Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 82. Sesuai Namanya, Selalu Membara

Share

Bab 82. Sesuai Namanya, Selalu Membara

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-30 15:42:47

"Assalamualaikum," ucap Bara saat tiba dirumah setelah menjemput bu Bira di bandara.

"Waalaikumsalam," sambut bu Aisah yang langsung memeluk anaknya tersebut.

Pemandangan tersebut membuat Bira terharu, melihat begitu dekatnya Bara dengan bu Aisah yang sudah merawat dan mendidiknya sejak bayi. Dan bahkan Bira melihat kasih sayang bu Aisah kepada Bara sangat besar.

"Papaaaaa," sambut Tama berlari keluar menyambut Bara datang.

"Udah pulang sekolah?" tanya Bara sambil menggendong Tama.

"Udah, pa."

"Yaudah main dulu sana ya, abis itu istirahat," ujar Bara.

"Iya, pa."

"Salim oma, nak," perintah Bara kepada Tama.

Tama benar-benar tumbuh menjadi anak yang baik penurut.

"Bu, langsung ke kamar aja ya minta bantuan bik Rasi buat beresin. Bara mau ke kantor," ujar Bara sambil menyalami bu Aisah dan bu Bira bergantian.

"Hati-hati, nak," pesan bu Aisah sambil mengantarkan Bara hingga pintu depan.

Bara mengemudikan mobilnya menuju kantor, dimana hari ini tepat jam dua ada jadwal bertemu klien yang a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 127. Menunggu Jawaban

    Salma terdiam, sekelebat bayangan sang suami yang sudah lama pergi meninggalkannya menari di pelupuk mata, dan juga Salma merasa dia bukanlah orang yang tepat untuk mendampingi Bara, salah satu dari kedua wanita yang sangat berarti dalam hidup Bara sepertinya tidak menyukainya dan itu adalah ibu kandung Bara."Kamu tidak perlu menjawab sekarang kalau masih perlu berpikir dan meminta pendapat kedua orang tuamu, Nak," ujar bu Aisah sambil mengusap lembut pundak Salma yang tampak tidak nyaman dengan suasana saat ini."Kalau kamu sudah ada jawabannya bisa beritahu Hafiz waktunya, biar dia yang aturkan kita ketemu," ujar Bara."Saya....," ujar Salma kemudian menghela nafas berat."Saya, tidak bisa menerimanya," ujar Salma sambil mendongak.Semua orang yang ada di dalam ruangan terkejut dan semua memandang ke arah Salma, hanya Tama dan Rikel yang tidak mengerti arah pembicaraan orang-orang dewasa ini."Kamu tidak perlu buru-buru menjawabnya, Nak," ujar bu Aisah lembut."Saya tidak pantas un

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 126. Umi Salma

    Bu Bira tampak sangat kesal mendengar pilihan Bara untuk menikahi seorang janda yang belum jelas siapa orangnya dan seperti apa, apalagi yang menjadi dasar pertimbangan Bara dan bu Aisah dalam memilih seorang istri adalah yang bisa menerima dan menyayangi anak Bara padahal itu bukanlah anak kandung.Ekspektasi bu Bira untuk jodoh Bara adalah seorang artis atau minimal anak seorang pengusaha juga sama seperti Bara."Tapi kan dua-duanya bukan anak kandung.....," ucapan bu Bira terhenti karena langsung dipotong oleh Bara."Maaa," ucap Bara sambil menggeleng.Bu Bira terdiam, karena tahu bahwa Bara benar-benar tidak suka jika menganggap Tama dan Rikel bukan anak kandung. Bara menyayangi mereka seperti anak kandung sendiri."Mending kamu pikir-pikir lagi nak untuk menikahi wanita seperti itu, dia tidak akan mengerti dengan dunia bisnis, Nak," ujar bu Bira."Ma, Bara mencari istri bukan mencari partner bisnis. Kalau untuk bisnis cukup Bara aja, Ma," ujar Bara kemudian menarik selimut untuk

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 125. Minimal Mencari Istri Seorang Artis

    Nama yang di laporkan polisi sebagai identitas perempuan tersebut adalah sebuah nama yang cukup membuat Bara dan Anes terdiam.Kinan.Nama yang tak asing, yang merupakan nama yang terdaftar pada sebuah nomor ponsel yang melakukan teror kepada Bara akhir-akhir ini."Ki-nan?" gumam Bara mengeja nama tersebut."Iya pak. Apa bapak mengenal wanita itu?" tanya pak polisi yang bernama Angga Putra itu sesuai badge pada bajunya."Tidak! Saya tidak mengenalnya," jawab Bara."Itu kan nama?" ujar Anes kepada Bara.Bara hanya mengangguk pelan."Apa ibu mengenalnya?" tanya pak polisi tersebut kepada Anes."Kenal sih gak, tapi pernah Bara kirim sebuah nomor ke saya, katanya nomor itu menerornya dan setelah dilacak nama yang terdaftar ya sama kayak yang bapak sebutin tadi, Kinan," ujar Anes."Apakah bapak sebelumnya mengalami teror?" tanya polisi.Bara hanya mengangguk kemudian mengalirkan cerita beberapa hal yang dialaminya dalam beberapa hari terakhir.Polisi mengangguk tanda paham dengan yang dial

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 124. Diserang

    Dan beruntung Yuda sigap, menangkap wanita tersebut yang masih memegang satu buah pisau di tangannya hingga melukai tangan Yuda.Suasana kantor menjadi kacau, Ari segera menjerit meminta pertolongan dan berlari menuju ruangan Bara. Tampak Bara yang sudah tersungkur di dekat mejanya dengan bersimbah darah ternyata pisau yang dilemparkan wanita tersebut tepat mengenai dadanya. Wanita itu sepertinya benar-benar terlatih, sasarannya adalah tempat tusukan yang bisa mengenai jantung korbannya.Wanita tersebut sudah diamankan oleh pihak keamanan dan menunggu polisi untuk segera datang ke AK Group.Bara sudah dibawa kerumah sakit oleh Ari, polisi sudah diminta separuh menunggu di rumah sakit dan separuhnya menuju kantor.Yuda pun tak kalah seriusnya mengalami luka yang cukup dalam pada pergelangan tangannya, hingga ikut dilarikan kerumah sakit.Berita bahwa pengusaha Albara Kaizer diserang oleh seorang tamu perempuan, motif masih diselidiki dan wanita tersebut sudah diamankan oleh pihak kepo

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 123. Mulai Memikirkan Istri

    "Bisa minta dia tunggu sekitar jam tiga aja ya, Ri," ucap Bara kepada Ari saat mengatakan bahwa perempuan yang mengaku teman kuliah Bara hari ini kembali datang untuk menemui Bara di kantornya.Sebenarnya Bara sedikit penasaran, siapakah perempuan tersebut yang dengan sukarela datang ke kantor Bara dalam beberapa hari ini berturut-turut. Dan anehnya Ari tidak berhasil menanyakan namanya, perempuan yang aneh.Namun, pekerjaan yang akan dilakukan bersama Hafiz begitu membutuhkan waktu dan tenaga untuk menjelaskannya. Keduanya langsung membuat perencanaan kerja, jumlah tenaga kerja, dan biaya yang akan dibutuhkan. Hingga makan siang saja keduanya memilih makan di ruangan Bara dan memesan makanan dengan ojek online agar tidak terlalu menghabiskan waktu menyusun hal itu.Hafiz juga sibuk dengan mengajar kegiatan sehari-harinya, pagi mengajar sekolah dan siangnya mengajar kursus. Jadi tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu kembali dengan Bara.Begitupun dengan Bara yang sangat sibuk deng

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 122. Sahabat Lama

    Luar biasa hebatnya pengaruh Bara saat ini, bahkan semua orang seperti mendekat. Namun, begitulah sejatinya hidup seperti pohon yang tinggi. Semakin tinggi menjulang semakin kencang angin bertiup.Sama halnya yang Bara rasakan, saat baru saja merasakan hidup damai tentram dengan keluarganya memiliki dua anak dan dua ibu, saat yang bersamaan datang teror-teror aneh. Jadi orang baik belum tentu semua orang menyukainya.Bara dan Ari masih berdiskusi panjang lebar mengenai banyak hal, apalagi Bara hampir dua hari tidak ke kantor, jangankan ditinggal dalam waktu berhari-hari, ditinggal makan siang saja sudah bisa dipastikan akan ada cerita baru atau akan ada orang yang ingin bertemu.Seperti saat ini seorang laki-laki sudah duduk di ruang tunggu untuk meminta bertemu dengan Bara. Padahal baru saja beberapa menit yang lalu Bara memasuki kantor."Yaudah pak saya pelajari dulu proposalnya dan mau ngerjain laporan kuartal," ujar Ari pamit dari ruangan sang bos yang humble."Gak usah mau dipuji

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status