Share

Bab 861

Author: Danira Widia
"Vega, maaf," kata Janice.

Vega menggelengkan kepala, lalu bersandar ke pelukan Janice. "Mama, kamu adalah mama terbaik."

Janice yang merasa hidungnya perih langsung memeluk Vega dengan erat dan menepuk punggungnya dengan lembut. "Tidurlah."

Setelah berkeliling seharian, Vega pun segera tertidur.

Janice pun perlahan-lahan meletakkan Vega ke tempat tidur, lalu menyelimuti Vega dan keluar dari kamar. Saat kembali ke kamarnya dan menyalakan lampu, dia terkejut saat melihat ada seseorang duduk di dekat jendela. Dia menatap Jason dan bertanya, "Pak Jason, kapan kamu datang? Kenapa nggak bersuara?"

"Lihat kamu sedang menidurkan Vega, jadi aku nggak mengganggumu. Janice, ayo ke sini," kata Jason sambil menatap Jason dengan muram.

"Nggak, aku agak lelah dan ingin tidur lebih awal," kata Janice sambil memegang gagang pintu sebagai isyarat agar Jason pergi.

Jason bangkit, lalu berjalan mendekat dan berhenti di depan Janice. "Janice, kalau kamu nggak mau maju, aku yang akan mendekatimu."

Mendenga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Tamara Socha
lak mesti demam....
goodnovel comment avatar
Siska A Aha
gtau mau bilang apa cuma satu tolong jangan kasi masalah yg sama trs2n
goodnovel comment avatar
Rida Juhe
Jason jangan sakit kasian Kaka Janice author please save them JJV always together forever
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 879

    Suasana di dalam mobil langsung menjadi panas dan kacau. Napas Janice naik turun, hatinya bergejolak saat mendengar suara dari luar mobil. Jantungnya seperti akan melompat keluar.Entah dari mana datangnya tenaga, kali ini Jason jauh lebih kuat dari biasanya. Janice hampir tidak bisa bergerak.Dalam kepanikan, Janice mengangkat kakinya dan menekankannya ke perut Jason.Di tengah kegelapan, napas Jason sontak memburu, mata hitamnya tajam. Dia menahan kaki Janice, lalu mendekat."Jawab aku."Janice memandang wajahnya yang semakin mendekat, napasnya tak teratur."Hm?" Jason mendekat lagi."Nggak kok ...."Janice buru-buru menyerah. Kalau tidak, dia tahu Jason akan melakukan sesuatu padanya.Jason bertumpu pada sandaran kursi, sengaja berkata, "Cium aku dulu."Janice menggigit bibirnya. "Jangan keterlaluan."Mata bulatnya membelalak. Cahaya lampu dari luar jendela jatuh tepat ke bulu matanya yang bergetar, menciptakan bayangan indah yang menggoda imajinasi.Jason mengepalkan tangan, menaha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 878

    Setelah semua yang dikatakan, Janice merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan di antara mereka.Saat dia berbalik untuk pergi, Rachel menyender ke dinding sambil tertawa pelan. "Kamu sudah mendapat segalanya, tentu kamu bisa setenang ini. Kalau bukan karena kamu, dia nggak akan memperlakukanku seperti ini.""Janice, kamu tahu apa artinya sadar diri sendiri dimanfaatkan? Itulah aku. Aku tahu apa yang mereka lakukan, tapi demi Jason, aku rela bertahan. Kamu nggak akan bisa seperti aku." Rachel mengangkat dagunya dengan bangga.Janice menatapnya, merasa ada yang benar-benar tidak beres dengan otak Rachel. "Kenapa aku harus bertahan? Aku menggila di Keluarga Karim justru karena aku nggak mau bertahan. Lagi pula, aku sampai pada titik ini juga karena mereka memaksaku, 'kan?""Rachel, kalau nggak ada aku, kamu pikir kamu bisa tetap menjadi Nyonya Ketiga di Keluarga Karim? Kenapa dalam tiga tahun ini kamu berubah seperti ini?""Di Keluarga Karim, nggak ada cinta, hanya kepentingan. Di mat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 877

    Aroma alkohol dari napas Janice seolah-olah menjadi katalis, menciptakan suasana yang unik di antara mereka.Janice menahan dada Jason, mengerutkan alis. "Sakit."Jason menarik napas dalam-dalam, jakunnya bergerak naik turun. Dia menggertakkan gigi. "Janice, kamu nggak bosan sama trik ini?"Janice tetap mengerutkan alis tanpa menjawab. Jason menunduk meliriknya dan berpesan, "Jangan pergi sama Landon nanti. Tunggu aku."Janice hanya mengiakan pelan. Toh meskipun dia menolak, Jason pasti akan memaksa hingga dirinya setuju. Sekarang, yang dia inginkan hanya orang di luar segera pergi.Jason merapikan jasnya, membuka pintu, dan melangkah keluar. Beberapa saat kemudian, dia berkata dengan nada datar, "Nggak ada orang.""Kalau begitu, kamu pergi duluan. Nanti ada yang lihat kamu sama aku." Janice mengintip ke luar dan melambaikankan tangan padanya.Jason menatapnya sejenak dengan wajah suram, lalu pergi. Di sisi lain, Janice merasa kesal. Padahal dia tidak mengatakan apa-apa.Setelah merapi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 876

    Janice terpaksa mendongak dan menatap mata pria itu. Napasnya masih mengandung aroma alkohol dan tubuhnya mulai terasa panas."Kamu ngapain sih?" Janice terkejut. Tanpa harus melihat pun, dia tahu itu siapa."Menurutmu?" Pria itu berkata dengan suara berat. Telapak tangannya menekan kepala Janice, hendak menciumnya.Janice menoleh sedikit. "Aku habis minum."Jason membalas dengan suara serak, "Aku sudah lama nggak minum. Kasih aku cicip sedikit.""Mmm ...." Ciumannya kuat dan mendesak, mengandung kekesalan yang samar. Gerakan bibirnya penuh tekanan, seolah-olah ingin menelan Janice bulat-bulat.Janice sudah agak pusing karena alkohol. Sekarang, kepalanya terasa semakin melayang. Dia bahkan tak sadar kapan gaunnya tersingkap, hanya bisa merasakan betapa panasnya sentuhan di sepanjang pahanya.Namun, dia sama sekali tak punya kekuatan untuk melawan. Tubuh besar pria itu menindihnya dengan erat.Beberapa saat kemudian, Jason baru melepaskannya. Dia menunduk sedikit dan menatap Janice.Uju

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 875

    Suaranya tidak besar, tetapi ucapannya selalu berbobot. "Kak, selamat ya."Orang-orang yang mengikuti arus segera memahami situasi dan langsung mengubah nada bicara."Pak Zachary, Bu Ivy, selamat.""Pak Anwar, selamat."Wajah Anwar sangat muram, tetapi dia tetap memaksakan senyum. Pada akhirnya, dia hanya bisa memandang Elaine dan Rachel dengan penuh kemarahan.Namun, kedua orang itu masih tertegun, tidak bisa bereaksi. Begitu pula dengan Zachary yang juga masih terpaku.Ucapan selamat dari semua orang akhirnya menyadarkannya. Dia langsung berjalan ke hadapan Ivy. "Ini benaran?""Iya. Aku nggak berani memberitahumu lebih awal, karena takut akan mengecewakanmu. Aku ingin menunggu semuanya stabil dulu, tapi siapa sangka ...." Ivy melirik ke arah Elaine.Zachary tidak menggubris tatapan jahat dari Elaine, hanya tersenyum. "Tadi kulihat kamu terus tutup hidung dan mulutmu, aku pikir kamu sedang sakit."Ivy mengangguk. "Memang nggak enak badan. Bau parfum menyengat banget, aku hampir muntah

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 874

    "Tunggu sebentar!" Janice berseru keras, menghentikan tekanan dari Anwar.Anwar menyipitkan mata, menatap Janice dengan tidak senang. "Kamu masih mau bicara apa lagi? Janice, mau siapa pun yang kamu andalkan hari ini, nggak akan ada yang bisa menyelamatkan ibumu.""Pak Anwar, apa yang bisa dibuktikan cuma dengan satu fotoku dan ibuku yang keluar masuk rumah sakit? Justru aku ingin tanya, kenapa Bu Rachel bisa begitu kebetulan berada di rumah sakit juga?""Aku hanya melakukan pemeriksaan rutin," jawab Rachel."Doktermu perempuan atau laki-laki? Kamu begitu waspada, jadi doktermu pasti perempuan, 'kan?" tanya Janice lagi.Rachel terdiam. Janice menjawab sendiri, "Kelihatannya laki-laki ya? Tugas dokter itu menyelamatkan pasien, nggak peduli laki-laki atau perempuan. Tapi, kenapa begitu sampai di mulut Bu Rachel dan Bu Elaine, malah berubah jadi perselingkuhan?"Saat ini, Elaine maju dan mendengus. "Janice, kamu pikir kamu dan ibumu sudah cukup pandai menyembunyikan semuanya? Awalnya aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status