Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 49. Ainel Butuh Tubuhnya

Share

Bab 49. Ainel Butuh Tubuhnya

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-14 16:55:15

Bara menggeliat saat merasakan ada sebuah tangan memegang pipinya. Bara hanya melihat sekilas dari sudut matanya. Ternyata Ainel yang sedang berada dikamarnya.

Bara memegang tangan Ainel, membuat Ainel tersentak karena terkejut dan menarik tangannya.

"G-gua hanya mau memanggil lo untuk makan malam," jawab Ainel gugup sambil menunduk.

Bara tidak menjawab dan duduk disamping Ainel. Kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Ainel yang bersemu merah. Semakin lama wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja, dan kemudian Bara mengikis jarak antara mereka. Melumat bibir Ainel dengan lembut. Akhirnya Ainel menyerah dan membalas lumatan Bara, hingga terjadi penyatuan oksigen antara keduanya.

Ainel terbuai dengan perlakuan lembut Bara, hingga akhirnya keduanya sudah bergumul di dalam satu selimut.

Bara tahu Ainel sedang membutuhkan sentuhan darinya, karena Ainel adalah perempuan yang termasuk memiliki libido tinggi.

"Thanks, Nel," ujar Bara sambil merapikan rambut Ainel yang berantakan setela
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 203. Permintaan Damai

    "Umi?" panggil Salma saat membuka mata tak percaya Uminya sudah berada di sampingnya.Salma mengucek matanya untuk memastikan bahwa itu Uminya, kemudian sejurus kemudian Salma langsung memeluk Uminya erat."Selamat ya Nak, akhirnya Umi mau nambah cucu," ujar Umi Melati sambil menciumi pipi Salma."Muntah terus, Mi," rengek Salma."Sabar ya Sayang, itulah nikmatnya jadi seorang Ibu," ujar Uminya."Makan ya Umi suapin?" bujuk uminya."Hu-um," Salma mengangguk."Bara, ini makanan untuk Salma?" tanya umi kepada Bara."Iya Mi, atau mau Bara belikan yang baru?" tanya Bara."Gak usah ini aja kayaknya, Nak," jawab umi yang dijawab dengan anggukan oleh Bara.Bara sedang sibuk dengan ponselnya."Halo Hardi, apa kabar?" Akhirnya Bara menjawab panggilan dari Hardi."Baik, Pak Bara," jawab Hardi sambil terkekeh."Angin apa yang membuat pak Hardi menelepon saya?" tanya Bara sambil melihat jam karena sebentar lagi harus join meeting."Hmmmm... Masalah laporan Bapak untuk Hernadi," jawab Hardi terpot

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 203. Permintaan Damai

    "Umi?" panggil Salma saat membuka mata tak percaya Uminya sudah berada di sampingnya.Salma mengucek matanya untuk memastikan bahwa itu Uminya, kemudian sejurus kemudian Salma langsung memeluk Uminya erat."Selamat ya Nak, akhirnya Umi mau nambah cucu," ujar Umi Melati sambil menciumi pipi Salma."Muntah terus, Mi," rengek Salma."Sabar ya Sayang, itulah nikmatnya jadi seorang Ibu," ujar Uminya."Makan ya Umi suapin?" bujuk uminya."Hu-um," Salma mengangguk."Bara, ini makanan untuk Salma?" tanya umi kepada Bara."Iya Mi, atau mau Bara belikan yang baru?" tanya Bara."Gak usah ini aja kayaknya, Nak," jawab umi yang dijawab dengan anggukan oleh Bara.Bara sedang sibuk dengan ponselnya."Halo Hardi, apa kabar?" Akhirnya Bara menjawab panggilan dari Hardi."Baik, Pak Bara," jawab Hardi sambil terkekeh."Angin apa yang membuat pak Hardi menelepon saya?" tanya Bara sambil melihat jam karena sebentar lagi harus join meeting."Hmmmm... Masalah laporan Bapak untuk Hernadi," jawab Hardi terpot

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 203. Permintaan Damai

    "Umi?" panggil Salma saat membuka mata tak percaya Uminya sudah berada di sampingnya.Salma mengucek matanya untuk memastikan bahwa itu Uminya, kemudian sejurus kemudian Salma langsung memeluk Uminya erat."Selamat ya Nak, akhirnya Umi mau nambah cucu," ujar Umi Melati sambil menciumi pipi Salma."Muntah terus, Mi," rengek Salma."Sabar ya Sayang, itulah nikmatnya jadi seorang Ibu," ujar Uminya."Makan ya Umi suapin?" bujuk uminya."Hu-um," Salma mengangguk."Bara, ini makanan untuk Salma?" tanya umi kepada Bara."Iya Mi, atau mau Bara belikan yang baru?" tanya Bara."Gak usah ini aja kayaknya, Nak," jawab umi yang dijawab dengan anggukan oleh Bara.Bara sedang sibuk dengan ponselnya."Halo Hardi, apa kabar?" Akhirnya Bara menjawab panggilan dari Hardi."Baik, Pak Bara," jawab Hardi sambil terkekeh."Angin apa yang membuat pak Hardi menelepon saya?" tanya Bara sambil melihat jam karena sebentar lagi harus join meeting."Hmmmm... Masalah laporan Bapak untuk Hernadi," jawab Hardi terpot

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 202. Lemas

    “Mau makan yang lain?” tawar Bara kepada Salma yang tampak lemas sehabis memuntahkan semua isi perutnya.Salma hanya menggeleng.“Mau rujak misalnya?” tanya Bara lagi.“Gak, Mas,” jawab Salma lesu.Bara bingung mau menolong istrinya seperti apa, dan juga kasihan melihatnya lemas banget. Bara hanya membantu mengurut pundak Salma.“Ya Allah, sabar ya, Sayang,” ucap Bara sambil memeluk Salma erat.Salma hanya mengangguk lesu.Perawat mengantarkan sarapan untuk pasien.“Mas suapin ya,” ujar Bara lembut.Salma hanya mengangguk menurut.Bara menyuapi Salma dengan telaten, sedangkan bu Bira dan bu Aisah sedang ke kantin rumah sakit untuk mencari sarapan.Belum selesai juga Bara menyuapi Salma, lagi-lagi Salma kembali mual dan memuntahkan makanannya.“Nak, makan ya kasian Umi jadi lemah gitu, Nak,” ujar Bara sambil mengelus perut sang istri.“Minum teh nya ya,” bujuk Bara yang diikuti anggukan oleh Salma.“Makan lagi?” tanya Bara karena makanan Salma masih banyak di dalam piringnya.“Gak usah

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 201. Bawaan Bayi

    “Mas, berarti Salma hamil?” tanya Salma dengan mata yang berbinar.Bara hanya mengangguk dan tersenyum lembut ke arah sang istri.“Ya Allah, Alhamdulillah,” ucap Salma sambil memeluk Bara erat.“Selamat ya, Sayang,” ujar Bara mengecup kening sang istri.Sepasang suami istri tersebut berpelukan erat, bu Bira hanya melihat tanpa berniat menyela dan lebih memilih untuk tiduran di sofa. Malam ini beliau akan ikut menginap di rumah sakit.“Kamu jaga ya kandungannya, jangan kecapean terus satu lagi, kamu jangan banyak pikiran,” ujar Bara membingkai muka sang istri dengan kedua tangannya.“Hu-um,” Salma hanya mengangguk dan mengusap-usap perutnya yang masih datar tersebut.“Salma harus kabarin Abah sama Umi,” ujar Salma bahagia.“Besok aja, kalau malam ini nanti mereka ngotot mau kesini. Besok biar dijemput sama Rido,” ujar Bara dan disetujui oleh Salma dengan anggukan.Kembali Bara memeluk sang istri kedalam pelukannya, Salma menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Bara.“Terima kasih

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 200. Hamil

    Bu Aisah berlari memanggil salah satu pengawal untuk menyiapkan mobil, Bara menggendong Salma keluar. Sedangkan bu Bira yang awalnya cuek dan kesal kepada Salma menjadi panik melihat Salma benar-benar tak berdaya,“Umi kenapa?” tanya Tama dan Rikel yang keluar kamar bermain mendengar keributan di luar.“Umi sakit, Tama dan Ikel disini sama bibik ya,” bujuk bik Sri.“Mau ikut Papa,” teriaj keduanya saat melihat Bara, bu Aisah dan bu Bira ikut masuk kedalam mobil menuju rumah sakit. Kebetulan Jojo belum sempat mematikan mobilnya dari mengantar Ainel dan langsung tancap gas menuju rumah sakit terdekat.“Salma,” panggil Bara sambil memegang pipi Salma yang tampak pucat.Bu Aisah tampak mengoleskan minyak kayu putih di tengkuk dan hidung Salma, namun Salma belum juga menunjukkan akan sadar.“Cepetan dong, Jo. Hidupin lampu bahayanya,” ujar bu Bira yang duduk di sebelah Jojo kursi depan samping kemudi.“Baik, Bu,” ujar Jojo menurut dan menghidupkan lampu hazard pada mobilnya.Bu Bira tampa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status