Share

Tawa Lala

"Bagaimana jika kita makan siang dulu?"

Satria memecah hening, sejak keluar pemakaman Lala memang hanya diam menatap jalanan, berkali-kali aku coba hibur, namun dia bergeming.

"Ah, mama juga lapar deh om Tri, kayaknya perlu di ini juga perut ini." Aku juga ikut mencairkan suasana, meski mungkin selera makanku tak ada sekarang.

"Bagaimana ini, ada yang belum memberikan persetujuan nih mama Sri." Satria masih merayu

Lala melirik ke arah Satria, meski tak tersenyum.dia mengeser duduknya menatap ke depan.

"Kalau mama dan om Tri lapar, makan dulu saja, Lala nggak pengen makan apa-apa."

"Mana seru, kalau nggak makan sati, berarti nggak makan semua dong." Aku melipat tangan di dada.

"Mama juga nggak mau makan om Tri, nggak nafsu." Aku melirik Satria yang tersenyum seakan punya seribu cara membujuk Lala.

"Aduduh, perut aku sakit mama Sri..." Satria memegang perutnya dengan wajah di buat-buat, jelek sekali aktingnya.

"Sakit om Tri?" Aku ikut saja aktingnya yang kaku, mobil Satria bahkan berg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status