Share

Bab 4 - Pemaksaan

Author: Rianoir
last update Last Updated: 2024-08-29 16:49:23

Adel menghela napas lega saat melangkah keluar dari gedung Snowfield Group.

Hari ini sungguh tidak terduga, tapi setidaknya situasi dengan pemuda misterius itu sudah mereda. 

Dia membuka pintu Mercedes-nya, bersiap untuk pergi ke pertemuan berikutnya.

Tepat saat dia hendak masuk, pintu penumpang terbuka. Adel terkejut melihat Ryan meluncur masuk dengan santai.

"Hei! Apa yang kau lakukan?" seru Adel, matanya melebar.

Ryan menatapnya dengan serius. Dia bisa melihat aura gelap menyelimuti Adel, tanda adanya bahaya yang mengintai. 

Teknik Matahari Surgawi-nya memperingatkan bahwa gadis ini akan menghadapi ancaman besar dalam waktu dekat.

"Kupikir kau mungkin butuh teman ngobrol dalam perjalanan," jawab Ryan ringan, menyembunyikan kekhawatirannya.

Adel mengangkat alisnya. "Oh, benarkah? Dan sejak kapan kita jadi teman ngobrol?"

Ryan tersenyum. "Sejak aku memutuskan untuk berterima kasih atas bantuanmu tadi."

Adel memutar matanya, tapi ada senyum kecil di bibirnya. "Baiklah, tuan misterius. Tapi jangan berharap bisa menjual formula rahasiamu padaku."

"Formula rahasia?" Ryan bertanya, bingung.

Adel tertawa kecil. "Yah, seorang pria datang ke Snowfield Group beberapa waktu lalu, mengklaim punya formula rahasia untuk produk kecantikan yang akan meningkatkan kehadiran kami di pasar. Kau tidak sedang mencoba hal yang sama, kan?"

Ryan tersenyum, mengamati perubahan Adel. Dulu dia selalu menggodanya karena dadanya yang rata, bahkan membuatnya menangis. Sekarang, bentuk tubuhnya sungguh berbeda.

"Mungkin aku punya sesuatu yang lebih baik dari sekadar formula kecantikan," jawab Ryan dengan nada menggoda.

Adel tertawa. "Oh ya? Dan apa itu?"

"Rahasia untuk membuat malam ini lebih menarik," Ryan menjawab dengan kedipan mata.

Adel menggelengkan kepala, geli. "Kau ini ... baiklah. Malam ini ada acara yang perlu kuhadiri. Ayo kita lihat apa yang bisa kau lakukan. Apa kau bersedia?”

Ryan tersenyum. “Undangan dari seorang wanita cantik, tentu aku tidak akan menolak.”

Jawaban Ryan membuat Adel sedikit merona. Pria itu memang sederhana, tapi patut diakui dia tampan dan pintar memanjakan telinga wanita. 

Berdeham untuk menepis kecanggungan, Adel kembali berkata, “Ngomong-ngomong, aku Adel Weiss, Manajer Pemasaran Snowfield Group."

Dia mengulurkan tangannya, dan Ryan menyambutnya. "Ryan Reynald," balasnya, memutuskan untuk tidak menggunakan nama aslinya.

Adel tersentak sedikit mendengar nama itu, tapi segera rileks kembali. "Wow, namamu mirip sekali dengan teman sekelasku dulu. Aku hampir mengira kau adalah dia ..."

Ryan hanya tersenyum, menyembunyikan perasaannya. “Selalu ada kebetulan mengejutkan di dunia ini.”

Adel tersenyum menanggapi jawaban Ryan.

Kedua orang itu pun terus mengobrol berbagai topik, sampai akhirnya dua puluh menit kemudian, mereka tiba di Hotel Golden River. 

Begitu memasuki restoran, semua mata tertuju pada mereka–atau lebih tepatnya, pada Adel. Kakinya yang jenjang dan tubuhnya yang proporsional menarik perhatian setiap pria di ruangan itu.

Ryan merasakan gelombang ketidaksukaan. Tatapan lapar para pria itu mengingatkannya pada serigala yang mengintai mangsa.

Mereka duduk di meja bundar besar, dikelilingi tujuh atau delapan pria berpakaian mahal. Seorang pria gemuk dengan jas bermerk langsung berdiri.

"Manajer Adel! Sungguh kehormatan Anda bisa hadir. Saya Gerald Austin, pendiri Data Center Nexopolis."

Belum sempat Adel menjawab, pria lain menyela. "Manajer Adel, saya Yovie Surge. Keluarga saya pemilik Hotel Blue Ocean."

Ryan mengamati bagaimana Adel menangani situasi ini dengan anggun, menjawab setiap sapaan dengan senyum profesional. Namun, dia bisa melihat ketegangan di balik topeng sopannya.

Pesta dimulai, dan Ryan mengawasi bagaimana para pria itu terus-menerus mencoba membuat Adel minum. Namun, Adel dengan cerdik mengelak dari setiap upaya, membatasi dirinya hanya pada segelas anggur merah kecil.

"Ayolah, Manajer Adel," salah satu pria mendesak. "Satu gelas lagi tidak akan menyakiti siapa pun."

Adel tersenyum sopan. "Maaf, tapi saya harus mengemudi pulang nanti. Keselamatan adalah prioritas."

Ryan mencoba beberapa kali untuk mengambil alih minuman Adel, tapi dia selalu menolak dengan halus. Dia tahu Adel harus menjaga image perusahaannya.

Tiba-tiba, suasana ruangan berubah. Seorang pria dengan jas mewah berdiri dari meja utama, dua gelas anggur di tangannya. Wajahnya memancarkan kesombongan yang tak terbantahkan.

Ryan merasakan Adel menegang di sampingnya. Dia bisa melihat ketakutan di mata Adel saat pria itu mendekat.

"Nona Adel," pria itu berkata dengan nada mengancam. "Anda cukup kasar pergi tanpa kata terakhir kali. Saya rasa Anda berutang setidaknya satu toast sebagai permintaan maaf kepada saya, Effendy Shaw."

Effendy Shaw, Ryan kenal dengan pria ini. Dia adalah putra tunggal keluarga Shaw. Selaku pewaris tunggal keluarga terpandang di Golden river, tidak heran dia bersikap arogan dan bisa menekan seorang Adel Weiss. 

Akan tetapi, dari cara Adel bersikap, sepertinya pria itu pernah berusaha melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan kepadanya.

Adel berusaha keras menjaga suaranya tetap tenang. "Tuan Muda Effendy, maafkan saya. Seperti yang saya katakan, saya mengemudi malam ini. Mungkin kita bisa bersulang dengan teh sebagai gantinya?"

Effendy mendengus. "Jangan cari-cari alasan! Aku sudah pesan Presidential Suite di atas. Jika kau mabuk, kau bisa saja bermalam di sana." Matanya berkilat berbahaya.

Ryan menautkan alisnya tidak suka. Jika Adel bermalam di ruangan yang pria itu pesan, bukankah itu sama saja dengan masuk ke lubang buaya? Adel sama saja menyerahkan dirinya untuk dipermainkan pria tersebut!

Walau ancaman terselubung dalam kata-kata Effendy sangat jelas, tapi Ryan bisa melihat bagaimana pria-pria lain di meja itu mundur. Posisi Effendy di tempat ini begitu tinggi, tidak ada yang berani menentangnya.

Sebaliknya, mereka wajib mendukungnya.

"Ayolah, Manajer Adel," salah satu pria berkata. "Ini kehormatan Tuan Muda Effendy mau bersulang dengan Anda. Minum saja!"

"Benar," yang lain menimpali. "Hanya segelas. Apa yang bisa terjadi?"

Ryan melihat keraguan di mata Adel saat dia menatap gelas yang disodorkan Effendy. Dia tahu Adel sedang menimbang risikonya.

Effendy mendekatkan wajahnya ke Adel, suaranya rendah dan berbahaya. "Adel sayang, jangan membuatku kehilangan kesabaran. Kau tahu betapa berharganya proyek baru Snowfield Group itu bagi Rindy, bukan? Akan sangat disayangkan jika sesuatu terjadi padanya." Ia menyeringai. "Ingatlah, ini Golden River, wilayahku. Bahkan CEO terhormat seperti Rindy Snowfield pun tahu batas-batasnya di sini. Jadi, bagaimana? Segelas anggur ini, atau masa depan perusahaan pelindungmu yang dipertaruhkan?"

Ruangan itu menjadi sunyi. Adel berdiri diam, matanya mulai berkaca-kaca. Ryan bisa melihat perjuangan di wajahnya — antara harga diri dan ketakutan akan konsekuensinya.

Perlahan, dengan tangan gemetar, Adel mengulurkan tangannya ke arah gelas itu. Effendy tersenyum penuh kemenangan, membayangkan apa yang akan terjadi malam ini.

Tepat saat jari Adel hampir menyentuh gelas, sebuah suara dingin memecah ketegangan.

"Kau pikir kau siapa? Beraninya kau memaksanya minum di depanku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ar Saputra
lanjut gas pol
goodnovel comment avatar
Jimmy Kilanta
Saya menyukainya
goodnovel comment avatar
Dazul Yusra
sudah mulai keliatan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1443 - Kebenaran Di Balik Patung Dewa Alkimia

    Begitu kata-kata itu terucap, sosok itu melangkah maju dengan langkah mantap. Pada saat yang sama, seluruh energi spiritual di dalam ruangan berubah bentuk, mengkonsolidasi menjadi jejak telapak tangan raksasa yang mengerikan.Telapak tangan spiritual itu melayang tinggi sebelum turun dari langit seperti gunung yang runtuh, mengarah langsung pada Ryan!Tekanan yang dihasilkan begitu dahsyat hingga udara di sekitarnya bergetar hebat. Jika telapak tangan itu mendarat pada Ryan, tak diragukan lagi dia akan hancur seketika."Aku ingin kamu menikmati kesendirian yang tak berujung, tapi sekarang aku berubah pikiran," ujar sosok itu dengan nada kejam. "Rasa sakit ini akan cukup membuatmu menyesali perbuatanmu!"Sosok itu mengangkat dagunya dengan angkuh. "Saksikanlah kemarahan seorang kultivator kuno yang perkasa. Seorang manusia biasa sepertimu tidak akan bisa memahaminya!"Meski bahaya dahsyat mengancam, Ryan tetap tidak bergerak sedikit pun. Sikapnya begitu tenang, seolah dia tidak ber

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1442 - Roh Patung Dewa Alkimia (II)

    Master Alkimia Ling Yi tidak mengatakan apa-apa. Jika Ryan benar-benar terhapus oleh patung Dewa Alkimia...Maka dia tidak dapat berkata apa-apa mengenai hal itu!Ini adalah takdir Ryan.Banyak sekali pasang mata yang menatap Ryan, mengejeknya tanpa ampun. Seolah-olah segala sesuatunya sudah ditetapkan. Hukuman mati sudah dijatuhkan.Pada saat ini, Ryan merasa bahwa sesuatu yang aneh terjadi. Kesadarannya seolah ditarik ke dimensi lain. Dia telah memasuki ruang khusus tanpa disadarinya."Formasi? Aku benar-benar tanpa sadar memasuki sebuah formasi?"Lingkungan di sekitarnya dipenuhi dengan karakter-karakter kuno, yang tampaknya menguraikan formula pil terbaik.Tiba-tiba, sebuah suara kuno bergema di dalam ruang itu."Kamu bahkan tidak memiliki kesopanan dan rasa hormat terhadap alkimia, jadi aku tidak peduli jika kamu telah mengembangkan Dao Alkimia."Suara itu terdengar penuh kemarahan, setiap katanya dihiasi dengan ancaman yang nyata. Udara di sekitar Ryan menjadi semakin berat

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1441 - Roh Patung Dewa Alkimia

    Master Alkimia Ling Yi melirik Ryan, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya merasa sedikit menyesal dalam hati.'Aku tidak menyukai kepribadian orang ini,' pikirnya. 'Dia terlalu sombong dan tampaknya tidak menghormati siapa pun. Orang seperti ini ditakdirkan untuk tidak melangkah terlalu jauh.'Ryan tetap berdiri tegak, tatapannya tenang meski seluruh kerumunan mengarahkan kebencian padanya.'Jika dia tidak berlutut di hadapan Dewa Alkimia sekarang,' lanjut Master Ling Yi dalam hati, 'dia mungkin tidak akan bisa mendapatkan pengakuan dari Dewa Alkimia. Dia pasti sedang mencari kematian.'Lima detik yang terasa seperti selamanya akhirnya berlalu, dan semua orang kembali berdiri."Kalian berdua berdiri di depan patung itu," kata Master Alkimia Teddy Sichs kepada Ryan dan Rick Campbell dengan nada tegas. "Tutup mata kalian dan lepaskan aura alkimia kalian."Ryan dan Rick Campbell maju beberapa langkah dan berdiri di depan patung Dewa Alkimia. Keduanya berdiri bersebelahan, kontras

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1440 - Patung Dewa Alkimia

    Para kultivator dan anggota berbagai keluarga terkemuka di Kota Dalecia menatap dengan mata terbelalak. Mereka tahu persis betapa berharganya pil itu. Hanya seorang alkemis ulung yang dapat memurnikannya setelah empat puluh sembilan hari proses pembuatan yang rumit, dan itu membutuhkan banyak ramuan langka yang hampir mustahil dikumpulkan!Kultivator biasa bahkan tidak memenuhi syarat untuk melihatnya, apalagi memakannya. Mungkin jumlahnya tidak lebih dari lima di seluruh Gunung Langit Biru!Namun, Ryan tidak memakan sendiri harta langka tersebut melainkan memberikannya kepada seekor kucing!"Persetan!" umpat salah seorang tetua Keluarga Campbell. "Apakah orang ini memiliki keterbelakangan mental?""Sungguh suatu pemborosan!" tambah yang lain.Bahkan mulut Master Alkimia Ling Yi berkedut, merasa agak tidak berdaya melihat pemandangan ini. Dia telah memberikan harta tak ternilai miliknya kepada Ryan untuk meningkatkan peluangnya menghadapi ujian patung Dewa Alkimia, bukan untuk dib

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1439 - Kepercayaan Diri Rick

    "Apa yang kamu tunggu?" Suara dingin Master Alkimia Teddy Sichs menyadarkan Rick dari kekagetannya. "B-baik. Terima kasih, Tuan Alchemy Master. Aku pasti tidak akan mempermalukanmu," Rick Campbell buru-buru menjawab. "Hmm?" Master Alkimia Teddy Sichs menyipitkan matanya penuh selidik. "Jika kita berbicara dalam hal alkimia saja, apakah kamu yakin bisa mengalahkan bocah itu?" Rick Campbell mengonsumsi Pil Api Biru Pemulihan Tubuh tanpa ragu. Seketika, tubuhnya memancarkan sinar cahaya biru yang menyilaukan. Cahaya itu menyelimuti seluruh tubuhnya, dan kultivasinya mulai meningkat dengan sangat pesat. Aura alkimia di sekitar tubuhnya juga menjadi semakin pekat dan kuat. Ryan mengamati perubahan Rick dengan tenang. Meski wajahnya tak menunjukkan emosi, dalam hati dia sedikit terkejut dengan kekuatan pil tersebut. Dia tidak menyangka Master Teddy Sichs akan memberikan bantuan sebesar ini. Rick Campbell mengepalkan tinjunya dan menatap Ryan dengan penuh kebencian. Dia menjawa

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1438 - Jawaban Ryan

    Master Alkimia Ling Yi melirik Ryan dengan tatapan penuh kekhawatiran. Secara alami dia merasakan bahwa aura alkimia di sekitar tubuh Ryan tidak kuat. Selain itu, pemuda itu tampaknya memiliki akar fana. Namun, akar fana Ryan sangat berbeda dari akar fana biasa. Meski begitu, dia tidak dapat mengatakan dengan pasti apa perbedaannya. 'Meskipun Ryan memiliki beberapa hubungan dengan Lin Qingxun, patung Dewa Alkimia sepenuhnya bergantung pada bakat alkimia,' pikir Master Ling Yi dengan cemas. Dia telah mendengar tentang Rick Campbell, bahkan pernah melihatnya beberapa kali ketika pemuda itu menantang Alchemy Tower. Bakatnya adalah yang terbaik dalam seratus tahun, dan akar spiritualnya adalah akar spiritual alkimia yang langka! Jika dibandingkan dengan akar fana dan akar spiritual alkimia, sepertinya Ryan pasti akan kalah. Tentu saja, dia tidak akan setuju dengan tantangan ini. Master Ling Yi hendak menolak ketika sebuah suara tegas dan dingin mengejutkannya. "Aku setuju." It

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status