Share

11. Inferiority

Setelah permainan bola itu usai Darcel mengantar Daxton ke ruang perawatan kesehatan sekolah untuk mengobati lutut anak lelaki itu.

"Bagaimana, Daxton? Apa lututmu masih sakit?" tanya Darcel menatap Daxton yang lututnya baru selesai diobati oleh Dokter pihak Evanest School.

Daxton tersenyum. "Aku sudah tidak apa-apa, ini sama sekali tidak sakit."

Darcel membalas senyum itu lalu menganggukkan kepala, "Kau tadi bermain bola dengan sangat keren, Daxton," ucap Darcel memuji Daxton sembari mengacungkan jempolnya.

"Terima kasih, tapi kau lebih keren karena bisa menendang ke gawang tim merah," balas Daxton membuat Darcel terkekeh.

"Ya, ya terima kasih tapi itu juga berkat operan darimu, Daxton."

Kini suasana mendadak hening, Daxton yang tenggelam dalam pikirannya dan Darcel yang juga sama-sama tenggelam dalam pikirannya sendiri, mengingat ucapan dari Eisen saat tadi Darcel hendak menghampiri Daxton yang jatuh dan lututnya terluka.

Kadang Darcel terheran-heran atas setiap kata yang diucapkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status