Share

Keputusan

Author: Banyu Biru
last update Huling Na-update: 2022-10-18 08:15:52

Hujan deras yang mengguyur desa tidak membuat Dita menghentikan laju motor yang sedang ia kendarai. Wanita itu sengaja membiarkan tumpahan air langit malam itu mengguyur tubuhnya. Berharap akan meluruhkan rasa sakit yang sedang ia rasakan dan meredam tangis pilu yang tidak dapat ia tahan lagi. 

Takdir benar-benar sedang bermain dengannya. Setelah langkahnya hampir sampai pada titik dimana Dita akan menggapai semua impian yang selama ini ia ukir untuk keluarga kecilnya, semesta ternyata berkata lain. Impian itu hancur, melebur bersama kecewa dan luka tak kasat mata yang mengaga begitu besar. Rasanya sangat perih. Sekuat apa pun Dita mempersiapkan diri untuk hari ini, tetap saja tangis kekecewaan itu tak kuasa ia bendung. 

Diamnya Bimo menjadi jawaban untuk Dita. Tidak ada penjelasan yang pria itu berikan. Hatinya benar-benar hancur dan Bimo telah behasil membuat kepingan itu bertaburan.

“Dita!” teriak Lasri yang berhasil membuat suaminya yang ada di dalam kamar segera keluar meghampiri wanita itu. 

"Dita kenapa, Las?” tanya Dedi pada istrinya. 

“Eggak tahu, Kang, pas aku buka pintu dia langsung jatuh. Bawa dia ke kamar, Kang.” Pasangan itu segera membawa Dita ke kamar wanita itu. 

Selama beberapa hari ini, Dita tinggal di rumah Lastri, kerena Dita memang tidak mempunyai sanak saudara atau teman dekat yang lain di sana. Yang ia punya hanyalah Bimo dan keluarga pria itu. Lastri juga yang telah menjemput Dita di bandara. 

*

Sang mentari telah menyapa dengan cahayanya yang menghangatkan. Sinarnya memantulan buliran air hujan yang menggenang di kelopak bunga yang menghiasi halaman samping rumah Lastri. Tepat di dekat kamar yang Dita tempati. Dita menatap bunga mawar yang sedang bermekaran dengan indah tersebut.

“Bahkan mawar yang indah sekali pun akan layu pada waktunya,” gumam Dita. Wanita itu kembali memasukan pakaian dan beberapa barang ke dalam koper miliknya.

“Apa kamu yakin akan pergi secepat ini, Ta?” tanya Lastri. Wanita itu sedang menemani sahabatnya. 

Lastri masih belum tahu apa yang terjadi malam tadi antara Dita dan Bimo, karena sahabatnya itu masih belum mau bercerita. 

“Tidak ada yang bisa aku harapkan lagi di sini, Las. Desa ini sekarang sudah menjadi tempat yang memberikan kenangan buruk untukku,” imbuh Dita. 

“Ta, ak—”

“Aku sudah memaafkan kamu, Las. Aku tahu kamu punya alasan kenapa melakukan itu. Aku hanya ingin pergi untuk menyembuhkan lukaku,” pungkas Dita. Ia tahu apa yang akan Lastri katakan. 

Dita tersenyum getir menatap beberapa barang yang sudah wanita itu kemas untuk ia bawa ke rumah mertuanya. Itu adalah oleh-oleh yang sudah Dita siapkan untuk keluarga Bimo. Terlepas dari apa yang terjadi, Dita tetap akan memberikan  apa yang sudah ia siapkan.

Malam tadi sebelum pergi dari rumah Bimo, Dita mengatakan jika hari ini ia akan berkunjung ke rumah mertuanya untuk berpamitan. 

*

Dita masih mengendarai motor seorang diri. Jarak dari Rumah Lastri ke rumah Bimo hanya 10 menit saja menggunakan kendaraan roda dua tersebut, karena mereka memang tinggal di desa yang sama. Hanya berbeda kampung saja. 

Kedua orang tua Bimo dan kedua adik pria itu sudah berkumpul di rumah orang tua Bimo, termasuk Bimo dan Nadiya. Dita masuk setelah dipersilakan oleh si empunya rumah. 

“Sebelumnya saya minta maaf tidak memberitahu tentang kepulangan saya ke sini. Tadinya saya ingin memberikan kejutan untuk A Bimo, tetapi malah saya yang mendapat kejutan,” imbuh Dita dengan senyum yang terulas di bibirnya. Semua yang ada di sana hanya diam dengan wajah tegang. “Bu, Pa, mungkin A Bimo sudah cerita tentang kedatangan saya malam tadi. Maaf jika selama ini ternyata saya tidak bisa menjadi menantu yang baik untuk kalian. Saya tidak akan meminta penjelasan ataupun alasan kenapa kalian semua menyetujui pernikahan itu dan menyembunyikannya dari saya," sambung Dita.

“Bukankah laki-laki tidak masalah kalau mempunyai istri lebih dari satu? Kamu juga tahu, ‘kan, Dita? Bimo di sini harus mengurus anaknya seorang diri. Dia juga butuh pendamping untuk mengurus dirinya dan putri kalian,” sanggah Mirna, ibu Bimo.

“Bu!” tegur Agus, suami wanita itu, tetapi tidak diindahkan oleh istrinya. “Mafkan kami yang gagal mendidik Bimo dengan baik, Nak,”  ucap  pria paruh baya itu dengan penuh sesal sembari menata Dita dengan rasa bersalah.

Rasanya Dita ingin menangis, meraung, dan berteriak. Kalimat yang diucapkan ibu mertuanya sungguh diluar dugaan Dita. Bimo rupanya mendapat dukungan dari sang ibu untuk menikah dengan Nadiya. Rasa sakit dan kecewa itu semakin besar. Puluhan busur panah menghujam hati Dita. Setetes air berhasil lolos dari kelopak mata wanita itu. Segera Dita menyekanya. Membalas ucapan ibu mertuanya pun rasanya percuma.

Apakah wanita paruh baya itu tidak bisa membayangkan, bagaimana jika suaminya melakukan hal yang sama dengan apa yang  putranya lakukan? Atau, bagaimana jika putrinya diperlakukan sama oleh suami mereka? Apakah wanita paruh baya itu bisa terima dan akan tetap mengucapkan kalimat yang dia ucapkan tadi?

"Nadiya." Dita menatap wanita yang duduk si samping ibu mertuanya. "Selamat. Kamu tidak usah khawatir, karena aku tidak akan meminta A Bimo untuk memilih salah satu diantara kita ataupun berbagi cinta dengan kita. Selamat, Nadiya. Kamu sudah berhasil menghancurkan rumah tangga yang susah payah aku pertahankan." Nadiya tidak berani menatap Dita. 

"Baguslah. Jadi, Bimo bisa fokus  hanya dengan satu istri dan anak-anaknya," celetuk Mirna. 

"Bu!" 

Kembali Agus menegur istrinya. Bagaimanapun putra mereka tetap salah dalam hal ini dan pria paruh baya itu tidak membenarkan sama sekali. 

"Izinkan saya membawa Devina ikut bersama dengan saya, A," pinta Dita pada Bimo. 

"Tidak bisa! Devina adalah cucuku dan aku tidak rela jika cucuku ikut bersama kamu, Dita," tukas Mirna. "Bimo, ingat, ya! Apa pun yang terjadi Devina tidak boleh pergi dari desa ini!" tegas Mirna sembari menatap putranya. 

"Iya, Bu. Bimo tidak akan membiarkan siapa pun membawa Devina." 

BUM

Bom itu kembali meledak dan meluluhlantakkan harapan Dita satu-satunya. Luka yang masih menganga di hatinya seperti ditaburi garam, lalu disiram oleh perasan air jeruk nipis diatasnya. Perih dan sangat menyakitkan. 

"A Bimo, apa semua ini masih kurang? Aku hanya meminta Devina ikut bersamaku," ucap Dita dengan lirih. Wanita itu menatap penuh harap pada pria yang duduk di depannya. Namun, Bimo menggeleng dengan tegas. 

"Aku yang merawatnya selama 4 tahun ini. Aku juga yang akan merawatnya sampai nanti aku akan melepaskan tanggung jawabku pada pria yang menjadi suaminya kelak," pungkas Bimo. 

Bimo benar-benar telah berhasil menghancurkan Dita sehancur-hancurnya.

Dita tidak mempermasalahkan tentang semua uang yang telah wanita itu berikan untuk Bimo. Bahkan, Dita juga merelakan istana yang ia bangun dengan jerih payahnya selama ini untuk ditempati oleh Bimo dan Nadiya. Dita hanya ingin Devina. Putri yang sudah sangat lama ia rindukan. Namun, itu pun tidak bisa ia dapatkan.

Bahkan Bimo tidak mengizinkan Dita untuk bertemu dengan Devina. Bercerai dengannya berarti Dita harus siap kehilangan semuanya. Termasuk Devina. 

"Kamu dengar, 'kan, Dita?" 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
RESTO MINI INDONESIA AND KOREA FOOD
pasti orang ini...️ hatinya julid mungkin dia GK punya rasa cinta yg tulus
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
matilah kau dita. terlalu lemot,menye2 dan tolol!! apakah kau dikurung di gudang bawah tanah selama jadi babu?? sehingga otak mu g berkembang
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Kebahagiaan

    Tidak selamanya manusia akan berkubang terus dalam kesedihan. Pasti akan ada masanya Tuhan memberikan tawa setelah tangis. Memang tidak berbalas seketika itu juga, tetapi pasti akan ada masanya untuk bahagia. Semua hal pahit sudah Dita lalui dan sekarang ia sedang memanen buah dari kesabaran dan keikhlasannya selama ini. Bukan berarti kesedihan dan masalah tidak akan menghampiri lagi, tetapi untuk saat ini, Dita ingin menikmati hadiah terindah tersebut.Mempunyai suami yang begitu mencintainya, mertua yang sangat menyayanginya dan dua buah hati dari cintanya bersama Daffin. Devina pun telah tumbuh menjadi gadis remaja yang pintar dan berprestasi di sekolahnya saat ini. Dia berhasil membuktikan janjinya pada papa sambungnya tersebut jika dia memang layak masuk dalam keluarga Daffin. Walaupun, Daffin tidak pernah menuntut putri sambungnya tersebut, tetapi Devina ingin membanggakan sang mama dan membuat dirinya berarti untuk orang-orang di sekitarnya. Neira juga tumbuh menjadi gadis y

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Kebenaran yang Sebenarnya

    Terkadang sebagai orang tua, kita tidak bisa memaksakan kehendak kita pada anak kita. Terkadang menuntut mereka untuk mendengarkan kita, tetapi kita tidak berkaca, apakah kita juga bisa mendengarkan mereka? Menerima pemikiran mereka dan meluruskan kesalahan tanpa ego sebagai kepalanya. Devina sedang melakukan protes atas sikap Nadiya yang mulai berbeda padanya. Dan juga Bimo yang semakin sibuk bekerja dan tidak memberikan perhatian seperti dulu. Nadiya yang ikut bekerja, terkadang pulang dengan keadaan lelah dan lebih sering marah-marah. Devina merasa apa yang dia lakukan selalu salah di mata ibu sambungnya itu. Dia sudah berusaha sebisa mungkin membantu, tetapi tidak dianggap sama sekali. "Vina mau tinggal sana nenek aja, Yah." Devina pernah meminta izin ayahnya untuk kembali tinggal dengan sang nenek di desa ayahnya, tetapi dengan cepat Nadiya menolak. "Kamu mau bikin nama mama semakin jelek di mata nenekmu? Dia akan semakin berpikir kalau mama ini gak becus ngurus kamu!" sentak

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Mamaku Wanita Baik-baik

    Nadiya bisa menangkap sorot ketakutan di mata Dita. Wajah Dita terlihat pucat. "Ini hanya bagian dari masa lalu istriku dan tidak ada hubungannya dengan saat ini. Istriku juga tidak bertanggung jawab atas perasaanmu saat ini, Bimo!" tegas Daffin. Dita hanya diam menatap wajah suaminya. Meskipun pria itu mengulas senyum, tak lantas membuat Dita tenang. "Mas …." Dita tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Foto itu kembali mengingatkan dirinya akan sebuah kenangan buruk di masa lalu. "Itu hanya sebuah foto, Sayang. Bisa saja itu editan," imbuh Daffin. Ia menggenggam erat tangan sang istri. "Itu adalah foto asli, Daffin. Kami mendapatkan foto itu dari sumber yang akurat." Bimo menanggapi ucapan Daffin. "Lalu? Kalau foto itu asli, apa yang akan kamu lakukan pada istriku? Menuntut tanggung jawab atas sebuah pengkhianatan?" sahut Daffin. Ia memicing, menatap tegas pria yang duduk di depannya itu. "Bimo, Bimo. Bukankah ini sangat lucu? Kalian mempersalahkan kejadian di masa lalu istriku.

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Kejutan yang Mengejutkan

    Waktu terus berputar tanpa ada satu manusia pun yang bisa menghentikannya. Semua sudah berjalan sesuai dengan apa yang sudah digariskan oleh sang pencipta kehidupan. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya dengan kehidupan kita. Kedekatan Dita dan Nadiya, istri mantan suaminya, kini jadi merenggang karena perdebatan lewat chat antara keduanya. Semua bermula saat Nadiya mulai mengeluhkan kelakuan Devina yang terkesan susah di atur. Semenjak masuk SMA, Devina sudah ikut menetap tinggal bersama Bimo dan Nadiya di Bandung. Perdebatan itu mulai memanas manakala Nadiya mulai mengatakan kalimat yang tidak pantas yang terkesan menyalahkan Dita dan menyamakan jika sifat Devina itu menurun dari sifat sang mama."Dia udah keterlaluan, Mas. Kayaknya kita harus susul Devina, deh, Mas." Dita sedang mengadukan perihal konflik dirinya dengan Nadiya. "Minggu ini kita ke sana, ya, Sayang. Kita bicara baik-baik sama Bimo dan Nadiya. Biar Devina tinggal sama kita saja. Nanti aku minta D

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Alfin Bagaskara

    Dokter segera melakukan penanganan untuk membuat bayi yang baru dilahirkan itu menangis. “Mas, anak kita ….”“Dokter sedang melakukan penanganan, Sayang. Anak kita pasti akan baik-baik saja.” Daffin menenangkan istrinya walaupun ia sendiri sedang takut. Setelah beberapa menit, suara tangis bayi memenuhi ruang bersalin Dita. Daffin dan Dita segera mengucap syukur. Ia mengecup lama kening sang istri sambil berbisik. "Alhamdulillah. Terima kasih, Sayang." Dita tak kuasa menahan rasa haru atas kelahiran putra mereka. Rasa sakit yang dirasa seakan menguar begitu saja. Sementara itu, di luar ruangan bersalin. Beberapa orang sedang menunggu dengan cemas salah satu keluarga mereka yang sedang berjuang di dalam sana. Alfin Bagaskara, adalah nama yang diberikan Daffin untuk bayi mungil berkulit merah dengan hidung mancung dan rambut tebal tersebut. Dita dan bayinya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Alhamdulillah, tidak ada hal yang mengkhawatirkan pada bayi mereka. "Pa, kenapa dede

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Kenapa Dia Tidak Menangis?

    Pertemuan Nadiya dan Dita beberapa hari lalu membuat Alya datang ke rumah wanita itu pula. Beberapa hari lalu, Nadiya datang karena ingin meminta bantuan Dita untuk membujuk agar Devina mau tinggal bersamanya. Nadia meminta bantuan agar Dita mau membujuk ibu mertuanya supaya mengizinkan Devina tinggal di Bandung bersamanya dan Bimo. “Aku nggak tahu kenapa ibunya A Bimo kekeuh nggak kasih izin Devina buat tinggal sama kami, Dita. Aku capek kalau harus dibilang ibu sambung yang nggak bertanggung jawab, sama orang-orang desa. Setiap kali aku datang nengokin ibu dan Devina ke desa, mereka seolah menatapku dengan kebencian. Aku nggak tahu omongan apa yang udah mereka dengar. Ibu juga masih selalu banding-bandingin aku sama kamu. Katanya semenjak A Bimo nikah sama aku, A Bimo jarang banget kasih uang bulanan buat ibu. Hanya kirim untuk Devina saja. Aku harus gimana, Dita? Aku mau bawa Devina ikut kami, tapi Ibu nggak izinin. Devina ikut dengan Ibu pun, malah jadi omongan.”Dita tidak membe

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Rujak

    Berbeda dengan Daffin yang sedang mengembangkan senyumnya saat turun dari mobil setelah tiba di rumah. Senyum itu justru tidak terlihat sama sekali di wajah Dimas. “Tidak usah mengantarku sampai ke dalam, Dim. Kau langsung pulang saja. Istirahatlah,” ucap Daffin saat Dimas hendak turun membuka pintu mobil untuk pria itu. “Kau sudah bekerja keras hari ini,” sambungnya diiringi dengan seringai dan tepukan pelan di pundak kiri Dimas.“Selamat menikmati rujak Anda, Pak.” Daffin tertawa mendengar ucapan Dimas dan ia segera turun dari mobil. Dimas segera melajukan mobil meninggalkan kediaman Daffin. “Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir dia bertingkah aneh dan menyebalkan seperti itu,” gerutu Dimas. “Ah, aku ingin berendam di air hangat untuk mengembalikan kewarasan otakku.”Mari kita kembali pada kejadian sebelum mereka tiba di rumah Daffin.Dimas yang saat itu terkejut melihat apa yang diinginkan Daffin, seketika membulatkan mata dan kembali bertanya pada pria itu apakah dia b

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Keanehan Daffin

    Berita kehamilan Dita juga menjadi kabar bahagia untuk Neira. Gadis kecil itu tidak mau lepas dari Dita. Sepanjang jalan pulang, ia terus menempel pada sang mama. Daffin tidak kembali lagi ke kantor setelah dari rumah sakit. Ia langsung kembali ke rumah bersama Dita. Ia ingin memastikan kalau istrinya benar-benar istirahat dengan baik.“Aku udah nggak kenapa-kenapa, Mas.” Dita meyakinkan suaminya saat pria itu mengantarnya ke kamar. Setelah acara resepsi pernikahan mereka, pasangan itu langsung menempati rumah baru mereka. “Aku nggak mau sampai kamu pingsan lagi karena kecapean, Sayang.” Daffin membantu Dita untuk duduk di atas tempat tidur. “Mama ….” Neira berlari menghampiri mamanya. Neira mau bobok siang sama Mama dan Dede bayi,” rengek Neira yang sudah duduk di pangkuan sang papa.“Iya, Sayang, boleh. Sini bobo sama mama.” Dita menepuk sisi tempat tidur di sampingnya. “Yey.” Neira segera berpindah kegirangan. “Neira udah nggak sabar pengen ketemu sama dede bayi,” ucap Neira s

  • Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI   Ternyata Hamil

    Bimo dan Nadiya tidak pernah menyangka jika suami Dita adalah Daffin Bagaskara. Bimo melihat dengan sangat jelas bagaimana Daffin menunjukkan kepemilikannya atas istrinya. Ia tidak akan bisa bersaing dengan Daffin. Ia sudah kalah dalam segi apa pun. Di mata Lastri, Tuhan sedang membalas semua penderitaan Dita selama ini dengan kebahagiaan dan cinta yang berlimpah dari suami dan keluarganya. Tuhan sudah membayar tangis kekecewaan itu dengan tawa dan ketulusan Daffin. Tanpa terasa, Lastri meneteskan air mata saat melihat pasangan pengantin. Di depan singgasana mereka. Semoga kebahagiaan ini akan selalu menaungi kamu, Ta. Jangan ada lagi air mata kesedihan yang kamu teteskan.Lastri mengusap sudut matanya. Dia adalah saksi dari perjuangan sahabatnya. Mereka yang tidak mengenal Dita mungkin hanya melihat betapa beruntungnya wanita itu bisa menjadi istri Daffin, mereka tidak pernah tahu bagaimana wanita itu selama ini berkubang dalam luka dan berteman dengan kekecewaan. ***Sang m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status