Share

Bab 54

Penulis: Danira Widia
Janice meliriknya dengan sinis, lalu maju dua langkah. Dia berucap, "Kita memang teman satu kampus, tapi apa kita sangat akrab? Kalaupun harus memohon, nggak perlu sampai seorang lawan yang memohon, 'kan?"

"Kamu ...," kata Vania dengan terkejut. Dia menunjukkan ekspresi sedih.

Salah satu juri mengetahui bahwa identitas Vania tidak biasa. Dia juga berpikir bahwa Vania didukung Jason. Jadi, dia segera berdiri dan menegur, "Janice, karyamu sudah hancur. Vania berbaik hati mau membantumu. Kamu malah bersikap seperti ini."

Juri itu berseru, "Keamanan! Bawa dia pergi! Tanpa karya, kamu nggak berhak ikut kompetisi. Jangan buang-buang waktu semua orang."

Vania menyeka sudut matanya dan memandang Janice. Tatapannya penuh kebanggaan.

Janice justru menimpali dengan sangat tenang, "Siapa bilang aku nggak punya karya?"

Janice menoleh melihat Vania, lalu melanjutkan, "Segala sesuatu di dunia ini nggak bisa diprediksi. Aku khawatir terjadi hal di luar dugaan, jadi aku khusus menyiapkan dua sampel."

E
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
itu untuk ibuknya book,,, ivy
goodnovel comment avatar
Sulistiani
please lanjutin thor seruuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 55

    Hanya Janice yang tahu. Vega adalah putri terbaik di dunia. Setelah Vega menjadi pengertian, setiap ulang tahun Vega, Janice selalu berharap Vega senang dan bahagia.Vega selalu bilang, "Mama, ke depannya jangan menangis lagi ya?" Dia juga berkata, "Mama, anak orang lain biasanya dibantu papanya untuk pakai mahkota."Kemudian, Vega mengerti bahwa ayahnya tidak menyukainya. Jadi, dia mengatakan bahwa dirinya akan lebih cantik jika ibunya yang bantu pakaikan.Memikirkan hal ini, mata Janice seketika memerah. Akan tetapi, dia sudah berjanji kepada Vega tidak akan menangis lagi. Pada akhirnya, dia menahan tangisnya.Janice mengangkat tangan untuk menyentuh mahkota di kepalanya, lalu sedikit melihat ke atas. Dia membatin, 'Vega, Mama sudah membuatkan mahkota untukmu. Kamu suka nggak?'Tanpa memikirkan kejadian sebelumnya, Amanda sangat mengagumi kemampuan Janice. Desain dan idenya lebih inovatif daripada Vania. Karya Vania juga sangat bagus. Sayangnya, hanya ada satu kekurangan, yaitu cinci

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 56

    Setelah beberapa saat, Amanda bertutur, "Lanjutkan kompetisinya."Pembawa acara segera berkata, "Kalian berdua silakan istirahat dulu. Mari kita sambut peserta selanjutnya untuk maju."Janice turun dari panggung sambil tersenyum. Vania yang ada di belakang menyusulnya. Dia bertanya, "Kamu sudah tahu dari awal, 'kan?""Vania, apa yang kamu katakan? Kenapa aku nggak mengerti? Bukannya itu karyamu? Apa yang bisa aku tahu?" balas Janice yang pura-pura bingung.Vania melihat ke sekeliling, lalu bertanya dengan memelankan suaranya, "Kenapa kalungnya bisa putus?"Janice tersenyum tipis sembari menimpali, "Setelah curi desain sampelku, kamu nggak tahu cara mengubah data? Menyalin pun bisa salah?"Selesai berbicara, Janice berbalik dan pergi. Setelah berjalan dua langkah, dia berhenti dan melirik Vania sambil mengingatkan, "Saat kamu dapat desainnya, Jason nggak memberitahumu jangan menambahkan hal yang nggak perlu? Cincinmu benar-benar jelek.""Janice!" teriak Vania. Dia sangat kesal sampai ci

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 57

    Janice menatap penonton dengan ekspresi datar. Dia menerima piala yang berat.Janice merasa seolah-olah ada tangan tak kasat mata yang mencekik lehernya. Rasa sesak itu seperti sedang memberitahunya betapa sulitnya untuk melarikan diri dari takdir, terutama saat berhadapan dengan lawan yang memiliki pendukung.Sesaat kemudian, Janice menggenggam piala dengan erat. Di kehidupan lampau, dia sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk mengikuti kompetisi. Di kehidupan ini, dia bisa mengancam posisi Vania dan meraih piala.Setidaknya takdir yang menyebalkan sudah berubah. Suatu hari nanti, takdir akan berjalan sesuai keinginannya.Janice menengadah dan tersenyum kepada penonton dan pemilik mata gelap, yaitu Jason. Tidak akan ada yang bisa menjatuhkannya lagi, kecuali dia jatuh sendiri.Di bawah panggung. Norman berjalan ke sisi Jason. Dia sedikit membungkuk dan melaporkan, "Pak Jason, sudah beres.""Hm," sahut Jason. Pria ini mengangkat cangkir teh sembari bertatapan dengan Janice. Dia me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 58

    Herisa belum tentu ingin mendekati Jason. Akan tetapi, jika dia bisa berfoto dengan posisi di samping Jason, fotonya pasti akan viral di internet. Dengan begitu, dia juga akan mendapatkan ketenaran.Orang harus memikirkan diri sendiri karena dunia tidak akan berbelas kasihan. Herisa tidak salah.Janice memberikan jalan kepada Herisa. Dia berkata sambil tersenyum, "Kamu ke sana saja. Gaun yang kamu pakai hari ini bernuansa gelap. Terlihat sangat bagus kalau berfoto di samping Jason."Janice bahkan sudah menyiapkan alasan. Herisa tertegun. Setelah mengucapkan terima kasih, dia berjalan ke sisi Jason. Janice berdiri di paling pinggir.Ketika semua orang sedang berpose, Jason menghalangi kamera. Dia berkomentar, "Seharusnya peserta berdiri di tengah."Selesai berbicara, Jason menepis tangan Vania dan berjalan ke paling pinggir, tepatnya di sebelah Janice.Janice secara refleks hendak menghindari Jason, tetapi ada sebuah tangan yang memegang punggungnya. Sentuhan lembut telapak tangan itu m

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 59

    Kejadian ini memang di luar dugaan Janice. Vania benar-benar bisa melakukan apa pun untuk menekannya. Vania tahu jelas siapa yang menyalin. Sekarang, bisa-bisanya Vania menuduhnya plagiat.Penggunaan kata inspirasi benar-benar bagus. Wartawan itu juga mengingatkan semua orang bahwa Janice telah melihat sketsa desain Vania sebelumnya.Jika Janice mengaku dirinya terinspirasi dari desain Vania, itu berarti dia mengakui Vania lebih hebat darinya, sampai harus meniru karya Vania untuk ikut kompetisi. Jika tidak mengaku, Janice akan dikatakan keras kepala dan memenangkan juara kedua dengan tidak terhormat.Vania berusaha mencairkan suasana dengan berkata, "Semuanya jangan bicara seperti itu. Aku merasa terhormat kalau Janice mendapatkan inspirasi dari desainku."Kemudian, Vania berujar dengan ekspresi sedih, "Tapi, kali ini aku menambahkan elemen matahari ke dalam karyaku. Alasannya karena aku menganggap Jason sebagai matahari. Cahaya yang dia pancarkan membuat segalanya menjadi indah.""Ka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 60

    "Jangan bergerak," bisik Yoshua."Ada apa?" tanya Janice dengan heran."Ada pita di kepalamu. Biar aku bantu mengambilnya," jawab Yoshua. Dia membelai rambut Janice dengan lembut. Begitu melihat tatapan Janice berubah, Yoshua mendekat untuk mencium rambutnya.Ketika merasakan Yoshua mendekat, wajah Janice memerah. Dia menutupi kepalanya dengan satu tangan sembari bertutur, "A ... aku lupa mencuci rambutku. Apa baunya sangat aneh?"Yoshua tersenyum seraya membalas, "Nggak kok. Sangat wangi.""Kak, kamu benar-benar pandai bercanda," kata Janice dengan malu."Ayo, mobilku ada di pintu samping," seru Yoshua."Hm," sahut Janice.Janice dan Yoshua berjalan berdampingan. Janice tanpa sadar menyentuh rambutnya. Gerakan kecil ini hanya dia lakukan saat malu-malu.Ketika melihat pemandangan ini, Jason menggertakkan giginya. Aura di sekujur tubuhnya begitu menakutkan. Dia menoleh untuk menyalakan rokok. Setelah mengisapnya, dia berbalik dengan perlahan.Di koridor, panitia ditangkap oleh Norman d

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 61

    Di restoran, Janice menyadari bahwa semua hidangan yang disajikan pelayan adalah favoritnya. Dia berkata dengan nada terharu pada Yoshua, "Kak, nggak kusangka kamu masih ingat."Sambil memberikan Janice semangkuk sup iga, Yoshua tersenyum dan menyahut, "Ingat, dong. Aku tahu kalau kamu sebenarnya tukang makan, hanya saja kamu nggak berani makan banyak di rumah."Janice memandang sup iga yang masih panas itu dengan perasaan sentimental. Dia tidak bisa menahan diri untuk mendongak dan menatap sendu pria berhati lembut dan perhatian di depannya.Akhir cerita Yoshua terlalu tragis. Dia kehilangan segalanya dan diasingkan ke negeri yang jauh tanpa ada harapan untuk kembali. Bahkan Tracy pun ditolak saat ingin pulang kampung sebelum meninggal.Semua itu karena Jason. Betapa kejam dan tidak berperasaannya pria itu.Di kehidupan sebelumnya, Janice dikontrol dengan ketat oleh Jason. Jadi, dia tidak tahu banyak. Dia hanya tidak sengaja mendengar hal ini ketika melewati pintu ruang kerja Jason.L

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 62

    Jason memanfaatkan kepolosan Janice sebagai tameng. Setelah satu malam panas di kehidupan sebelumnya, pria itu juga menggunakannya untuk menangkal rumor.Jason menggunakan kerja keras Janice untuk memuluskan jalan Vania. Sekarang dia kembali melakukan hal yang sama.Hilang sudah nafsu makan Janice. Dia menaruh ponselnya dengan lemah dan berbalik memandang ke luar jendela. Dadanya terasa sesak.Yoshua yang duduk di depannya mengernyit dan bertanya, "Kenapa? Kok wajahmu masam sekali?""Nggak ada apa-apa. Aku sudah kenyang," sahut Janice sambil minum untuk menenangkan emosinya. Masalah ini tidak berkaitan dengan Yoshua, dia tidak ingin melibatkannya.Yoshua menatap Janice dengan lembut, lalu mengulurkan tangannya ke arah gadis itu sambil berkata, "Sudah sebesar ini, makanmu masih berantakan.""Hah?" Sebelum Janice sempat menanyakan maksudnya, tangan Yoshua sudah menyeka sudut bibirnya dengan lembut. Dia terkejut dan refleks menghindar."Bi ... biar aku yang lap sendiri," ucap Janice."Sud

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 773

    Jason tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu."Saat Jason menerima Vega yang agak memberontak, Hady langsung tertegun saat menatap mereka. "Pantas saja aku merasa kamu begitu familier, kalian berdua ....""Keluarga pasien! Keluarga pasien!" teriak perawat."Aku segera ke sana," jawab Hady.Setelah Hady pergi, Vega mengangkat kepala dan menatap wajah Jason. Namun, dia tidak menangis ataupun marah.Meskipun anak itu ada di depan mata, Jason masih merasa semuanya tidak nyata. Dia memeluk Vega dengan lebih erat dan menarik Vega agar lebih dekat dengan hati-hati. Saat dia bisa mencium aroma khas tubuh Vega dan bahkan ada sedikit bau Janice yang samar-samar, dia baru berani yakin anak ini adalah Vega di mimpinya. Hanya saja, wajah anak ini lebih bulat daripada wajah Vega di mimpinya.Mulut Jason bergerak, seolah-olah ada banyak hal yang ingin ditanyanya. Namun, saat dia hendak membuka mulut, Vega yang berada dalam pelukannya bergerak beberapa kali dan menunjuk mesin penjual otomatis di loron

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 772

    Saat pria itu hendak memakaikan kalung itu pada istrinya, Jason tiba-tiba menggenggam pergelangan tangan pria itu. "Kalung ini dari mana?"Nada bicara Jason yang dingin membuat pria itu terkejut dan menjawab, "Dari ... Vega Jewelry. Bosnya adalah orang dari desa kami. Dia menjual perhiasan, sangat hebat."Wanita yang baru saja melewati kontraksinya pun meninju suaminya. "Apanya yang penjual perhiasan? Ini namanya desainer perhiasan.""Ya, aku memang mudah lupa," kata pria itu.Jason menatap desain pita yang pita yang istimewa itu. Dari lekukan hingga ukiran yang kecil-kecil di atasnya, semuanya itu adalah gaya khas Janice. Tenggorokannya terasa kering dan bertanya dengan suara serak, "Siapa?""Ja .... Ah! Sakit sekali!" teriak wanita itu tiba-tiba sebelum selesai menjawab pertanyaan Jason, lalu mencengkeram suaminya dan Jason dengan erat.Begitu pintu lift terbuka, kebetulan ada seorang perawat yang melihat kejadian itu dan segera memanggil orang untuk membantu. Saat dokter bertanya te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 771

    Nama yang tertera di sepatu itu adalah Vega.Saat itu, seorang guru yang sedang menjaga ketertiban di lokasi itu segera berlari mendekat. "Mama Vega, Vega nggak ada di sini. Anak-anak yang terluka parah sudah segera dibawa ke rumah sakit kota.""Terluka parah?" tanya Janice dengan suara bergetar.Guru itu menggigit bibirnya, lalu berkata, "Kepala sekolah sudah pergi ke sana, kamu juga segera pergi ke sana saja."Janice baru saja hendak berbalik, tetapi tubuhnya langsung ambruk.Arya segera memapah Janice. "Aku antar kamu ke rumah sakit."Janice hanya bisa menahan air matanya dan menganggukkan kepala. Setelah berlari ke rumah sakit dan diberi petunjuk oleh perawat, dia pun menemukan lantai tempat para korban kecelakaan TK dirawat. Di tengah kerumunan, dia langsung menemukan gurunya Vega. "Guru, mana Vega? Dia baik-baik saja, 'kan?""Vega baik-baik saja. Saat aku membawanya untuk menghindar, aku terpaksa membawanya bersamaku ke rumah sakit karena aku harus buru-buru mengantar para korban

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 770

    Begitu mendengar terjadi kecelakaan di TK, Janice tanpa ragu langsung berlari keluar. Arya dan Louise segera mengikuti dari belakang."Kenapa bisa terjadi kecelakaan mobil di TK?" tanya Arya."TK ini dibangun di lereng. Saat bus pariwisata turun dari bukit, sopirnya juga nggak tahu kenapa nggak menginjak rem dan langsung menerobos masuk ke TK. Saat itu banyak anak-anak yang sedang bermain .... Aduh, tunggu aku!" jelas Louise.Hanya mendengar penjelasan singkat dari Louise, naluri menyelamatkan sebagai seorang dokter membuat Arya langsung tahu kecelakaan ini sangat parah.Saat ini, sebuah bus besar terjepit di tembok TK. Bagian depan bus sudah menerobos masuk ke lapangan bermain sepenuhnya, sedangkan bagian belakangnya tergantung. Banyak orang di sekitar yang sedang membantu dan banyak anak yang diangkut keluar dengan menangis terisak-isak.Janice segera berlari mendekat dan menarik seorang anak yang sedang memegang lengannya. Anak itu adalah teman sekelas Vega. "Mana Vega?"Anak itu me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 769

    "Wanita apa? Panggil aku Wanita Ganas Pengayun Golok Tengah Malam," kata Louise yang berdiri di depan Janice dan melihat pria di depannya dengan tatapan ganas.Pria itu bertanya sambil mendesis, "Kamu penulis komik itu, 'kan?"Louise merapikan rambutnya, lalu berkata dengan suara yang menjadi manis, "Kamu ini penggemar fanatik, 'kan?""Aku bukan penggemar fanatik, aku adalah dewa," kata pria itu dengan kesal, lalu melempar sapunya dan menepuk debu di pakaiannya. Setelah itu, dia berjalan melewati Louise dan mendekati Janice.Melihat pria itu sudah mengejar sampai sini, Janice merasa tidak perlu bersembunyi lagi. Lagi pula, pria ini sudah melihatnya mengantar anak. Dia menepuk bahu Louise dan berkata dengan tak berdaya, "Aku kenal dia."Louise terkejut, lalu mulai menebak-nebak. "Jangan-jangan dia ini ... ayahnya Vega?""Jangan sembarang berbicara. Kalau ada yang mendengar, aku akan mati," kata pria itu dengan marah.Mendengar perkataan itu, Janice tersenyum dan menggelengkan kepala kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 768

    Zion segera maju dan memapah Landon. Saat melihat luka Landon dari dekat, dia langsung mengernyitkan alis. "Pukulan Pak Jason terlalu keras."Landon mengambil handuk dan menyeka sudut bibirnya. "Sudahlah, anggap itu pelampiasan saja. Kalau dia sudah menemukan tempat ini, kita sepertinya nggak bisa menipunya dengan bilang hanya kebetulan saja. Lebih baik beri Janice sedikit waktu lagi.""Tuan Landon, kamu sebenarnya punya niat pribadi juga, 'kan? Kamu ingin lebih dulu menemukan Nona Rachel daripada Pak Jason, 'kan?" kata Zion.Landon sama sekali tidak membantah. Dia sering berpikir apakah semuanya akan berbeda jika dia yang bertemu dengan Janice terlebih dahulu. Oleh karena itu, kali ini dia juga ingin mengambil risiko. "Zion, terus selidiki jejak Janice. Harus lebih cepat dari Pak Jason.""Baik," jawab Zion.....Setelah kembali ke kamar, Jason mengambil handuk dan menyeka tangannya yang terluka dengan tatapan dingin dan ekspresi cuek.Norman baru saja ingin mendekat dan menenangkan, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 767

    "Biar aku saja," kata Dipo."Nggak perlu. Kamu ini baru pulang seminggu sekali, cepat pergi lihat orang tuamu," kata Janice sambil tersenyum dan menggendong Vega, lalu berbalik dan masuk ke penginapan.Dipo terbata-bata sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk pergi.Louise mengikuti Janice dan berkata, "Dokter Dipo sepertinya tertarik padamu dan sangat baik dengan Vega juga. Kenapa kamu malah menolaknya?""Sekarang kehidupanku cukup baik, aku hanya butuh Vega saja," jawab Janice sambil memeluk Vega dengan erat. Dia berpikir orang tidak boleh terlalu serakah.Louise mengangkat bahunya dan bertanya dengan penasaran, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan ayahnya Vega? Dia itu pria berengsek."Janice langsung menutup telinga Vega. "Jangan sampai anak kecil mendengarnya.""Baiklah. Oh ya. Tadi ada pria yang super tampan datang ke sini, penampilannya itu seperti model," kata Louise sambil terus menggerakkan tangannya.Janice hanya menganggukkan kepala dengan cuek, sama sekali tidak memedulika

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 766

    Saat Janice dan Dipo sedang membicarakan beberapa hal, Louise pergi keluar sambil memegang lolipop. Namun, Vega ternyata tidak berada di sana, dia pun terkejut sampai berkeringat dingin. Dia segera menarik salah satu karyawan dan bertanya, "Mana Vega?"Karyawan itu menunjuk ke toko hadiah di sebelah dan berkata, "Dia ke sana untuk cari makan dan minum lagi."Tetangga serta orang-orang di sekitar sana sudah sangat akrab dan Vega juga anak kecil satu-satunya di jalan itu, sehingga semua orang sangat menyayanginya.Louise baru saja hendak menghela napas lega, tetapi tatapannya tiba-tiba tertuju ke seberang jalan. "Wah .... Pria super tampan!"Karyawan itu pun terkekeh-kekeh. "Mulutmu jangan terbuka begitu .... Memang tampan, tapi kenapa rasanya agak familier?""Kamu jangan bodoh begitu, lihat aku saja," kata Louise sambil merapikan rambutnya dan hendak berjalan ke arah pria itu.Namun, karyawan itu menghentikan Louise. "Kamu yakin mau pakai piama ke sana?"Mendengar perkataan itu, Louise

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status