Share

Permintaan Wanita Hamil

Author: Wizi Febry
last update Last Updated: 2024-12-09 18:46:57

Sudah tiga hari semenjak pertengkaran mereka pagi itu, Reno tidak pulang ke rumah. Pria itu bahkan tidak memberikan kabar apapun pada istrinya.

Sera sendiri perlahan sudah mulai masa bodoh dengan suaminya, mau Reno pulang atau tidak semua itu sama sekali tidak membuatnya pusing. Fokusnya saat ini hanya ingin mengurus putra semata wayangnya, memberikan yang terbaik pada laki-laki berusia 5 tahun itu.

Febian Reno Dirgantara, anak semata wayang dari pernikahan Sera dan Reno. Terlahir memiliki keterbatasan membuat Sera selama 5 tahun ini fokus untuk kesembuhan putranya agar Febian bisa seperti anak yang lain.

Anaknya yang malang, Sera mengusap kepala sang putra dengan lembut. Tepat 5 tahun yang lalu, kehadiran anak itu sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga Reno. Terlebih saat mereka tahu jika anak yang dilahirkan oleh Sera adalah laki-laki.

Namun saat hari bahagia itu tiba, kenyataan pahit justru datang menghampirinya. Putra yang baru dilahirkan divonis oleh dokter menderita penyakit down syndrom.

"Kamu harus kuat sayang. Ibu yakin, suatu saat kamu akan sembuh dan tumbuh seperti anak-anak yang lain," gumam Sera mengecup kening putranya.

Sera tahu kesempatan untuk sembuh hanya seujung kuku, tapi dia tidak akan menyerah. Dia percaya pada doa dan juga takdir, setiap malam dia selalu berdoa agar Tuhan merubah takdir putranya menjadi lebih baik dari saat ini.

Rasa kantuk mulai menyerang, Sera berbaring di samping sang putra. Wanita itu sendiri tidak tahu berapa lama dia sudah tertidur, namun tengah malam dia terbangun saat merasakan tubuh putranya terguncang.

"Febian, kenapa sayang?" Sera panik, ia mendekap erat tubuh putranya. Tangan Sera meraba dahi Febian, suhu tubuh putranya sangat panas.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi?" Sera kalang kabut, dia bingung harus melakukan apa. 

Terbiasa mengurus Febian seorang diri, namun tetap saja dia sangat panik melihat putranya tiba-tiba saja kejang dan tubuhnya juga demam tinggi.

Sera berusaha untuk tetap tenang, menarik napas panjang-panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. Ia meraba sisi atas nakas, mencari letak ponsel miliknya yang dia letakkan sebelum tidur tadi. Tidak ada pilihan lain, dia harus menghubungi Reno meminta pria itu untuk segera pulang ke rumah.

Sementara itu, di rumah lain tepatnya di rumah mewah lainnya. Seorang wanita berdecak kesal saat ponsel suaminya terus berbunyi. Malam-malam seperti ini, dia menelepon dan menganggu istirahatnya.

Andin menoleh ke arah kamar mandi, Reno masih berada di dalam kamar mandi untuk membersihkan diri setelah kegiatan panas yang mereka lalui beberapa waktu yang lalu.

"Kenapa wanita sialan itu terus saja menelpon! Bikin kesal saja." Andin menggeser tombol merah, menolak panggilan yang terus saja masuk dari Sera. 

Satu buah pesan dikirimkan oleh wanita itu saat panggilannya ditolak. Dengan malas Andini membuka pesan yang dikirimkan oleh Sera untuk Reno. Istri pertama dari suaminya itu, mengabarkan jika putra mereka dibawa ke rumah sakit dan Reno diminta untuk segera menyusul Sera ke rumah sakit.

Andin yang tidak ingin berbagi Reno dengan Sera, menghapus pesan yang dikirimkan oleh wanita itu pada suaminya. Reno hanya miliknya, dan pria itu hanya boleh memperhatikan dirinya saja bukan orang lain. 

Dengan cepat Andin meletakkan kembali ponsel milik Reno ke tempat semula, ia tersenyum saat pria itu keluar dari dalam kamar mandi dengan rambutnya yang basah.

"Sayang, kamu belum tidur?" tanya Reno saat melihat istrinya masih terjaga, dia pikir Andin sudah tertidur pulas karena kegiatan panas mereka tadi.

"Aku belum ngantuk Mas. Aku mau dipeluk, aku tidak mau jauh-jauh dari kamu Mas." ia merentangkan tangan meminta Reno untuk memeluknya.

Reno tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan ibu hamil itu. Memang wanita hamil terlihat sangat manja dan selalu ingin diperhatikan, saat Sera dulu hamil juga sikapnya sama seperti Andin ingin dimanja-manja dan selalu ingin berada di dekatnya.

"Mas, jangan tinggalin aku ya," lirih Andin semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Reno.

"Sayang, tentu saja aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku sangat mencintaimu, terlebih kamu mengandung anakku." Reno mencubit pelan hidung sang istri.

"Aku hanya takut saja Mas. Aku takut Sera masih belum bisa menerima kehadiranku dan bayi kita, aku takut jika dia sampai berpikir untuk mencelakai aku dan bayi kita karena rasa sakit hatinya."

"Sera tidak akan pernah berani melakukan hal itu semua padamu sayang." 

"Apa kamu yakin Mas? Sera tidak akan pernah berani menyakiti aku dan bayi kita?" Andin mendongak, menatap suaminya dan Reno membalas pertanyaannya dengan anggukan kepala pelan.

"Di depanmu saja dia sudah berani menyakitiku dan hampir mencelakai bayi kita. Aku tidak ingin berpikir negatif tentang orang lain, tapi melihat sikapnya kemarin membuatku sangat takut padanya."

"Kamu jangan takut sayang. Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun untuk menyakitimu dan juga bayi kita, termasuk juga Sera."

Andin tersenyum, dia kembali memeluk tubuh suaminya dengan erat. Kini dia benar-benar telah berhasil mendapatkan Reno seutuhnya, dan dia akan membuat pria itu melupakan apapun tentang Sera. 

"Mas, boleh aku minta sesuatu padamu. Ini permintaan bayi kita."

"Katakan saja sayang, apa yang kamu inginkan?" tanya Reno.

"Aku ingin pindah ke rumah yang di tempati oleh Sera. Aku ingin kita yang tinggal di sana," jawab Andin dengan enteng.

"Sayang, itu tidak mungkin terjadi," tolak Reno.

"Memangnya kenapa Mas?" Andin mengerucutkan bibirnya, "kamu tidak sayang aku lagi Mas."

"Bukan begitu sayang. Tapi kamu tahu sendiri kan saat ini rumah itu Sera yang menempati, dia tidak akan mungkin mau untuk pindah dari rumah itu."

Andin kesal, selalu saja Reno masih ingin membela Sera. Lagian apa susahnya sih mengabulkan keinginannya, minta saja Sera untuk pindah ke rumah yang mereka tempati sekarang dan dia yang pindah ke rumah yang d tempati oleh Sera.

"Sayang, kamu jangan marah dong." Reno berusaha membujuk istrinya yang kini sedang merajuk.

"Sudahlah Mas, memang sampai kapan pun aku ini tidak akan pernah menang dari Sera. Selamanya aku tetap akan menjadi yang kedua bagimu walaupun aku akan melahirkan anak yang sehat dan juga normal untukmu. Tidak seperti Sera yang melahirkan anak cacat dan membuat kamu malu!" kesal Andin berbaring dan membelakangi Reno.

Reno menghela napas berat, sangat sulit untuk membujuk wanita yang sedang merajuk. Reno ingin Andin melahirkan bayi yang normal, dan dia tidak mau sampai kemarahan Andin mempengaruhi kehamilan wanita itu.

"Kamu jangan marah lagi ya. Besok aku akan bicara sama Sera, kamu bisa pindah ke rumah yang di tempati oleh Sera."

Andin tersenyum, ia berbalik menatap wajah suaminya, "Kamu serius kan, Mas?"

"Iya sayang. Demi kamu dan bayi kita, apapun aku akan turuti."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Tugas Untuk Asi

    Andini berjalan mondar-mandir di dalam kamar, menunggu kembalinya Reno setelah dia menceritakan pada pria itu tentang Sera yang dia lihat bersama seorang pria.Tidak hanya menuduh tanpa bukti, Andini juga menunjukkan foto-foto kebersamaan Sera dengan Adrian pada Reno. Bagaimana pria itu memeluk Sera dan menenangkan wanita itu, terlihat sangat jelas jika Adrian menyukai Sera."Mas, kamu sudah bicara dengan Sera?" tanya Andini, dia langsung menghampiri Reno ketika melihat pria itu masuk ke dalam kamar."Aku tidak ingin membahas tentang Sera, Andini," jawab Reno, ia merebahkan kepalanya di sofa memijit keningnya yang terasa sangat pening. Perubahan sikap Sera sungguh membuatnya tidak tenang."Mas ...." Andini menghampiri Reno, ini tidak seperti yang ia harapkan. Dia ingin melihat Reno memarahi Sera, bahkan sampai pria itu menceraikan wanita tersebut karena dianggap sudah berkhianat."Semua bukti sudah jelas jika Mbak Sera diam-diam menjalin hubungan dengan dokter itu di belakangmu. Aku m

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kamu Selingkuh

    Sera menatap penampilan dirinya di cermin, hidupnya sekarang telah berubah 180 derajat. Dia yang dulu telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk suami dan keluarganya sama sekali tidak dihargai. Sekarang, tidak ada lagi yang ingin dia pertahankan lagi. Cintanya telah terkubur bersama dengan jasad Febian di dalam tanah. Selangkah lagi, semuanya akan segera terwujud Sera akan membalas orang-orang yang sudah menyakiti dirinya."Sera!" panggil Reno, pria itu masuk ke dalam kamar dengan menampilkan wajah marah."Kenapa Mas?" jawab Sera santai.Reno menatap penampilan istrinya dari atas sampai bawah, akhir-akhir ini dia memang sudah sangat jarang sekali menghabiskan waktu bersama dengan Sera, kehamilan Andini menyita lebih banyak waktunya."Apa seperti ini kelakuanmu di belakangku Sera. Diam-diam kamu sudah mengkhianati pernikahan kita!" Reno masih belum memutuskan pandangannya dari Sera, penampilan istrinya sudah sangat jauh berbeda dari biasanya dan Reno baru menyadari semua itu sekarang.

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Tantangan

    Hidangan makan malam sudah tersedia di atas meja, Andini memanggil Reno untuk mengajak pria itu makan malam bersamanya. Makanan yang terlihat mengunggah selera, Andini sudah tidak sabar untuk segera mencicipi masakan Sera tersebut."Mas, semua ini aku yang masak untukmu. Aku harap kamu suka dengan masakanku," kata Andini tersenyum malu-malu, mengakui apa yang di masak oleh Sera sebagai masakannya."Terima kasih sayang. Kamu memang yang terbaik." Reno memuji karena dia tahu selama mengenal Andini, wanita itu memang sangat pintar memanjakan perutnya.Selain karena Andini cantik, wanita tersebut pintar dalam segala hal. Andini wanita mandiri dan juga pekerja keras, tak hanya itu saja Andini sangat pandai perihal masalah rumah tangga dia pintar memasak, terlebih urusan ranjang. Reno menganggap jika wanita itu bisa dikatakan nyaris sempurna. "Pih, makanan apa ini Andini? Rasanya sangat asin dan sangat tidak enak sekali." Reno melepeh makanan yang sudah masuk ke mulutnya."Mas, kamu yakin?

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Penolakan

    "Kamu darimana saja Mas?" Andini menatap Reno dengan kesal, sejak tadi dia sudah menunggu pria itu pulang tapi Reno malah mengabaikan dirinya."Aku lelah Andini. Di kantor banyak sekali pekerjaan, setelah mengantar Sera ke psikiater aku kembali ke kantor. Ada beberapa klien yang tiba-tiba membatalkan kerjasama dengan perusahaan kita." Reno membuang tas kantornya begitu saja, ia membuka kemeja yang melekat di tubuhnya. Sungguh hari ini hari yang sial baginya, bagaimana bisa mereka yang selama ini jadi klien tetap perusahaannya tiba-tiba membatalkan kerjasama secara sepihak. Pembatalan kerjasama yang tentunya membuat perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar. Reno bahkan tidak pernah berpikir jika dia akan berada di fase sekarang karena selama ini bisnisnya selalu lancar dalam segala hal baik masalah klien ataupun masalah penjualan di bagian pemasaran."Iya sudah sih Mas, kamu tidak perlu memikirkan tentang hal itu. Kamu bisa mencari klien lain." Andini berucap santai, meng

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Ingin Kembali

    "Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan Sera?"Wanita berlesung pipi itu bernama Dara, ia menatap curiga ke arah sahabatnya, dia tahu Sera bukanlah orang yang mudah menyerah dengan kekalahan. Akan tetapi, ia penasaran dengan apa yang ingin dilakukan oleh wanita itu pada Reno dan juga selingkuhannya. Apakah Sera akan membalas perbuatan orang-orang yang telah menyakiti hatinya. "Aku akan membuat hidup Mas Reno dan juga Andini hancur sama sepertiku. Aku tidak akan membuat satu hal pun tersisa di dalam hidup Mas Reno." Sera menghela napas panjang, sebenarnya ini tidak seperti rencana awalnya."Awalnya aku ingin bercerai dengan Mas Reno. Tapi saat ini hal itu tidak mungkin bisa aku lakukan." Dara mengerutkan keningnya, "Kenapa?" tanyanya heran."Karena sekarang aku sedang hamil," jawab Sera. "Ha-hamil?" Dara nampak kaget.Sungguh Sera sendiri tidak menyangka jika dia akan hamil anak kedua dari Reno. Sebulan yang lalu hubungan mereka baik-baik saja, Reno masih menjadi suami yang baik

  • Pembalasan Istri Penurut yang Mendadak Dimadu   Kemarahan Andini

    "Arrgggh!" Andini berteriak keras, meluapkan segala rasa sakit hati yang sejak tadi pagi dia tahan.Wanita itu ... Dia benar-benar ingin menguji kesabaran Andini. Sera dengan begitu mudahnya mendapatkan uang satu Milyar dari Reno dan karena uang yang Reno berikan untuk Sera dia harus menunda keinginannya untuk membeli perhiasan yang dia inginkan."Minum dulu Nona." Seorang pelayan menyodorkan segelas air putih untuk Andini dan dengan cepat wanita hamil itu menyambar minuman yang diberikan untuknya. "Aku benci wanita itu!" Andini meletakkan gelas bekas air minumnya dengan kasar di atas meja nakas."Nona Andini harus sabar. Kita tidak boleh gegabah, Nyonya Sera tidak selemah yang Nona lihat."Andini memandang pelayan di depannya, kini dia telah berada di rumah. Pulang dari kantor Reno langsung mengantarnya ke rumah, setelah itu pria tersebut pergi mengantar Sera entah kemana."Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa lama-lama melihatnya lebih menang dariku. Kamu harus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status