Share

Trauma

Author: Ina Patilele
last update Huling Na-update: 2024-12-19 13:41:57

“Bangunlah, Nyonya. Tuan Yavid sudah pergi.”

Aleya terkejut mendengar ucapan Rita yang bisa menebaknya sedang berpura-pura belum sadar. Aleya segera membuka kedua matanya.

“Bagaimana kamu tahu kalau aku sudah sadar?”

Pertanyaan Aleya membuat Rita tersenyum.

“Syukurlah, Nyoya sudah sadar. Saya tidak sengaja saya melihat Nyonya membuka mata waktu saya masih berada di luar kamar. Tapi waktu Tuan Yavid akan masuk, Nyonya segera memejamkan mata lagi.”

Aleya menjadi malu setelah ketahuan berbohong.

“A—aku hanya ingin memastikan jika Yavid tidak mempermainkan aku.”

Rita berdiri mendekat ke Aleya.

“Jangan melakukan tindakan seperti tadi lagi. Saya dan Tuan benar-benar cemas dengan keadaan Nyonya.”

Mendengar ucapan Rita membuat Aleya terkejut.

“Cemas? Lelaki dingin itu cemas?”

Tentu saja Aleya tidak percaya begitu saja dengan ucapan Rita.

“Tuan berlari begitu cepat ketika saya berteriak minta tolong. Tanpa ragu Tuan menggendong Nyonya dan dibawa ke rumah sakit ini.”

Aleya ingat saat Rita berteriak dan Yavid menggendongnya sebelum pingsan. Hatinya melunak.

“Jika Nyonya melihat wajah Tuan saat melihat Nyonya pingsan, maka akan terlihat jika Tuan memang mencemaskan kondisi Nyonya.”

Rita masih mencoba meyakinkan Aleya.

“Entahlah. Aku bingung siapa yang harus aku percaya saat ini. Aku ...”

Aleya mencoba untuk duduk, tapi tubuhnya masih sangat lemas dan kepalanya kembali mendarat ke bantal.

“Astaga, aku sangat lemas,” ujar Aleya lalu memijat dahinya karena kepalanya terasa pening.

Rita membantu membenarkan posisi bantal.

“Nyonya, jangan dipaksakan. Jika ingin cepat pulih, jangan banyak bergerak.”

Dengan penuh perhatian Rita menjaga Aleya. Namun, Aleya baru tersadar jika Rita adalah pelayan di rumah Jarvis.

“Rita, bukannya kamu pelayan di rumah Jarvis? Kenapa kamu ada di rumah Yavid? Kalau kamu ada di sini, berarti mereka tahu keadaanku? Berarti Yavid juga sekongkol dengan Jarvis?” rentetan pertanyaan keluar dari mulut Aleya dengan wajah panik.

Aleya kembali dilanda kecemasan. Napasnya menjadi sesak.

“Nyonya, tolong dengarkan penjelasan saya. Tuan Yavid tidak bersekongkol dengan Tuan Jarvis, mereka tidak tahu keberadaan Nyonya. Jadi tolong tenang dulu, Nyonya.”

Rita memegangi Aleya yang berusaha memaksa turun dari tempat tidur.

“Kamu pasti bohong!” dengus Aleya sambil berusaha berontak, tapi tubuhnya masih sangat lemas.

Rita memegangi tubuh Aleya yang masih berusaha berontak dan ingin turun dari tempat tidurnya.

“Nyonya aku mohon, percayalah. Tuan Yavid orang yang baik. Aku mohon percayalah kepada saya, Nyonya,” ujar Rita dengan wajah cemas.

Dengan kondisi tubuhnya yang masih lemas, Aleya kehabisan tenaga. Ia berhenti memberontak.

“Lepaskan aku! Aku akan berusaha mempercayai kamu. Lepaskan!”

Rita melepaskan tangannya dari tubuh Aleya. Kini Aleya berusaha kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Dengan sigap Rita membantu Aleya, tapi tangan Rita di tepis oleh Aleya. Rita menghela napas panjang.

“Saya pelayan yang diutus oleh Tuan Yavid untuk bekerja di rumah Tuan Jarvis untuk menjaga Nyonya. Tapi Tuan Jarvis tidak mengetahui hal ini. Makanya saya memaksa membantu Nyonya membersihkan rumah Tuan Jarvis. Membantu Nyonya menyiapkan sarapan untuk Tuan Jarvis. Walau Tuan Jarvis bersikeras ingin Nyonya Aleya sendiri yang melakukan semuanya, tapi diam-diam saya membantu Nyonya.”

Ucapan Rita memang benar, selama di rumah Jarvis hanya Rita yang berani membantu Aleya.

“Tapi kenapa Yavid mengutus kamu untuk membantuku?”

Aleya masih menatap sinis kepada Rita.

“Yavid sangat mengenal tabiat keponakannya. Tuan Jarvis terpaksa menikah dengan Nyonya, dapat di pastikan jika Jarvis akan mempermainkan Nyonya. Maka Tuan Yavid mengutus saya untuk melindungi Nyonya.”

Aleya tahu jika pernikahannya adalah sebuah paksaan dari Purnama agar bisa mendapatkan uang untuk perkembangan usaha retail milik keluarganya. Aleya menghela napas panjang, menyesali pernikahannya dengan Jarvis.

“Aku merupakan wanita yang kurang beruntung. Jika aku menolak menikah dengan Jarvis, maka ayahku akan menyiksaku, justru Jarvis lebih kejam menyiksaku. Aku memang sial,” Aleya meratapi nasibnya.

Rita tertegun mendengar ucapan Aleya. Ia tidak menyangka hidup wanita yang ada di hadapannya begitu menyedihkan.

“Nyonya pasti akan menemukan kebahagiaan jika bersama dengan Tuan Yavid.”

Mendengar ucapan Rita membuat Aleya teringat rencana Yavid yang akan menikah dengannya. Wajahnya terlihat tidak senang.

“Entahlah, aku sangat muak mendengar kata pernikahan. Makanya waktu Yavid bilang akan menikahiku besok, aku langsung ketakutan.”

Rita menyimak ucapan Aleya dan merasa iba dengan trauma yang Aleya rasakan. Tiba-tiba Yavid masuk ke  kamar, Rita perlahan mundur dan menundukkan wajahnya.

“Kamu sudah sadar? Baguslah! Kamu harus istirahat agar bisa cepat keluar dari rumah sakit.”

Yavid berdiri di samping tempat tidur. Wajahnya tanpa ekspresi dengan kedua lengan di masukkan ke dalam saku celananya. Aleya membayangkan Yavid akan tersenyum melihat dirinya sadar, tapi ternyata tidak. Malah terkesan angkuh.

“Kenapa? Kamu takut aku menghabiskan biaya besar? Kamu kan orang kaya, kenapa masih memikirkan biaya rumah sakit, hah?” tanya Aleya dengan sinis.

Yavid tersenyum sinis mendengar pertanyaan dari Aleya.

“Cepat atau lambat keberadaan kamu di rumah sakit ini pasti akan diketahui oleh ayahmu. Kalau kamu mau berlama-lama di sini, silakan.”

Setelah selesai bicara, Yavid pergi meninggalkan Aleya. Sikap Yavid berbanding terbalik dengan yang diceritakan oleh Rita.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Manis Istri CEO   161. Salah sasaran

    Wanita muda yang dicengkeram oleh Belina terlihat tidak gentar dan malah balik menyerangnya dengan mengarahkan tangan kanannya ke leher Belina.“Aku tidak akan tinggal diam, kamu yang memulai.” Tatapan Aleya begitu tajam, sehingga menghadirkan rasa takut di hati Belina untuk pertama kalinya.Semakin Belina melawan, Aleya malah memperkuat cengkeraman tangannya di leher mantan mertuanya tersebut.Belina terlihat sesak, cengkeraman tangannya juga mulai melonggar.“Nyonya, lepaskan. Nyonya besar bisa meninggal,” ujar Rita yang khawatir dengan keselamatan Belina.“Nyonya!” teriak Rita yang mulai putus asa, melihat Belina semakin lemas. Ketika para penjaga akan membantu, Aleya melepaskan cengkeramannya. Tubuh Belina terkulai lemas di lantai.“Uhuk...uhuk...” Belina terbatuk-batuk karena saluran napasnya sempat terhambat oleh cengkeraman tangan Aleya.Belina ingin berteriak, tapi suaranya tercekat.“Bagaimana rasanya hampir mati? Bukankah kamu menikmatinya?” tanya Aleya sambil mengukir senyu

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Pemilik Bros

    “Nyonya, kenapa Anda mengacuhkan Olivia? Dia berteriak terus.”Rita terlihat cemas dengan sikap Aleya yang terkesan hanya mengambil informasi darinya tanpa memenuhi janjinya.“Kalau dia capek nanti berhenti sendiri. Biarkan saja,” sahut Aleya tanpa menghentikan langkahnya.“Tapi keluarganya ...” belum juga menyelesaikan kalimatnya, Rita di buat terkejut ketika Aleya menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.“Aku sudah atur mengenai perlindungan keluarga Olivia. Bahkan sebelum bicara dengannya, aku sudah memindahkan keluarganya ke tempat yang aman.” Aleya menjelaskan tanpa menoleh.Mendengar penjelasan dari Aleya, membuat Rita bernapas lega. “Syukurlah. Aku yakin pikiran Olivia tidak akan tenang dengan ancaman dari orang yang menjadi dalang semua ini.”Aleya membalikkan badannya, sekarang dia berhadapan dengan Rita.“Aku lapar, kita mampir ke restoran dulu ya.” Aleya tersenyum, tapi Rita cemberut.“Iya, tapi tidak perlu ngagetin begitu, kan?” Rita sadar jika majikannya tersebut sedang

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Olivia

    “Nyonya, aku mendapatkan laporan dari anak buahku di banker.”Gavin menghampiri Aleya untuk memberitahu informasi yang diterimanya dari anak buahnya.“Apa informasinya?” Aleya penasaran dengan informasi yang maksud.“Olivia terpaksa melakukan perintah dari seseorang, karena jika tidak melakukan perintahnya, maka keluarganya akan celaka.”Gavin menjelaskan informasi yang didapatnya dengan wajah serius.“Siapa orang yang memerintahnya?” Aleya semakin penasaran.“Olivia tidak mengenal wanita ini, karena waktu bertemu wajahnya tertutup hoodie.”“Bagaimana dia tahu kalau wanita itu bisa mencelakai keluarganya kalau tidak tahu siapa wanita itu,” Aleya mulai kesal dengan informasi dari Olivia yang hampir membuat rumah tangganya dengan Yavid menjadi hancur.Gavin menghela napas panjang, “Adik kandungnya yang baru pulang sekolah dipukuli oleh orang yang tidak dikenal dan wanita itu mengaku jika pemukul itu adalah orang suruhannya. Sebenarnya Olivia pernah menolak perintah wanita itu, makanya t

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Jebakan Licik

    “Ja-jadi semua efek yang kamu rasakan ini karena obat perangsang?”Tanya Aleya di tengah desahan yang terus keluar dari mulutnya ketika kecupan Yavid yang membuatnya ikut terangsang. Yavid hanya mengangguk dan terus menyentuh area sensitif Aleya yang terus membuatnya mendesah.Sedangkan Agus berusaha tetap konsentrasi mengemudi dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai ke rumah. Sesampainya di rumah, Agus segera membukakan pintu mobil dan berdiri menundukkan wajahnya.Yavid yang sudah membuka jas dan sebagian kancing kemejanya, keluar dari mobil sambil menggendong Aleya. Keduanya saling berpagutan bibir tanpa menghiraukan keadaan sekitar.“Sayang, tahan dulu,” ujar Aleya yang berhasil melepaskan kecupan suaminya tersebut.Namun, hasrat Yavid tidak terbendung lagi. Ia kembali mengecup bibir istrinya tersebut sambil menuju ke kamarnya.Bahkan Wanda yang berdiri dan berniat menanyakan keadaan majikannya dibuat mematung. Kedua majikannya melewatinya begitu saja, seolah dirinya tidak terli

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Orang Bayaran

    “Tuan, saya berhasil menangkap wanita ini.”Rita masuk sambil membawa wanita yang bernama Juni dengan tangan yang di ikat oleh syal yang sebelumnya di gunakan oleh Rita di lehernya.Semua orang menoleh ke arah Rita dan wanita yang ditangkapnya. Dari kartu nama yang menggantung di lehernya, wanita tersebut bernama Juni.“Siapa yang menyuruh kamu?” tanya Yavid dengan suara yang menggelegar, membuat semua orang yang ada di sana ketakutan, termasuk Aleya.Namun, bukannya menjawab, Juni malah berteriak histeris lalu menangis. Bahkan Rita yang sedari tadi memeganginya kewalahan karena tubuhnya terus meronta dan teriakannya membuat situasi jadi menegangkan. Hingga akhirnya Rita memberikan bogem mentah ke wajah Juni hingga wanita muda itu pingsan.“Rita, kenapa kamu membuat dia jadi pingsan?” tanya Yavid yang semakin kesal.“Ma-maaf, Tuan. Jika mengamuk seperti ini terus, percuma saja kita interogasi. Malah teriakannya akan membuat semua pegawai menjadi panik.”Rita menjelaskan tindakannya t

  • Pembalasan Manis Istri CEO   Jebakan Licik

    “Yavid ada di mana sekarang? kita harus segera menemuinya.”Aleya terlihat panik ketika bertanya kepada Gavin. Bukan hanya Aleya yang panik, Rita juga ikut mencari wanita yang ia lihat di toilet lobby.“Tuan ada di ruang Seroja, beliau ada jadwal bertemu dengan seorang yang ingin bergabung dengan perusahaan Leopard.”Gavin menjawab pertanyaan dari Aleya, lalu ia menyimpan tumpukan dokumen di atas meja resepsionis, kemudian kembali bertanya kepada Aleya dan Rita.“Ada apa?”“Tadi aku mendengar seorang wanita sedang merencanakan memberikan minuman yang sudah dicampur obat kepada seseorang di ruang seroja,” jawab Aleya.Mendengar jawaban majikannya, Gavin seketika membulatkan kedua matanya.“Astaga, Tuan,” ujarnya, kemudian ia berlari ke ruang seroja.“Kalian berdua ikut aku!” Aleya menunjuk kedua penjaga untuk ikut dengannya.Aleya dan Rita mengikuti langkah Gavin, kedua penjaga ikut berlari di belakang Aleya.Gavin langsung membuka pintu ruang seroja, hal tersebut membuat Yavid dan seo

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status