Share

Bab 15

Dari segi latar belakang ataupun bisnis, Ashton tentu tidak sebanding dengan keluarga besar seperti Keluarga Lestari. Akan tetapi, dari segi status dan posisi, dia sama sekali tidak kalah dari Pak Jerremy.

Bagaimanapun juga, setiap orang akan jatuh sakit. Pak Ashton adalah dokter nomor satu yang diakui oleh Kota Jenggala. Ada banyak orang kaya dan berkuasa dalam lingkaran itu yang pernah meminta untuk diobati olehnya sehingga mereka sangat menghormatinya.

"Pak Jerremy, kali ini aku datang mengganggumu. Aku ingin melakukan pemeriksaan ulang kepadamu," ujar Pak Ashton sambil menangkupkan tangannya dan tersenyum.

Setengah bulan yang lalu, penyakit Pak Jerremy mendadak kambuh. Dia merasa sesak di bagian dada dan kesulitan bernapas.

Setelah itu, Pak Ashton yang bertindak untuk mengobati penyakit Pak Jerremy.

Pada saat itu, mereka sepakat untuk melakukan pemeriksaan ulang setengah bulan kemudian. Jika tidak ada masalah dalam pemeriksaan ulang kali ini, itu artinya penyakitnya sudah sembuh total.

"Pak Ashton, sudah merepotkanmu."

"Pak Jerremy, kamu sudah sungkan. Ini adalah pekerjaanku."

Setelah saling berbicara sungkan untuk sesaat, Pak Ashton mengisyaratkan Pak Jerremy untuk duduk. Kemudian, dia mulai memeriksa nadi Pak Jerremy dan mengamati wajah Pak Jerremy sesekali.

Raut wajahnya perlahan menjadi serius.

Melihat hal itu, Lukas seketika menjadi gugup. Dia sontak bertanya, "Pak Ashton, bagaimana kondisi ayahku?"

"Kondisi Pak Jerremy terlihat nggak terlalu baik. Dahinya berwarna keabu-abuan, wajahnya tampak keunguan. Ini adalah pertanda buruk," ujar Pak Ashton sambil mengernyitkan alisnya.

"Dahi keabu-abuan? Wajah keunguan?"

Lukas dan yang lainnya sontak terperanjat. Pandangan mereka pun langsung tertuju ke arah Owen.

Mereka mengingat dengan jelas bahwa Owen juga berbicara seperti itu barusan!

"Tapi, kalian juga nggak perlu khawatir. Denyut nadi Pak Jerremy sangat normal, seharusnya nggak ada masalah," ujar Pak Ashton dengan nada menghibur.

"Baguslah kalau begitu." Lukas dan yang lainnya diam-diam menghela napas lega.

Meskipun kesimpulan yang dikatakan Owen barusan sangat berbeda dengan Pak Ashton, mereka tentu lebih memercayai Pak Ashton yang merupakan dokter terunggul dalam negeri itu.

"Begini saja. Untuk menghindari terjadi sesuatu yang nggak terduga, aku akan menggunakan alat untuk memeriksa Pak Jerremy dengan teliti sekali lagi," ujar Pak Ashton dengan suara berat.

Lukas mengangguk dan berujar, "Baik, di atas ada alatnya. Semuanya adalah peralatan medis paling canggih."

Selanjutnya, Pak Asthon, Lukas, dan yang lainnya naik ke atas bersama-sama. Theresa juga ikut naik karena mengkhawatirkan kondisi kakeknya.

Hanya Owen sendiri yang berdiri di aula utama dengan canggung. Dia merasa serba salah, antara pergi atau tidak.

Tidak lama kemudian.

Pemeriksaan selesai. Pak Asthon, Lukas, dan yang lainnya turun dari atas.

"Pemeriksaan barusan, semuanya terlihat normal. Mungkin, aku sudah berpikir berlebihan. Kondisi wajah Pak Jerremy memang kurang baik, itu mungkin karena kekurangan energi dan darah. Aku akan membukakan resep obat untuk menutrisi energi dan darah. Coba diminum selama beberapa hari dulu."

Selesai membukakan resep untuk Pak Jerremy, Pak Ashton pun berpamitan dan hendak pergi.

Pak Jerremy tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi rasa sakit yang besar seketika menyerang jantungnya. Kemudian, dia batuk dengan sangat keras, matanya menjadi gelap, dan langsung terjatuh ke lantai.

"Ayah, ada apa denganmu?"

Lukas tampak sangat terkejut dan bergegas memapah ayahnya. Saat ini, dia baru menemukan bahwa ayahnya memejamkan kedua mata dan sudah pingsan.

"Pak Ashton, ada apa ini? Kenapa kakekku mendadak pingsan?" tanya Theresa dengan ekspresi panik.

"Ini …. nggak seharusnya begini. Kalian jangan panik dulu, aku akan memeriksa nadinya lagi."

Pak Ashton juga sangat terkejut. Dia pun bergegas berjongkok untuk memeriksa nadi Pak Jerremy.

Denyut nadi Pak Jerremy yang awalnya kuat dan normal, entah sejak kapan berubah menjadi lemah dan kacau. Bahkan, detak jantungnya juga ikut melemah dan ada bahaya yang mengancam nyawanya kapan saja.

"Kondisi Pak Jerremy sangat buruk. Bawa kemari jarum, aku akan menusukkan beberapa jarum untuknya."

Pak Ashton memang layak menjadi dokter terunggul dalam negeri. Dia tetap tenang meski dalam situasi menegangkan. Setelah menerima sekotak jarum perak yang diberikan oleh asistennya, dia pun mulai melakukan teknik akupunktur untuk Pak Jerremy.

Teknik gerakan tangannya sangat terampil. Jarum pertama ditusukkan di titik akupunktur Neiguan, jarum kedua ditusuk di titik akupunktur Shenmen ….

"Tunggu sebentar! Kamu nggak bisa melakukan akupunktur seperti itu. Kamu akan membunuh Kakek Jerremy kalau seperti itu."

Tepat saat Pak Ashton hendak menusukkan jarum kedua, Owen yang berdiri di samping mendadak berteriak untuk menghentikannya.

"Kamu siapa?" tanya Pak Ashton sambil melirik Owen dengan ekspresi kesal.

Dia merasa bahwa bocah tengik seperti Owen tidak seharusnya meragukan kemampuannya.

"Menurutku, jarum pertama seharusnya ditusuk ke titik akupunktur Zhanzhong, jarum kedua di titik akupunktur Shenque …."

Sebuah gambar titik akupunktur tubuh manusia muncul di benak Owen, lalu dia pun mengucapkannya tanpa sadar.

"Apa? Titik akupunktur Zhanzhong? Titik akupunktur Shenque?"

Kedua titik akupunktur ini adalah titik mematikan di dalam ilmu pengobatan tradisional. Begitu ditusuk, siapa pun juga tidak bisa menyelamatkannya!

Sebenarnya, dia ingin menyelamatkan orang atau membunuh orang?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status