Share

Bab 1371

Penulis: Danira Widia
Jason menahan diri hingga saat dia benar-benar menguasai segalanya. Sebelumnya, dia terlalu keras kepala dan merasa dengan menjaga Janice tetap berada di sisinya, Janice baru bisa benar-benar menjadi miliknya. Namun sekarang, semuanya sudah tidak perlu lagi. Janice bisa hidup dengan baik di mana pun, tidak harus tinggal di kediaman Keluarga Karim.

"Lelucon apa? Apa masih perlu aku yang bilang siapa sebenarnya yang jadi bahan lelucon Keluarga Karim?" kata Jason sambil melirik sekilas ke arah Yosep.

"Cukup! Semuanya sudah lewat, apa gunanya terus diungkit?" kata Anwar dengan marah.

"Kalian tentu saja ingin itu berlalu, tapi korban nggak akan melupakannya begitu saja. Kamu benar-benar nggak tahu apa yang dilakukan Keluarga Azhara? Sejak Yosep keluar dari galeri seni, kamu langsung menyuruhnya tes darah. Kamu sebenarnya sudah tahu jelas, kamu nggak bilang karena kamu dan aku sama saja," kata Jason yang akhirnya tetap mengutarakan itu secara gamblang.

Lingkaran sosial di Kota Pakisa sudah l
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1405

    Wanita itu tidak berani bergerak karena pria di samping Janice tadi sempat mencengkeram tangannya begitu keras, tulang tangannya pun hampir retak. Melihat situasinya tidak beres, dia pun kembali menangis. Namun, sebelum air matanya sempat mengalir, polisi sudah datang."Siapa yang lapor polisi?" tanya polisi itu."Aku," balas Janice sambil mengangkat tangannya. Dia langsung menarik desainer itu ke depan, lalu menjelaskan seluruh kejadiannya.Saat wanita itu berusaha menyela dua kali, Janice selalu berhasil langsung memotongnya. Jika tidak segera menceritakan semuanya dengan detail, dia tahu jelas wanita itu pasti akan menambah-nambahi cerita. "Aku sudah selesai menjelaskan. Kalau Kakak ini masih ada tambahan, silakan sampaikan."Saat mengatakan itu, Janice membuat gestur mempersilakan wanita itu.Wanita itu terdiam karena dia tidak menyangka Janice bisa menangani hal ini dengan begitu rapi, bahkan memberinya sedikit harga diri di depan orang banyak. Jika dia terus membuat keributan, di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1404

    Saat itu, Janice tidak mampu untuk langsung bereaksi.Saat wanita itu siap menerjang, sebuah sosok melangkah dengan cepat ke depan dan langsung menggenggam tangan wanita itu.Janice tersadar kembali dan melihat orang yang datang itu adalah Jason.Jason menatap wanita itu dari atas, lalu memperingatkan, "Kami juga akan menuntut ganti rugi atas kerugian yang disebabkan suamimu karena sudah mengabaikan keselamatan.""Apa? Suamiku sudah mati pun kalian masih nggak mau melepaskannya? Kalian ini bukan manusia! Sialan! Tuhan itu nggak adil!"Wanita itu menoleh ke sekeliling, lalu sengaja menangis meraung-raung.Janice membantah dengan serius, "Kami turut berduka cita atas kejadian yang menimpa suamimu. Tapi, di dunia ini, seseorang nggak langsung benar hanya karena dia lemah."Wanita itu memelototi Janice, lalu mengacungkan jarinya dan menunjuk pada Janice dan Jason. "Aku mengerti, kalian mau saling menutupi. Orang kaya paling suka melakukan ini. Sekarang aku curiga suamiku bukan jatuh karena

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1403

    Begitu meraba mantel Janice, Louise bisa merasakan suhu air tadi masih panas sampai mengepul. Saking marahnya, dia menoleh dan memelototi wanita paruh baya yang menyiram air panas itu. "Apa yang kamu lakukan? Berani-beraninya siram orang pakai air panas. bagaimana kalau sampai terluka?""Dia memang pantas mendapatkannya! Suamiku masuk ruang gawat darurat gara-gara dia!" teriak wanita paruh baya itu terlihat jelas adalah seorang pekerja kasar.Kulit wanita itu hitam. Meskipun wajahnya sudah menunjukkan tanda penuaan, dia terlihat masih bersemangat. matanya masih tajam. Dia mengucapkan setiap kata sambil menggertakkan giginya, seolah-olah ingin menelan orang hidup-hidup.Louise membantah, "Kita kan sudah kasih ganti rugi. Kenapa kamu malah menyalahkan Janice?""Ini semua karena dia! Kalau bukan dia yang paksa lembur, suamiku mana mungkin bisa jatuh. Kita sekeluarga bergantung pada penghasilannya, sekarang kami harus bagaimana?" kata wanita itu, lalu langsung terduduk di lantai dan menang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1402

    Janice tidak langsung menjawab pertanyaan Jason, melainkan baru berkata setelah berpikir sejenak, "Kalau begitu, bagaimana denganmu? Kalau Rachel nggak pulang ke negara ini, apa yang akan kamu lakukan?"Jason menempelkan dahinya ke dahi Janice dan tatapannya penuh emosi. "Sekarang kamu sudah pandai melempar kembali pertanyaanku ya."Janice manyun. "Kalau kamu ....""Aku ingin bersamamu," sela Jason sambil menatap Janice dengan serius.Wajah Janice makin memerah, tetapi hatinya lega karena tahu perasaan Jason. "Oh.""Nggak ada yang mau kamu katakan?" tanya Jason balik."Saat itu aku juga nggak berpikir terlalu banyak, hanya merasa mungkin kamu akan sedikit peduli padaku. Jadi, aku merasa harus bicara baik-baik denganmu, setidaknya kita nggak selalu saling berlawanan," jawab Janice dengan jujur.Jason yang tadinya mengernyitkan alisnya pun mengendur. "Mulai sekarang, kita bisa bicara baik-baik kapan pun.""Ya," balas Janice sambil menganggukkan kepalanya, lalu menguap.Jason berbaring me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1401

    "Janice, kalau ada masalah di studio, ingat cari aku."Mendengar perkataan itu, Janice mengalihkan pandangannya dari Jason dan menganggukkan kepala pada Anna. "Terima kasih."Setelah mengantar Anna pergi, Janice menundukkan kepala untuk membereskan mangkuk di atas meja. Namun, pinggangnya tiba-tiba dirangkul dengan erat dan punggungnya menempel pada dada Jason yang hangat.Jason menundukkan kepala untuk mendekat pada Janice sampai napasnya yang panas mengembus leher Janice dan setiap tarikan napasnya membuat tubuh Janice bergetar. "Takut aku memaksamu menikah?"Janice menoleh dan menatap mata Jason, lalu menggelengkan kepala. "Bukan. Kamu masih ingat berita di internet tiga tahun yang lalu?""Ya," jawab Jason dengan singkat."Sebelum itu, aku selalu merasa hidupku baik-baik saja. Aku memang hanya tinggal dengan Mama, tapi Mama dan juga Paman sangat baik padaku. Di sekolah, guru dan teman-teman juga memujiku berbakat. Di Keluarga Karim, aku selalu hati-hati dan nggak pernah berbuat sala

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1400

    Mengungkit tentang studio, Janice tersenyum dengan gembira. "Sudah mulai pilih perabotnya, sebentar lagi pasti beres.""Bagus sekali, nanti aku akan ajak beberapa sahabatku untuk meramaikan studiomu," kata Anna sambil menatap Janice dan tersenyum.Mendengar perkataan itu, Janice terkejut sekaligus merasa tersanjung. Sahabatnya Anna pasti para nyonya besar di lingkaran sosial kelas atas juga, mereka pasti memiliki koneksi luas dan daya beli yang tinggi. Dengan identitasnya sekarang, dia tidak mungkin bisa mengundang orang-orang seperti itu. Anna jelas sedang membantunya.Janice mengedipkan matanya, tidak berniat untuk menolak. Tujuannya membuka studio memang untuk berbisnis, mana mungkin dia menolak bisnis yang datang. "Kalau begitu, terima kasih banyak ya Bu Anna."“Kita ini sekeluarga, nggak perlu berterima kasih."Saat mengatakan itu, tatapan Anna terus berpindah antara Janice dan Jason.Janice bisa mengerti maksud Anna.Anna menyenggol Jason. "Jason, keluarga kita nggak boleh nggak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status