David tak bisa menahan amarahnya lagi, hingga meninju meja di depannya sampai pecah.
Mom Selin hanya bisa memejamkan matanya, Mama Laras semakin memeluk Papa Bemo dengan air mata yang tak menyusut.Sedang Lula hanya bisa menatap nanar kemarahan suaminya.Matanya merah, wajahnya merah, dengan tangan yang sudah berdarah karena terkena pecahan meja kaca itu.Dada David naik turun dan memilih meninggalkan rumah, berlalu dengan cepat.Melihat itu, Lula ketakutan jika David akan melakukan hal yang tidak baik.Lula reflek mengejar sang suami.Saat sampai ruang tamu Lula dapat menggapai tubuh David dan memeluknya dari belakang.Lula memeluk erat tubuh naik turun suaminya, "Jangan melakukan apapun yang merugikanmu! Kita hancurkan sama-sama! Please!" lirihnya.David bisa merasakan tubuh istrinya bergetar.David hanya bisa memejamkan matanya meredam kemarahan dan kesakitan yang luar biasa.Hingga David lelah dan terduduk dengan nafas yang naik turun. Melihat David sudah mulai bisa menguasai dirinya, Luka berdiri dan menghampiri David. Duduk di sebelah sang suami dan memeluk tubuh penuh keringat itu dalam dekapannya. Tak ada kata terucap.Sedang David menikmati pelukan hangat istrinya yang dia rindukan. Satu hari Lula kembali trauma dan dingin padanya, membuat David sangat merindukan pelukan hangat itu. Pelukan itu kian erat, seakan mereka saling menguatkan tanpa kata. Setelah beberapa saat, David berdiri dan membawa Lula dalam gendongannya untuk kembali ke penthouse. David mendudukkan sang istri di ranjangnya, dan David memilih untuk membersihkan diri ke kamar mandi. Lula yang ada di ranjang itu tersenyum tipis, "Masih saja manis, walaupun tengah dalam keadaan kacau!" gumamnya. "Dav, Benar kata Mom, Aku sangat tau kamu mencintaiku, tapi rasa tak pantas justru semakin men
Suara acuh Rana penuh sindiran membuat Olan merasa tidak nyaman.Dan tiba-tiba perasaan Olan tak menentu, dia merasa marah dengan sikap kurang ajar Rana. Namun disisi lain, memang ucapan Rana benar. Dan di bagian hati yang lain, ada rasa tidak rela tubuh Rana menjadi tontonan laki-laki lain. "Kau masih istriku, Ran!" ketus Olan pura-pura acuh tak acuh. Sontak Rana menyeringai penuh arti dibalik punggungnya, pasalnya kini Rana tengah memunggungi suaminya. "Silahkan pulang terlebih dahulu jika tak tahan untuk segera bertemu kekasihmu, aku pergi!" ucap Rana sambil berjalan keluar. Meninggalkan Olan yang terpaku menatap pintu. Ini kali pertamanya ditinggalkan begitu saja saat masih dalam keadaan tak berbusana. Olan kesal luar biasa, namun Rana sudah menghilang dibalik pintu. "Dia sudah mulai kurang ajar!" gumam Olan. Entah kenapa Olan merasa khawatir dengan Rana juga merasa dicam
Lamo terkejut dengan ucapan Rana. "Ya, aku sudah berencana kabur namun tak punya tempat tujuan! Laki-laki itu tidak mungkin mencari aku, tapi kakek dan kakak pasti mencariku!" jelas Rana. Lamo kemudian mengeluarkan sebuah kartu dan seluruh uang kertas di dompetnya. "Carilah travel, jarak Kathmandu ke helsinki sekitar 5700 km, satu hari penuh dengan jalan darat! Itu akan menyusahkan mereka mencarimu!" kata Lamo. Rana mengangguk. "Aku harus pergi, ambil card ini dan gunakan nanti saat sudah sampai di helsinki!" kata Lamo. Rana mengangguk, "Terima kasih, Lamo!" Lamo mengangguk dan mengusap puncak kepala Rana dengan kesedihan. "Aku pergi!" pamit Lamo. Dan kali ini Lamo benar-benar pergi dengan mobilnya meninggalkan Rana yang masih mematung menatap mobil Lamo. Kemudian Rana memesan sebuah travel dan kembali ke hotel untuk menitipkan ponsel dan surat pada resepsionis. Rana tak ing
Lula terkejut dengan kabar yang baru saja didengarnya. Pasalnya tak ada kabara apapun di media tentang retaknya rumah tangga CEO Antama tersebut. Juga tak terdengar gosip di kalangan pebisnis. "Iya, saat di Nepal selang satu hari atau dua hari dari kita pulang, Sayang! Anak buah kita sedang mencari tau lebih jauh saat ini!" jelas David. Lula tampak diam berfikir. "Dav, aku yakin Rana adalah gadis penurut! Apa yang menyebabkan dia sebelas itu, aku khawatir!" ucap Lula. "Bukankah kamu tidak menyukainya, Sayang?" tanya David. Lula menggeleng, "Aku tidak menyukai Olan, aku benci pengkhianatan! Tapi saat bertemu dengan Rana, dia gadis yang baik, tolong cari dimana Rana juga!" pinta Lula. David mengangguk, "Baiklah, semua untukmu, Sayang!" Lula mengangguk tampak tersenyum. Lula juga menikmati kehangatan mereka ini, suasana yang sanga
David ternganga melihat bukti penggelapan dana di tangannya dengan nominal yang fantastic. Selain itu, ada rasa tak percaya mantan sahabatnya itu menggelapkan dana sebanyak ini. "Bukan Olan, tapi penanggung jawab yang seminggu ini Olan tunjuk!" jawab Papa Bemo. "Ha?" "Ya, kakak laki-laki dari istrinya!" jawab Papa Bemo singkat. Hal itu membuat David dan Lula mengerutkan dahinya. "Aku juga baru tau, Pah! Olan menunjuk penanggung jawab atas namanya karena sedang mencari istrinya!" jawab David. Papa Bemo tampak melebarkan matanya dan menyeringai, "Dewi fortuna benar-benar berada di pihak kita! Waktu yang sangat sempurna untuk mengeksekusi Olan!" "Pah, Terima kasih buktinya! David akan langsung bertindak besok!" kata David. Papa Bemo tersenyum sambil mengangguk, "Segeralah, sebelum tua bangka
"Beraninya anak seorang pelacur sepertimu berhubungan dengan cucu saya. Punya nyali kamu!" teriak kakek Hanu. Lula tengah duduk menunduk ketakutan di kamar kos 6x6 meter itu.Lula terkejut dengan kedatangan seseorang yang mengaku sebagai kakek dari kekasihnya itupun gemetaran dengan teriakan kakek Hanu. "M—maaf, Kek! Lu—" Belum selesai Lula menjawab, Kakek Hanu sudah terlebih dahulu memotong dengan suara ketusnya. "Aku bukan kakek kamu! dan aku tidak sudi menerimamu menjadi cucu menantuku ... Cucuku begitu berharga untuk gadis sepertimu, bisa jadi virus HIV ibumu ada dalam dirimu!" Ibu Lula memang tengah berada diambang kematian karena penyakit HIV yang dideritanya semenjak tiga tahun lalu. "Kek!" pekik Olan sambil memasuki kamar Lula. Olan yang akan menjemput Lula untuk kerumah sakit dikejutkan dengan kehadiran dan ancaman sang Kakek. "Olan ...!" kata kakek Hanu dan Lula bersamaan.Mereka berdua terkejut karena Olan tiba-tiba muncul."Kenapa kakek menggertak kekasihku? Aku ya
Olan membiarkan Lula menenangkan diri terlebih dahulu. Olan kembali ke rumah untuk meyakinkan Kakek, serta orang tuanya jika Lula gadis yang pantas untuk mendampinginya. Namun setelah perdebatan panjang dengan sang Kakek, nyatanya Olan tidak bisa membuat Kakeknya luluh. Olan kembali menuju kosan Lula karena mengingat tujuan awal Olan datang saat Kakek menemui Lula yaitu menemui Ibu Lula di Rumah sakit. Tok! Tok! Tok! "Assalamualaikum, Lula!" Salam Olan sambil mengetuk pintunya Lula."Waalaikumsalam Olan, ada apa lagi? Biarkan aku sendiri terlebih dahulu," sahut Lula dari dalam kamar kosnya. "Tidak Lula, ini soal ibu. Ibu kritis dan kita harus ke rumah sakit sekarang juga!" jawab Olan. Cklek! "Ibu?" tanya Lula dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Iya, ayo kita ke rumah sakit sekarang!" kata Olan sambil menatap mata Lula yang membengkak dengan intens. Setelahnya mereka menuju rumah sakit.Lula yang tengah bersedih karena kisah cintanya dengan sang kekasih terhalang oleh lat
Ketua preman itu menatap Olan dengan seringai menjijikan sambil melepaskan celananya.Kejadian itu membuat amarah Olan berkobar dan terus berontak berharap bisa lepas dan menghajar pria kurang ajar itu. Kemudian laki-laki itu berjalan dalam keadaan yang sudah tidak menggunakan celana mendekati Lula.Dan menggunting semua pakaian Lula. Pakaian itu lepas hingga seluruh tubuh Lula dapat dilihat oleh lima laki-laki berbadan besar itu, sambil menelan air liurnya sendiri. Olan menutup mata sambil menahan amarah dan terus berontak. Lula pun menutup matanya yang tak henti mengeluarkan air matanya sambil berontak dan berharap sebuah pertolongan."Wah, sangat ranum sekali!" kata laki-laki itu dan mulai mengambil kesucian gadis itu. Kejadian demi kejadian selanjutnya pun tak terelakkan bersama dengan ribuan air mata Lula yang jatuh. Kelima orang itu dengan bejadnya menuntaskan hasrat mereka di depan mata Olan. Lula hancur, tubuh Lula remuk redam, kesuciannya ternoda dan direnggut paksa, h