Share

Bab 3 - Keributan

Author: Rianoir
last update Last Updated: 2024-08-29 16:47:50

Keheningan mencekam menyelimuti lobi gedung Snowfield Group. Semua mata tertuju pada sosok pemuda yang berdiri tenang di tengah kekacauan. Dua penjaga keamanan tergeletak tak sadarkan diri di dekat pecahan kaca, sementara pemuda itu hanya berdiri diam, seolah tak terjadi apa-apa.

"Astaga, apa yang baru saja terjadi?" bisik salah seorang karyawan, matanya terbelalak ketakutan.

"Ssst! Jangan keras-keras. Kau mau jadi korban berikutnya?" balas temannya, menarik lengan si karyawan untuk menjauh.

Para resepsionis muda bersembunyi di balik meja, ketakutan. Mereka bahkan tidak melihat pemuda itu menyerang. Semuanya terjadi begitu cepat, seolah-olah kedua penjaga itu tiba-tiba saja terpental dan tak sadarkan diri.

Ryan melirik kedua penjaga yang tak sadarkan diri itu dan menggelengkan kepalanya dengan jengkel. 

Tanpa menghiraukan tatapan ketakutan dari orang-orang di sekitarnya, ia melangkah santai dan duduk di sofa. Dengan tenang, ia mengambil koran yang tergeletak di meja, mulai membacanya seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Oh ya, apakah Anda tahu kapan Rindy Snowfield akan datang?" tanya Ryan dengan nada santai pada pria berjas di dekatnya.

Mendengar pertanyaan itu, para pengusaha yang telah menunggu untuk bertemu Rindy Snowfield mendadak panik. Mereka berdiri dengan tergesa-gesa, berebut untuk keluar dari gedung secepat mungkin.

Ryan mengangkat alisnya, sedikit terkejut melihat reaksi mereka. "Hei, aku tidak menyakiti kalian. Kenapa harus lari seperti itu?" Ia menggelengkan kepala dan kembali fokus pada majalah di tangannya. "Ya sudahlah, aku akan menunggu lebih lama lagi."

Dalam hitungan menit, lebih dari selusin penjaga keamanan muncul di lobi, semuanya bersenjata lengkap. Mereka membawa perisai anti huru-hara dan tongkat listrik, wajah mereka tegang dan waspada saat mendekati Ryan.

Xanders, kepala tim keamanan, tiba bersamaan dengan pasukannya. Matanya menyipit saat melihat kekacauan di lobi. Dengan langkah berat, ia mendekati Ryan.

"Tuan," Xanders memulai, berusaha menjaga suaranya tetap tenang, "saya rasa bukan ide yang bagus untuk membuat kekacauan di Snowfield Group seperti ini. Kami sudah memanggil polisi. Jadi, jika Anda tidak segera—"

Ryan mendongak, menatap Xanders dengan tatapan yang sulit dibaca. "Kamu atasan dari dua orang di sana, kan?" ia bertanya, menunjuk ke arah penjaga yang masih tak sadarkan diri. "Apakah kamu masih tidak mengerti situasinya? Aku hanya ingin duduk di sini dan menunggu seseorang."

Xanders menelan ludah dengan susah payah. "Bolehkah saya tahu siapa yang Anda tunggu, Tuan? Saya bisa menyampaikan pesan untuk Anda."

"Aku ingin bertemu Rindy Snowfield," jawab Ryan langsung.

Seketika, ekspresi Xanders berubah drastis. "Maaf, Tuan," Xanders berusaha menjelaskan dengan hati-hati, "tapi CEO Rindy tidak ada di sini hari ini. Jika Anda perlu menyampaikan sesuatu, Anda bisa memberikan detail kontak Anda pada saya, dan saya akan meneruskannya."

Ryan tersenyum tipis. "Kebetulan aku sedang bebas hari ini," ujarnya santai. "Jadi, aku akan menunggu di sini saja. Atau maksudmu Snowfield Group bahkan tidak bisa meminjamkan tempat duduk pada tamunya?"

Xanders bisa merasakan darahnya mendidih. Dengan suara dingin, ia berkata, "Tuan, Anda memaksa saya. Kalau begitu, saya harus minta maaf terlebih dahulu." Ia memberi isyarat pada anak buahnya. "Anak-anak, tangkap dia!"

Seketika, selusin penjaga keamanan maju ke arah Ryan. Xanders sendiri mengambil inisiatif, mengubah tinjunya menjadi cakar dan mengarahkannya langsung ke organ vital Ryan.

Namun, Ryan tetap duduk tenang, masih memegang korannya. Ekspresinya datar, seolah-olah orang-orang yang menyerangnya hanyalah lalat yang mengganggu.

Tepat saat Xanders hendak menyentuh Ryan, sebuah suara dingin memecah ketegangan.

"Berhenti!"

Semua orang berhenti bergerak. Dari kerumunan, muncul seorang wanita yang membuat semua mata terpaku padanya.

Wanita itu memiliki rambut hitam panjang yang indah mencapai pinggangnya. Tubuhnya proporsional, dibalut atasan putih yang serasi dengan rok selutut. Penampilannya anggun namun tegas, membuatnya tampak seperti dewi yang tak terjangkau.

"Manajer Adel," Xanders berkata dengan hormat, wajahnya sedikit memerah.

Adel tidak menanggapi Xanders. Matanya terfokus pada Ryan, ada kilatan keterkejutan dan kebingungan di sana.

Ryan pun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Karena ia mengenali wanita ini.

Itu Adel, teman sekelasnya saat SMP. Meski mereka terpisah saat SMA karena perbedaan latar belakang, Adel adalah satu-satunya orang yang tetap berdiri di sisi keluarga Pendragon setelah tragedi di Paviliun Riverside.

Saat semua orang berpaling, saat rumah keluarga Pendragon disita dan bisnis mereka dihancurkan, Adel-lah yang mengurus pemakaman orang tua Ryan. Ia mengabaikan protes keluarganya sendiri, mengambil jenazah pasangan Pendragon dari kamar mayat, dan mengubur mereka di Golden River Hills. 

Ryan menyaksikan itu semua secara diam-diam, setelah diselamatkan oleh gurunya. Ia tidak pernah mengerti mengapa Adel melakukan semua itu untuknya. Apa yang telah ia lakukan untuk pantas menerima kebaikan dan pengorbanan sebesar itu?

Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, Adel tersenyum. Senyumnya lembut dan tulus, seperti bunga yang mekar di musim semi.

Senyuman itu seketika mengundang rasa iri dan cemburu dari setiap pria yang hadir. Bagi banyak karyawan pria di Snowfield Group, Adel adalah sosok dewi yang tak terjangkau. Selama setahun terakhir, ia telah menolak semua surat cinta yang diterimanya tanpa kecuali.

Adel menatap Ryan dengan penuh minat. "Maaf," ujarnya lembut, "tapi untuk sesaat tadi, kupikir kau adalah teman sekelasku dulu. Kau tahu, kau sangat mirip dengannya."

Ryan berusaha keras menyembunyikan emosinya. Lima tahun telah mengubahnya drastis, dan ia tahu kebanyakan orang tak akan mengenalinya lagi. Termasuk Adel.

"Ah, mungkin aku punya wajah yang umum," Ryan menanggapi dengan santai. "Banyak orang bilang aku mirip seseorang yang mereka kenal."

Adel tertawa kecil. "Mungkin saja. Tapi tetap saja, kemiripanmu cukup mengejutkan." Ia lalu mengalihkan perhatiannya pada Xanders yang masih berdiri tegang. "Biarkan saja dia, Pak Xanders. Kalau dia ingin menunggu di sini, biarkan saja."

Xanders terlihat ragu, tapi ia tahu lebih baik daripada membantah Adel. Dengan enggan, ia mengangguk dan mundur, memberi isyarat pada anak buahnya untuk menurunkan senjata mereka.

Ketegangan di lobi perlahan mereda, namun misteri di balik identitas Ryan dan hubungannya dengan masa lalu Adel tetap menggantung di udara, menunggu untuk terungkap.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Yustiani Bunga
oh woo semakin penasaran
goodnovel comment avatar
Dazul Yusra
sangat menarik
goodnovel comment avatar
DI Syahida
semakin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Survey: Mau Tamat Atau Lanjut?

    Halo semua. Othor sebenarnya mau menamatkan ini sementara karena sebagian tujuan Ryan telah tercapai, dan jujur saja ceritanya sudah terlalu melebar.Tapi ada sebagian pembaca yang tidak puas.Nah, othor kasih opsi.Mau othor lanjut langsung ke season berikutnya, atau cukup tamat sampai di sini dan nanti kalau ada waktu othor lanjut season selanjutnya?Coba Like dan komen jika kalian ingin lanjut.jika banyak permintaan lanjut, othor akan lanjutkan ke cerita arc kota spiritum.mumpung othor belum laporan ke editor kalau cerita ini tamat atau lanjut.tapi jika lanjut, mungkin othor hanya bisa rilis 1-3 bab per hari.

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2134 - Epilog

    Pernikahan Ryan dan Adel digelar dua minggu kemudian dengan kemegahan yang tidak pernah ada sebelumnya di Nexopolis. Presiden sendiri yang mengusulkan agar gedung parlemen disulap menjadi tempat pernikahan, sebagai bentuk penghormatan kepada Ryan yang telah berkali-kali menyelamatkan negara.Tim dekorator terbaik bekerja siang malam mengubah gedung parlemen menjadi istana dongeng. Ribuan bunga mawar putih dan merah diimpor khusus dari berbagai negara, menciptakan taman yang memukau di setiap sudut ruangan. Kristal-kristal Swarovski berkilau tergantung dari langit-langit tinggi, memantulkan cahaya bagai bintang-bintang di langit.Hari pernikahan tiba. Adel tampil memukau dalam gaun pengantin putih karya desainer terkenal dunia, dirancang khusus untuk menonjolkan kecantikan sekaligus menutupi perutnya yang membesar dengan elegan. Mahkota berlian menghiasi rambutnya yang ditata sempurna, membuatnya terlihat bagai putri raja.Ryan mengenakan tuksedo hitam yang membuatnya terlihat tamp

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2133 - Immortal Venerable

    Ryan langsung menegakkan tubuh, matanya berbinar penuh harap. "Siapa, Guru?""Dia seorang kultivator wanita tua. Namanya Immortal Venerable Yuriel Leviathan!" ucap Gantius Wagner dengan nada serius. "Monster tua ini memang kuat, tapi untungnya dia meninggalkan jejak auranya!""Immortal Venerable Yuriel Leviathan?" Mata Ryan berbinar-binar mendengar gelar yang megah tersebut.Seseorang yang bergelar Immortal Venerable pasti sangat kuat.Setiap kultivator yang mencapai ranah God King akan memiliki gelar mereka sendiri–Brave Knight dikenal sebagai Sword Emperor, Gantius Wagner sebagai Alchemist God, Allen Cook sebagai Forging God.Namun, Immortal Venerable Yuriel Leviathan berani menyebut dirinya Immortal Venerable, yang berarti dia benar-benar mengerikan!Memiliki gelar itu berarti dia dihormati dan dipuja oleh puluhan ribu kultivator immortal!"Kultivator macam apa dia sampai berani menculik orang-orang yang kucintai," geram Ryan sambil mengepalkan tangan. "Cepat atau lambat, aku akan

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2132 - Monster Tua (II)

    "Belum tentu mereka dalam bahaya!" Gantius Wagner berusaha menenangkan dengan nada yang lebih bijaksana.Dia duduk bersila dalam posisi meditasi dan mulai mengatur napas untuk memulihkan diri. "Aku bisa merasakan dengan jelas—monster tua ini memiliki kekuatan setara dengan mereka yang pernah mengalahkanku di masa lampau.""Setidaknya dia adalah kultivator Ranah Creation yang mengerikan, bahkan mungkin sudah mencapai Ranah Starseed yang legendaris!""Monster dengan kekuatan sebesar ini tidak akan repot-repot menangkap dua gadis muda yang relatif lemah tanpa alasan penting."Brave Knight mengerutkan kening, ekspresi wajahnya menunjukkan pemikiran mendalam. "Aku pernah mengamati Shirly Jirk sebelumnya. Dia memang jenius berbakat dengan potensi luar biasa. Rindy Snowfield kemungkinan juga memiliki bakat istimewa.""Mungkinkah monster tua itu melihat potensi mereka dan ingin menjadikan keduanya murid? Tapi ini hanya skenario terbaik. Masih ada kemungkinan dia memiliki niat jahat atau motif

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2131 - Monster Tua

    Setelah mengatakan itu dengan tekad yang bulat, Gantius Wagner melakukan hal yang sama seperti Ryan, namun dengan kekuatan yang jauh lebih besar dan jangkauan yang lebih luas.Satu-satunya perbedaannya adalah dia menggunakan Ryan sebagai media perantara untuk melepaskan kekuatan spiritual yang jauh lebih dahsyat melalui bola ungu di telapak tangan Ryan yang masih mengambang.Wusss! Wusss!Tiba-tiba, seluruh dunia berubah warna secara dramatis, dan sinar cahaya menyilaukan yang tak terhitung jumlahnya terbang keluar dengan kecepatan luar biasa dan mencapai bintang-bintang yang berada jauh lebih jauh di luar angkasa.Sebelumnya, Ryan hanya mampu memicu dan menghubungkan bintang terluar yang berada di sekitar Gunung Langit Biru dan Nexopolis untuk mencari Shirly Jirk dan Rindy Snowfield dengan kemampuannya yang terbatas.Namun, ketika Gantius Wagner yang berpengalaman bergerak dengan serius, dia berhasil menghubungkan bintang-bintang yang berada beberapa lapis lebih dalam, setidaknya sep

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2130 - Menggunakan Teknik Pelacakan (II)

    Di dalam Kuburan Pedang, Gantius Wagner mengamati dengan mata yang penuh pengalaman dan mengangguk pelan, ekspresinya dipenuhi rasa puas. "Lumayan sekali, murid ini memang berbakat luar biasa." "Dia langsung berhasil mengaktifkan teknik dengan sempurna di percobaan pertamanya. Bakat naturalnya dalam alkimia dan teknik spiritual sekarang hampir setara dengan bakatku saat masih muda dulu.""Benarkah itu mengagumkan?" Allen Cook bertanya dengan nada skeptis. "Ryan hanya seorang kultivator Origin Dao tingkat tujuh. Apakah dia tidak akan terluka serius jika menggunakan teknik sekuat dan seberbahaya ini?"Gantius Wagner mengelus dagunya sambil merenung dengan keras. "Dengan teknik pelacakan ini, selama kekuatan garis keturunan dan esensi darah seseorang cukup kuat, seseorang memang dapat melacak target apa pun di dunia ini." "Namun, seseorang harus memindai seluruh dunia dengan kekuatannya sendiri. Jika kekuatan garis keturunan atau esensi darahnya tidak mencukupi untuk beban seberat itu,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status