Ini Bab kedua siang ini. Selamat beraktivitas (◠‿・)—☆
Derrick Hodge memperhatikan perubahan ekspresi tetua itu dan bertanya dengan nada tenang namun penuh selidik, "Tetua Chester, mengapa wajah Anda begitu pucat? Apakah terjadi sesuatu?" Chester Fauss berusaha mengendalikan dirinya. Ia mengepalkan tinjunya kuat-kuat, menekan amarah yang bergolak di dadanya. Dengan suara berat yang tercekat, ia menjawab, "Baru saja aku merasakan hal yang tidak mungkin... Semua muridku yang datang bersamaku ke wilayah Keluarga Hodge telah tewas!" Pernyataan itu bagaikan petir di siang bolong. Seluruh ruangan mendadak sunyi, hanya hembusan napas tertahan yang terdengar. Semua orang di ruangan itu paham implikasi dari kejadian ini. Wilayah Keluarga Hodge selalu dianggap sebagai tempat yang aman dan terhormat, tempat di mana penginapan untuk sekte dan keluarga lain telah diatur dengan cermat oleh Keluarga Hodge sendiri. Namun, seseorang berani melancarkan serangan terhadap Sekte Purple Star tepat di bawah hidung mereka! Bukankah ini merupakan penghin
Sebelum kultivator itu sempat bereaksi, Sphinx melompat ke arahnya. Cakar kucing itu berubah menjadi bilah tajam, berderak dengan kilatan petir merah saat menyerang kultivator Dao Origin! "Makhluk ini... kultivator? Binatang spiritual?" pikir kultivator itu dengan mata terbelalak. Saat cakar tajam Sphinx bertabrakan dengan pedangnya— KRAK! Pedang kultivator itu hancur berkeping-keping! Gelombang kejut dahsyat menyebar ke segala arah, dan kekuatan mengerikan itu tersalurkan langsung ke tubuh sang kultivator. Namun, cakar Sphinx tidak berhenti sampai di situ. Cakar itu merobek lengannya seperti menembus kertas. Kultivator Dao Origin dengan panik berusaha menyalurkan energi Qi-nya untuk memblokir serangan, tapi tiba-tiba ia menyadari sesuatu yang mengejutkan—ia tidak bisa lagi mengakses energi dalam dantiannya. Seolah terkunci! "Monster macam apa ini?!" Kepanikan melanda dirinya, tapi sebelum ia sempat berteriak, cakar tajam itu telah mengiris lengannya dan menembus dadanya
Setelah mengamati sekitar, Ryan merasa tidak ada ancaman berarti di tempat itu. Sepertinya para petinggi atau tetua Sekte Purple Star telah pergi ke kediaman Keluarga Hodge, sama seperti Warren Mouren. Meski begitu, akan sangat sulit baginya untuk menyelamatkan Lina Jirk sekaligus menghadapi para musuhnya. "Menyerahlah dan lepaskan gadis itu," ucap salah satu kultivator Dao Origin dengan suara berat yang mengintimidasi. "Mungkin kami akan berbaik hati memberimu kematian yang tidak terlalu menyakitkan." Ryan hanya mengulas senyum tipis, seakan baru saja mendengar lelucon yang sama sekali tidak lucu. Tiba-tiba, sebuah ide melintas di benaknya. Ia mengeluarkan Sphinx dari Kuburan Pedang. Kucing oranye itu masih meringkuk, terlihat nyaman tertidur di telapak tangannya dengan napas yang teratur. "Aku tahu kau hanya berpura-pura tidur. Berapa banyak energi yang kau butuhkan untuk membuka jalan?" Ryan berkata pelan sambil mencolek perut Sphinx dengan jari telunjuknya. Sphinx membuka
"Siapa yang berani—" salah satu penjaga berteriak, namun sebelum kalimatnya selesai, Ryan telah menebas tubuhnya dengan Tombak Iblis Rhongomyniad. Darah memercik, menodai lantai dan sangkar-sangkar terdekat. Ryan tidak tahu apa yang ingin dilakukan Sekte Purple Star terhadap anak-anak ini, tetapi jujur saja, dia tidak mau dan tidak peduli! Matanya segera mencari Lina Jirk. Akhirnya, dia menemukan Lina Jirk di dalam salah satu sangkar merah di bagian terdalam ruangan. Saat ini, Lina Jirk tidak lagi seaktif sebelumnya. Tubuhnya membungkuk, bibirnya kering, dan matanya cekung. Dia tampak jauh lebih lesu dan lelah. "Lina..." Ryan berbisik, hatinya terasa diremas melihat kondisi gadis itu. Tiba-tiba cahaya muncul di ruangan itu, Lina Jirk membuka matanya yang lemah dan melihat ke arah sumber cahaya. Di sana, dia melihat sosok seorang pria muda. Ketika dia melihat wajah pemuda itu dengan jelas, tubuhnya bergetar, dan dia tidak dapat menahan tangis, tidak mampu menahan gejolak emo
Ketika kedua penjaga tersebut masih dalam keadaan terkejut, Ryan tiba-tiba mengeluarkan Tombak Iblis Rhongomyniad dan mengayunkan tangan kanannya ke belakang dalam gerakan mulus. Qi tombak itu dipenuhi dengan kekuatan petir ilahi, menciptakan kilatan biru yang membutakan mata. Sebelum mereka berdua sempat bereaksi sepenuhnya, mereka merasakan tubuh mereka remuk dan runtuh, seperti kertas di tengah hujan badai. Tubuh mereka menghantam tanah, menodai tanah dengan darah merah mereka yang menggenang cepat. "Ugh..." Salah satu penjaga sekarat masih memiliki sisa kesadaran, matanya dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak pernah menyangka ada yang berani membunuh di sini! Ini adalah wilayah kekuasaan Sekte Purple Star! Meskipun tidak termasuk sepuluh sekte teratas, dalam hal kekuatan, sekte ini masih dianggap sebagai salah satu dari lima belas sekte teratas di Gunung Langit Biru! Anak ini gila! "Kamu mungkin tidak bersalah, tapi Lina Jirk bahkan lebih tidak bersalah," ucap Ryan den
Sphinx melompat turun dari bahu Ryan, dan pupil merahnya mulai berputar, menjadi semakin mempesona dan aneh. Seolah-olah cahaya dari dunia lain memancar dari mata itu, menciptakan spiral misterius yang menarik perhatian Ryan. Beberapa detik kemudian, pupil merah itu berhenti berputar. Sphinx bergegas menuju arah tertentu, ekornya yang gemuk berayun dengan anggun. "Ikuti aku!" Suaranya seperti lonceng kecil yang berdenting dalam pikiran Ryan. Sepuluh menit kemudian, Sphinx berhenti dan berbaring di tanah, meregangkan tubuhnya seolah hendak tidur. Dia menggulung dirinya menjadi bola emas yang menggemaskan, tampak puas dengan dirinya sendiri. Ryan melirik bangunan di depannya dengan seksama. Bangunan itu mirip dengan rumah tempat Keluarga Mouren tinggal saat ini, megah dengan pilar-pilar berukir dan genteng berwarna ungu mencolok. Ada hutan bambu yang rimbun di sekeliling bangunan itu, menciptakan penghalang alami yang menyulitkan siapapun untuk melihat ke dalam. "Mungkinkah