Share

Ungkapan Cinta

Author: Ulif Yoana
last update Last Updated: 2023-10-04 23:28:46

“Aku suka kamu, Mita. Apa kamu punya perasaan yang sama sepertiku?” Ramli mengeratkan genggamannya pada tangan Sasmita. Pemuda itu bicara serius dan sungguh-sungguh.

 

 

Untuk beberapa saat Sasmita terbengong-bengong. Dengan perlahan gadis itu melepaskan genggaman tangan Ramli dan menariknya. Tubuh Sasmita menegang, wajahnya memanas, dan degup jantungnya serasa berlompatan.

 

 

Sasmita senang sekaligus takut. Senang karena Ramli mempunyai perasaan yang sama dengannya. Namun, ia takut perasaannya itu akan berkembang yang pada akhirnya membuat ia patah hati. Ia tahu konsekuensinya.

 

 

Ada perasaan aneh yang dirasakan Ramli saat Sasmita menarik tangan dari genggamannya. ‘Mungkinkah Sasmita menolak cintanya’ batin Ramli.

 

 

“Maaf ... kamu tidak suka aku ...?” Ramli menjeda ucapannya. Ia bertanya dengan hati-hati dan matanya tidak berkedip ke arah Sasmita.

 

 

“Bukan begitu, Mas. Aku suka, eh, maksudnya anu ....” Sasmita salah tingkah. Ia mencoba menghindar dari tatapan Ramli yang tajam. Tatapan yang menunggu sebuah jawaban.

 

 

Sasmita merasa tidak nyaman dan gadis itu tidak bisa menutupi kegugupannya. Setelah beberapa detik ia mengatur napas dan hatinya. Ia duduk dan membalas tatapan Ramli dengan tenang, meskipun di dalam hatinya berkecamuk. Sudut hatinya terdalam ingin mengatakan iya, tetapi sisi hati yang lainnya mengatakan ia tidak boleh menerima cinta pemuda di hadapannya.

 

 

Sasmita bingung. Seharusnya hari ini adalah hari bahagianya. Hari yang dinantikan seorang gadis untuk menerima perasaan dari pemuda yang dicintainya. Namun, Sasmita tidak punya pilihan. Saat ini ia harus menahan gejolak hatinya.

 

 

“Bukankah kata Mas Ramli aku masih gadis bau kencur? Jadi biarkanlah gadis bau kencur ini bersekolah dulu.”

 

 

“Kamu ...?”

 

 

“Aku juga suka sama Mas Ramli, tapi ....”

 

 

“Tapi apa?”

 

 

“Aku takut nanti ada yang marah.”

 

“Memangnya siapa yang marah? Kamu punya pacar?”

 

“Bukan begitu. Aku enggak punya pacar, kok.”

 

“Lalu, siapa yang marah?”

 

“Pacar Mas Ramli.”

 

“Siapa bilang aku punya pacar?”

 

“Enggak ada yang bilang. Hanya saja, aku enggak percaya kalau Mas Ramli enggak punya pacar di kota. Mas Ramli, kan, mahasiswa? Masak iya di kampus enggak punya pacar?”

 

“Mita ... Mita. Itu hanya pendapatmu sendiri.” Ramli menertawakan tebakan Sasmita yang salah. “Aku enggak punya pacar. Aku ingin kamu yang jadi pacarku, Mit,” ucap Ramli.

 

Jantung Sasmita makin berdegup kencang. Ia tidak bisa menggambarkan kebahagiaan hatinya. Mata gadis cantik mengerjap beberapa kali. Ia memastikan bahwa apa yang didengarnya bukanlah mimpi.

 

“Jadi, kamu mau jadi pacarku adik kecil?”

 

Sasmita mengangguk pelan sambil tersipu malu. Entah kekuatan apa yang bisa membuatnya menerima permintaan Ramli. Ia yang tadinya bingung, tiba-tiba seperti mempunyai kekuatan untuk tidak menolak cinta Ramli. Pada akhirnya, ia tidak bisa menahan dan menyembunyikan perasaannya. Gadis yang pemikirannya masih labil itu sejenak melupakan tentang perjodohannya.

 

 

Suasana mendebarkan itu perlahan memudar saat Rani hadir di antara Sasmita dan Ramli dengan suara yang heboh.

 

 

“Ciye ... yang lagi berduaan. Dunia serasa milik berdua, yang lain nyewa.”

 

 

“Apaan, sih, Ran.” Sasmita tersipu. Ia tidak bisa menyembunyikan mimik wajah berseri-serinya di hadapan Rani.

 

 

“Gimana, Mas? Udah diterima belom ma gadis bau kencur ini?” tanya Rani pada kakak sepupunya.

 

 

“Menurutmu?”

 

 

“Halah, Mas. Kamu ini ditanya, kok balik nanya. Kalau dilihat dari muka kalian yang penuh bunga-bunga itu sepertinya kalian resmi jadian, kan?”

 

 

Ramli dan Sasmita saling pandang. Seperti sudah sepakat, kedua anak muda yang lagi kasmaran itu tutup mulut. Rani merasa kesal.

 

 

“Ya udah kalau kalian enggak mau ngaku. Jadian atau enggak, pokonya Mas Ramli harus traktir aku bakso porsi dobel,” rajuk Rani.

 

 

Sasmita hanya geleng-geleng melihat tingkah sahabatnya. Ia tau Rani hanya berpura-pura merajuk.

 

 

Siang itu adalah momen terindah bagi Sasmita. Ia tidak menyangka Ramli mengungkapkan perasaan cintanya. Andai saja takdir bisa ia ubah. Sejenak terselip doa dalam hatinya, agar kelak ia akan berjodoh dengan kekasih hatinya.

 

 

***

 

 

Arya dan Dahlia sampai di kota Surabaya setelah menempuh perjalanan selama dua setengah jam. Hari belum terlalu sore saat mereka tiba di kos Arya. Arya sengaja mengajak Dahlia ke kos-kosannya. Menurutnya, tempat ini sementara aman untuk Dahlia. Setidaknya semalam gadis itu bisa menginap di sini.

 

Saat itu kos lagi sepi. Entah pada ke mana penghuni kos yang lain. Arya tidak peduli. Arya bergegas membawa masuk Dahlia ke kamarnya. Saat ini yang penting Dahlia aman. Arya mencoba mencari cara untuk menyembunyikan Dahlia agar tidak tertangkap keluarganya.

 

 

“Ini tempat kos-mu, Mas? Sepi sekali? Pada ke mana penghuninya?”

 

 

“Aku enggak tau. Mungkin ada yang kuliah sore, atau mungkin masih pada molor,” jawab Arya asal.

 

 

“Mas, aku takut. Gimana kalau nanti ada yang tau aku ada di kamarmu? Gimana kalau nanti kita digerebek massa?”

 

 

“Pikiranmu itu jangan aneh-aneh! Yang penting kamu diem, anteng, pasti enggak ada yang tau. Lagian Cuma semalam ini aja kamu menginap di sini. Besok aku carikan kos putri buatmu.”

 

 

“Tapi aku takut, Mas. Sekarang aja kita cari kos-kosan khusus cewek!”

 

 

“Aku capek, Lia. Udah, kamu istirahatlah dulu. Nanti kita pikir lagi langkah selanjutnya. Aku juga tidak mungkin menyembunyikanmu terus di kamar ini.”

 

 

Dahlia hanya mengangguk. Ia seperti sudah kehilangan banyak energi. Gadis itu tidak menyangka akan berlari dari perjodohan seperti ini. Rasa cintanya kepada Arya benar-benar membuatnya kehilangan akal sehat. Semua karena atas nama cinta. Cinta yang bisa membunuh dan menghancurkan segalanya. Cinta yang bisa memporak-porandakan kehidupannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Istri yang Tak Diinginkan   Atas Nama Cinta

    ‘Seperti inikah rasanya jatuh cinta? Semua terlihat sempurna dan tanpa cela. Semua terlihat istimewa tanpa jeda. Andai rasa ini tetap bersemi sepanjang masa, mungkin hanya ada bahagia.’—Sasmita—****Matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Kini yang tersisa hanya sedikit warna jingga yang menghiasi ujung langit. Setelah menjalankan kewajibannya sebagai muslimah, Sasmita bergegas keluar rumah. Sasmita sedang mencuri waktu. Ia duduk di sebuah dipan yang terbuat dari bambu di teras rumahnya yang sederhana. Saat bu Samirah tengah sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam, Sasmita justru keluar dan sengaja menyendiri karena tidak ingin terusik celotehan adik-adiknya di ruang tamu. Sementara bapaknya yang baru pulang dari tempat kerja, tengah membersihkan diri di kamar mandi sederhana di belakang rumah.Sasmita tidak ingin mendapat pertanyaan-pertanyaan dari kedua orang tuanya karena ia menyadari setelah pulang sekolah tadi, ia sering kali tersenyum-senyum sendiri selayaknya gadis yang

  • Pembalasan Istri yang Tak Diinginkan   Ungkapan Cinta

    “Aku suka kamu, Mita. Apa kamu punya perasaan yang sama sepertiku?” Ramli mengeratkan genggamannya pada tangan Sasmita. Pemuda itu bicara serius dan sungguh-sungguh.Untuk beberapa saat Sasmita terbengong-bengong. Dengan perlahan gadis itu melepaskan genggaman tangan Ramli dan menariknya. Tubuh Sasmita menegang, wajahnya memanas, dan degup jantungnya serasa berlompatan. Sasmita senang sekaligus takut. Senang karena Ramli mempunyai perasaan yang sama dengannya. Namun, ia takut perasaannya itu akan berkembang yang pada akhirnya membuat ia patah hati. Ia tahu konsekuensinya.Ada perasaan aneh yang dirasakan Ramli saat Sasmita menarik tangan dari genggamannya. ‘Mungkinkah Sasmita menolak cintanya’ batin Ramli.“Maaf ... kamu tidak suka aku ...?” Ramli menjeda ucapannya. Ia bertanya dengan hati-hati dan matanya tidak berkedip ke arah Sasmita.“Bukan begitu, Mas. Aku suka, eh, maksudnya anu ....” Sasmita salah tingkah. Ia mencoba menghindar dari tatapan Ramli yang tajam. Tatapan yang menun

  • Pembalasan Istri yang Tak Diinginkan   Bertemu Kembali

    Sementara itu di tempat berbeda, Sasmita mempunyai kisahnya sendiri. Ia menikmati masa-masa sekolahnya dengan hati riang. Wajahnya selalu ceria dan memancarkan kebahagiaan. Sasmita tidak memikirkan perjanjian yang telah orang tuanya sepakati dengan juragan Karyo. Asalkan ia bisa sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, hal itu tak masalah. Ia bukan akan diperistri juragan Karyo, tetapi akan dijadikan mantu oleh saudagar kaya dari desa sebelah itu. Jadi, tidak perlu ada yang ditakutkan atau dikhawatirkan.Sering kali Sasmita membayangkan bagaimana rupa calon suaminya nanti. Ia tersipu sendiri. Sampai sekarang memang ia belum pernah bertemu dengan calon suaminya. Selama ini hanya juragan Karyo yang selalu mengawasi dan memperhatikannya. Laki-laki paruh baya itu ternyata sangat baik padanya dan sudah memperlakukannya seperti anak sendiri.Sasmita mengikuti pelajaran dengan serius. Ia rajin belajar agar nilai-nilainya bagus dan tidak mengecewakan calon ayah mertua yang membiayai sekolahnya.

  • Pembalasan Istri yang Tak Diinginkan   Kaburnya Dahlia

    Arya memacu kendaraan roda duanya dengan kecepatan hampir maksimal saat keluar dari Kota Surabaya. Suara knalpotnya bisa memekakkan telinga orang-orang yang mendengarnya. Saat jalan di kota, ia tidak bisa sembarangan melaju dengan kencang karena ada peraturan batas kecepatan dan banyaknya lampu merah. Sesekali Arya mengumpat jika harus mengerem mendadak saat kendaraan lain akan berbelok atau berhenti karena lampu merah. Pemuda itu memang tidak sabaran dan mulutnya dengan mudah mengeluarkan kata-kata kasar. Udara yang cukup panas membuat suasana hatinya ikut panas. Entah mengapa kebiasaan buruknya itu belum juga hilang.Hanya berkendara selama dua jam Arya sudah sampai di tanah kelahirannya, lebih cepat setengah jam dari biasanya. Hari belum terlalu siang saat Arya Sampai. Alih-alih pulang ke rumahnya, pemuda bertato elang di lengannya itu lebih memilih pergi ke tempat ia berjanji bertemu dengan Dahlia.‘Lia, aku sudah di tempat biasa kita bertemu. Kamu di mana?’Arya mengirim pesan

  • Pembalasan Istri yang Tak Diinginkan   Kisah Arya dan Dahlia

    “Aku tadi sudah bilang juragan, kalau perjodohan antara Sasmita dan anaknya juragan, diundur sampai Sasmita lulus SMA. Juragan setuju dan beliau mau membiayai sekolah Sasmita.”“MasyaAllah, benarkah, Bu? Pak Sokran terkejut. Ia hampir tidak percaya dengan penjelasan istrinya.Mata Sasmita makin berbinar. Ia langsung sujud syukur. Air matanya berlinang karena bahagia. Sasmita terlalu senang, sehingga Iya tidak fokus lagi dengan penjelasan ibunya. Kesedihannya meluap detik itu juga. Meskipun pemuda yang ia sukai adalah Ramli, tetapi ia tidak keberatan jika dijodohkan dengan anaknya juragan, asalkan jangan menjadi istri muda juragan Karyo. Ia akan menurut kepada orang tuanya walaupun terpaksa. Andai Sasmita tahu takdir apa yang ada di depan matanya. Ia tidak akan berjalan sejauh itu dengan gegabah. Ia memang gadis bau kencur yang masih polos dan lugu.Keputusan yang dibuat para orang tua, akan mengubah hidupnya. Saat itu, Sasmita akan masuk dalam kandang binatang buas. Ia tidak bisa be

  • Pembalasan Istri yang Tak Diinginkan   Kejutan

    Sasmita berjalan terpincang-pincang. Air matanya terus mengalir sepanjang ia berjalan. Tidak hanya menahan perih akibat luka di tubuhnya, tetapi juga kesal dengan pemuda yang hampir menabraknya.“Dasar tidak punya perasaan dan etika. Ada orang jatuh tidak ditolong, malah dimaki-maki. Dia kira, jalan ini punya nenek moyangnya” gerutu Sasmita. Hatinya sakit mengingat pemuda tersebut. Andai Sasmita tahu, pemuda itu yang akan dijodohkan dengannya.Sasmita hampir tiba di warung ibunya setelah berjalan selama sepuluh menit. Warung berdinding anyaman bambu itu sudah terlihat jelas oleh Sasmita. Gadis itu ragu untuk kembali melangkah. Ia berhenti sejenak saat melihat laki-laki berkumis tebal keluar dari warung.“Juragan Karyo?” pekik Sasmita, lalu buru-buru ia menutup mulutnya. Tubuh Sasmita bergetar. Ia bergidik ngeri saat membayangkan akan menjadi istri seorang laki-laki yang lebih pantas menjadi bapaknya. Sasmita segera berlari dan bersembunyi di balik pohon yang tumbuh di pinggir jalan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status