“Bangunlah, Nyonya. Tuan Yavid sudah pergi.”
Aleya terkejut mendengar ucapan Rita yang bisa menebaknya sedang berpura-pura belum sadar. Aleya segera membuka kedua matanya.
“Bagaimana kamu tahu kalau aku sudah sadar?”
Pertanyaan Aleya membuat Rita tersenyum.
“Syukurlah, Nyoya sudah sadar. Saya tidak sengaja saya melihat Nyonya membuka mata waktu saya masih berada di luar kamar. Tapi waktu Tuan Yavid akan masuk, Nyonya segera memejamkan mata lagi.”
Aleya menjadi malu setelah ketahuan berbohong.
“A—aku hanya ingin memastikan jika Yavid tidak mempermainkan aku.”
Rita berdiri mendekat ke Aleya.
“Jangan melakukan tindakan seperti tadi lagi. Saya dan Tuan benar-benar cemas dengan keadaan Nyonya.”
Mendengar ucapan Rita membuat Aleya terkejut.
“Cemas? Lelaki dingin itu cemas?”
Tentu saja Aleya tidak percaya begitu saja dengan ucapan Rita.
“Tuan berlari begitu cepat ketika saya berteriak minta tolong. Tanpa ragu Tuan menggendong Nyonya dan dibawa ke rumah sakit ini.”
Aleya ingat saat Rita berteriak dan Yavid menggendongnya sebelum pingsan. Hatinya melunak.
“Jika Nyonya melihat wajah Tuan saat melihat Nyonya pingsan, maka akan terlihat jika Tuan memang mencemaskan kondisi Nyonya.”
Rita masih mencoba meyakinkan Aleya.
“Entahlah. Aku bingung siapa yang harus aku percaya saat ini. Aku ...”
Aleya mencoba untuk duduk, tapi tubuhnya masih sangat lemas dan kepalanya kembali mendarat ke bantal.
“Astaga, aku sangat lemas,” ujar Aleya lalu memijat dahinya karena kepalanya terasa pening.
Rita membantu membenarkan posisi bantal.
“Nyonya, jangan dipaksakan. Jika ingin cepat pulih, jangan banyak bergerak.”
Dengan penuh perhatian Rita menjaga Aleya. Namun, Aleya baru tersadar jika Rita adalah pelayan di rumah Jarvis.
“Rita, bukannya kamu pelayan di rumah Jarvis? Kenapa kamu ada di rumah Yavid? Kalau kamu ada di sini, berarti mereka tahu keadaanku? Berarti Yavid juga sekongkol dengan Jarvis?” rentetan pertanyaan keluar dari mulut Aleya dengan wajah panik.
Aleya kembali dilanda kecemasan. Napasnya menjadi sesak.
“Nyonya, tolong dengarkan penjelasan saya. Tuan Yavid tidak bersekongkol dengan Tuan Jarvis, mereka tidak tahu keberadaan Nyonya. Jadi tolong tenang dulu, Nyonya.”
Rita memegangi Aleya yang berusaha memaksa turun dari tempat tidur.
“Kamu pasti bohong!” dengus Aleya sambil berusaha berontak, tapi tubuhnya masih sangat lemas.
Rita memegangi tubuh Aleya yang masih berusaha berontak dan ingin turun dari tempat tidurnya.
“Nyonya aku mohon, percayalah. Tuan Yavid orang yang baik. Aku mohon percayalah kepada saya, Nyonya,” ujar Rita dengan wajah cemas.
Dengan kondisi tubuhnya yang masih lemas, Aleya kehabisan tenaga. Ia berhenti memberontak.
“Lepaskan aku! Aku akan berusaha mempercayai kamu. Lepaskan!”
Rita melepaskan tangannya dari tubuh Aleya. Kini Aleya berusaha kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Dengan sigap Rita membantu Aleya, tapi tangan Rita di tepis oleh Aleya. Rita menghela napas panjang.
“Saya pelayan yang diutus oleh Tuan Yavid untuk bekerja di rumah Tuan Jarvis untuk menjaga Nyonya. Tapi Tuan Jarvis tidak mengetahui hal ini. Makanya saya memaksa membantu Nyonya membersihkan rumah Tuan Jarvis. Membantu Nyonya menyiapkan sarapan untuk Tuan Jarvis. Walau Tuan Jarvis bersikeras ingin Nyonya Aleya sendiri yang melakukan semuanya, tapi diam-diam saya membantu Nyonya.”
Ucapan Rita memang benar, selama di rumah Jarvis hanya Rita yang berani membantu Aleya.
“Tapi kenapa Yavid mengutus kamu untuk membantuku?”
Aleya masih menatap sinis kepada Rita.
“Yavid sangat mengenal tabiat keponakannya. Tuan Jarvis terpaksa menikah dengan Nyonya, dapat di pastikan jika Jarvis akan mempermainkan Nyonya. Maka Tuan Yavid mengutus saya untuk melindungi Nyonya.”
Aleya tahu jika pernikahannya adalah sebuah paksaan dari Purnama agar bisa mendapatkan uang untuk perkembangan usaha retail milik keluarganya. Aleya menghela napas panjang, menyesali pernikahannya dengan Jarvis.
“Aku merupakan wanita yang kurang beruntung. Jika aku menolak menikah dengan Jarvis, maka ayahku akan menyiksaku, justru Jarvis lebih kejam menyiksaku. Aku memang sial,” Aleya meratapi nasibnya.
Rita tertegun mendengar ucapan Aleya. Ia tidak menyangka hidup wanita yang ada di hadapannya begitu menyedihkan.
“Nyonya pasti akan menemukan kebahagiaan jika bersama dengan Tuan Yavid.”
Mendengar ucapan Rita membuat Aleya teringat rencana Yavid yang akan menikah dengannya. Wajahnya terlihat tidak senang.
“Entahlah, aku sangat muak mendengar kata pernikahan. Makanya waktu Yavid bilang akan menikahiku besok, aku langsung ketakutan.”
Rita menyimak ucapan Aleya dan merasa iba dengan trauma yang Aleya rasakan. Tiba-tiba Yavid masuk ke kamar, Rita perlahan mundur dan menundukkan wajahnya.
“Kamu sudah sadar? Baguslah! Kamu harus istirahat agar bisa cepat keluar dari rumah sakit.”
Yavid berdiri di samping tempat tidur. Wajahnya tanpa ekspresi dengan kedua lengan di masukkan ke dalam saku celananya. Aleya membayangkan Yavid akan tersenyum melihat dirinya sadar, tapi ternyata tidak. Malah terkesan angkuh.
“Kenapa? Kamu takut aku menghabiskan biaya besar? Kamu kan orang kaya, kenapa masih memikirkan biaya rumah sakit, hah?” tanya Aleya dengan sinis.
Yavid tersenyum sinis mendengar pertanyaan dari Aleya.
“Cepat atau lambat keberadaan kamu di rumah sakit ini pasti akan diketahui oleh ayahmu. Kalau kamu mau berlama-lama di sini, silakan.”
Setelah selesai bicara, Yavid pergi meninggalkan Aleya. Sikap Yavid berbanding terbalik dengan yang diceritakan oleh Rita.
“Bahkan mengenai perselingkuhan Jarvis dan Mila saja aku tahu, dan yang lebih jauh lagi aku tahu.”James menjelaskan bahwa dia tidak main-main membantu Aleya, sampai dia mengetahui orang-orang yang telah menyakiti wanita yang dicintainya tersebut.Lagi-lagi Yavid merasa kalah dari James, lelaki yang benar-benar mencintai Aleya jauh lebih banyak mengetahui informasi mengenai keluarganya dibandingkan dirinya yang menyandang status sebagai suami sahnya.“Tahu apa lagi?” tanya Aleya penasaran, ia menatap James dengan serius.Tatapan Aleya tidak disia-siakan oleh James, ia menatap kembali wanita yang dicintainya tersebut.Hal tersebut membuat Yavid cemburu, maka sebelum James sempat menjawab pertanyaan Aleya, Yavid segera memotong pembicaraan antara mereka.“Aleya, bisa kita bicara sebentar?” pertanyaan Yavid membuat Aleya menoleh kepadanya.“Ah, sial!” ujar James pelan, ia baru saja menikmati tatapan Aleya tapi Yavid telah mengusik kenikmatan yang sudah lama ia dambakan.Aleya menghampiri
“Lelaki, brengsek! Aku akan menghabisimu!”Aleya berlari ke arah James hendak memukulnya, tapi tubuhnya kembali di hadang oleh Yavid.“Aleya, jangan gegabah! Jangan kotori tanganmu!” ujar Yavid tegas.Aleya tetap berontak ketika Yavid menahan tubuhnya, ia histeris ingin memukul James yang sudah membuatnya marah sejak tadi.“Haduh, kalian ini kenapa menyewa detektif murahan? Lambat sekali menyelidiki kasus ini, jika Felix dan Dilan itu jenius, maka mereka akan mengetahui tujuanku yang sebenarnya,” tukas James.“Apa maksudmu?” tanya Yavid.“Ternyata kamu juga bodoh,” ejek James kepada Yavid.James menertawakan sahabatnya yang sudah dikuasai rasa marah kepadanya. Akibat kesalahpahaman di antara mereka.“Tanyakan saja kepada Wanda secara langsung,” lanjut James.Mendengar ucapan James membuat Aleya kembali teriak histeris.“Kurang ajar! Kenapa kamu bicara seolah-olah Wanda masih hidup.” Aleya terus berteriak melampiaskan kemarahannya.“Nyonya Aleya, aku memang masih hidup,” ujar seseorang
“Berani betul James datang ke sini, akan aku habisi dia kalau terbukti menyembunyikan Wanda.”Aleya mengepalkan kedua tangannya, tatapannya tajam menunggu seseorang memasuki ruang tamu.“Aleya, kamu harus tetap tenang, jangan gegabah!” Yavid menasihati istrinya sambil berbisik.Tapi Aleya bergeming, rasa benci kepada James sudah mengalir di pikirannya.Tiba-tiba smart phone Yavid berdering dan terlihat nama Felix yang menghubunginya. Yavid segera menerima panggilan telepon tersebut dan menggunakan pengeras suara.“Tuan. Ternyata Dokter dan perawat yang datang bukan dari pihak kepolisian. Mereka orang lain yang menyamar sebagai dokter dan perawat. Ada sipir penjara lain yang telah dibayar,” ujar Felix membeberkan fakta yang ia dapatkan.Aleya dan Yavid terkejut mendengar penjelasan Felix.“Artinya, bukan Belina yang membayar orang-orang itu?” tanya Aleya dengan nada marah.“Bukan, Nyonya. Tapi orang lain yang ada di balik semua ini. Dilan sudah mendapatkan keterangan dari sipir penjar
“Aku yakin bukan Belina yang melakukan semua ini. Sepertinya ada orang lain yang ikut mempermainkan kita.”Yavid mengepalkan kedua tangannya menandakan jika ia sedang marah terhadap orang yang sudah mempermainkan mereka atas kematian Wanda.“Gavin, hubungi lagi Felix!” Yavid menunjuk asistennya.“Baik, Tuan,” jawab Gavin yang segera menghubungi Felix.“Silakan, Tuan. Ini sudah terhubung dengan Felix,” ujar Gavin sambil menyodorkan smart phonenya kepada Yavid.Yavid segera mengambil smart phone dari Gavin, “Felix, kamu melihat ada orang lain yang mengangkut jasad Wanda?”“Hanya dokter, perawat dan beberapa polisi yang mengangkut jasad Wanda ke dalam mobil ambulan.”Jawaban Felix membuat Yavid tertegun, “Kapan dokter dan perawat itu datang?”“Setelah Wanda dikabarkan kejang-kejang, dokter dan perawat itu datang. Lalu ada pengumuman bahwa Wanda meninggal dunia, kemudian mereka keluar membawa jasad Wanda,” jawab Felix.“Tapi ada yang janggal, Tuan,” lanjut Felix lagi.Yavid mengerutkan da
“Sebentar lagi kita akan mengakhiri pembalasan yang menyakitkan ini, terlalu banyak orang yang terlibat, terlalu banyak orang yang berkorban.”Yavid menatap ke arah luar jendela mobilnya ketika mobil yang ia tumpangi melaju keluar dari halaman rumah orang tuanya.“Aku setuju, kematian Wanda tidak boleh sia-sia,” Aleya menghela napas panjang, “cepatlah pulang, banyak yang ingin aku bicarakan,” lanjutnya sebelum menutup sambungan teleponnya.Yavid kembali pulang ke rumahnya dan menemui Aleya yang sedang duduk di ruang kerjanya. Tatapannya kosong memandangi meja yang ada di hadapannya, pikirannya masih berkutat kepada Wanda. Sementara itu Rita duduk di belakang sofa sambil terus memperhatikan majikannya yang sedang dirundung kesedihan.Aleya meremas kedua tangannya, terlihat jika hatinya sedang mengalami kecemasan dan kesedihan secara bersamaan.Yavid duduk di samping Aleya dan memegang kedua tangan istrinya tersebut dengan lembut. Ia memijat pelan kedua tangan Aleya hingga kehangatan me
“Kalau tidak ada yang kamu inginkan dariku, tidak mungkin aku diundang untuk makan bersama.”Ucapan tajam Yavid membuat Verrel menelan salivanya, seketika ia terdiam. Sedangkan Jarvis berusaha tetap tenang, walaupun terlihat cemas dari wajahnya. Aleya dapat mendengar percakapan dengan jelas dari smart phone Yavid yang sengaja melakukan panggilan ke Smart phone Aleya, agar istrinya tersebut dapat mendengar atau bahkan merekam percakapan mereka.Belina tersenyum kecil, “Kakak memang paling tahu isi pikiran aku,” ujar Belina.Hanya Belina yang terlihat tenang menghadapi Yavid yang dikenal tegas.“Apa yang kamu inginkan?” tanpa basa-basi Yavid melemparkan pertanyaan kepada Belina.Verrel dan Jarvis diam-diam saling menatap, ada yang ingin mereka ucapkan tapi terlalu takut untuk diungkapkan kepada Yavid. Belina melihat ke arah suami dan anaknya yang tidak berani bicara, ia menghela napas pendek. Belina sudah mengira jika kedua lelaki yang seharusnya lebih lantang bicara di hadapan Yavid,
“Semua ini pasti karena Belina telah menjalankan rencananya.”Aleya marah dan menuduh Belina yang menyebabkan Wanda meninggal. Kemudian ia melepaskan pelukan Yavid dan menyalahkannya karena tidak bergerak cepat untuk menyelamatkan Wanda.“Kenapa kamu sangat lambat untuk menyelamatkan Wanda? kenapa kamu hanya diam saja?” teriak Aleya melampiaskan rasa marah dan sedih di saat bersamaan.Yavid mematung mendengar ucapan Aleya. Menurutnya ucapan Aleya ada benarnya, andai saja dia langsung mengirimkan pengacara hebat untuk membebaskannya dari penjara, mungkin kali ini Wanda akan selamat.Melihat Tuannya sedih, Gavin segera menenangkan Aleya.“Nyonya, tenanglah. Tuan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Wanda. Detektif bayaran sedang menyelidiki sipir dan narapidana yang disuap oleh Belina.”Gavin membela Tuannya, dan ternyata berhasil membuat Aleya tersadar jika Yavid juga telah berkorban banyak untuk mengeluarkan Wanda dari penjara.Aleya akhirnya terkulai lemas dan duduk
“Jangan bergurau mengenai Wanda. Aku dan Nyonya mendengar rencana jahat Belina yang akan menghabisi Wanda.”Rita menatap Gavin dengan tatapan tajam, kali ini ia tidak suka jika Gavin masih mempermainkan informasi mengenai Wanda.Gavin mengerutkan dahinya, ia masih belum bisa mencerna informasi yang Rita berikan. Kemudian ia menarik lengan Rita agar menjauh dari Aleya.“Apa maksud kamu?” tanya Gavin setelah dirasa aman tidak terdengar oleh Aleya.Rita berniat menceritakan mengenai pertemuan antara James dan Belina di sebuah restoran. Namun, Yavid datang dengan langkah yang terburu-buru menghampiri Aleya di ruang keluarga.Aleya melihat suaminya datang dan segera beranjak menyambut kedatangannya dengan wajah yang cemas. Yavid menyadari wajah Aleya yang sedih segera memeluknya.“Tenanglah, sayang. Wanda baik-baik saja, luka-lukanya akan segera sembuh setelah diobati oleh dokter,” ujar Yavid sambil memeluk istrinya tersebut.Mendengar ucapan Yavid malah membuat Aleya terkejut dan segera m
“Kita belum tahu rencana mereka selanjutnya, maka dari itu tetaplah tenang.”Rita kembali berbisik kepada Aleya sambil terus memperhatikan Belina dan James yang belum menyadari kehadiran mereka.Aleya mengangguk pelan, logikanya harus lebih tajam dibandingkan dengan emosinya. Menghadapi wanita licik seperti Belina harus menyingkirkan emosi dan mengedepankan logika berpikir agar bisa tepat melawan semua rencana jahatnya.“Kenapa kamu sekarang ingin melihat Aleya menderita? Bukankah beberapa bulan lalu kamu sangat membelanya?” tanya Belina kepada James.Pertanyaan yang membuat Aleya penasaran dengan jawaban lelaki yang pernah berjanji akan selalu melindunginya, tapi sekarang malah berbalik menyerangnya. Yang lebih menyakitkan, James malah bekerja sama dengan Belina, salah satu wanita yang paling ia benci.Aleya dan Rita mengira James pasti akan mengatakan rahasia yang selama ini Yavid tutupi dari keluarganya, yaitu pernikahan antara Yavid dan Aleya yang dilakukan secara diam-diam.James