Yang dia panggil barusan ... Anggi. Jadi benar, orang yang ada di hati Tuan Aska adalah Putri Mahkota.'Sebagai pelayan pribadi Anggi, Mina tahu jelas bahwa Anggi sama sekali tidak tahu perasaan Aska terhadapnya. Rahasia sebesar ini membuat tubuh Mina seketika lemas dan pikirannya kacau.Pada saat bersamaan, Pati sudah kembali dengan membawa es. Mina mencoba melepaskan genggaman erat tangan Aska, tetapi tidak berhasil. Dia menggenggam Mina terlalu kuat.Tiba-tiba Pati berlutut dengan satu lutut di depan Mina dan berkata, "Nona Mina, kumohon, tolonglah majikanku. Kebaikanmu ini pasti akan kubalas di kemudian hari."Mina benar-benar linglung. Dulu, orang yang pernah menyatakan cinta padanya kini justru memohon agar dia menolong Aska.Demi Anggi, dia rela memberikan tubuhnya untuk membantu Aska. Namun, mendengar permintaan itu keluar dari mulut Pati, rasanya tetap sulit diterima. Ada perasaan aneh yan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 555

    Sura mengentakkan kaki dengan marah. Dia melemparkan tatapan tajam pada Pati, lalu pergi dengan amarah yang membara.Pati terlihat sangat menyesal. Dia membungkuk ke arah Luis dan Anggi, lalu meminta maaf dengan tulus, "Mohon Putri Mahkota memaafkan. Hamba ... hamba benar-benar nggak bermaksud."Anggi mengangkat tangan, memberi isyarat agar dia tidak perlu bicara lagi.Dilihat dari sifat Aska, dia pasti akan bertanggung jawab atas kejadian ini. Orang seperti dirinya yang bersih dan menjauhkan diri dari duniawi, memang tidak cocok bersama pelayan biasa. Setidaknya, Mina tahu membaca dan menulis, juga pernah diajari seni seperti musik, catur, kaligrafi, dan lukisan ....Anggi tidak berani berpikir lebih jauh. Semakin dipikirkan, dia semakin merasa bersalah pada Aska, juga pada Mina.Seandainya saja saat itu dia tidak pergi keluar bersama Aska ... mungkin semua ini tidak akan terjadi."Anggi, kamu nggak perlu menyalahkan diri sendiri," Luis menenangkan sambil memeluknya. Dia juga memberi

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 554

    "Nggak! Kamu bukan suamiku, kamu itu Kak Aska! Jangan lancang, lepaskan aku!" Teriakan Anggi membuat hati Luis seolah tertusuk.Sambil memeluk tubuh gadis itu erat-erat, Luis melangkah keluar dari kamar dengan penuh kesedihan.Begitu dia pergi, Sura baru berani masuk ke dalam pondok. Saat melihat Aska tergeletak dengan dada terbuka, napas Sura langsung tercekat.'Putri mahkota dan Tuan Aska ... Mereka berdua ... apa mereka sudah ...?'Meski situasinya tidak bisa dipastikan, pemandangan ini sangat menyiratkan hal itu. Tempat ini juga sama seperti dulu. Di sinilah Satya pertama kali melancarkan penghinaan besar itu. Kali ini, dia benar-benar keterlaluan!Sura segera menyuruh orang untuk mengangkat Aska ke dalam kereta kuda.Saat mereka tiba, Mina langsung bertanya dengan cemas, "Bagaimana dengan Putri Mahkota? Lalu Tuan Aska ... kenapa dia?"Sura menunduk dan menjawab, "Mereka ....""Kenapa? Apa yang terjadi?"Sura bingung harus bagaimana menjelaskannya. Hal seperti ini ... bagaimana dia

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 553

    Aska tersenyum pahit. "Kamu ikat saja aku."Dalam pikirannya yang mulai kabur, gadis itu seakan sedang menggoda dirinya. Anggi tersenyum manja, seolah sengaja ingin memikatnya.Anggi pun mulai mengucapkan hal-hal yang tak karuan, "Tuan Aska, ini cuma sandiwara. Kenapa kamu malah menatapku dengan senyum mesum seperti itu? Menjauh dariku!"Aska tertegun.Mungkin karena tubuhnya yang sudah lama terasa dingin, dia masih bisa menahan diri sedikit lebih lama. Akan tetapi, Anggi jelas tidak akan bertahan terlalu lama lagi."Anggi, ikat aku sekarang," bisik Aska dengan napas berat.Anggi menatap Aska. Entah mengapa, wajah itu seolah-olah berubah menjadi wajah Luis."Suamiku ...," bisiknya, kemudian langsung menerjang dan memeluk Aska erat-erat.Aska langsung terpaku."Anggi, sadar ... aku ini Aska. Cepat ... ikat aku!" serunya panik.Aroma tubuh gadis itu yang lembut dan manis, menguar tepat di pelukannya. Bagi seorang pria yang hampir kehilangan kendali karena efek obat kuat, ini jelas ujian

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 552

    Anggi berkata, "Aku juga sudah menaburkan bubuk pelacak."Sambil berbicara, dia mulai memeriksa sekeliling. "Lalu nanti aku harus mengikatmu dengan apa?"Aska tersenyum, lalu melepaskan ikat pinggangnya sendiri. "Gunakan ini saja nanti."Sekarang memang tidak ada pilihan lain. Hanya itu yang bisa dipakai. Saat mereka berbicara, tubuh keduanya sudah mulai memanas.Duk! Duk! Duk!Tiba-tiba, pintu digedor keras. Anggi sontak berseri, menyangka Luis sudah datang.Namun, suara yang terdengar malah suara Satya yang lantang berteriak, "Anggi, dengar baik-baik! Kali ini aku nggak sebodoh dulu, nggak akan kubiarkan kamu menaburkan bubuk pelacak lagi demi menarik Luis datang ke sini!"Satya tertawa dingin, lalu melanjutkan, "Tapi, sekarang aku sudah mengirim orang ke ibu kota, menyampaikan bahwa kalian berdua ada di tempat ini. Dengan jarak pulang-pergi dari sini ke tempat itu, saat itu kalian pasti sudah selesai berhubungan!""Satya, kamu benar-benar nggak tahu malu!""Nggak tahu malu?" Satya t

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 551

    Pada akhirnya, satu-satunya pilihan bagi Aska adalah berpihak padanya. Kalau tidak, dia takkan punya jalan keluar untuk bertahan hidup.Namun, Aska bukan orang bodoh. Dia segera memerintahkan seseorang untuk mengambil obat perangsang yang sangat kuat. Pasukan berpakaian hitam itu pun memaksa Anggi untuk meminumnya.Kemudian, botol itu diserahkan kembali pada Aska. "Tuan Aska, kalau kamu berani menenggak obat ini, barulah aku akan percaya kamu bersungguh-sungguh.""Baik."Aska menundukkan kepala. Sorot matanya sekilas menunjukkan kebengisan, lalu mengulurkan tangan dan menenggak obat itu sampai habis."Bagus, sangat bagus. Sepertinya Tuan Aska benar-benar menyukai wanita itu. Anggap saja ini hadiah dariku untukmu."Satya bertepuk tangan sambil tertawa. "Kunci mereka!"Seketika itu juga, keduanya dikurung dalam sebuah rumah bambu."Tuan, Luis pasti akan mencium gelagat ini. Kalau nanti dia datang ...." Pemimpin pasukan berpakaian hitam berbicara penuh kekhawatiran.Satya menoleh padanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status