Share

Kejujuran Intan

Author: Vonny Elyana
last update Last Updated: 2023-09-12 13:04:44

"Bu, ada yang mau aku bicarakan sama Ibu," kata Intan pagi itu.

Ibu Intan duduk di samping Intan dan menatapnya. "Ada apa, Nak? Sepertinya ada sesuatu yang serius."

Intan menundukkan kepalanya dan menghela nafas panjang. "Sebenarnya Intan melarikan diri dari rumah, Bu." 

"Apa?! Jadi suamimu gak mengetahui kepergianmu? Dia gak tahu kalau kamu ada di sini?"

"Mungkin sekarang dia sudah tahu kalau Intan pergi, Bu," jawab Intan lesu.

"Tapi kenapa, Nak? Ada masalah apa antara kamu dan suamimu? Bukankah selama ini kalian selalu bahagia dan harmonis?" tanya Ibu Intan.

Mata Intan mulai berkaca-kaca, ia menggigit bibirnya untuk menahan perasaannya sekuat tenaga. Namun hati yang teramat sakit membuatnya tak mampu bertahan. Air mata mulai mengalir di pipinya.

"Maaf kalau selama ini Intan berbohong, Bu. Intan menutupi semua kenyataan yang terjadi dari Ibu dan Bapak, juga semua orang. Intan hanya gak mau Ibu dan Bapak sedih memikirkan keadaan Intan." Intan menyeka air matanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Nak? Katakan semuanya dengan jujur pada Ibu! Kenapa wajahmu pucat dan tubuhmu semakin kurus seperti ini?" Ibu membelai wajah Intan.

Intan menggenggam tangan ibunya. "Bu, setelah menikah, Intan baru mengetahui kalau Mas Tommy gak pernah cinta sama Intan. Mas Tommy memperlakukan Intan dengan kasar dan gak pernah menganggap Intan sebagai istrinya. Intan tetap seperti seorang pembantu tangga di matanya."

"Apa?! Ibu Intan sangat terkejut mendengar ucapan Intan. "Lalu kenapa dia mau menikahi kamu, Nak?" 

"Mas Tommy menikahi Intan karena Kakek Nugraha sangat menyayangi Intan. Dia berpikir, dengan menikahi Intan, dia akan mendapatkan jabatan utama di perusahaan dan warisan dari Kakek Nugraha," jawab Intan.

"Kenapa orang kaya begitu mudah mempermainkan pernikahan seperti itu? Kenapa Tommy tega berbuat seperti itu, Nak?" Ibu Intan mulai menangis.

"Intan juga tak habis pikir, Bu. Ternyata Mas Tommy sangat menganggap rendah makna pernikahan. Intan dulu sangat polos dan berpikir bahwa Mas Tommy memang mencintai Intan, tapi ternyata semuanya palsu. Mas Tommy bahkan menjalin hubungan dengan wanita lain di depan mata Intan sendiri."

Ibu Intan menggelengkan kepalanya dan  memeluk Intan dengan erat. "Ternyata begitu berat masalah dan beban yang harus kamu tanggung di sana, Nak. Ibu gak bisa membayangkan, bagaimana kamu bisa bertahan selama ini? Kenapa kamu diam saja, Nak? Kenapa kamu gak mengatakan semuanya sama Ibu dan Bapak? Kalau kamu menceritakan ini sebelumnya, kami akan menjemput kamu dan memaksa Tommy melepaskan kamu. Kita ini miskin, tapi Ibu gak rela kamu diperlakukan seperti itu."

Intan menyandarkan kepalanya di pelukan ibunya. Ia merasa semua beban yang ia tanggung selama ini terlepas begitu saja. 

"Intan gak mau Ibu dan Bapak sedih. Intan berusaha bertahan, berharap dan terus berdoa supaya suatu saat mas Tommy bisa mencintai Intan. Tapi ternyata itu salah, semakin hari Mas Tommy justru semakin sering menyiksa Intan, baik secara lahir maupun batin. Intan gak tahan lagi, Bu. Jadi Intan pergi dari rumah dan kembali kemari."

"Iya, Nak. Ibu sangat bersyukur karena bisa memeluk kamu kembali. Apa Kakek Nugraha mengetahui masalah kalian selama ini?" tanya Ibu Intan.

"Bu, Mas Tommy sangat pintar bersandiwara. Jika ada pertemuan keluarga besar atau dengan Kakek, dia akan memperlakukan Intan dengan sangat baik. Dia bersikap lembut dan menunjukkan seolah-olah pernikahan kami normal dan baik-baik saja. Namun jika kami hanya berdua, sifat aslinya akan muncul. Dia sangat jahat dan tega memperlakukan Intan dengan buruk. Kakek Nugraha juga sedang sakit parah dan sedang dirawat di luar negeri, Bu. Intan gak punya keberanian untuk menceritakan semua masalah ini padanya," beber Intan.

"Jahat sekali suamimu itu, Nak. Ibu sangat kecewa menerima lamarannya saat itu." Ibu Intan meradang.

"Yang penting Intan sekarang bisa ada di sini, Bu. Intan sangat bersyukur bisa kembali bersama dengan Ibu dan Bapak."

"Iya, Nak. Ibu gak akan pernah memaafkan suamimu itu. Kalau bertemu dengannya, Ibu akan menuntut dan membalas semua perbuatan jahatnya sama kamu."

"Bu, ada satu hal lagi yang mau Intan sampaikan." Intan meraba perutnya yang masih rata.

"Apa itu, Nak?" tanya Ibu Intan.

"Saat ini Intan sedang mengandung, Bu. Mas Tommy bahkan belum mengetahui berita ini. Beberapa hari ini Intan sadar, bahwa Mas Tommy gak pernah mencintai Intan dan gak akan tertarik dengan kehadiran anak ini," jawab Intan.

Ibu Intan sangat terkejut sekaligus merasa haru. Ibu mengulurkan tangannya dengan gemetar dan meraba perut Intan.

"Jadi di dalam perutmu ini ada cucu Ibu? Kasihan sekali kamu, Nak. Kamu harus menjalani kehamilanmu dalam masa yang sulit seperti ini." Air mata Ibu Intan kembali mengalir.

"Intan mencintai calon anak ini, Bu. Intan akan membesarkan dia. Dia harus menjadi anak yang hebat dan tangguh, walaupun tanpa figur papa di sampingnya," kata Intan.

"Apa kamu yakin? Bagaimana kalau suamimu nanti menginginkan anak itu? Setahu Ibu, keturunan sangat penting bagi orang kaya seperti mereka."

"Intan akan merahasiakan anak ini, Bu. Intan yakin Mas Tommy gak menginginkan keturunan dari Intan. Dia pasti ingin mendapatkan keturunan dari wanita yang ia cintai, selingkuhannya itu. Kalaupun suatu saat Mas Tommy mengetahui identitas anak ini dan menginginkannya, Intan gak akan memberi dia kesempatan. Dia gak berhak atas anak ini sampai kapanpun," kata Intan dengan penuh keyakinan.

"Ibu akan mendukung kamu, Nak. Bagaimanapun juga, anak itu gak bersalah. Dia berhak mendapatkan kasih sayang dan perhatian seperti anak lainnya. Kita akan menyayangi dia dan membesarkan dia dengan baik."

"Iya, Bu. Sebaiknya kita cepat pindah dari sini, Bu. Jangan katakan pada orang-orang di sekitar sini kemana kita akan pindah! Intan takut Mas Tommy atau Kakek Nugraha akan mencari kita sampai ke sini." 

Ibu Intan berpikir sejenak sebelum menjawab, "Baiklah,Nak. Nanti kita bicarakan semua ini sama bapak. Ibu yakin bapak akan setuju jika itu memang cara yang terbaik agar Tommy gak bisa menemukan kita."

"Iya, Bu. Kita akan mulai membangun usaha dengan modal yang ada. Intan yakin kita akan berhasil, Bu. Intan akan membuat Mas Tommy menyesal suatu saat nanti."

Intan dan keluarganya segera melaksanakan rencana mereka untuk pindah ke luar kota. Dengan modal yang ada, mereka membeli rumah yang cukup bagus dan mewah. 

Setelah itu, Intan dan adiknya membangun sebuah usaha pengolahan hasil bumi yang cukup besar. 

Intan terus belajar dan mengembangkan kapasitasnya. Ia dan adiknya bekerja dengan keras sehingga dalam waktu relatif singkat, usaha mereka mulai berkembang dan semakin maju.

Mampukah Intan membuktikan bahwa dirinya mampu bangkit dan mempertahankan usaha keluarganya itu?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Pulang

    Intan membuka tirai kamarnya pagi itu. Seperti biasa, akhir pekan itu Intan, Alex, dan Darren memilih pulang ke rumah ibu. Dua pekan sekali, Intan dan Alex berkunjung bergantian ke rumah Ibu Intan dan Mama Alex. Intan dan Alex berusaha menepati janji bahwa setelah menikah, ia tidak akan membiarkan ibu sendirian. Rudy amat jarang pulang, hanya sesekali dalam beberapa bulan. Intan harus memberi penghiburan pada ibunya, agar tidak larut dalam kesedihan. Intan mengelus perutnya yang mulai membuncit. Di dalam rahimnya, sudah tumbuh calon buah cintanya dengan Alex. Empat bulan sudah usia janin kecil itu. Darren sangat bahagia, karena sebentar lagi ia akan mendapatkan seorang adik. Alex tak kalah bahagia saat mendengar berita kehamilan Intan. Ia bersorak seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah yang ia inginkan.Semenjak Intan hamil, Alex jadi lebih protektif dan perhatian padanya. Alex tidak mengijinkan Intan terlalu lelah bekerja. Di rumah, Alex memperlakukan Intan bagaikan

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Penyesalan Rudy

    Di tengah kebahagiaan yang sedang dirasakan oleh Intan, Alex, dan Darren, ternyata ada yang sedang mengalami persoalan yang serius dalam rumah tangganya. Setelah dua tahun menjalani biduk rumah tangga, sifat asli Agnes akhirnya terbongkar. Selain mengekang Rudy dan menjauhkannya dari keluarganya, Agnes juga menunjukkan sikap ketus dan tidak lagi menghormati suaminya. Rudy selalu berusaha bersabar dan menerima Agnes. Ia menganggap itu hanyalah sifat egois dan tidak dewasa dari Agnes sebagai putri dari keluarga kaya. Tak lelah ia berharap, agar suatu hari Agnes bisa berubah dan bersikap dewasa. Akan tetapi harapan itu tak kunjung berbuah menjadi kenyataan. Suatu hari, Agnes bahkan melontarkan perkataan yang tak terduga pada sang suami. "Sayang, dari mana kamu? Kenapa malam begini baru pulang?" tanya Rudy saat membukakan pintu untuk istrinya. "Aku baru jalan-jalan bersama sahabatku, Mas," jawab Agnes sambil berjalan ke kamar. "Sayang, aku gak melarang kamu untuk pergi dan berkumpul

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Hari Bahagia

    Kondisi kesehatan Ibu Intan kian membaik. Walaupun Rudy datang dan menorehkan luka di hatinya, tetapi hari pernikahan Intan dan Alex yang semakin dekat membuat Ibu Intan mempunyai semangat untuk sembuh. Siang itu dokter mengijinkan Ibu Intan pulang ke rumah. Intan, Alex, dan Darren secara khusus menjemput Ibu Intan dari rumah sakit. "Apa Ibu sudah siap untuk pulang?" tanya Intan. "Iya, Nak. Ibu sudah sangat ingin pulang ke rumah kita. Ibu gak betah tinggal di sini dalam waktu yang lama," jawab Ibu Intan. Perawat sudah melepas infus di tangan Ibu Intan. Intan juga sudah merapikan pakaian dan barang-barang yang akan mereka bawa pulang. Intan sangat senang melihat wajah ibunya kembali segar. "Iya, Ibu harus selalu sehat, agar gak sakit lagi. Nanti kita cari waktu untuk pergi liburan bersama, ya," kata Intan. "Iya, Nak. Ibu gak perlu liburan atau pergi jauh. Ibu hanya mau melihat kamu bahagia. Sebentar lagi anak ibu akan memasuki gerbang pernikahan dan punya keluarga baru. Ibu mau m

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Pertengkaran

    Seorang wanita cantik berpakaian rapi dan duduk di sebuah lobi hotel berbintang. Ia memakai gaun merah dan kacamata hitam. Sesekali ia melirik jam tangan mahalnya dan menghembuskan nafas kesal. Agnes sedang menunggu Rudy dan siap meninggalkan hotel itu. Di hadapannya sebuah koper besar dan beberapa barang lain sudah tersedia. 'Sudah dua puluh menit dan kamu belum kembali juga, Mas. Ternyata kamu memang lebih mementingkan keluargamu. Tunggu saja, aku akan membuatmu menyesal!' batinnya. Detik demi detik terasa sangat lama berjalan. Agnes semakin kesal karena sang suami tidak juga menampakkan barang hidungnya. Kesabaran Agnes sudah hampir habis. Ia berdiri dan meraih barang-barangnya, lalu berjalan untuk keluar dari hotel itu. Tepat pada saat itu, Rudy sampai di halaman hotel dan segera turun dari mobil. Ia menghampiri Agnes dengan tergesa-gesa dan berdiri di hadapannya. "Kamu mau kemana, Sayang?" tanya Rudy. "Kamu hampir terlambat, Mas. Aku sudah muak dan jenuh menunggumu di sini,

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Rudy datang

    Intan tidak dapat lagi menahan air matanya. Ia memeluk ibunya dengan erat dan bisa merasakan dalamnya luka di balik tubuh nan rapuh itu. "Aku mohon, jangan bersedih, Bu! Aku gak bisa melihat Ibu menangis. Kami ada di sini dan gak akan meninggalkan Ibu. Alex juga menyayangi Ibu seperti mama kandungnya sendiri, jadi Ibu gak perlu merasa cemas. Ibu sangat berarti bagiku," kata Intan. Ibu Intan memejamkan matanya dan mengusap air matanya. Mereka berpelukan beberapa saat lamanya hingga seseorang membuka pintu ruangan itu. Intan melepaskan pelukannya dari ibunya. Ia semula berpikir ada dokter atau perawat yang datang untuk memeriksa ibu, tetapi ternyata dugaannya salah. Intan melihat Rudy masuk ke ruangan itu dengan tergesa-gesa dan nafasnya masih terengah-engah. "Rudy...." Intan berdiri dan menatap adik kandungnya itu. Rudy segera mendekati tempat tidur ibunya dan menggenggam tangannya. Raut wajahnya terlihat cemas dan panik. Rudy sepertinya langsung pergi saat membaca pesan Intan, ia

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Kecewa

    "Ibu sudah sadar?" Intan mendekatkan wajahnya pada ibunya. "Dimana ini?" tanya Ibu Intan. "Di rumah sakit, Bu. Tadi Ibu jatuh pingsan, jadi kami membawa Ibu kemari. Apa yang Ibu rasakan sekarang? Apa Ibu masih merasa pusing dan lemas?" kata Intan. "Ibu gak apa-apa, Nak. Ibu gak perlu dirawat di rumah sakit ini.""Tapi dokter menyarankan Ibu untuk dirawat beberapa hari di sini. Kita harus menuruti perkataan dokter, supaya Ibu lekas sembuh."Ibu Intan tidak menjawab. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, seolah mencari keberadaan seseorang. Alex yang baru masuk ke ruangan ikut mendekat. "Bagaimana keadaan ibu?" tanya Alex. "Katanya ibu baik-baik saja, Mas. Aku senang mendengarnya. Semoga ibu bisa segera pulang," jawab Intan. "Mana Rudy?" tanya ibu sambil menatap Intan. Intan menghela nafas panjang dan menatap Alex. Sebenarnya ia masih kesal dengan sikap Rudy dan masih enggan berbicara dengannya. "Ibu mencari Rudy, Sayang. Apa kamu sudah menghubungi dia?" tanya Alex. Intan m

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Ibu Intan jatuh sakit

    Rudy terpaksa bangkit dari tempat duduknya dan mengikuti langkah istrinya. Agnes melewati pintu utama rumah itu tanpa berpamitan atau menoleh lagi. Entah apa yang membuat Agnes kesal atau marah. Intan dan ibunya tidak merasa melontarkan perkataan yang mungkin bisa menyinggungnya. Agnes langsung masuk dan duduk di mobil, tidak menghiraukan bujukan Rudy untuk lebih lama berada di rumah itu. Rudy hanya bisa menghela nafas panjang, lalu masuk kembali ke dalam rumah dan mengambil koper mereka yang tertinggal. "Maaf, Bu, Mb Intan, aku pergi dulu," katanya. Tanpa mendengar jawaban atau tanggapan dari Intan atau ibu, Rudy bergegas meninggalkan rumah itu. Ibu Intan hanya bisa menatap nanar kepergian Rudy. Senyum yang baru saja terbit di bibirnya mendadak sirna kembali. Intan sungguh tidak tega melihat ibunya kembali terluka. "Ibu gak apa-apa?" tanya Intan. Hana menggelengkan kepalanya, tetapi Intan bisa melihat air mata ibunya yang hampir jatuh. Hana bangkit berdiri dan berjalan mendekat

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Keangkuhan Rudy dan Agnes

    "Kalau rindu, coba saja hubungi dia!" usul Alex. "Ah, aku gak mau menghubungi dia duluan, Mas. Aku masih ingat bagaimana sikapnya saat pertama kali kita bertemu. Dia sudah memperlakukan ibu dengan buruk. Aku sudah berjanji gak akan menghubungi dia sebelum dia meminta maaf pada ibu," jawab Intan. "Aku rasa kalian hanya saling gengsi. Aku tahu bahwa sebenarnya Rudy bukan orang yang kasar. Dia sangat menyayangi keluarganya. Mungkin saja kemarin dia sedang menyesuaikan diri dengan keluarga Agnes dan banyak urusan lain. Semoga saat ini pikirannya sudah terbuka dan menyadari kesalahannya." Alex melirik Intan yang tertunduk dengan wajah muram. "Benarkah begitu?" Intan mengambil ponsel dari dalam tasnya. Ia mengusap layarnya dan menimbang-nimbang sejenak. "Bagaimana kalau Rudy kembali menolak itikad baikku?""Lebih baik dicoba daripada menunggu dan penasaran, bukan?" kata Alex. Intan menghela nafas panjang. Terlintas di benaknya wajah sendu ibunya yang setiap malam memikirkan Rudy. Terkad

  • Pembalasan Istri Sang CEO   Rencana pernikahan

    Setelah melewati berbagai ujian, Intan dan Alex kembali fokus pada rencana pernikahan mereka. Tidak seperti dahulu, kini Mama Alex mendukung rencana putranya itu dengan sepenuh hati. Seiring berjalannya waktu, Mama Alex memang melihat bahwa Intan adalah wanita yang baik dan mampu mendampingi Alex dalam segala hal yang terjadi. Ponsel Alex berdering di hari Sabtu pagi itu. Foto kekasih hatinya terpampang di layar benda pipih itu. Alex yang masih berbaring di tempat tidurnya pun segera menjawab panggilan itu. "Halo, Sayang," sapa Alex. "Halo, Mas. Apa kamu masih tidur? Jam berapa ini?" Terdengar suara Intan di seberang telepon. "Baru jam delapan," kata Alex sambil mengusap matanya yang masih mengantuk. "Ini sudah siang, Mas. Sejak kapan kamu jadi pemalas begini?" "Ini kan akhir pekan, Sayang. Sesekali boleh kan aku bangun lebih siang?" Alex meregangkan tubuhnya. "Oke, tapi gak boleh sering-sering, ya! Oh ya, jam sepuluh nanti aku harus ke salon untuk memilih gaun pengantin dan r

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status