Share

Bab 426

Author: Danira Widia
Landon turun lebih dulu dari mobil, lalu mengulurkan tangannya ke arah Janice yang masih di dalam.

Janice menyesuaikan posisi tubuhnya sambil berpegangan pada kursi. "Aku bisa sendiri."

Landon tidak menurunkan tangannya. "Apa kamu lupa kalau hari ini kamu adalah pendampingku?"

Mendengar itu, Janice tidak lagi menolak. Lagi pula, kontrak senilai 20 miliar sudah ditandatangani.

Setelah Amanda mengetahuinya, dia bahkan menggandakan bonus Janice. Makanya, Janice harus lebih profesional.

Janice meletakkan tangannya di telapak tangan Landon dan perlahan turun dari mobil. Namun, sepatu hak tinggi barunya terasa kurang nyaman. Tumitnya sedikit terpeleset, menyebabkan tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Landon.

Landon langsung melingkarkan lengan di pinggang Janice. "Aku akan menyuruh Zion beli sepatu datar. Kamu juga nggak pendek, nggak perlu menyiksa diri sendiri."

"Terima kasih." Janice tersenyum penuh rasa terima kasih.

Saat itu, terdengar suara yang sangat familier dari arah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Endah Wati
najong pol, keseleo, terkilir, terpleset ga k sekalian terterbang Thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1134

    Janice terbangun dari tidurnya dengan tubuh gemetar karena ketakutan. Napasnya masih belum teratur ketika tiba-tiba tubuhnya dipeluk erat oleh seseorang."Ini aku. Jangan takut."Suara Jason terdengar tenang dan lembut. Telapak tangannya yang hangat menelusuri punggung Janice dengan perlahan, menenangkan setiap degup cemas di dada.Mendengar suara yang begitu dikenalnya, Janice sempat mengira dirinya masih bermimpi."Aku ... masih mimpi ya?"Bukankah Jason seharusnya bermalam di rumah keluarga?Jason hanya tersenyum samar, tangannya dengan lembut mengusap wajah Janice. "Menurutmu sendiri bagaimana?"Janice menatap ke dalam matanya. Wajah Jason terlihat begitu lelah, seolah baru saja pulang dari perjalanan panjang. Janice mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi Jason yang masih menyimpan sisa dinginnya malam.Gerakan tangan Jason terhenti sejenak, tapi dia membiarkan Janice menyentuhnya dalam diam.Di kamar yang sunyi itu, napas mereka terdengar jelas. Keheningan seolah memperbesar se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1133

    Begitu sampai di rumah, Janice langsung mengabari keselamatannya pada Jason. Saat itu, Louise serta Vega juga sudah pulang dan membeli banyak oleh-oleh dari galeri seni. Melihat Vega tersenyum ceria, semua ketegangannya tadi langsung hilang.Saat makan malam, Louise tiba-tiba menepuk dahinya. "Oh ya. Saat pulang tadi, aku lihat iklan Chelsea di jalanan. Dengan dandanan seperti itu, dia makin mirip denganmu.""Iklan? Aku nggak menyangka dia benar-benar terkenal," kata Janice dengan kagum.Louise menggelengkan kepala, lalu memutar video di ponselnya. "Nggak seperti yang kamu pikirkan. Lihatlah."Di video itu, ada enam pria dan enam wanita yang memperkenalkan diri. Saat muncul, Chelsea mengenakan pakaian dan juga perhiasan yang dikirim Janice. Riasannya juga dibuat mirip dengan Janice agar cocok dengan gaya pakaiannya, sehingga banyak orang yang mengira dia adalah Janice. Padahal wajah dan aura keduanya sangat berbeda saat tanpa riasan.Chelsea tampil memukau dan banyak penonton yang meni

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1132

    Janice terpaku di tempat karena bisa merasakan Bayu sedang menatapnya. Di bawah tatapan itu, napasnya juga tanpa sadar menjadi terengah-engah. Namun, dia sudah berjanji pada Jason tidak akan berhadapan langsung jika bertemu dengan anggota Keluarga Azhara lagi. "Pak Bayu, ada apa? Uhuk uhuk ....""Ceroboh sekali. Ponselmu masih belum diambil," kata Bayu sambil menunjuk pada ponsel yang ada di lantai.Janice menghela napas lega, lalu segera mengambil ponselnya. "Terima kasih, Pak Bayu. Aku pamit dulu."Sebelum Bayu sempat berbicara, Janice segera meninggalkan tempat itu sambil terus batuk-batuk untuk membantu aktingnya. Setelah berbelok, dia baru menghentikan langkahnya dan menghela napas dengan kuat."Janice," panggil Jason yang ternyata telepon dari Jason tadi masih belum dimatikan.Janice mengangkat ponselnya. "Aku di sini. Tadi aku bertemu dengan Pak Bayu dan wanita itu. Awalnya aku kira itu foto palsu, tapi ternyata memang ada orang yang mirip denganku."Jason terdiam sejenak, lalu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1131

    Pemikiran Janice dan desainer itu termasuk saling terhubung."Nona Janice, aku akan segera menunjukkan sketsa desainnya. Kalau nggak ada masalah, kita bisa mulai pengerjaannya. Semoga studiomu nanti bersinar dengan terang," kata desainer itu."Terima kasih. Tapi, aku rasa Pak Landon sudah memberi tahu kalian, semua ini harus dirahasiakan," kata Janice mengingatkan."Tenang saja, kami sudah tanda tangan perjanjian untuk merahasiakan hal ini. Kalau nanti ada ide lain, kamu bisa langsung hubungi aku," kata desainer itu."Baik," balas Janice.Janice mengantar desainer itu pergi setelah selesai berbincang, lalu berdiri di depan jendela besar dan menatap ke arah alun-alun yang tidak jauh. Saat dia mulai melamun, ponselnya tiba-tiba bergetar dan itu adalah panggilan dari Ivy. "Ibu, ada apa?""Besok ada jamuan keluarga, Pak Anwar minta kamu datang juga," kata Ivy."Aku?" tanya Janice dengan ekspresi tidak percaya. Orang yang paling tidak ingin dilihat Anwar seharusnya adalah dia."Aku sebenarn

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1130

    Rensia baru saja selesai berbicara, ponselnya sudah berdering. Dia mengisyaratkan Janice dan Arya untuk diam, lalu mengangkat telepon itu dan bertanya dengan suara lemah, "Apa nggak bosan main trik ini terus?"Terdengar suara Anwar yang berwibawa perlahan-lahan berkata, "Nggak peduli bosan atau nggak, setidaknya berhasil. Aku sudah bilang, nggak ada gunanya melawanku."Rensia tidak menjawab, tetapi bahkan napasnya pun terdengar penuh tekanan. "Kamu nggak takut aku kasih tahu Jason?""Rensia, apa kamu lupa kenapa kamu diberhentikan? Tuduhan atas penyalahgunaan dana itu bukan hal kecil. Kalau Jason bantu kamu, dia juga akan kena imbasnya. Semua usaha kalian di rapat besar akan sia-sia," kata Anwar. Yang lebih tua memang paling licik, selalu tahu bagaimana menekan lawannya di setiap langkah.Rensia mengangkat kepalanya dan menatap dua orang di hadapannya yang kini ekspresinya sudah serius. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan?""Ibumu sudah mengikutiku selama bertahun-tahun, aku juga nggak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1129

    Janice menatap tangan yang merangkul pinggangnya, lalu menoleh dan menatap wajah Jason yang makin mendekat. Dia melihat Norman di kursi depan yang sudah sangat terbiasa, sehingga hanya menatap ke depan dengan tanpa ekspresi. Dia pun menggigit bibirnya, lalu mencium Jason dan segera keluar dari mobil.Di dalam mobil, Jason menatap punggung Janice yang menjauh. "Suruh orang ikuti Janice.""Baik," jawab Norman.Saat tiba di depan kamar pasien, Janice kebetulan bertemu dengan Arya yang sedang memeriksa kamar. Mereka pun masuk ke kamar pasien Rensia bersama-sama.Rensia sudah bangun dan berdiri di depan jendela sambil melamun. Siapa pun yang melihat ekspresi Rensia pasti tahu suasana hati Rensia sedang buruk.Janice baru saja hendak bertanya pada Arya apa yang sudah terjadi, tetapi dia menyadari Arya menatap lurus ke arah tempat sampah. Saat ikut menoleh ke arah itu, dia melihat sepotong keik yang terbungkus utuh dan satu kantong infus yang masih hangat. Dalam sekejap, dia langsung mengerti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status