Share

Terhina

Author: Ina Patilele
last update Last Updated: 2024-12-19 13:45:04

“Dasar lelaki sombong, menyebalkan!”

Aleya kesal, lalu memijat kembali dahinya. Kepalanya masih terasa pusing.

“Kamu pembohong, Rita!” dengus Aleya kesal.

Rita terkejut dirinya ikut terseret atas sikap Tuannya yang membuat kesal Aleya.

“Saya berbohong?”

Aleya menatap Rita dengan tatapan tajam.

“Kamu bilang Yavid mencemaskan aku, tapi buktinya? Dia enggak nunjukin perhatiannya sama sekali. Manusia macam apa dia?”

Aleya menumpahkan kekesalannya kepada Rita. Pelayan itu hanya bisa tersenyum memaklumi sikap majikannya tersebut.

“Maafkan saya, Nyonya. Mungkin Tuan sedang ...”

Belum juga Rita menyelesaikan ucapannya, Aleya segera memotong ucapannya.

“Ssstt. Jangan bicara lagi, kamu pasti akan membelanya. Astaga, sepertinya aku terjebak permainannya Yavid,” dengus Aleya sambil terus memijat dahinya.

Keesokan harinya, tubuh Aleya sudah terasa membaik, ia sudah bisa duduk dan rasa pusing sudah mulai berkurang. Selang infus juga sudah di cabut oleh suster. Rita masuk dengan pakaian yang berbeda.

“Rita? Kenapa kamu berpakaian seperti itu?”

Rita memakai baju terusan panjang hingga mata kakinya dan kerudung, ia juga memakai kaca mata baca. Wajahnya terlihat penuh keriput.

“Saya harus menyamar. Nyonya juga harus menyamar agar kita bisa keluar dari rumah sakit ini.”

Aleya terkejut karena kepulangannya lebih cepat dari perkiraan dokter.

“Kenapa harus menyamar? Kenapa pulang lebih cepat? Ada apa?”

Rita tidak menjawab pertanyaan Aleya. Ia sibuk merapikan barang-barang yang akan dibawa pulang. Ia juga memakaikan baju tidur kepada Aleya dan masker wajah juga topi kepada Aleya.

“Rita, jawab aku!” Aleya mendesak Rita.

Rita bergeming dengan pertanyaan Aleya. Setelah semuanya siap, Rita mendorong kursi roda yang akan digunakan oleh Aleya.

“Nanti akan saya jelaskan. Kita harus keluar dari sini sekarang.”

Melihat kepanikan di wajah Rita, membuat Aleya menuruti ucapan wanita berusia tiga puluh lima tahun itu. Ponsel Rita bergetar.

“Baik, Tuan. Kami sudah siap dan akan keluar dari kamar menuju lift,” ujar Rita kepada seseorang yang menghubunginya.

Aleya semakin cemas dengan apa yang terjadi. Aleya duduk di kursi roda.

“Aku takut, ada apa sebenarnya?”

Aleya dilanda kecemasan.

“Tenang Nyonya, aku akan menjelaskan semuanya sambil menuju ke lantai satu. Gavin sudah menunggu kita.”

Rita menggendong tas ransel dan mendorong kursi roda. Aleya menggunakan masker wajah dan topi agar tidak ada yang mengenalinya.

“Tuan Yavid meminta kita untuk segera meninggalkan rumah sakit. Kabarnya anggota keluarga Leopard sedang melakukan audit di rumah sakit ini. Dokter Firman tidak bisa membantu kita, sebab beliau sedang ada di ruang rapat.”

Penjelasan Rita  membuat Aleya tertegun. Ia tidak ingin bertemu keluarga Leopard. Mereka berdua menuju lift dan tidak lama kemudian pintu lift terbuka.

Deg!

“Nyonya Belina,” ujar Rita pelan.

Mereka tidak punya pilihan lain, jika tidak masuk malah akan membuat Belina curiga. Rita dan Aleya berusaha bersikap tenang ketika masuk ke lift, Belina dan rekannya tidak mengenali mereka berdua.

“Lalu bagaimana kabar mantan menantumu?” tanya rekan Belina yang terlihat hedon.

Aleya tertegun mendengar pertanyaan wanita tersebut, ia penasaran dengan jawaban Belina, mantan mertuanya.

“Mungkin dia sudah menjadi wanita simpanan, atau wanita pemuas lelaki di jalanan demi bertahan hidup. Wanita jalang itu memang pantas berada di jalanan.”

Jawaban Belina sungguh menyakitkan, bahkan ia tertawa saat menjawabnya. Wanita yang dibicarakan itu adalah Aleya. Rita terdiam, sedangkan Aleya mengepalkan kedua tangannya karena geram.

“Memangnya dia tidak pulang ke rumah ayahnya?”

Aleya menyimak pertanyaan dan Kembali menunggu jawaban Belina.

“Purnama sudah tidak peduli dengan Aleya. Iaa menganggap anaknya sudah mati,” Belina tertawa lagi seolah kisah hidup Aleya adalah drama komedi baginya.

Air mata Aleya mengalir setelah mendengar jawaban Belina. Menuju ke lantai satu terasa begitu lama.

“Wanita itu tidak bisa memuaskan Jarvis, tidak bisa berdandan cantik, tidak bisa bekerja, lalu apa yang bisa aku banggakan? Dia hanya menjadi sampah di rumah.”

Bertubi-tubi cercaan untuk Aleya keluar dari mulut mantan mertuanya tersebut. Rasa sakit menghujam hati Aleya.

“Lalu kapan Jarvis akan menikahi Mila?”

Percakapan mereka terasa menyakitkan bagi Aleya.

“Secepatnya. Jarvis sedang menunggu persetujuan dari Yavid.”

Tangis Aleya berhenti ketika mendengar jawaban Belina.

“Menunggu persetujuan dari Yavid?” tanyanya pelan, Aleya mengerutkan dahinya.

Sementara itu, Rita berusaha menghubungi Gavin. Setelah pintu lift terbuka, Belina dan Rekannya keluar lebih dahulu, Aleya dan Rita berjalan di belakang mereka.

“Changement de plans. emmène la voiture au sous-sol. il y a une méchante madame dans le hall.”

Aleya terperangah mendengar ucapan Rita dalam bahasa perancis, terlalu banyak kejutan ketika mengenal Rita lebih dekat. Sementara itu Belina dan rekannya terus menuju pusat lobby, Rita dan Aleya belok kiri menuju basement.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Manis Istri CEO   161. Salah sasaran

    Wanita muda yang dicengkeram oleh Belina terlihat tidak gentar dan malah balik menyerangnya dengan mengarahkan tangan kanannya ke leher Belina.“Aku tidak akan tinggal diam, kamu yang memulai.” Tatapan Aleya begitu tajam, sehingga menghadirkan rasa takut di hati Belina untuk pertama kalinya.Semakin Belina melawan, Aleya malah memperkuat cengkeraman tangannya di leher mantan mertuanya tersebut.Belina terlihat sesak, cengkeraman tangannya juga mulai melonggar.“Nyonya, lepaskan. Nyonya besar bisa meninggal,” ujar Rita yang khawatir dengan keselamatan Belina.“Nyonya!” teriak Rita yang mulai putus asa, melihat Belina semakin lemas. Ketika para penjaga akan membantu, Aleya melepaskan cengkeramannya. Tubuh Belina terkulai lemas di lantai.“Uhuk...uhuk...” Belina terbatuk-batuk karena saluran napasnya sempat terhambat oleh cengkeraman tangan Aleya.Belina ingin berteriak, tapi suaranya tercekat.“Bagaimana rasanya hampir mati? Bukankah kamu menikmatinya?” tanya Aleya sambil mengukir senyu

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Pemilik Bros

    “Nyonya, kenapa Anda mengacuhkan Olivia? Dia berteriak terus.”Rita terlihat cemas dengan sikap Aleya yang terkesan hanya mengambil informasi darinya tanpa memenuhi janjinya.“Kalau dia capek nanti berhenti sendiri. Biarkan saja,” sahut Aleya tanpa menghentikan langkahnya.“Tapi keluarganya ...” belum juga menyelesaikan kalimatnya, Rita di buat terkejut ketika Aleya menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.“Aku sudah atur mengenai perlindungan keluarga Olivia. Bahkan sebelum bicara dengannya, aku sudah memindahkan keluarganya ke tempat yang aman.” Aleya menjelaskan tanpa menoleh.Mendengar penjelasan dari Aleya, membuat Rita bernapas lega. “Syukurlah. Aku yakin pikiran Olivia tidak akan tenang dengan ancaman dari orang yang menjadi dalang semua ini.”Aleya membalikkan badannya, sekarang dia berhadapan dengan Rita.“Aku lapar, kita mampir ke restoran dulu ya.” Aleya tersenyum, tapi Rita cemberut.“Iya, tapi tidak perlu ngagetin begitu, kan?” Rita sadar jika majikannya tersebut sedang

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Olivia

    “Nyonya, aku mendapatkan laporan dari anak buahku di banker.”Gavin menghampiri Aleya untuk memberitahu informasi yang diterimanya dari anak buahnya.“Apa informasinya?” Aleya penasaran dengan informasi yang maksud.“Olivia terpaksa melakukan perintah dari seseorang, karena jika tidak melakukan perintahnya, maka keluarganya akan celaka.”Gavin menjelaskan informasi yang didapatnya dengan wajah serius.“Siapa orang yang memerintahnya?” Aleya semakin penasaran.“Olivia tidak mengenal wanita ini, karena waktu bertemu wajahnya tertutup hoodie.”“Bagaimana dia tahu kalau wanita itu bisa mencelakai keluarganya kalau tidak tahu siapa wanita itu,” Aleya mulai kesal dengan informasi dari Olivia yang hampir membuat rumah tangganya dengan Yavid menjadi hancur.Gavin menghela napas panjang, “Adik kandungnya yang baru pulang sekolah dipukuli oleh orang yang tidak dikenal dan wanita itu mengaku jika pemukul itu adalah orang suruhannya. Sebenarnya Olivia pernah menolak perintah wanita itu, makanya t

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Jebakan Licik

    “Ja-jadi semua efek yang kamu rasakan ini karena obat perangsang?”Tanya Aleya di tengah desahan yang terus keluar dari mulutnya ketika kecupan Yavid yang membuatnya ikut terangsang. Yavid hanya mengangguk dan terus menyentuh area sensitif Aleya yang terus membuatnya mendesah.Sedangkan Agus berusaha tetap konsentrasi mengemudi dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai ke rumah. Sesampainya di rumah, Agus segera membukakan pintu mobil dan berdiri menundukkan wajahnya.Yavid yang sudah membuka jas dan sebagian kancing kemejanya, keluar dari mobil sambil menggendong Aleya. Keduanya saling berpagutan bibir tanpa menghiraukan keadaan sekitar.“Sayang, tahan dulu,” ujar Aleya yang berhasil melepaskan kecupan suaminya tersebut.Namun, hasrat Yavid tidak terbendung lagi. Ia kembali mengecup bibir istrinya tersebut sambil menuju ke kamarnya.Bahkan Wanda yang berdiri dan berniat menanyakan keadaan majikannya dibuat mematung. Kedua majikannya melewatinya begitu saja, seolah dirinya tidak terli

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Orang Bayaran

    “Tuan, saya berhasil menangkap wanita ini.”Rita masuk sambil membawa wanita yang bernama Juni dengan tangan yang di ikat oleh syal yang sebelumnya di gunakan oleh Rita di lehernya.Semua orang menoleh ke arah Rita dan wanita yang ditangkapnya. Dari kartu nama yang menggantung di lehernya, wanita tersebut bernama Juni.“Siapa yang menyuruh kamu?” tanya Yavid dengan suara yang menggelegar, membuat semua orang yang ada di sana ketakutan, termasuk Aleya.Namun, bukannya menjawab, Juni malah berteriak histeris lalu menangis. Bahkan Rita yang sedari tadi memeganginya kewalahan karena tubuhnya terus meronta dan teriakannya membuat situasi jadi menegangkan. Hingga akhirnya Rita memberikan bogem mentah ke wajah Juni hingga wanita muda itu pingsan.“Rita, kenapa kamu membuat dia jadi pingsan?” tanya Yavid yang semakin kesal.“Ma-maaf, Tuan. Jika mengamuk seperti ini terus, percuma saja kita interogasi. Malah teriakannya akan membuat semua pegawai menjadi panik.”Rita menjelaskan tindakannya t

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Jebakan Licik

    “Yavid ada di mana sekarang? kita harus segera menemuinya.”Aleya terlihat panik ketika bertanya kepada Gavin. Bukan hanya Aleya yang panik, Rita juga ikut mencari wanita yang ia lihat di toilet lobby.“Tuan ada di ruang Seroja, beliau ada jadwal bertemu dengan seorang yang ingin bergabung dengan perusahaan Leopard.”Gavin menjawab pertanyaan dari Aleya, lalu ia menyimpan tumpukan dokumen di atas meja resepsionis, kemudian kembali bertanya kepada Aleya dan Rita.“Ada apa?”“Tadi aku mendengar seorang wanita sedang merencanakan memberikan minuman yang sudah dicampur obat kepada seseorang di ruang seroja,” jawab Aleya.Mendengar jawaban majikannya, Gavin seketika membulatkan kedua matanya.“Astaga, Tuan,” ujarnya, kemudian ia berlari ke ruang seroja.“Kalian berdua ikut aku!” Aleya menunjuk kedua penjaga untuk ikut dengannya.Aleya dan Rita mengikuti langkah Gavin, kedua penjaga ikut berlari di belakang Aleya.Gavin langsung membuka pintu ruang seroja, hal tersebut membuat Yavid dan seo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status