Share

Bab 8. Kejutan

Saat Bu Ida ikut masuk ke dalam kamar Bela, mereka merencanakan sesuatu agar Arman mau menuruti apa kata ibunya.

"Ibu mau pura-pura bunuh diri, nanti kamu teriak yang kenceng, ya, Bel? Biar Masmu itu dengar, oke?" ucap Ibu Ida pada Bela yang masih cemberut karena dibentak Arman.

"Iya, Bu!" dengan setengah menahan kesal.

"Satu ... dua ..." Ibu Ida mulai menghitung.

"Tiga! Cepat, Bel!" kata Ibu Ida lagi.

"Mas Arman! Ibu, Mas! Cepat ke sini!" teriak Bela kencang.

"Mas ... Mas Arman!" teriak Bela lebih kencang lagi. Arman lagi dengan tergopoh-gopoh menuju kamar Bela. Saat Sampai di kamar Bela, dirinya berteriak.

"Ibu!" teriak Arman. Arman melihat ibunya memegang pisau yang diletakkan di pergelangan tangan.

"Ibu jangan berpikiran nekat!" teriak Arman lagi. Ibunya menangis sesenggukan.

"Buat apa Ibu hidup, kalau anak Ibu laki-laki satu-satunya tak mau menuruti apa kata Ibu! Lebih baik Ibu mati saja!" ancam Ibu Ida saat itu.

"Tapi, Bu ... Arman sudah punya Arini," suara Arman melemah, dia b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status