Home / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Bab 5 - Hanya Sekedar Semut

Share

Bab 5 - Hanya Sekedar Semut

Author: Rianoir
last update Last Updated: 2024-08-29 16:49:49

Keheningan mencekam menyelimuti ruangan. Semua mata tertuju pada sosok Ryan yang baru saja membela Adel dengan berani. 

Tak seorang pun menyangka akan ada yang berani menentang Effendy Shaw, apalagi di wilayah kekuasaannya sendiri.

"Hei, kau!" Yohan, salah satu penjilat Effendy, berdiri dengan wajah merah padam. 

Dia menunjuk ke arah Ryan dengan jari gemetar, suaranya bergetar menahan amarah. "Dasar orang bodoh! Apa kau tahu siapa yang kau hadapi? Lihat pakaianmu, bahkan itu tidak sampai bernilai ratusan ribu. Beraninya orang desa sepertimu menyinggung Tuan Muda Shaw!"

Ryan hanya melirik Yohan sekilas, tatapannya dingin dan menusuk. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aura intimidasi yang dipancarkannya membuat Yohan mundur selangkah.

Merasa terhina oleh sikap acuh tak acuh Ryan, Yohan melanjutkan ancamannya dengan suara bergetar, "A-aku hanya perlu menelepon, dan kau bisa mengucapkan selamat tinggal pada kehidupanmu di Golden River!"

Ryan mendengus pelan, seolah menganggap ancaman itu hanya lelucon konyol.

Sementara itu, Adel merasakan ketakutan yang luar biasa. Dia tidak menyangka situasinya akan berkembang seperti ini. Dengan panik, dia meraih gelas dari tangan Effendy.

"Saya benar-benar minta maaf, Tuan Muda Shaw," kata Adel dengan suara bergetar. "Teman saya ini masih baru dan belum berpengalaman. Dia tidak bermaksud menyinggung Anda dengan sengaja. Saya akan minum anggur ini, dan setelah itu, Anda boleh melakukan apa pun yang Anda inginkan dengan saya. Saya hanya memohon Anda untuk melepaskan teman saya."

Effendy tertawa dingin dan dengan kasar menjatuhkan gelas dari tangan Adel. Suara pecahan kaca memenuhi ruangan, membuat suasana semakin tegang.

"Kau pikir kau siapa?" desis Effendy. "Kau hampir tidak bisa menyelamatkan dirimu sendiri, tapi kau ingin menyelamatkan bajingan ini? Kau benar-benar jalang–"

Belum sempat Effendy menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara tamparan keras yang menggema di seluruh ruangan. 

Sebuah cetakan tangan besar muncul di wajah Effendy, dan tubuhnya terpental beberapa langkah ke belakang, menabrak pengawalnya. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya yang robek.

Semua orang terkesiap. Ryan baru saja menampar Effendy Shaw, dan tamparan itu bukan hanya penghinaan, tapi juga menunjukkan kekuatan yang luar biasa.

Ryan berdiri tegak, tatapannya tajam dan penuh ancaman. Aura dominasi yang dipancarkannya membuat semua orang di ruangan itu merasa sesak napas.

Effendy, masih terkejut dan kesakitan, menunjuk Ryan dengan tangan gemetar. "K-kau... kau berani memukulku? Tahukah kau siapa aku? Aku akan membunuhmu hari ini, dan tidak ada yang bisa melindungimu!"

Dia berbalik ke arah pengawalnya. "Apa yang kalian lakukan hanya berdiri di sana, dasar sampah? Bunuh dia! Kalau terjadi apa-apa, aku yang akan menanggung akibatnya!"

Dua pengawal bergerak maju, tongkat di tangan mereka terangkat tinggi. Namun, sebelum mereka bisa menyentuh Ryan, dia bergerak dengan kecepatan yang hampir tak terlihat mata. 

Dalam sekejap, kedua pengawal itu terpental dan jatuh ke lantai, tidak bergerak. Suara tulang yang patah terdengar jelas, membuat semua orang bergidik ngeri.

Ryan berdiri di antara tubuh-tubuh yang tergeletak, tidak ada setetes keringat pun di dahinya. Dia menatap Effendy dengan tatapan dingin yang menusuk sampai ke tulang.

"Apakah kamu tidak puas karena aku menamparmu tadi?" tanya Ryan dengan nada datar, namun penuh ancaman.

Effendy, dengan suara bergetar dan wajah pucat pasi, menjawab, "T-tidak, tidak, tidak, aku tidak!"

Tanpa peringatan, Ryan bergerak cepat dan menampar Effendy lagi. Kali ini, Effendy tersungkur ke lantai, darah mengucur dari hidungnya yang patah. 

"Apakah kamu tidak senang aku menamparmu lagi?" tanya Ryan, suaranya tenang namun mengandung ancaman yang jelas.

"Tidak! Aku salah, aku mengakuinya," Effendy hampir menangis, ketakutan terlihat jelas di matanya. "Tuan, apa... apa yang harus kulakukan agar kau membiarkanku pergi...?"

Ryan tertawa dingin, suaranya membuat semua orang di ruangan itu merinding. Dia mengambil ponsel dari saku Effendy dan melemparkannya kembali padanya. "Panggil Magnus Shaw dan suruh dia berlutut di hadapanku, maka aku akan mengampuni nyawamu."

Semua orang di ruangan itu terkesiap. Magnus Shaw adalah kepala keluarga Shaw di Golden River. Tidak ada yang berani memanggil namanya secara langsung, apalagi menuntut agar dia berlutut. Namun, Ryan mengucapkannya seolah-olah itu adalah permintaan yang sepele.

"A-apakah kamu yakin?" tanya Effendy dengan suara gemetar, masih tergeletak di lantai.

Ryan mengabaikannya dan kembali ke tempat duduknya dengan langkah santai. Dia mulai menikmati hidangan di atas meja seolah-olah tidak ada yang terjadi. 

Sikapnya menunjukkan bahwa baginya, keluarga Shaw dan bahkan Magnus Shaw sendiri tidak lebih dari sekadar semut yang bisa dia injak kapan saja.

Adel menatap Ryan dengan campuran rasa takut dan kagum. Siapa sebenarnya pria ini? Bagaimana mungkin dia bisa begitu tenang dan kuat menghadapi ancaman dari keluarga paling berkuasa di Golden River?

Sementara itu, Effendy masih tergeletak di lantai, gemetar, ponsel di tangannya. Dia menatap Ryan, lalu ponselnya, kemudian kembali ke Ryan. Keputusan yang dia ambil sekarang bisa menentukan nasibnya dan mungkin nasib seluruh keluarga Shaw.

Ryan mengangkat kepalanya sejenak dari makanannya dan menatap Effendy dengan tatapan dingin yang menusuk. "Apa yang kau tunggu? Atau kau lebih suka aku yang menelepon Magnus Shaw?"

Effendy menelan ludah dengan susah payah. Tangannya gemetar hebat saat dia mulai menekan nomor di ponselnya. Suasana di ruangan itu menjadi semakin tegang seiring dengan setiap digit yang dia tekan.

Sementara itu, Ryan kembali menikmati makanannya, seolah-olah menelepon orang paling berkuasa di Golden River adalah hal yang sepele baginya. 

Sikapnya yang santai namun mengintimidasi membuat semua orang di ruangan itu bertanya-tanya: siapa sebenarnya Ryan ini?

Adel, masih terpaku di tempatnya, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ryan. Pria yang tadinya dia anggap hanya orang asing yang baik hati, kini telah berubah menjadi sosok yang begitu dominan dan menakutkan. 

Namun anehnya, dia tidak merasa takut. Justru, ada rasa aman yang aneh yang muncul dalam dirinya.

Yohan, yang tadinya begitu berani mengancam Ryan, kini berdiri gemetar di sudut ruangan. Wajahnya pucat pasi, dan keringat dingin mengucur deras dari dahinya. 

Dia tidak berani bergerak sedikit pun, takut menarik perhatian Ryan yang mungkin akan menghabisinya dalam sekejap.

Suasana di ruangan itu begitu tegang, seolah-olah waktu berhenti bergerak. Hanya suara denting peralatan makan Ryan yang terdengar, kontras dengan keheningan mencekam yang menyelimuti ruangan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Wijaya
semakin menarik lanjutkan
goodnovel comment avatar
Dazul Yusra
baru satu gertakan
goodnovel comment avatar
Rianoir
wkwkwkwk, bahkan ada yang hampir jadi gubernur
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2135 (Awal Season 3) - Pergi Ke Gunung Blood Sanguine

    Ryan mengikuti arahan yang diberikan oleh Gantius Wagner dan pergi meninggalkan Nexopolis. Sebelum pergi ke Kota Spiritum, Ryan harus mengunjungi Gunung Diabolus Sanguine untuk mencari Token Spiritum yang langka.Perjalanan memakan waktu hampir dua hari, namun Ryan tidak merasakan lelah karena pikirannya terus tertuju pada Shirly dan Rindy.Beberapa saat kemudian, dia akhirnya tiba di tempat yang diselimuti awan tebal dan kabut misterius. Pemandangan di hadapannya sungguh menakjubkan sekaligus menyeramkan. Gunung Diabolus Sanguine menjulang tinggi dengan puncak yang tersembunyi di balik awan gelap, sementara aura mencekam menguar dari setiap sudutnya.Bahkan sebelum dia masuk, Ryan sudah bisa merasakan betapa berbahayanya formasi yang melindungi tempat ini. Indera spiritualnya menangkap puluhan lapisan formasi yang saling tumpang tindih, menciptakan perangkap mematikan bagi siapa pun yang nekat masuk tanpa persiapan. Ini bukan hanya satu formasi sederhana, tetapi sistem pertahanan

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Survey: Mau Tamat Atau Lanjut?

    Halo semua. Othor sebenarnya mau menamatkan ini sementara karena sebagian tujuan Ryan telah tercapai, dan jujur saja ceritanya sudah terlalu melebar.Tapi ada sebagian pembaca yang tidak puas.Nah, othor kasih opsi.Mau othor lanjut langsung ke season berikutnya, atau cukup tamat sampai di sini dan nanti kalau ada waktu othor lanjut season selanjutnya?Coba Like dan komen jika kalian ingin lanjut.jika banyak permintaan lanjut, othor akan lanjutkan ke cerita arc kota spiritum.mumpung othor belum laporan ke editor kalau cerita ini tamat atau lanjut.tapi jika lanjut, mungkin othor hanya bisa rilis 1-3 bab per hari.

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2134 - Epilog

    Pernikahan Ryan dan Adel digelar dua minggu kemudian dengan kemegahan yang tidak pernah ada sebelumnya di Nexopolis. Presiden sendiri yang mengusulkan agar gedung parlemen disulap menjadi tempat pernikahan, sebagai bentuk penghormatan kepada Ryan yang telah berkali-kali menyelamatkan negara.Tim dekorator terbaik bekerja siang malam mengubah gedung parlemen menjadi istana dongeng. Ribuan bunga mawar putih dan merah diimpor khusus dari berbagai negara, menciptakan taman yang memukau di setiap sudut ruangan. Kristal-kristal Swarovski berkilau tergantung dari langit-langit tinggi, memantulkan cahaya bagai bintang-bintang di langit.Hari pernikahan tiba. Adel tampil memukau dalam gaun pengantin putih karya desainer terkenal dunia, dirancang khusus untuk menonjolkan kecantikan sekaligus menutupi perutnya yang membesar dengan elegan. Mahkota berlian menghiasi rambutnya yang ditata sempurna, membuatnya terlihat bagai putri raja.Ryan mengenakan tuksedo hitam yang membuatnya terlihat tamp

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2133 - Immortal Venerable

    Ryan langsung menegakkan tubuh, matanya berbinar penuh harap. "Siapa, Guru?""Dia seorang kultivator wanita tua. Namanya Immortal Venerable Yuriel Leviathan!" ucap Gantius Wagner dengan nada serius. "Monster tua ini memang kuat, tapi untungnya dia meninggalkan jejak auranya!""Immortal Venerable Yuriel Leviathan?" Mata Ryan berbinar-binar mendengar gelar yang megah tersebut.Seseorang yang bergelar Immortal Venerable pasti sangat kuat.Setiap kultivator yang mencapai ranah God King akan memiliki gelar mereka sendiri–Brave Knight dikenal sebagai Sword Emperor, Gantius Wagner sebagai Alchemist God, Allen Cook sebagai Forging God.Namun, Immortal Venerable Yuriel Leviathan berani menyebut dirinya Immortal Venerable, yang berarti dia benar-benar mengerikan!Memiliki gelar itu berarti dia dihormati dan dipuja oleh puluhan ribu kultivator immortal!"Kultivator macam apa dia sampai berani menculik orang-orang yang kucintai," geram Ryan sambil mengepalkan tangan. "Cepat atau lambat, aku akan

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2132 - Monster Tua (II)

    "Belum tentu mereka dalam bahaya!" Gantius Wagner berusaha menenangkan dengan nada yang lebih bijaksana.Dia duduk bersila dalam posisi meditasi dan mulai mengatur napas untuk memulihkan diri. "Aku bisa merasakan dengan jelas—monster tua ini memiliki kekuatan setara dengan mereka yang pernah mengalahkanku di masa lampau.""Setidaknya dia adalah kultivator Ranah Creation yang mengerikan, bahkan mungkin sudah mencapai Ranah Starseed yang legendaris!""Monster dengan kekuatan sebesar ini tidak akan repot-repot menangkap dua gadis muda yang relatif lemah tanpa alasan penting."Brave Knight mengerutkan kening, ekspresi wajahnya menunjukkan pemikiran mendalam. "Aku pernah mengamati Shirly Jirk sebelumnya. Dia memang jenius berbakat dengan potensi luar biasa. Rindy Snowfield kemungkinan juga memiliki bakat istimewa.""Mungkinkah monster tua itu melihat potensi mereka dan ingin menjadikan keduanya murid? Tapi ini hanya skenario terbaik. Masih ada kemungkinan dia memiliki niat jahat atau motif

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2131 - Monster Tua

    Setelah mengatakan itu dengan tekad yang bulat, Gantius Wagner melakukan hal yang sama seperti Ryan, namun dengan kekuatan yang jauh lebih besar dan jangkauan yang lebih luas.Satu-satunya perbedaannya adalah dia menggunakan Ryan sebagai media perantara untuk melepaskan kekuatan spiritual yang jauh lebih dahsyat melalui bola ungu di telapak tangan Ryan yang masih mengambang.Wusss! Wusss!Tiba-tiba, seluruh dunia berubah warna secara dramatis, dan sinar cahaya menyilaukan yang tak terhitung jumlahnya terbang keluar dengan kecepatan luar biasa dan mencapai bintang-bintang yang berada jauh lebih jauh di luar angkasa.Sebelumnya, Ryan hanya mampu memicu dan menghubungkan bintang terluar yang berada di sekitar Gunung Langit Biru dan Nexopolis untuk mencari Shirly Jirk dan Rindy Snowfield dengan kemampuannya yang terbatas.Namun, ketika Gantius Wagner yang berpengalaman bergerak dengan serius, dia berhasil menghubungkan bintang-bintang yang berada beberapa lapis lebih dalam, setidaknya sep

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status