Share

Empat Puluh

Angel mengikuti arah anak lelaki itu berjalan. Tepat di depan pintu berwarna biru. Anak laki-laki tanpa terlihat wajahnya menghilang menembus pintu.

"Astaga dia!" Mengusap dada. Jantungnya berdegup kencang bagaikan kuda yang sedang berlari. Tiba-tiba menghilang bagaikan hantu. Apakah anak itu hantu atau penghuni rumah ini.

"Aku harus masuk." Angel berperang melawan rasa takut. Ia harus terus maju tanpa ragu.

Angel mendorong pintu perlahan. Ruangan seperti tempat tidur dan lemari tertata rapi di dalamnya. Debu menebal menutupi perabotan.

Angel menelusuri kamar penuh debu dan sarang laba-laba. Ia memaksa kakinya untuk melangkah. Pandangannya terus menelusuri kamar yang entah berapa lama tak terpakai dengan cahaya lilin.

Tatapan Angel terhenti pada sebuah benda. Dirinya penasaran apa yang ada di dalam benda tersebut.

Sebuah bingkai foto keluarga dengan senyum bahagia. Namun, tak ada dirinya di dalam foto tersebut.

"Mengapa foto ini tak ada aku?" desisnya.

Angel mengambil foto tersebu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status