“Tuan, saya berhasil menangkap wanita ini.”Rita masuk sambil membawa wanita yang bernama Juni dengan tangan yang di ikat oleh syal yang sebelumnya di gunakan oleh Rita di lehernya.Semua orang menoleh ke arah Rita dan wanita yang ditangkapnya. Dari kartu nama yang menggantung di lehernya, wanita tersebut bernama Juni.“Siapa yang menyuruh kamu?” tanya Yavid dengan suara yang menggelegar, membuat semua orang yang ada di sana ketakutan, termasuk Aleya.Namun, bukannya menjawab, Juni malah berteriak histeris lalu menangis. Bahkan Rita yang sedari tadi memeganginya kewalahan karena tubuhnya terus meronta dan teriakannya membuat situasi jadi menegangkan. Hingga akhirnya Rita memberikan bogem mentah ke wajah Juni hingga wanita muda itu pingsan.“Rita, kenapa kamu membuat dia jadi pingsan?” tanya Yavid yang semakin kesal.“Ma-maaf, Tuan. Jika mengamuk seperti ini terus, percuma saja kita interogasi. Malah teriakannya akan membuat semua pegawai menjadi panik.”Rita menjelaskan tindakannya t
“Yavid ada di mana sekarang? kita harus segera menemuinya.”Aleya terlihat panik ketika bertanya kepada Gavin. Bukan hanya Aleya yang panik, Rita juga ikut mencari wanita yang ia lihat di toilet lobby.“Tuan ada di ruang Seroja, beliau ada jadwal bertemu dengan seorang yang ingin bergabung dengan perusahaan Leopard.”Gavin menjawab pertanyaan dari Aleya, lalu ia menyimpan tumpukan dokumen di atas meja resepsionis, kemudian kembali bertanya kepada Aleya dan Rita.“Ada apa?”“Tadi aku mendengar seorang wanita sedang merencanakan memberikan minuman yang sudah dicampur obat kepada seseorang di ruang seroja,” jawab Aleya.Mendengar jawaban majikannya, Gavin seketika membulatkan kedua matanya.“Astaga, Tuan,” ujarnya, kemudian ia berlari ke ruang seroja.“Kalian berdua ikut aku!” Aleya menunjuk kedua penjaga untuk ikut dengannya.Aleya dan Rita mengikuti langkah Gavin, kedua penjaga ikut berlari di belakang Aleya.Gavin langsung membuka pintu ruang seroja, hal tersebut membuat Yavid dan seo
“Berhenti di sini saja, Pak. Lalu tunggu aku di tempat parkir rahasia.”Aleya memberikan perintah kepada Agus, sopirnya. Setelah berhenti di depan Lobby, Aleya dan Rita segera turun dan menuju lift. Namun, tiba-tiba Aleya menghentikan langkahnya.“Aku mau ke toilet dulu,” ujar Aleya tiba-tiba berbisik kepada Rita.Rita mencari ruangan manager agar bisa memakai toiletnya, tapi ia belum berhasil menemukan ruangan tersebut.“Kita ke toilet khusus karyawan saja, aku tidak tahan,” ujar Aleya sambil mengapit kedua kakinya dan terpaksa menggunakan toilet khusus karyawan.Rita mengikuti langkah majikannya tersebut. Ia menunggu di depan toilet, sedangkan Aleya segera memasuki bilik toilet pertama. Toilet itu tampak sepi, hanya ada satu bilik toilet yang sedang tertutup. Tidak lama kemudian terdengar percakapan seseorang dari bilik di sampingnya.“Dia ada di ruang Seroja lantai lima belas? Baiklah aku akan membawa minuman ini ke sana. Obatnya sudah aku campurkan, dia tidak akan bisa melawan ef
“Kenapa Yavid tidak bisa dihubungi?”Aleya terlihat panik saat menghubungi Yavid. Rita dan Wanda kebingungan dengan sikap Aleya yang aneh.“Nyonya, ada apa?” tanya Rita.Aleya menyimpan smart phonenya dan beranjak dari tempat tidur.“Yavid tidak bisa dihubungi, aku harus menyusulnya,” ujar Aleya sambil berjalan ke area walking closet.Mendengar ucapan majikannya tersebut membuat Rita dan Wanda terkejut.“Nyonya, tolong jelaskan dulu ada apa? Anda terlihat gelisah sejak tidur dan sekarang ketika bangun malah terlihat panik. Jelaskan kepada kami!” Rita menghadang langkah Aleya.Sambil menahan tangis, Aleya menjelaskan mimpi buruk yang dialaminya.“Aku bermimpi. Aku melihat diriku dan James ketika kecelakaan mobil. Kecelakaan itu sangat menakutkan, mobil James sudah tidak berbentuk lagi, aku takut,” ujarnya dengan wajah ketakutan.Rita menenangkan Aleya, “Nyonya, kejadian itu sudah lama terjadi. Sekarang Nyonya sudah baik-baik saja, tidak ada yang perlu ditakutkan lagi.”Suara lembut Rit
“Kamu harus istirahat dulu, tidak boleh keluar rumah.”Yavid berdiri di pintu kamarnya sambil menatap Aleya yang duduk membelakanginya. Saat itu Aleya tidak menanggapi ucapan suaminya.Yavid menghela napas panjang lagi, kali ini ia harus mengumpulkan kesabaran yang banyak dalam menghadapi istrinya yang sedang hamil muda. Lelaki berkarismatik itu menghampiri Aleya dan berdiri di belakangnya. Lalu perlahan mengecup rambut Aleya yang dibiarkan menjuntai menutupi punggungnya.“Aku pergi dulu, kalau ada apa-apa hubungi aku,” ujar Yavid sebelum meninggalkan Aleya di kamarnya.Langkahnya begitu berat meninggalkan Aleya di rumah dengan kondisi emosinya yang belum stabil. Mungkin saja karena pengaruh kehamilan pertamanya.Setelah Yavid pergi, Rita dan Wanda mengetuk pintu kamar Aleya dan menghampiri majikannya tersebut setelah ada perintah untuk memasuki kamarnya dari Aleya.Aleya bergeming mendengar Rita dan Wanda menghampirinya.“Nyonya, ada apa? kenapa Nyonya marah kepada Tuan?” tanya Rita d
“Aku merasa Belina akan melakukan hal yang lebih jahat lagi kepada Aleya.”Yavid menunjukkan kekhawatirannya kepada Aleya.“Kondisinya kini berbeda, Aleya sedang mengandung anakku. Aku tidak boleh lengah,” lanjut Yavid.Gavin mengerti perasaan Tuannya. Belina merupakan wanita licik yang tidak akan mengampuni musuhnya. Dan akan melakukan apa pun demi mewujudkan keinginannya.“Sebaiknya kita tambah pengawalan untuk Nyonya,” ujar Gavin memberikan saran kepada Tuannya.“Kamu benar, kita harus menambah pengawalan untuk Aleya.”Yavid setuju dengan ide Gavin. Namun, tiba-tiba Aleya ternyata sudah berdiri di depan kamarnya.“Tidak usah, cukup dengan Rita dan Wanda. Mereka berdua pasti bisa menjagaku,” ujar Aleya yang tidak setuju dengan ide tersebut.Yavid terkejut dengan kedatangan istrinya tersebut, “Kamu seharusnya istirahat, sayang,” ujarnya sambil menghampiri Aleya yang berjalan pelan menuju ke arahnya.Yavid memegang tangan Aleya yang masih terlihat lemas, “Kamu sebaiknya istirahat samp