Share

Pembalasan Istri Yang Teraniaya
Pembalasan Istri Yang Teraniaya
Penulis: Widi.P

Prolog

"Beri aku uang satu miliyar sekarang, Ma!"

"Apa yang kamu katakan? Kamu benar-benar gila!"

"Aku ini darah dagingmu! Bagaimana mungkin itu gila? Dia hanyalah anak tiri, Ma! Satu Miliyar atau lebih baik aku mati!"

Kelinting!

Sebuah ponsel dengan gantungan dari kunci membentuk love jatuh di lantai.

Intan syok mendengar percakapan sang mertua dengan seorang pria asing di kamar wanita itu.

Mama? Kening Intan mengerut. Bukankah suaminya anak tunggal?

"Siapa di sana?" teriak sang mertua lantang.

Mendengar itu, Intan sontak mengambil ponselnya cepat dan bersembunyi. Dia sungguh takut jika ketahuan menguping

Beruntung, Intan bergerak cepat.

Dari jauh, mertuanya tampak membuka pintu dan menengok ke kanan dan ke kiri.

Wanita tua itu sepertinya lega saat tak menemukan siapapun.

Dengan cepat, sang mertua menyuruh lelaki dengan masker dan topi hitam itu untuk pergi dari rumah.

"Kamu harus pergi sekarang juga! Nanti, wanita sialan itu bisa tahu," ucap mertua dengan wajah cemas, "oh iya, jangan sampai ceknya hilang."

Laki-laki misterius itu mengangguk.

Namun sebelum benar-benar pergi, keduanya tampak berpelukan.

Hal ini jelas sangat di luar nalar!

Bagaimana mungkin mertuanya yang sombong dan kikir bisa memberikan uang sebanyak itu kepada pria yang sepertinya seumuran dengan Franz, suami Intan?

"Aku harus menyelidikinya," batin Intan dalam hati, lalu ia berkata lagi, " Dan aku harus memberitahukan ini pada Mas Franz."

Kebetulan, suaminya yang sedang dinas itu akan pulang malam ini. Sungguh, rasanya Intan tak bisa bertahan di negara asing ini jika bukan karena anak dan suaminya di sini.

Terlebih, ibu mertuanya memperlakukannya dengan sangat buruk!

***

"Mami. Apakah jam di rumah salah? Mengapa Papi belum pulang? Bukankah ini sudah terlalu malam?" tanya sang anak pada Intan.

Wajah gadis mungil tampak pucat. Ia beberapa kali melirik ke sebuah jam dinding yang cukup besar dan unik berada di meja makan. Tidak terasa sudah satu jam mereka berdua berada di sana.

Intan sendiri juga heran. Sekarang sudah pukul 10 malam.

Selain itu, mengapa ibu mertuanya mendadak pergi tanpa memberitahu apa pun?

"Jessy, kamu makan dulu saja. Jika menunggu papi, kamu bisa sakit,"

"Okeh, Mami," jawab Jessy patuh.

Intan pun meninggalkan anaknya yang sedang makan dengan lahab. Ia sibuk mondar-mandir menghubungi suaminya.

Anehnya, tak dijawab sama sekali.

Pesan whattshappnya juga tidak dibalas padahal sudah centang biru.

Prang!

Gelas Jessi terjatuh.

Mendengar itu, Intan sontak berlari menghampiri sang putri.

"Jessy, kamu oke, Nak?"

Gadis itu menganguk. "Mami, maafkan Jessy! Jessy tidak sengaja menjatuhkan gelas," ucap Jessy. Matanya tampak berkaca-kaca, ia merasa takut.

"Oh no sayang! Itu tidak masalah. Jessy tidak sengaja!"

Senyum lembut Intan berikan kepadanya.

Dirinya pun segera berjongkok membersihkan serpihan gelas.

Namun, tangannya mendadak mengeluarkan darah terkena serpihan gelas.

Deg!

"Mas Franz! Semoga saja ini bukan pertanda buruk!" Ibu satu anak itu seketika merasa tak nyaman.

Komen (10)
goodnovel comment avatar
Agung99
up terus thor
goodnovel comment avatar
Megarita
Ada apa dg gelas yg pecah?
goodnovel comment avatar
Nanda Utami
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status