Share

Bab 446

Penulis: Danira Widia
Saat sosok itu mendekat, lampu sensor di atas kepala Janice tiba-tiba padam.

"Ah!" Janice berteriak kaget, begitu juga sosok itu. Sosok itu hampir kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Tepat pada saat itu, lampu sensor kembali menyala. Begitu melihat wajah masing-masing, mereka sama-sama tertegun dan refleks menutup mulut yang terbuka lebar.

"Janice!"

"Kak Naura! Kamu hampir membuatku mati ketakutan!" Janice menepuk dadanya.

Naura bersandar pada dinding. "Aku juga hampir mati ketakutan! Kukira tadi itu hanya suara gema langkah kakiku sendiri."

Janice terkekeh-kekeh, lalu menggandengnya naik ke lantai atas. Sepanjang jalan, Naura mengeluh tentang lift yang rusak di waktu yang tidak tepat.

Keduanya terlalu asyik mengobrol hingga tidak menyadari pintu di lantai bawah sedikit bergetar.

Di dalam sana, seorang pria yang menyamar sebagai penghuni bertarung dengan brutal. Meskipun lawannya adalah Jason, dia tetap tidak menahan diri.

Saat sadar dirinya tidak bisa mengalahkan Jason, pria itu men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Endah Wati
siapa lagi itu yg mau celakain Janice,apakah Anwar Karim tua bangke asu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 447

    Obat ini sebenarnya untuk menstabilkan emosinya setelah kembali dari Norgia.Saat hendak memasukkan pil ke mulutnya, Janice teringat peringatan Arya. Jika bisa menghindari obat ini, lebih baik tidak mengonsumsinya.Pada akhirnya, Janice meletakkan pil itu kembali dan memilih untuk bermain ponsel. Namun, begitu menyalakan layar, hal pertama yang muncul di berandanya adalah unggahan Rachel.Rambut Rachel digulung santai dengan beberapa helai rambut basah yang masih menjuntai. Jelas, dia baru selesai mandi. Yang lebih mencolok adalah dia mengenakan piama Jason.[ Mirip anak kecil yang pakai baju orang dewasa, 'kan? Hehe. ]Rachel tersenyum bahagia. Namun, saat Janice melihatnya, tubuhnya langsung terasa panas. Karena dia juga pernah memakai piama itu.Janice sontak bangkit, lalu menggosok kulitnya dengan kuat hingga lengan, leher, dan dadanya memerah, bahkan lecet.Setelah merasakan sakit, dia baru berhenti. Dia menatap kedua tangannya yang kini berlumuran darah di sela-sela jari.Tanpa r

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 448

    Janice belum pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya. Refleks pertamanya adalah mundur, tetapi dia sudah terpojok di trotoar, tepat di depan tembok pembatas. Sudah tidak ada jalan keluar.Saat roda motor hampir menghantamnya, Janice mengangkat tangan untuk melindungi kepalanya. Detik berikutnya, dia mendengar suara benturan keras. Motor itu menabrak sesuatu dan terguling ke tanah.Dengan napas masih tersengal, Janice menurunkan tangannya dan melihat motor yang tadi melaju ke arahnya kini sudah terguling ke dalam taman bersama pengendaranya.Sementara itu, yang menabrak motor itu adalah ... mobil Jason. Jason melangkah keluar dari mobil mewahnya, mantel panjang hitam yang dikenakannya berkibar seiring langkahnya yang tegas.Dalam beberapa langkah, Jason sudah sampai di depan pria yang terjatuh itu dan langsung menarik kerahnya.Pria itu langsung memohon dengan nada ketakutan, "Pak Jason, maaf, aku nggak sengaja! Tadi tiba-tiba rem motorku blong, jadi aku nggak bisa menghindar! A

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 449

    Rachel sudah mulai terbiasa memanggil Ivy dengan sebutan kakak. Kelihatannya, Ivy juga sudah mengakuinya."Hm." Janice melangkah maju dan duduk. Dari sudut matanya, dia melihat daftar tamu. "Sebanyak ini tamunya?"Rachel tersenyum. "Ini masih sedikit! Kami cuma mengundang keluarga dan orang-orang penting saja. Sisanya baru akan diundang saat pernikahan nanti."Janice melihat daftar nama yang hampir mencapai 200 orang dan langsung terdiam. Keduanya berasal dari keluarga besar, yang paling mereka miliki adalah koneksi.Ivy menyadari kecanggungan Janice dan mengalihkan topik, "Rachel, tadi kita sampai mana?""Oh, aku tanya soal urutan sembahyang sebagai istri Jason. Ribet sekali!" Rachel memanyunkan bibirnya."Nggak ribet. Jason adalah pewaris utama dan akan menjadi Kepala Keluarga Karim di masa depan. Apa pun harus mengutamakan dia. Karena kamu istrinya, tentu saja kamu yang pertama," jelas Ivy.Mendengar itu, Rachel menopang dagunya dan matanya berbinar penuh kekaguman. "Aku tahu dia me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 450

    Dua kotak itu berisi dua jenis gaun tidur. Yang satu bergaya imut, yang satu lagi lebih seksi. Namun, tidak terlalu terbuka, hanya memiliki beberapa desain yang menggoda.Rachel takut Janice tidak bisa melihat dengan jelas, jadi dia sengaja mengeluarkan kedua gaun tidur itu dan membandingkannya di depan cermin. Tidak cukup hanya dengan membandingkan pada diri sendiri, dia juga menempelkan gaun itu ke tubuh Janice."Janice, aku benar-benar iri padamu. Kamu cantik, tubuhmu juga sempurna, pakai apa pun pasti terlihat bagus."Janice terdiam, diam-diam menyesuaikan napasnya agar tetap tenang sebelum tersenyum ringan. Secara refleks, dia menolak gaun tidur itu dengan mendorongnya sedikit."Kamu juga cantik. Pakai saja dua-duanya secara bergiliran.""Lalu, mana yang harus kupakai duluan? Aku berencana mengenakannya di malam pertunangan. Pilihkan yang bisa membuat Jason ... terpana."Rachel agak malu, tetapi tatapannya penuh dengan cinta yang tulus. Menatap wanita yang begitu bebas mengekspres

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 451

    Rachel mengangkat syal itu dan melihatnya. Dia memasukkan jarinya ke lubang kecil di kainnya, lalu terkekeh-kekeh. "Malah robek. Mungkin dia lupa membuangnya. Ini juga bukan gayanya, bahannya bukan kasmir, jadi nggak lembut sama sekali. Simpan saja dulu.""Baik."Rachel adalah calon istri Jason, jadi para pelayan tidak berani membantahnya. Mereka segera mengambil syal itu dan memasukkannya ke salah satu kotak di sebelahnya.Setelah selesai berkemas, Rachel melihat sekeliling ruang pakaian. Penuh dengan kopernya dan pakaian yang sudah dia putuskan untuk disingkirkan. Bagaimana jika Jason melihatnya dan menganggapnya berantakan?"Tolong bantu aku bereskan ini. Kalau kalian suka beberapa pakaian di dalamnya, kalian boleh mengambilnya.""Terima kasih, Nona!"Para pelayan membawa semua kotak keluar dari ruangan dengan cekatan.....Janice kembali ke tempat tinggal Ivy. Saat ini, Ivy sedang mengatur tempat duduk para tamu.Begitu melihat Janice dari sudut matanya, dia menggigit bibirnya dan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 452

    Saat pertama kali melihat syal itu, Janice sudah terkejut. Dia sendiri yang telah membuangnya ke tempat sampah. Bagaimana bisa muncul di tempat tinggal Jason? Kecuali, Jason benar-benar mencarinya di truk sampah.Namun, setelah mendengar ucapan pelayan itu, Janice langsung merasa bagaimana syal itu bisa kembali ke tangan Jason sudah tidak penting lagi. Pada akhirnya, itu tetaplah sampah.Jason pasti tahu Janice mengunjungi tempat tinggalnya, jadi membuang syal itu begitu saja. Apa maksudnya? Janice tentu mengerti.Pelayan itu menatap Janice dan bertanya, "Nona, apa masih ada urusan lain?"Janice melepaskan pegangannya dan menggeleng. "Nggak ada."Pelayan itu menarik syalnya sedikit dan kembali bekerja. Janice melihat kain merah itu menghilang dari pandangannya. Telapak tangannya terluka karena mencengkeram terlalu keras, tetapi dia sama sekali tidak merasakan sakit.Dia hanya bisa tersenyum pahit dan kembali sadar, lalu berbalik dan melihat Ivy mulai menyuruh orang-orang memindahkan ha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 453

    Karena marah, wajah Anwar menjadi sangat suram.Kepala pelayan menunduk dengan hormat dan bertanya lagi, "Lalu, selanjutnya ...?"Anwar memejamkan mata sejenak untuk berpikir. Sesaat kemudian, dia membukanya kembali dan bertanya balik, "Gimana dengan Ivy?""Dia mengatur semuanya dengan teliti.""Hm." Anwar melirik kepala pelayan.....Setelah keluar dari dapur, Ivy kelelahan hingga punggungnya terasa sakit. Janice memapahnya kembali. Saat melewati koridor, Jason mendekat dari arah berlawanan.Ivy tersenyum. "Kamu sudah kembali, Jason.""Hm." Jason mengangguk ringan, lalu pandangannya melewati Ivy dan jatuh pada Janice.Janice menunduk. Suaranya datar tanpa emosi. "Paman."Jason tidak merespons. Janice juga tidak ingin berbicara lebih banyak dengannya, jadi dia langsung menarik Ivy untuk pergi.Namun, saat melewati Jason, tangannya tiba-tiba digenggam oleh pria itu. Janice tertegun. Jari-jari panjang pria itu bertautan dengan jemarinya, seakan-akan ingin menyampaikan sesuatu.Namun, Jan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 454

    Setelah Jason pergi, Janice bersandar pada pilar dengan lemas. Salju tebal di luar tidak ada bedanya dengan wajahnya yang pucat pasi.Janice berpegangan pada pilar dan melangkah maju. Di atas kepalanya, pita merah yang baru digantung berkibar tertiup angin. Pita-pita itu tampak begitu hidup, sementara dirinya seperti sudah mati.Setelah kembali ke tempat tinggalnya, Janice merasa tubuhnya sangat tidak nyaman dan langsung berbaring di ranjang kamar tamu. Selimut baru yang menyelimuti tubuhnya sama sekali tidak memberinya rasa aman.Pada akhirnya, dia pun terlelap dalam keadaan setengah sadar.....Jason duduk di sofa. Ujung jarinya menekan pelipisnya, bulu matanya yang panjang sedikit menutup dan menyembunyikan emosi di matanya."Jason, kamu sudah balik." Rachel menghampiri dengan gembira. Melihat mantel Jason di sofa, dia langsung mengambilnya dan merapikannya dengan penuh perhatian."Aku sudah merapikan lemari pakaianmu. Biar aku gantungkan mantel ini ya?""Hm." Jason menjawab dengan

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status