“Terima kasih,” ucap Ryan setelah turun dari taksi dan memberikan bayaran ke sopir.
Beralih menatap sebuah bangunan kantor yang menjulang tinggi di hadapan, Ryan membaca lagi secarik kertas yang diberikan oleh gurunya, memastikan ini adalah tempat yang harus dia tuju.
“Snowfield Group,” ulang Ryan, lalu mengangkat pandangan untuk melihat plang besar yang terpatri nyata di depan gedung. “Benar ini,” ucapnya sebelum masuk ke dalam lobi.
Awalnya, Ryan berniat untuk langsung pergi ke Ibu Kota–Riverdale dan mencari Master Lucas, pria yang muncul di kediamannya lima tahun lalu dan membunuh ayahnya. Bagaimanapun, dia adalah orang yang paling ingin Ryan bunuh selama lima tahun terakhir.
Namun, gurunya bersikeras agar Ryan terlebih dahulu pergi ke Golden River dan menemui seorang wanita bernama Rindy Snowfield. Oleh karena itu, di sinilah Ryan sekarang, di lobi perusahaan Snowfield Group.
Mengenakan kaos, topi, dan tas selempang kusam yang tersampir di bahunya, penampilan Ryan yang sederhana sangatlah mencolok di antara para pekerja berpakaian formal. Hal itu menjadikannya pusat perhatian … secara negatif.
Sesuai dugaan, baru saja Ryan mengambil dua langkah ke dalam lobi, dua pria bertubuh besar menghadangnya.
"Berhenti!" Salah satu dari mereka berteriak dengan suara dingin.
Ryan mengangkat alisnya, menatap kedua pria yang jelas-jelas petugas keamanan itu. Keduanya memiliki tinggi setidaknya 180 cm, dengan otot-otot yang menonjol menakutkan di balik seragam mereka.
"Selamat siang," Ryan berusaha bersikap sopan. "Saya mencari Rindy Snowfield."
Mendengar nama itu, salah satu penjaga tertawa dingin. "Anda ingin bertemu CEO Rindy? Apakah Anda punya janji?"
"Tidak," jawab Ryan jujur.
"Lalu apakah Anda punya kartu identitas karyawan Snowfield Group?"
"Aku tidak punya."
Kesombongan di wajah penjaga keamanan itu semakin kentara. Ia memandang rendah Ryan, lalu menunjuk ke arah pintu. "Jika tidak, silahkan Anda keluar. Pintunya ada di sana!"
Ryan menyadari situasinya. Snowfield Group adalah salah satu dari 100 perusahaan teratas di negara Nexopolis, dan merupakan perusahaan papan atas di Golden River. Tidak mudah menemui CEO mereka.
Saat itu, beberapa pria berpakaian jas tiba dengan Mercedes-Benz E300. Mereka juga ingin bertemu Rindy Snowfield, namun mengalami penolakan yang sama. Akhirnya, mereka memilih untuk menunggu di sofa lobi.
Ryan, yang tidak ingin berdebat, menunjuk ke arah sofa. "Baiklah, saya akan menunggu di sana."
Namun, belum sempat ia melangkah, kedua penjaga kembali menghadangnya.
"Apa kau tuli, dasar bodoh? Jangan membuatku mengatakannya untuk ketiga kalinya. Pintunya ada di sana, enyahlah!" salah satu penjaga berteriak keras.
Ryan mengerutkan kening. Ia baru saja tiba di Golden River dan tidak menyinggung siapa pun. Mengapa mereka begitu keras kepadanya?
"Mengapa mereka bisa menunggu, tetapi aku tidak bisa?" tanya Ryan, menunjuk ke arah pria-pria berjas.
Salah satu penjaga menatap Ryan dari atas ke bawah dengan pandangan merendahkan. "Bagaimana mungkin orang udik sepertimu bisa bertemu CEO Rindy?”
“Kau harus melihat dirimu dulu di cermin. Dengan pakaian seperti itu, kau tidak mungkin bertemu dengan CEO kami. Jadi, cepatlah pergi! Kalau tidak, aku akan mengusirmu."
Ryan akhirnya mengerti. Para petugas keamanan ini meremehkannya. Mereka menganggap, orang yang berpakaian sederhana sepertinya tidak akan pantas menemui bos mereka.
"Bagaimana jika aku tidak ingin pergi?" ucap Ryan dengan ekspresi gelap.
"Kau tidak ingin pergi? Kalau begitu, kau ingin mati?!"
Salah seorang penjaga menepuk bahu Ryan dengan kasar, urat-urat di lengannya menonjol mengancam. Ia yakin dengan sedikit tenaga saja, ia dapat melempar Ryan sejauh tiga meter.
Namun, ketika ia mengerahkan tenaganya, Ryan tidak bergerak sedikitpun.
Senyum penjaga itu membeku. Ekspresinya berubah menjadi ngeri saat menyadari bahwa pemuda di hadapannya tak tergoyahkan, bagaikan gunung!
Pada saat yang sama, aura kematian mulai merayapi lengannya, menuju punggungnya. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat dingin.
Penjaga lainnya, tidak menyadari situasi, malah menertawakan rekannya. "Ada apa denganmu, Jack? Kenapa tiba-tiba berkeringat? Apakah istrimu telah mengajakmu bermain beberapa ronde tadi malam sampai kau begitu lemah hari ini? Baiklah, aku akan membantumu."
Ia mengulurkan tangannya, bermaksud menyentuh Ryan.
"Enyahlah! Aku sama sekali tidak ingin membunuhmu," ujar Ryan dingin, suaranya bagaikan gemuruh guntur.
Bersamaan dengan itu, Ryan menghentakkan kaki kirinya dengan ringan. Seketika, pusaran aura muncul di sekelilingnya, menghantam ke arah para penjaga!
Kedua penjaga merasakan kekuatan dahsyat menghantam dada mereka. Mereka terpental ke belakang, memuntahkan darah, sebelum akhirnya menabrak panel kaca di lobi.
Suara pecahan kaca yang berdenting di lantai memenuhi lobi, diikuti oleh keheningan mencekam. Semua mata tertuju pada Ryan, yang berdiri tenang di tengah kekacauan itu.
Setelah melakukan semua ini, Sphinx melompat turun dan berdiri di sisi kanan Ryan. Ia berkata dengan nada tenang, "Orang ini dikendalikan oleh seseorang menggunakan esensi darahnya. Ia hanyalah boneka. Tidak mungkin mendapatkan informasi berharga darinya. Aku akan pergi ke Sekte Dao bersamamu di lain hari."Ryan mengangguk, menatap kabut berdarah yang tersisa dari tubuh Sheldon Sullivan. Kematian seseorang tak pernah membuatnya senang, namun dia juga tak pernah ragu membalas kejahatan dengan setimpal. Di dunia kultivasi, hanya yang kuat yang bertahan."Kau merasakan teknik pengendalian itu?" tanya Ryan penasaran, masih menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya."Tentu saja," Sphinx menggelengkan kepalanya. "Teknik mental tingkat tinggi. Mereka tidak hanya mengendalikan tindakannya, tapi juga pikirannya. Bahkan jika dia masih hidup, kau tak akan mendapatkan apa pun."Sphinx meregangkan tubuh kecilnya, mata heterokromatiknya berkilat tajam. "Cepat dan terus terobos. Kolam Dragon C
Tanpa ragu, Sheldon mengeluarkan pedang cadangan dan kembali menyerang Ryan yang masih bersandar lemah pada Pedang Surgawi EX-Caliburn."Apakah kamu yakin tentang ini?" suara tenang Ryan menghentikan langkahnya.Sheldon terkejut melihat senyuman di wajah Ryan yang kini terlihat sepenuhnya tenang. Tidak ada ketakutan, tidak ada kekhawatiran—seolah-olah dia bukanlah seseorang yang berada di ambang kematian."Orang ini jelas terluka parah, dantiannya kacau balau. Mengapa dia masih berani tersenyum?" pikir Sheldon bingung."Arthur Pendragon, jangan pikir aku tidak akan membunuhmu hanya karena kau bertingkah seperti ini!" serunya, berusaha menyembunyikan kegelisahan. "Tidak peduli apa yang terjadi hari ini, kau harus mati!""Oh," Ryan mengangguk dengan santai, seakan-akan mereka hanya bercakap-cakap ringan. "Karena Sekte Dao telah menyinggung perasaanku, aku akan mencari waktu untuk secara pribadi menghabisi seluruh sektemu setelah kompetisi berakhir."Mendengar ini, Sheldon ingin tertawa
Sheldon mendekat satu langkah, matanya memancarkan keserakahan. "Aku tahu kau pasti punya beberapa rahasia yang tak terungkapkan. Jika kau memberitahuku rahasia-rahasia ini, aku akan mempertimbangkan untuk memberimu kematian yang cepat!""Enyahlah!" tatapan Ryan berubah dingin seperti es. Tanpa ragu, ia segera mengeluarkan jarum perak pemberian Lin Qingxun—kartu As terbesar yang bisa diandalkannya saat ini.Tatapannya beralih sejenak ke arah naga darah dan Sphinx yang masih sibuk bertarung. 'Sial! Aku diserang mendadak dan dua makhluk bodoh ini bahkan tidak menyadarinya!'Tanpa membuang waktu lagi, Ryan mengaktifkan kekuatan jarum perak. Dalam sekejap, cahaya perak menyilaukan melesat ke segala arah, menyelimuti area di sekitar mereka.Swiish!Jarum perak itu terbang dengan kecepatan luar biasa ke arah Sheldon Sullivan, energinya bertambah setiap detik."BOOM!"Energi tak terbatas terkumpul, dan jarum perak kecil itu mulai tumbuh semakin besar.Dalam sekejap mata, jarum itu berubah
Sheldon menghunus pedangnya dan bergerak mendekat dengan gerakan yang halus. Setiap langkah yang diambilnya membuat aura membunuh di tubuhnya semakin kuat. Namun, ia tetap waspada, berkali-kali melirik naga darah dan Sphinx yang masih bertarung.'Mereka adalah ancaman terbesar,' pikirnya. 'Tapi sepertinya mereka terlalu asyik bertarung. Bagaimana mungkin mereka menyadari keberadaanku?'Sheldon tersenyum dingin. 'Lagipula, mereka mungkin adalah makhluk purba penjaga Kolam Dragon Cleansing. Mana mungkin mereka peduli pada semut seperti Ryan?'Hanya dalam beberapa detik, Sheldon sudah mencapai posisi tepat di belakang Ryan. Tanpa ragu, ia mengalirkan seluruh kekuatannya ke dalam pedang. Air Kolam Dragon Cleansing beriak kencang saat cahaya dingin menembus air, diarahkan langsung ke jantung Ryan!Namun tepat saat ujung pedang hampir menusuk punggungnya, mata Ryan tiba-tiba terbuka lebar!Dengan refleks yang mengagumkan, Ryan segera menghentikan proses kultivasinya dan mengulurkan tanga
Lin Qingxun menatap Ryan dan tidak mengatakan apa pun lagi. Ada ekspresi lega yang terlihat jelas di matanya, sesuatu yang jarang terjadi pada pria tua itu."Kuburan Pedang tidak salah memilih orang," gumamnya pelan. "Jika benar-benar ada pemuda yang bisa mengubah nasib kami, mungkin memang dia orangnya."Lin Qingxun terdiam sejenak, pikirannya melayang jauh. Tanpa sadar, pandangannya terarah ke ujung dari ribuan Nisan Pedang yang berjajar rapi. Di sana, terpisah dari yang lain, berdiri sebuah Nisan Pedang terpencil yang tampak berbeda dari sisa Nisan Pedang lainnya.Saat pandangannya tertuju pada Nisan Pedang itu, gelombang tekanan tak kasat mata langsung menerpa tubuhnya, bahkan membuatnya kesulitan bernapas. Lin Qingxun tahu persis bahwa kultivator yang tersegel di dalam Nisan Pedang tersebut adalah salah satu sosok terkuat di seluruh Kuburan Pedang."Sejujurnya, aku bisa melihat bayanganmu di Tuan Pemilik Kuburan Pedang," ujarnya dengan nada penuh hormat. "Seseorang yang telah
Di tepi kolam, Tuan Jimmy mengamati dengan seksama, menghitung jumlah kultivator yang tersisa. Tiba-tiba, ekspresinya berubah ketika menyadari bahwa murid jenius dari Sekte Dao tidak lagi terlihat!Perlahan, senyum licik terukir di bibirnya. "Kudengar Sekte Dao dan Sekte Medical God tidak berhubungan baik. Sekte Dao bahkan beberapa kali mencoba menghancurkan Sekte Medical God dan Xiao Yan," gumamnya. "Sepertinya murid Sekte Dao telah pergi ke dasar Kolam Dragon Cleansing untuk mencari anak itu."Tatapannya menerawang saat ia melanjutkan, "Aku merasakan ada yang salah dengan pemuda itu, dan dia telah menekan kekuatannya, tetapi aku tidak yakin apa penyebabnya. Ini mungkin akan menguntungkanku."Sementara itu, di dasar Kolam Dragon Cleansing, terobosan Ryan semakin menunjukkan hasil gemilang. Ia telah berhasil menembus hingga Ranah Saint tingkat kelima, dan masih terus melaju!Pencapaian ini membuat darah Ryan mendidih karena antisipasi. Meski ini hanya peningkatan ranah minor, namun
Tanpa ragu lagi, Ryan duduk bersila di atas batu datar dan mulai mengedarkan teknik Matahari Surgawi dalam dantiannya. Energi spiritual dari air kolam mulai mengalir masuk ke dalam tubuhnya, memperkuat aliran qi dalam setiap meridian.Dia telah terjebak di Ranah Saint tingkat ketiga untuk beberapa waktu, jadi dia ingin setidaknya mencapai tingkat kelima kali ini.Ketika waktu Lex Denver habis saat itu, kekuatannya telah memasuki dantian Ryan, dan masih ada di sana. Kekuatan inilah yang memicu terobosannya.Meditasi Ryan semakin dalam, energi spiritual di Kolam Dragon Cleansing mulai berkumpul di sekitarnya seperti air yang mengalir ke titik terendah. Dalam beberapa saat, pusaran energi spiritual terbentuk mengelilingi tubuhnya, berputar dengan kecepatan yang semakin meningkat.Fenomena aneh mulai terjadi—di dalam pusaran itu, satu sisi terasa dingin menusuk tulang sementara sisi lainnya terasa panas membakar. Dua energi bertolak belakang ini berputar dalam keseimbangan sempurna, me
Di dasar Kolam Dragon Cleansing, Ryan terengah-engah kehabisan tenaga. Pedang Surgawi EX-Caliburn miliknya tertancap di dasar kolam, menjadi penopang tubuhnya yang nyaris ambruk. Pakaiannya robek di berbagai tempat, dan luka-luka berdarah menghiasi hampir seluruh tubuhnya.Dengan napas tersengal, ia mengangkat kepalanya dan menatap Sphinx yang masih memancarkan aura membunuh. Ryan tak bisa berkata apa-apa lagi melihat kondisi makhluk kesayangannya itu. Sphinx belum selesai melampiaskan dan melepaskan kelebihan energinya! Seolah-olah sumber tenaganya tidak ada habisnya!'Bagaimana aku bisa terus melawannya?' pikir Ryan putus asa. Kekuatannya semakin terkuras, sementara Sphinx tampak semakin bersemangat setiap kali bergerak."Sphinx, kenapa kau tidak mencoba membenturkan kepalamu ke dinding?" canda Ryan dengan nada lelah. "Aku benar-benar tidak tahan lagi menjadi lawan tandingmu."Candaan itu ternyata menjadi kesalahan besar. Kata-kata Ryan tampaknya dianggap sebagai penghinaan ole
Pemuda itu berusaha keluar dari air, namun mendapati bahwa kilat ilahi yang menyelimutinya bagaikan jaring yang mengikat tubuhnya dengan erat. Ia tidak bisa bergerak sedikit pun!Yang lebih mengerikan, ia bisa merasakan Energi Qi dalam dantiannya diserap dengan kecepatan mencengangkan. Tingkat kultivasinya menurun dengan cepat! Wajahnya berubah dari pucat menjadi keabu-abuan saat ia merasakan kekuatannya direnggut paksa.Pupil mata Tuan Jimmy mengecil melihat situasi genting itu. Tanpa ragu, ia langsung melangkah maju dan melayang di atas Kolam Dragon Cleansing, tangannya terulur untuk meraih kultivator muda yang dalam bahaya."Bertahanlah!" serunya sambil mencengkeram tangan pemuda itu, berusaha menariknya keluar dari air.Namun, sudah terlambat!Petir ilahi dan aura iblis yang menyelimuti tubuh sang jenius tiba-tiba berkontraksi seperti jaring yang mengencang. Dalam sekejap, tubuh pemuda itu langsung meledak, menyebarkan kabut darah ke sekitarnya!Melihat pemandangan mengerikan