Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 237. Bertemu Seseorang

Share

Bab 237. Bertemu Seseorang

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-11 21:29:02

“Oke jam sepuluh,” jawab Bara kepada Ferdi.

“Siap pak, keluar kantor gapapa kan?” tanya Ferdi kemudian.

“Dimana?” tanya Bara.

“Hotel Aros, bisa?” tanya Ferdi kemudian.

“Bisa,” jawab Bara singkat.

Tut.

Panggilan dimatikan, Bara tampak berpikir tidak biasanya Ferdi mengajak bertemu di luar kantor. Sebenarnya Bara penasaran aliran uang bu Bira dipergunakan untuk apa, jumlahnya yang tidak sedikit. Dan hingsa saat ini bu Bira masih bungkam jika Bara tanya.

“Ri, kamu sudah ada kandidat belum untuk gantikan posisi kamu?” tanya Bara lagi

“Ada pak sih, tapi belum terlalu yakin,” ujar Ari kemudian.

“Kalau cewek mau, pak?” tanya Ari sejurus kemudian.

“Gak. Saya gak suka cewek,” ujar Bara yang membuat mata Ari membulat sempurna.

“Maksudnya tidak suka sekretaris cewek, Ri,” jelas Bara mendelik.

Sementara Ari hanya terkekeh.

“Saya masih normal, masih suka sama perempuan, Ri. Untuk jadi sekretaris saya gak mau yang perempuan takutnya malah menjadi fitnah,” jelas Bara kepada Ari.

“Kalau perempuannya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 238. Bizar Alkaizer

    “Pak Ferdi membuat saya penasaran,” kekeh Bara. “Apakah selama ini pak Ferdi kerja sama dengan orang itu?” tanya Bara lagi. “Ah siapalah saya pak, kok kerjasama dengan orang hebat,” kekeh Ferdi memarkirkan mobilnya di halaman parkir hotel Aros. “Pak Ferdi suka merendah, padahal saya tahu siapa pak Ferdi. Hampir semua orang-orang hebat mengenal pak Ferdi,” puji Bara. “Jangan berlebihan pak,” jawab Ferdi tertawa. “Saya semakin penasaran pak,” ujar Bara. “Santai aja, beliau sudah menunggu di restoran,”ujar Ferdi. “Kasih tahu saya dong pak siapa,” ujar Bara seperti anak kecil yang merengek minta permen lolipop kepada ibunya. “Nanti akan tahu juga pak,” jawab Ferdi. Bara dan Ferdi berjalan berdampingan menuju ke restoran yang terletak di lantai satu gedung hotel Aros, tidak terlalu banyak pengunjung yang datang ke restoran karena jam sarapan sudah lewat, juga belum waktunya makan siang. “Yang mana, Pak?” tanya Bara penasaran. Ferdi tampak celingak celinguk, kemudian mengangguk.

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 237. Bertemu Seseorang

    “Oke jam sepuluh,” jawab Bara kepada Ferdi.“Siap pak, keluar kantor gapapa kan?” tanya Ferdi kemudian.“Dimana?” tanya Bara.“Hotel Aros, bisa?” tanya Ferdi kemudian.“Bisa,” jawab Bara singkat.Tut.Panggilan dimatikan, Bara tampak berpikir tidak biasanya Ferdi mengajak bertemu di luar kantor. Sebenarnya Bara penasaran aliran uang bu Bira dipergunakan untuk apa, jumlahnya yang tidak sedikit. Dan hingsa saat ini bu Bira masih bungkam jika Bara tanya.“Ri, kamu sudah ada kandidat belum untuk gantikan posisi kamu?” tanya Bara lagi“Ada pak sih, tapi belum terlalu yakin,” ujar Ari kemudian.“Kalau cewek mau, pak?” tanya Ari sejurus kemudian.“Gak. Saya gak suka cewek,” ujar Bara yang membuat mata Ari membulat sempurna.“Maksudnya tidak suka sekretaris cewek, Ri,” jelas Bara mendelik.Sementara Ari hanya terkekeh.“Saya masih normal, masih suka sama perempuan, Ri. Untuk jadi sekretaris saya gak mau yang perempuan takutnya malah menjadi fitnah,” jelas Bara kepada Ari.“Kalau perempuannya

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 236. Mama untuk Alma

    Hari ini tepat setahun umur putri dari Bara dan Salma. Alma yang tumbuh menjadi anak yang sehat, cantik dan menggemaskan.Alma sudah bisa berjalan, walaupun masih tertatih-tatih.Dan artinya sudah setahun juga kepergian Salma, semakin besar umur Alma semakin lama pula Salma meninggalkan dunia untuk selama-lamanya."Selamat hari lahir anak papa sayang," ucap Bara dengan mata yang berembun kepada Alma saat sarapan pagi telah tersedia berbagai macam makanan sebagai bentuk syukur mereka atas ulang tahun Alma.Alma tampak sedang asyik menggigit sosis di tangannya.Semua orang bergantian mengucapkan selamat ulang tahun untuk Alma bahkan beberapa memberikan kado atau mainan kepada Alma.Walaupun belum mengerti apa-apa, Alma tampak sangat seang."Maaam-ma," ujar Alma."Iya nanti kita telepon mama ya," ujar bu Aisah. Alma hanya mengangguk."Mama?" tanya Bara."Ainel. Dia selalu memanggil Ainel 'mama'. Kalau Ainel lagi kesini, dia selalu anteng sampai tertidur digendong Ainel," cerita bu Aisah.

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 235. Mencari Bizar

    Alma menangis menjerit karena berusaha tegak untuk berjalan, dan jatuh.Bara segera memeluk Alma yang menjerit dan mengatakan bahwa jangan terlalu memaksakan diri."Anak papa hebat, kalau belum bisa jangan dipaksain, Nak," ujar Bara menggendong Alma yang tampak masih menangis tersedu-sedu.Alma kemudian tampak menenggelamkan wajahnya di balik ketiak Bara, lama terdiam dan ternyata sudah tidur."Anak papa tidur ya," ujar Bara sambil mengelus kepala Alma lembut.Bara hanya tersenyum melihat lucunya anak tersebut, selalu tertidur bila di dekat ketiak Bara."Loh, Alma tidur nak?" tanya bu Aisah yang baru bergabung ke depan."Iya bu, tadi jatuh nangis Bara gendong. Eh malah tidur," ujar Bara menciumi kepala anaknya tersebut.Bu Aisah hanya tersenyum."Ibu ambil stroller aja ya," tawar bu Aisah."Boleh deh bu, biar semakin nyenyak tidurnya," ujar Bara.Bu Bira bergegas masuk ke dalam, dan mengurung diri dikamar. Pada akhirnya Bara gagal untuk mengulik lebih dalam tentang bu Bira dan Zaulhi

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 234. Tidak Masuk Akal

    Bu Bira yang sedari tadi hanya diam kemudian membuka suaranya."Apa tidak ada cara lain nak? Lihatlah mama yang saat ini berbicara kepadamu sebagai mama kandungmu nak bukan sebagai partner bisnis," ujar bu Bira tegas."Justru karena melihat mama adalah ibu kandung Bara, maka Bara putuskan seperti ini. Kalau tidak ada tindak tegas yang diambil orang akan mengira kita melakukan nepotisme, Ma. Bara gak mau itu," ujar Bara kemudian."Bara akan support mama seperti biasanya, dan tidak akan merubah hubungan kita, Ma," ujar Bara meminta pengertiannya."Bara janji tidak akan merubah apapun," sambung Bara.Bu Bira hanya mengangguk kemudian dengan tenang menorehkan tanda tangan diatas kertas yang tadi di print oleh Bara. Tidak ada pilihan lain, karena juga menyelamatkan pandangan orang-orang terhadap anaknya.Dalam hati bu Bira tidak berhenti merutuk diri sendiri atas kejadian ini, semua karena Hernadi. Ya akhir-akhir ini Hernadi Sriwijaya yang saat ini merupakan seorang duda mendekati Bira Zau

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 233. Tegas

    “Mama silahkan tanda tangan ya, nanti Bara panggil Ari untuk mengurus semuanya,” ujar Bara kembali dan kemudian sibuk memencet tombol pada ponselnya.Tut.Tut.Bara sedang menelpon seseorang, pada nada dering kedua panggilan tersebut mendapat jawaban sepertinya.“Lo dimana?” tanya Bara.“Di kantor,” jawaab suara di seberang.“Ke ruang gua sekarang ya,” panggil Bara.“Lo gila ya gua di kantor Zaulhimar maksudnya,” teriak suara di seberang sangat keras, ternyata Bara menelpon Anes.“Hahaha… santai Nes. Gua tunggu lo di ruangan gua, di AK group. Oke? No debat no bantah!” ancam Bara.“Dasar bos eror,” jawab Anes.Sambil terkekeh Bara mematikan sambungan telepon.Bara kembali memandang wajah sang ibu yang memang tidak dikenalnya sedari kecil, tapi hubungan ibu dan anak Bara pikir tidak akan membuat sang ibu melakukan kecurangan. Sedangkan gaji dari Zaulhimar masih mengalir sebagai owner, terus keuntungan perusahaan beberapa persen mengalir ke rekening bu Bira, juga setiap bulan juag Bara s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status