Home / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 53. Cantik Tapi Murah

Share

Bab 53. Cantik Tapi Murah

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-05-15 20:23:49

Mereka tiba dikantor tepat pukul tujuh pagi, suasana kantor masih sepi. Hanya penjaga keamanan dan cleaning service yang sudah hadir di kantor. Bara turun dari mobil dan menyapa seorang cleaning service yang sedang wara wiri membersihkan setiap sudut ruangan.

"Musa!" panggil Bara.

Pemuda tersebut menoleh dan tampak terkejut melihat siapa yang datang.

"Bara! Ini benaran lo?" tanya pemuda yang bernama Musa tak percaya saat melihat penampilan Bara yang rapi, mengenakan jas dan bersepatu pantopel.

"Iyalah, ada berapa banyak teman lo namanya Bara, hah?" tanya Bara sambil merangkul Musa tanpa risih.

"Gua kotor, bro," Musa menghindari pelukan Bara.

"Mana ada. Emang gua bersih. Gua masih sama kayak dulu, bro," kekeh Bara.

"Jadi benaran lo diangkat jadi Presdir?" tanya Musa tak percaya.

"Ya begitulah dengan terpaksa, makanya gua kebagian di pabrik daerah Waru," jawab Bara.

"Waru? Hei bung dari daerah sana kesini butuh waktu empat sampai lima jam. Kok lo pagi-pagi buta sudah disini? Lo nginap d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 53. Cantik Tapi Murah

    Mereka tiba dikantor tepat pukul tujuh pagi, suasana kantor masih sepi. Hanya penjaga keamanan dan cleaning service yang sudah hadir di kantor. Bara turun dari mobil dan menyapa seorang cleaning service yang sedang wara wiri membersihkan setiap sudut ruangan."Musa!" panggil Bara.Pemuda tersebut menoleh dan tampak terkejut melihat siapa yang datang."Bara! Ini benaran lo?" tanya pemuda yang bernama Musa tak percaya saat melihat penampilan Bara yang rapi, mengenakan jas dan bersepatu pantopel."Iyalah, ada berapa banyak teman lo namanya Bara, hah?" tanya Bara sambil merangkul Musa tanpa risih."Gua kotor, bro," Musa menghindari pelukan Bara."Mana ada. Emang gua bersih. Gua masih sama kayak dulu, bro," kekeh Bara."Jadi benaran lo diangkat jadi Presdir?" tanya Musa tak percaya."Ya begitulah dengan terpaksa, makanya gua kebagian di pabrik daerah Waru," jawab Bara."Waru? Hei bung dari daerah sana kesini butuh waktu empat sampai lima jam. Kok lo pagi-pagi buta sudah disini? Lo nginap d

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 52. Rumit Jadi Orang Kaya

    Mobil terus melaju kencang, beruntungnya jalanan sangat sepi, hingga Hendra bisa memacu laju mobil dengan maksimal. Hingga pukul lima pagi, mulai ada beberapa mobil dan kendaraan lainnya yang melintas, Hendra sedikit mengurangi kecepatan, karena takut akan bahaya lainnya.Bara melihat ke belakang, mobil yang tadi di belakang sudah tidak ada lagi."Sepertinya mobil itu sudah tidak ada lagi," ujar Bara.Gio dan Hendra sontak bersamaan melihat kebelakang melalui kaca spion."Iya seperti sudah tidak ada lagi," jawab Hendra."Tapi, kita tidak boleh lengah, bro," sambung Gio.Hendra dan Bara hanya mengangguk."Hati-Hati, Ndra, sudah mulai banyak masyarakat beraktifitas," peringat Bara."Iya, Pak," jawab Hendra santai.Hendra benar-benar tenang dan profesional, walaupun ngebut dia tetap menjaga keseimbangan mobilnya.Pikiran Bara menerawang, memikirkan, apakah itu anak buah Hario atau orang lain yang kebetulan sama dengan mereka mau ke kota.Saat mentari mulai menyinari bumi, dan cahaya suda

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 51. Ada yang Mengejar Kita

    Bara membayangkan perjalanan yang panjang dan harus meninggalkan Ainel dalam keadaan hamil yang akan memasuki sembilan bulan.Baru beberapa bulan menjadi menantu Hario, sudah begitu banyak masalah yang dihadapinya. Memang dia tidak kekurangan materi. Namun, dia kekurangan waktu hanya sekedar menikmati hari tanpa masalah. Bahkan hari libur pun tersita dengan berbagai teror yang memuakkan.Hario benar-benar kejam, jarak dari Waru ke kantor pusat harus ditempuh dengan perjalanan empat sampai lima jam, sedangkan jam delapan pagi harus sudah di kantor pusat. Posisi Bara tidak memiliki sopir.Artinya Bara harus berangkat dari rumah pukul tiga dini hari saat semua orang masih terlelap, dia harus berangkat membelah malam.Bara kemudian memanggil dua sekretarisnya."Gio, Hendra kalian berdua bisa mengemudikan mobil?" tanya Bara."Bisa pak," jawab keduanya bersamaan."Good.""Kenapa pak?" tanya Gio penasaran."Besok kita ke kantor pusat, bantu saya nyetir," jawab Bara."Jam berapa berangkat pa

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 50. Hubungan dengan Keluarga Alkaizer

    Bara masih duduk di balkon dengan sebatang rokok yang masih menyala. Kopi yang tadi panas, saat ini sudah dingin dan masih tersisa setengah gelas. Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari, namun mata Bara belum mampu terpejam.Karena paginya akan ada meeting, akhirnya Bara memilih untuk tidur di ranjangnya. Menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut berharap katuk segera hadir secepatnya.Tok.Tok.Tok."Nak Bara."Rasanya Bara baru saja terlelap, namun kenapa mang Bidin sudah mengganggu, membuatnya kesal.Ceklek."Ada apa mang?" jawab Bara sambil membuka pintu."Nak Bara, sakit? tanya mang Bidin menyelidik."Gak mang," jawab Bara sambil menggeleng."Gak kerja?""Kerja mang," jawab Bara sedikit kesal."Sekarang sudah jam tujuh tiga puluh nak," beritahu mang Bidin."Hah, mamang serius?" tanya Bara sambil melihat penunjuk waktu di ponselnya."Iya, makanya mamang kesini memastikan.""Yaudah, makasih ya mang. Bara mau mandi dulu,” ucap Bara kembali menutup pi

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 49. Ainel Butuh Tubuhnya

    Bara menggeliat saat merasakan ada sebuah tangan memegang pipinya. Bara hanya melihat sekilas dari sudut matanya. Ternyata Ainel yang sedang berada dikamarnya.Bara memegang tangan Ainel, membuat Ainel tersentak karena terkejut dan menarik tangannya."G-gua hanya mau memanggil lo untuk makan malam," jawab Ainel gugup sambil menunduk.Bara tidak menjawab dan duduk disamping Ainel. Kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Ainel yang bersemu merah. Semakin lama wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja, dan kemudian Bara mengikis jarak antara mereka. Melumat bibir Ainel dengan lembut. Akhirnya Ainel menyerah dan membalas lumatan Bara, hingga terjadi penyatuan oksigen antara keduanya.Ainel terbuai dengan perlakuan lembut Bara, hingga akhirnya keduanya sudah bergumul di dalam satu selimut.Bara tahu Ainel sedang membutuhkan sentuhan darinya, karena Ainel adalah perempuan yang termasuk memiliki libido tinggi."Thanks, Nel," ujar Bara sambil merapikan rambut Ainel yang berantakan setela

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 48. Hadiah untuk Ainel

    Pukul sembilan Bara pulang kerumah karena hari yang semakin larut, juga mata yang mulai menunjukkan sinyal lelahnya. Beberapa kali menguap hingga akhirnya memutuskan untuk melanjutkan semua pekerjaan pada keesokan harinya.Sementara Gio dan Hendra masih setia menunggu sang bos dengan pura-pura sibuk mengerjakan laporan."Udah, lanjut besok aja," tegur Bara kepada Gio dan Hendra."Pulang pak?" tanya Gio."Iya, udah gak sanggup saya. Capek banget," jawab Bara."Kalian pulang juga lah," lanjut Bara."Iya pak," jawab Gio dan Hendra bersamaan.Bara berjalan menuruni tangga ke lantai satu, ada lift tapi Bara lebih senang menggunakan tangga hitung-hitung sebagai olahraga yang jarang dia lakukan.Setelah kepergian bosnya, Gio dan Hendra pun segera beranjak pulang."Menurut lo pak Bara kenapa ya?" tanya Gio kepada Hendra."Sepertinya ada masalah yang berat.""Mungkin masih kasus adiknya yang meninggal karena kebakaran itu ya," gumam Gio."Bisa jadi, kan katanya sampai saat ini penyebab terbaka

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 47. Tidak Ada Hasil

    "Sebelumnya saya disini ditugaskan untuk menyampaikan hasil dari penyelidikan kasus kebakaran sebuah bengkel yang menurut laporan banyak terdapat kejanggalan dimana api yang langsung membesar mengelilingi bengkel. Namun, sayangnya baik di bengkel, panti dan sekitarnya tidak ada satupun cctv untuk memperkuat analisa."Tampak pak Gito berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya."Ini hanya bentuk laporan sementara karena pihak kami juga masih mendalami kasus ini lebih lanjut."Bara hanya mengangguk menanggapi penjelasan dari pak Gito."Jadi dari hasil penyelidikannya adalah, kami menemukan dua buah jerigen yang diduga bekas berisi bensin. Dan kami akan terus mendalami kasus ini.""Apakah pak Zahid sedang terlibat sedang ada masalah dengan seseorang?" tanya pak Gito kepada Nia dan Bara."Setau saya gak ada pak," Nia dan Bara bersamaan."Apakah bapak atau ibu mencurigai seseorang?" tanya pak Gito lagi.Lagi-lagi ketiganya menggeleng."Apakah di jerigen tersebut tidak ada sidik jari pak?" t

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 46. Bukan Ibu Kandung

    Pagi ini Bara kembali berangkat ke panti asuhan, untuk memenuhi panggilan pihak kepolisian. Jam tiga dini hari Bara berangkat. Bara sengaja memilih berangkat lebih cepat, karena dia sengaja akan mampir ke panti asuhan terlebih dahulu.Semalam dia sudah mengirimkan pesan kepada Gio, bahwa hari ini dia tidak bisa datang ke kantor, ada urusan yang harus diselesaikan."[Gio, besok saya tidak masuk kerja. Jika ada yang tanya bilang aja saya ada keperluan mendesak]."Pesan yang dikirimkan tak menunggu waktu lama, sudah mendapat balasan dari Gio."[Baik pak].""[Kamu sama Hendra kerjakan saja laporan yang kemarin ya].""[Siap pak!]," balas Gio kemudian.Bara menyimpan ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya, semalam setelah Ainel tertidur Bara memilih untuk kembali ke kamarnya. Tidak ingin mengganggu Ainel dan dianggap mencari kesempatan.Saat Bara berangkat pagi ini, Ainel masih terlelap di kamarnya, Bara hanya berpamitan kepada mbok Inah dan mang Bidin.Membelah gelapnya dini hari,

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 45. Belum Saatnya Kamu Tahu

    "Lo liat apa, hah?" tanya Ainel sambil sedikit berteriak."Gua lihat judul buku yang lo pegang," jawab Bara santai sambil menyunggingkan senyumnya. "Brengs*k lo," jawab Ainel."Kenapa lo berharap gua memandang buah dada lo?" tanya Bara."Jangan kurang aja lo!""Kapan gua kurang ajar sama lo, yang ada lo yang minta gua pegangin," ucap Bara.Ainel melengos dan melangkah pergi dari hadapan bara.Dengan kuat tangan Bara mencengkram tangan Ainel, hingga membuatnya meringis."Lepasin tangan gua!" teriak Ainel."Gak bakalan sebelum lo mau minta maaf sama mbok Inah.""Ngapain gua harus minta maaf sama pembantu itu?" sinis Ainel."Dengar ya Ainel Hario, semua orang itu sama dihadapan Tuhan hanya imanlah yang membedakan kita manusia.”"Tidak ada miskin dan kaya semua sama. Sekarang cepat minta maaf!" Bara semakin mencengkram tangannya dengan kasar.Ainel mengaduh kesakitan."Dari kecil emang lo gak pernah diajarin adab ya, harus menghargai yang lebih tua," ujar Bara.Karena tidak tahan tangann

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status