Share

Face to Face

“Ma-mas Dika?” Kania menutup mulutnya dengan kedua tangan. Napasnya tiba-tiba tersengal saat melihat Dika tengah memandang ke dalam jendela. Untung saja kaca mobilnya dilapisi kaca film 80%, sehingga Dika belum melihatnya secara jelas.

"Permisi. Anda baik-baik saja?” Karena tidak mendapat jawaban, Dika mengetuk-ngetuk kaca jendela sekali lagi. “Saya Dika, suami Nisya. Kita bertetangga di kompleks Bersemi Indah.”

Sontak, Kania seperti berada di tengah-tengah pasukan bersenjata dengan mulut senapan mengarah tepat ke kepalanya. Suara Dika yang berasal dari luar jendela kian membuat otaknya dililit sarang laba-laba. Bahkan, suhu mobil yang begitu dingin tidak mampu mencegah keluarnya bulir-bulir hangat dari pori-pori kulitnya. Dengan tangan gemetar, Kania merogoh tasnya untuk mencari benda apa saja yang bisa ia gunakan untuk menutupi wajahnya. Namun, sampai semua isi tasnya dimuntahkan ke kursi, benda itu tidak ia temukan.

Saat tengah kebingungan, tiba-tiba perkataan Mahar terngiang-ngi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status