Share

Bab 855

Author: Danira Widia
Namun, Janice menghadapi masalah sulit selanjutnya, yaitu harus bagaimana menyapa Ivy dan Zachary. Saat hendak memperkenalkan mereka pada Vega, pikirannya tiba-tiba buntu. Di kehidupan sebelumnya, mereka jarang bertemu setelah keduanya benar-benar tersingkirkan. Jason juga tidak ada di tempat setiap kali mereka bertemu, sehingga tidak pernah terjadi situasi canggung seperti ini.

Janice diam-diam melirik Jason sebagai isyarat agar Jason yang menjelaskannya.

Setelah berpikir sejenak, Jason berkata, "Terserah Vega saja mau panggil apa, aku juga nggak rugi."

Jason berpikir paling-paling statusnya turun satu generasi saja, malahan lebih muda.

Zachary menatap Vega dengan penuh kasih sayang. "Nggak rugi, punya putri yang begitu lucu seperti Vega tentu saja nggak rugi. Jason, matanya sangat mirip dengan matamu saat kecil. Saat kamu sebesar ini, aku dan kakak ...."

"Kak Zachary, aku masih harus jaga wibawaku di depan anakku," sela Jason dengan nada yang lebih lembut. Suasana di dalam kamar pasi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
ivy hamil ya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 879

    Suasana di dalam mobil langsung menjadi panas dan kacau. Napas Janice naik turun, hatinya bergejolak saat mendengar suara dari luar mobil. Jantungnya seperti akan melompat keluar.Entah dari mana datangnya tenaga, kali ini Jason jauh lebih kuat dari biasanya. Janice hampir tidak bisa bergerak.Dalam kepanikan, Janice mengangkat kakinya dan menekankannya ke perut Jason.Di tengah kegelapan, napas Jason sontak memburu, mata hitamnya tajam. Dia menahan kaki Janice, lalu mendekat."Jawab aku."Janice memandang wajahnya yang semakin mendekat, napasnya tak teratur."Hm?" Jason mendekat lagi."Nggak kok ...."Janice buru-buru menyerah. Kalau tidak, dia tahu Jason akan melakukan sesuatu padanya.Jason bertumpu pada sandaran kursi, sengaja berkata, "Cium aku dulu."Janice menggigit bibirnya. "Jangan keterlaluan."Mata bulatnya membelalak. Cahaya lampu dari luar jendela jatuh tepat ke bulu matanya yang bergetar, menciptakan bayangan indah yang menggoda imajinasi.Jason mengepalkan tangan, menaha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 878

    Setelah semua yang dikatakan, Janice merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan di antara mereka.Saat dia berbalik untuk pergi, Rachel menyender ke dinding sambil tertawa pelan. "Kamu sudah mendapat segalanya, tentu kamu bisa setenang ini. Kalau bukan karena kamu, dia nggak akan memperlakukanku seperti ini.""Janice, kamu tahu apa artinya sadar diri sendiri dimanfaatkan? Itulah aku. Aku tahu apa yang mereka lakukan, tapi demi Jason, aku rela bertahan. Kamu nggak akan bisa seperti aku." Rachel mengangkat dagunya dengan bangga.Janice menatapnya, merasa ada yang benar-benar tidak beres dengan otak Rachel. "Kenapa aku harus bertahan? Aku menggila di Keluarga Karim justru karena aku nggak mau bertahan. Lagi pula, aku sampai pada titik ini juga karena mereka memaksaku, 'kan?""Rachel, kalau nggak ada aku, kamu pikir kamu bisa tetap menjadi Nyonya Ketiga di Keluarga Karim? Kenapa dalam tiga tahun ini kamu berubah seperti ini?""Di Keluarga Karim, nggak ada cinta, hanya kepentingan. Di mat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 877

    Aroma alkohol dari napas Janice seolah-olah menjadi katalis, menciptakan suasana yang unik di antara mereka.Janice menahan dada Jason, mengerutkan alis. "Sakit."Jason menarik napas dalam-dalam, jakunnya bergerak naik turun. Dia menggertakkan gigi. "Janice, kamu nggak bosan sama trik ini?"Janice tetap mengerutkan alis tanpa menjawab. Jason menunduk meliriknya dan berpesan, "Jangan pergi sama Landon nanti. Tunggu aku."Janice hanya mengiakan pelan. Toh meskipun dia menolak, Jason pasti akan memaksa hingga dirinya setuju. Sekarang, yang dia inginkan hanya orang di luar segera pergi.Jason merapikan jasnya, membuka pintu, dan melangkah keluar. Beberapa saat kemudian, dia berkata dengan nada datar, "Nggak ada orang.""Kalau begitu, kamu pergi duluan. Nanti ada yang lihat kamu sama aku." Janice mengintip ke luar dan melambaikankan tangan padanya.Jason menatapnya sejenak dengan wajah suram, lalu pergi. Di sisi lain, Janice merasa kesal. Padahal dia tidak mengatakan apa-apa.Setelah merapi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 876

    Janice terpaksa mendongak dan menatap mata pria itu. Napasnya masih mengandung aroma alkohol dan tubuhnya mulai terasa panas."Kamu ngapain sih?" Janice terkejut. Tanpa harus melihat pun, dia tahu itu siapa."Menurutmu?" Pria itu berkata dengan suara berat. Telapak tangannya menekan kepala Janice, hendak menciumnya.Janice menoleh sedikit. "Aku habis minum."Jason membalas dengan suara serak, "Aku sudah lama nggak minum. Kasih aku cicip sedikit.""Mmm ...." Ciumannya kuat dan mendesak, mengandung kekesalan yang samar. Gerakan bibirnya penuh tekanan, seolah-olah ingin menelan Janice bulat-bulat.Janice sudah agak pusing karena alkohol. Sekarang, kepalanya terasa semakin melayang. Dia bahkan tak sadar kapan gaunnya tersingkap, hanya bisa merasakan betapa panasnya sentuhan di sepanjang pahanya.Namun, dia sama sekali tak punya kekuatan untuk melawan. Tubuh besar pria itu menindihnya dengan erat.Beberapa saat kemudian, Jason baru melepaskannya. Dia menunduk sedikit dan menatap Janice.Uju

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 875

    Suaranya tidak besar, tetapi ucapannya selalu berbobot. "Kak, selamat ya."Orang-orang yang mengikuti arus segera memahami situasi dan langsung mengubah nada bicara."Pak Zachary, Bu Ivy, selamat.""Pak Anwar, selamat."Wajah Anwar sangat muram, tetapi dia tetap memaksakan senyum. Pada akhirnya, dia hanya bisa memandang Elaine dan Rachel dengan penuh kemarahan.Namun, kedua orang itu masih tertegun, tidak bisa bereaksi. Begitu pula dengan Zachary yang juga masih terpaku.Ucapan selamat dari semua orang akhirnya menyadarkannya. Dia langsung berjalan ke hadapan Ivy. "Ini benaran?""Iya. Aku nggak berani memberitahumu lebih awal, karena takut akan mengecewakanmu. Aku ingin menunggu semuanya stabil dulu, tapi siapa sangka ...." Ivy melirik ke arah Elaine.Zachary tidak menggubris tatapan jahat dari Elaine, hanya tersenyum. "Tadi kulihat kamu terus tutup hidung dan mulutmu, aku pikir kamu sedang sakit."Ivy mengangguk. "Memang nggak enak badan. Bau parfum menyengat banget, aku hampir muntah

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 874

    "Tunggu sebentar!" Janice berseru keras, menghentikan tekanan dari Anwar.Anwar menyipitkan mata, menatap Janice dengan tidak senang. "Kamu masih mau bicara apa lagi? Janice, mau siapa pun yang kamu andalkan hari ini, nggak akan ada yang bisa menyelamatkan ibumu.""Pak Anwar, apa yang bisa dibuktikan cuma dengan satu fotoku dan ibuku yang keluar masuk rumah sakit? Justru aku ingin tanya, kenapa Bu Rachel bisa begitu kebetulan berada di rumah sakit juga?""Aku hanya melakukan pemeriksaan rutin," jawab Rachel."Doktermu perempuan atau laki-laki? Kamu begitu waspada, jadi doktermu pasti perempuan, 'kan?" tanya Janice lagi.Rachel terdiam. Janice menjawab sendiri, "Kelihatannya laki-laki ya? Tugas dokter itu menyelamatkan pasien, nggak peduli laki-laki atau perempuan. Tapi, kenapa begitu sampai di mulut Bu Rachel dan Bu Elaine, malah berubah jadi perselingkuhan?"Saat ini, Elaine maju dan mendengus. "Janice, kamu pikir kamu dan ibumu sudah cukup pandai menyembunyikan semuanya? Awalnya aku

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status