Home / Pendekar / Pembalasan Pangeran Mata Iblis / Matilah Hari Ini, Mo Feng!

Share

Matilah Hari Ini, Mo Feng!

Author: shennaartha
last update Last Updated: 2023-05-08 21:43:56

‘SREK! SREK! SREK!’

Mo Feng berjalan dengan kaki yang terseret-seret. Kedua bahunya terkulai lemas. Sepasang matanya menatap lantai koridor istana yang sangat dingin ini dengan kosong. Pikirannya berkecamuk dan dia tidak tampak baik sama sekali.

Namun, tiba-tiba saja terdengar suara derap langkah kaki seseorang yang berlari ke arahnya dari arah berlawanan.

“Pangeran Mo Feng!” seru seorang laki-laki dengan baju zirah penuh noda darah kepadanya.

Kepala Mo Feng terangkat perlahan, sementara kakinya berhenti melangkah.

Dengan memicingkan kedua matanya yang sembap, merah, dan memiliki kantong mata hitam yang begitu kentara, Mo Feng akhirnya bisa melihat dengan jelas wajah siapa yang kini datang menghadapnya.

“Panglima Jiang?”

Sosok yang disebut Panglima Jiang itu mengangguk dan melangkah maju selangkah lebih dekat pada Mo Feng dengan tangan gemetar.

“Pangeran Mo, katakan padaku apakah Jenderal Mo Chen benar-benar sudah meninggal?”

Mo Feng terdiam sejenak, sebelum menarik napas panjang dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“Iya, Panglima Jiang. Paman Mo meninggal 7 hari yang lalu dalam tragedi pembantaian keluarga istana yang entah dilakukan oleh siapa.”

“A-APA?!”

Pernyataan Mo Feng bagai petir yang menyambar Panglima Jiang tanpa adanya hujan dan badai di malam yang sunyi ini.

Tubuh Panglima Jiang pun limbung dan jatuh terhuyung sedikit ke belakang.

Kedua matanya yang kini dipenuhi sinar rumit, masih menatap Mo Feng dengan tatapan tidak percaya. Agaknya, ragu dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Mo Feng barusan itu.

Sampai pada akhirnya, Panglima Jiang menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil mengangkat tangannya, menuding Mo Feng menggunakan jari telunjuknya lurus-lurus.

Tatapannya, berubah menjadi histeris dan dipenuhi kebencian.

“TIDAK! INI TIDAK MUNGKIN! KAU BOHONG, PANGERAN MO! BAGAIMANA MUNGKIN JENDERAL MO CHEN MENINGGAL? DIA BAHKAN BISA SELAMAT DARI SERANGAN MONSTER IBLIS 18 TAHUN LALU!”

Mo Feng terkesiap sejenak karena respons Panglima Jiang yang di luar dugaannya.

“A-Aku berkata apa adanya, Panglima Jiang,” ujar Mo Feng sekali lagi.

“Paman Mo benar-benar meninggal seminggu yang lalu. Saat aku kembali dari luar, aku menemukannya bersimbah darah dengan luka sayat dan tusukan di tubuhnya.”

“Dia kini sudah dimakamkan di makam keluarga istana bersama mendiang kedua orang tuaku. Aku baru saja ke sana. Dan aku tidak bohong, Panglima Jiang. Kuharap kau bisa berlapang dada.”

Namun, Panglima Jiang yang merupakan bawahan Jenderal Mo Chen paling setia dan paling bisa diandalkan itu masih menggelengkan kepalanya dengan histeris. Dia bahkan mulai berteriak tidak jelas, menampik pernyataan Mo Feng lagi!

“TIDAK! AKU TIDAK PERCAYA PADAMU! KAU ADALAH TITISAN IBLIS! BAGAIMANA MUNGKIN AKU MEMPERCAYAIMU?!”

Mendengarnya, tubuh Mo Feng menegang. Dia menatap Panglima Jiang dengan tatapan penuh keterkejutan.

Jelas tidak percaya bahwa untuk pertama kali setelah lama mengenal Panglima Jiang, dia akhirnya mendengar olok-olok itu keluar dari mulutnya!

“P-Panglima Jiang? Ap-apa yang kau katakan barusan? A-Aku bukan titisan iblis! Kau tahu itu. Dan kau percaya bahwa aku bukan titisan iblis!”

Panglima Jiang mendengkus keras.

“Hmph! Tidak percaya? Dengan semua kejadian yang menimpa orang-orang di sekitarmu setelah kau lahir? Apa aku masih buta dengan percaya begitu saja?”

Alis Mo Feng berkerut sangat dalam. “Aku tidak mengerti?”

“Tidak mengerti?” Panglima Jiang mencibir dingin. “Kau hanya pura-pura tidak mengerti, Nak!”

Seraya balik badan dan menepuk dada kirinya beberapa kali dengan kuat, Panglima Jiang kemudian berbicara lagi. Nada suaranya terdengar dingin dan apatis.

“Apa kau tidak paham bahwa selain Jenderal Mo, tidak ada satu pun orang yang percaya bahwa kau bukan titisan iblis? Apa kau tidak pernah menyadari itu?”

“Hah?! Tidak mungkin!” sergah Mo Feng sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.

“Tidak mungkin apanya?” Panglima Jiang menyahut sambil memalingkan kepalanya ke samping. “Aku adalah buktinya!”

“Kau!”

“Apa? Kau harus tahu bahwa aku selama ini hanya berpura-pura percaya bahwa kau bukanlah titisan iblis! Semua itu demi menghormati Jenderal Mo Chen!”

Panglima Jiang berbalik lagi, menghadap Mo Feng.

“Kini, Jenderal Mo Chen telah pergi. Tidak ada lagi alasan bagiku untuk tetap berpura-pura percaya kalau kau bukan titisan iblis! Kau, Pembawa Sial dan Pembawa Bencana!”

“Apalagi, selama perjalanan 7 hari tanpa henti demi menyusul Jenderal Mo ini, aku terus berpikir apa-apa saja yang terjadi pada orang-orang di sekitarmu! Dari kau lahir sampai sekarang ini!”

“Dan semua itu membuatku semakin yakin kalau kau memang benar titisan iblis! Semua yang dekat denganmu tidak ada yang memiliki nasib baik atau berumur panjang!”

“Aku benar-benar menyesal untuk Jenderal Mo! Andai kau tidak memiliki hubungan darah, sudah pasti aku meminta Jenderal Mo menjauh darimu tak peduli bagaimana pun caranya!”

“Karena kau, memang lebih baik mati daripada hidup sebagai seorang titisan iblis yang membawa lebih banyak kematian bagi orang-orang di sekitarmu!”

Mo Feng kehilangan kata-katanya. Dia merasa jantungnya sangat sakit. Tangan kirinya bahkan spontan terangkat dan mencengkeram dada kirinya dengan erat.

Setelah begitu banyak kesedihan dan keputusasaan atas meninggalnya Paman Mo Chen, kini dia harus menerima fakta bahwa sebenarnya tidak seorang pun termasuk Panglima Jiang yang benar-benar percaya bahwa dia bukanlah titisan iblis, selain Paman Mo!

“Panglima Jiang—”

Sayangnya, Panglima Jiang sudah dibutakan oleh kesedihan dan kemarahannya atas kematian Jenderal Mo. Dia tidak lagi peduli apakah Mo Feng bersangkutan atau tidak dengan meninggalnya beliau.

Karena sekarang, dia hanya ingin melampiaskan kemarahan dan kesedihannya kepada orang lain!

Dan yang paling cocok hanyalah Mo Feng. Orang yang berada di tempat kejadian tatkala Jenderal Mo meninggal. Serta orang yang selama ini digadang-gadang sebagai pembawa sial dan malapetaka bagi orang-orang.

Dengan mata yang memicing tajam, dia kemudian menarik pedang dari pinggangnya dan menghunuskannya ke depan lurus.

‘SHRINK!’

“Hari ini, aku akan membunuhmu, Mo Feng! Untuk membalas kematian Jenderal Mo dan semua orang yang mati karena kau!”

Mo Feng menggeleng. Dia menatap ujung pedang yang terhunus ke lehernya itu dengan keringat dingin di dahi. Sedangkan otaknya, mulai kosong karena bingung harus berbuat bagaimana sekarang.

Dihadapkan pengkhianatan seseorang yang pada awalnya selalu baik bahkan berhasil membuatnya percaya kalau selain Paman Mo, ada satu orang lagi yang setidaknya 'percaya' dia bukan titisan iblis, dia benar-benar linglung.

Belum lagi, pikiran bawah sadarnya yang terus menentang perkataan Panglima Jiang barusan. Bahwa dia, bukanlah titisan iblis yang menyebabkan Paman Mo serta orang-orang meninggal dunia!

“Tidak. Aku bukan penyebab kematian mereka. Dan aku benar-benar bukan titisan iblis!” seru Mo Feng pada akhirnya.

Namun, Panglima Jiang tidak peduli. Dia tidak ingin mendengar dan langsung menarik pedangnya, sebelum mengayunkannya dengan tujuan untuk menebas leher Mo Feng secara langsung.

“MATILAH HARI INI, MO FENG!!!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Trik Kotor Balasan Senior Yuan!

    Senior Yuan melotot tajam. “A-Apa? Lengan kiriku? Apa yang kau bicarakan?! Siapa yang lengan kirinya terluka? Lengan kiriku tidak terluka sama sekali!”Mo Feng maju selangkah. Dan ini membuat Senior Yuan entah kenapa juga ikut mundur selangkah. Ekspresinya tidak terlalu bagus. Ada sorot takut dan gentar yang samar di kedua matanya.Senior Xu yang berada di samping agak belakang dari Senior Yuan pun turut gelagapan. Dia bertanya-tanya kenapa Mo Feng bisa menebak bahwa Senior Yuan terluka di lengan kirinya.“Mungkinkah?”Senior Xu takut dengan dugaannya sendiri. Kalau benar Mo Feng sudah menebak siapa pemanah yang hendak membunuhnya semalam, maka di sini Tetua Agung pastilah sudah tahu semua kebenarannya!Ekspresi Senior Xu terus menyusut semakin cepat. Mo Feng juga sempat melihat melalui ekor matanya. Dalam hati, dia mendengus dingin.“Hmph.”Seraya memfokuskan kembali kedua matanya pada Senior Yuan yang ada di hadapannya, Mo Feng akhirnya berbicara.“Kalau kau tidak terluka, kau bisa

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Mo Feng Melawan Balik Dua Senior!

    Perkataan Mo Feng membuat Senior Yuan agak panik hingga buru-buru angkat bicara. “Ya! Kita bertemu lagi setelah terakhir kali aku bertemu denganmu kemarin," ujarnya tergesa, tidak terdengar stabil.Mo Feng menaikkan sebelah alisnya. “Kemarin, ya?”Kali ini, Xue Lingzhi mengambil alih. “Kalian datang lebih awal dari yang aku pikirkan, Senior. Kupikir kalian masih akan datang 1 jam lagi. Mengingat ucapan kalian tadi yang katanya begitu kelelahan setelah menjaga Tetua Xia sepanjang malam.”Warna wajah Senior Xu dan Senior Yuan berubah pucat. Mereka saling bertukar pandangan sebelum akhirnya tertawa dengan agak terpaksa.“Ha-ha! Tidak, tidak. Kami hanya bercanda denganmu.” Senior Xu mengelak dengan sedikit menyenggol lengan kanan Senior Yuan.“Ya. Mana mungkin kami berani mengabaikan panggilan Tetua Agung?” timpal Senior Yuan lagi sambil memalingkan wajahnya ke arah Tetua Agung.“Tetua Agung, ada apa memanggil kami?” alihnya cepat, enggan terlalu banyak basa-basi dengan Mo Feng ataupun

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Senior, Kita Bertemu Lagi!

    “Apa? Tetua Agung memanggil kami berdua? Kenapa? Ada apa?” Xue Lingzhi menggelengkan kepalanya. Dia menatap Senior Xu dan Senior Yuan secara bergantian. “Aku tidak tahu, Senior. Tapi lebih baik kalian berdua segera ke sana. Jangan membuat Tetua Agung menunggu lebih lama.”Senior Yuan yang semula masih duduk tenang di kursi bawah jendela, akhirnya bangkit dan tersenyum pada Xue Lingzhi. “Lingzhi, bisakah kau katakan pada Tetua Agung kalau kami akan datang beberapa saat lagi? Kami baru saja kembali setelah menjaga Tetua Xia di ruang pengobatan sepanjang malam.”Ekspresi Xue Lingzhi agak berubah. Dia jelas-jelas mendengar keluhan Tetua Xia karena tidak ada orang yang menjenguk dan menjaganya semalam. Lalu di sini, kenapa pernyataan Senior Yuan seperti itu? Apakah dia berbohong? Tapi kenapa dia berbohong padanya?“Benarkah?” tanyanya kemudian.Senior Yuan tersenyum lebih lebar dengan tatapan yang meyakinkan. “Tentu saja. Memangnya siapa lagi yang menjaga Tetua Xia selain kami? Bukank

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Panggilan Dari Tetua Agung

    “Mo Feng? Dari mana kau? Apa kau baru saja pergi keluar?” tanya Xue Lingzhi setelah dia melihat sosok Mo Feng berjalan dari arah gerbang.Mo Feng tersenyum simpul. “Ya. Aku hanya berjalan-jalan sebentar.”“Tapi kau sepertinya menghilang sejak semalam? Aku sempat mencarimu ke kamar beberapa kali dan kau tidak ada,” balas Xue Lingzhi lagi.Ekspresi Mo Feng berubah sedikit. Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju teras yang menghubungkan gedung depan dengan aula utama sekte di gedung belakang.Mau tak mau, Xue Lingzhi mengikutinya.“Aku memang tidak ada di kamar sejak semalam. Aku mulai berlatih dari tengah malam sampai dini hari di halaman samping. Setelah itu, aku pergi ke luar untuk berjalan-jalan sebentar.”Penjelasan Mo Feng itu membuat Xue Lingzhi menganggukkan kepalanya beberapa kali. “Oh, begitu. Aku paham.”“Lalu biar aku tebak, alasan kau tiba-tiba melakukan latihan sepanjang malam itu adalah karena Tetua Agung lah yang menyuruhmu?” lanjutnya penasaran.Mo Feng y

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Menyerang Balik, Berhasil Melukai!

    Mo Feng mengernyit. “Benarkah? Tidakkah kalian khawatir kalau ini justru menjadi detik-detik kematian kalian?”“KAU!”Perkataan Mo Feng berhasil menyulut emosi Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua pun tampak sangat berang. Hal itu langsung terlihat dari munculnya cahaya menyala-nyala berwarna biru dan kuning dari tubuh mereka. Kekuatan mereka meledak karena tekanan yang mulai membesar di dalam tubuh mereka.“Hmph! Atas dasar apa kami takut dan khawatir dengan hal itu? Kekuatanmu jauh di bawah kami!” Senior Xu membalas.Di sebelahnya, Senior Yuan juga menganggukkan kepalanya dua kali sebagai tanda setuju.“Keahlian dan kemampuan bela dirimu juga tidaklah seberapa. Menurutku, kau seharusnya khawatir dengan keselamatan nyawamu sendiri. Sebab di sini, kami tidak akan membiarkan kau selamat apa pun yang terjadi!” ujarnya kemudian.Mo Feng menyeringai. “Benarkah?”Balasan Mo Feng itu terdengar sangat arogan dan sombong di telinga Senior Xu dan Senior Yuan. Mereka berdua menjadi semakin

  • Pembalasan Pangeran Mata Iblis   Pengejaran, Detik-detik Kematian!

    Tanpa banyak berpikir, Mo Feng melompat lagi ke dahan pohon yang ada di depannya, sebelum akhirnya turun ke tanah dan berlari melewati kegelapan hutan yang begitu pekat.“Huh! Huh! Huh!”Sembari terus mengatur pernafasannya, Mo Feng mengerahkan semua kekuatan dan kemampuannya untuk berlari secepat mungkin, menjauh dari jangkauan dua pemanah yang belum dia ketahui siapa identitasnya tersebut.Sayangnya, meskipun kegelapan hutan itu mampu menyamarkan sosok Mo Feng, tapi kedua pasang mata Senior Xu dan Senior Yuan jauh lebih jeli dari yang dia harapkan.Mereka berdua juga sudah berada di ranah yang jauh lebih tinggi dibanding Mo Feng. Kekuatan mereka secara alami jauh lebih hebat dari Mo Feng. Dengan mempercepat laju dan memperpendek jarak pedang terbang mereka dari tanah, mereka berdua akhirnya berhasil melihat siluet Mo Feng dari kejauhan.“Di sana!” Senior Xu berteriak lebih dulu, yang kemudian disambut anggukan singkat dari Senior Yuan.“Ayo, terbang lebih cepat! Lakukan serangan p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status