Share

Bab 995

Author: Danira Widia
"Hmm." Zachary mengalihkan pandangannya perlahan, lalu akhirnya kembali ke arah Ivy. "Aku harus ke kantor sebentar. Kalau ada apa-apa, telepon aku."

"Oke, hati-hati ya." Ivy berdiri di bawah sinar matahari sambil tersenyum, wajahnya memancarkan kelembutan.

Zachary mengangguk ringan ke arah Verica, lalu berbalik dan pergi.

Verica menundukkan sedikit pandangannya. "Hati-hati di jalan, Pak Zachary."

Saat dia mengangkat kepala, pria itu sudah tak terlihat. Dia mengepalkan tangannya sedikit, lalu memandang Ivy yang masih tersenyum penuh bahagia.

Ivy mengelus mantel di tubuhnya. "Bahannya enak banget, lembut dan hangat."

Verica menanggapi dengan senyuman tipis, "Ivy, kalian pasangan yang sangat serasi. Kita sama-sama sudah menikah lama. Di usia yang nggak muda lagi, suamimu masih begitu perhatian sampai beliin baju. Suami seperti ini jauh lebih berharga daripada yang beliin perhiasan."

"Kamu benar. Aku lagi hamil, nggak bisa pakai perhiasan juga. Baju begini justru lebih cocok, bahkan dia ha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 996

    Di gala amal.Melihat perhiasan diamankan dan masuk ke ruang penyimpanan oleh pengawal dari Keluarga Karim, Janice dan Amanda sama-sama menghela napas lega.Amanda menoleh ke Janice sambil tersenyum. "Hasil akhirnya cantik sekali. Aku yakin malam ini akan terjual dengan harga tinggi.""Hmm."Janice dan Amanda tiba-tiba kehabisan topik, membuat suasana menjadi canggung. Amanda tahu pasti apa yang dipikirkan Janice."Janice, aku tetap akan bilang hal yang sama. Beberapa hal sebaiknya dilihat dari esensinya. Yang dulu nggak bisa kamu dapatkan, ke depannya pun mungkin tetap nggak bisa. Jadi, dalam hidup ini, sisakan ruang supaya kalau bertemu lagi nggak canggung.""Bu Amanda, maksudmu apa?" Janice merasa ada makna tersembunyi dalam ucapannya. Dia langsung teringat ekspresi Leah waktu itu, tersenyum saat keluar dari kantor Amanda.Amanda tak menjawab, hanya berkata, "Ayo, acaranya sudah mau dimulai." Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi.Janice menjadi semakin bingung, apa sebenarnya yan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 995

    "Hmm." Zachary mengalihkan pandangannya perlahan, lalu akhirnya kembali ke arah Ivy. "Aku harus ke kantor sebentar. Kalau ada apa-apa, telepon aku.""Oke, hati-hati ya." Ivy berdiri di bawah sinar matahari sambil tersenyum, wajahnya memancarkan kelembutan.Zachary mengangguk ringan ke arah Verica, lalu berbalik dan pergi.Verica menundukkan sedikit pandangannya. "Hati-hati di jalan, Pak Zachary."Saat dia mengangkat kepala, pria itu sudah tak terlihat. Dia mengepalkan tangannya sedikit, lalu memandang Ivy yang masih tersenyum penuh bahagia.Ivy mengelus mantel di tubuhnya. "Bahannya enak banget, lembut dan hangat."Verica menanggapi dengan senyuman tipis, "Ivy, kalian pasangan yang sangat serasi. Kita sama-sama sudah menikah lama. Di usia yang nggak muda lagi, suamimu masih begitu perhatian sampai beliin baju. Suami seperti ini jauh lebih berharga daripada yang beliin perhiasan.""Kamu benar. Aku lagi hamil, nggak bisa pakai perhiasan juga. Baju begini justru lebih cocok, bahkan dia ha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 994

    Mendengar percakapan Jason dan Zachary, Janice langsung teringat pada Leah.Dalam diri Leah, ada sesuatu yang sulit dibedakan, antara yang tulus dan yang palsu. Kalau bisa membesarkan anak seperti itu, berarti keluarganya bukan keluarga sembarangan. Ivy jelas bukan tandingan mereka.Janice bertanya, "Kenapa dia mau menemui ibuku? Bisa langsung ke rumah Keluarga Karim, 'kan?"Ivy menjawab, "Dulu ada Rachel yang menjembatani, tapi sekarang ...." Dia terhenti sejenak, lalu meneruskan, "Sekarang di rumah lama cuma tinggal Pak Anwar. Mungkin kurang pantas kalau tamu wanita datang ke sana."Benar juga. Namun, Janice tetap memberikan isyarat mata agar Ivy berhati-hati. Ivy mengangguk.Setelah sarapan, Janice dan Jason masih harus mengantar Vega kembali, jadi mereka tak bisa berlama-lama.....Di vila, Ivy menyuruh orang menyiapkan beberapa camilan dan teh terbaik. Zachary menemaninya berjalan-jalan sebentar di taman. Baru saja berkeliling sebentar, suara mobil terdengar dari arah gerbang.Seo

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 993

    "Janice, aku sudah pernah lihat."Punggung Janice langsung terasa panas. Dia sudah lihat! Berarti semua isi hatinya saat remaja sudah dibaca olehnya? Malu banget."Gimana kamu bisa lihat?""Waktu itu habis dinas ke luar kota, aku mampir ke rumah Kak Zachary. Kamu tertidur di meja. Buku harian itu ada di sebelahmu." Suara Jason terdengar dalam.Janice hampir melompat dari tempat tidur. "Kamu ... kamu ngintip buku harianku?""Kebetulan angin bertiup, jadi aku baca dua halaman.""Aku nggak percaya," kata Janice dengan canggung."Mau aku bacain ulang isinya?""Jangan!" Karena gugup, suara Janice menjadi sedikit lebih keras.Vega bergerak sedikit dan membalikkan badan. Jason menepuk-nepuk punggung Vega perlahan, lalu berbaring menyamping menghadap Janice. Mereka saling menatap."Janice, nggak perlu nunggu terlalu lama. Aku janji."Janice tidak menanggapi. Sejak bertemu lagi, kalimat yang paling sering diucapkan Jason adalah aku janji, seolah-olah dia sedang berusaha membuktikan sesuatu deng

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 992

    Jason sempat menunjukkan ekspresi kaku, seolah-olah tidak mendengar dengan jelas. "Aku tidur di mana?""Kamar tamu besar ini. Baru dibereskan, sangat bersih," timpal Ivy sambil membuka pintu.Jason memandangi kamar yang bersih tetapi agak kosong itu. Beberapa detik kemudian, dia baru memahami maksud Ivy. "Hmm, aku tidur di sini saja.""Begitu dong," Ivy langsung menarik tangan Janice dan Vega. "Ayo, aku antar kalian ke kamar."Janice melirik ke arah Jason, hampir tak bisa menahan tawa, lalu mengangguk. Namun, sesudah mereka berjalan beberapa langkah, Jason memanggil mereka. "Ke mana? Bukannya di sebelah?"Ivy tersenyum. "Kamar di sebelah belum dibereskan. Tidur di kamar di sisi lain koridor saja. Di sana cahaya mataharinya bagus. Kalau kalian lebih jauh, Jason juga nggak bakal terganggu."Jason benar-benar kehabisan kata.Janice buru-buru ikut mendukung, "Ibu memang paling pengertian. Aku dan Vega ke sana dulu ya."Begitu Janice berbalik, tatapan Jason langsung terpaku pada punggungnya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 991

    Ivy membuka lemari dan menyuruh Janice membereskan isinya. Janice tersenyum sambil memasukkan seluruh parfum di dalam lemari ke dalam koper.Saat hendak menutup koper, dia melihat masih ada sebotol parfum di pojok lemari. Botol itu hampir tidak terlihat karena warnanya putih, sama seperti bagian dalam lemari.Janice mengulurkan tangan untuk mengambilnya, tetapi tanpa sengaja menekan semprotnya. Aroma anggrek yang lembut langsung tercium, sangat ringan, harum, dan menenangkan.Itu tipe wangi yang bisa membuat orang tanpa sadar menurunkan kewaspadaan. Namun, Janice menyadari bahwa dia belum pernah mencium aroma ini dari tubuh Ivy sebelumnya."Ibu, kok aku nggak pernah lihat kamu pakai parfum ini?" tanya Janice.Ivy menatap botol parfum itu, raut wajahnya langsung berubah. Dia segera merebut botol itu dari tangan Janice. "Yang ini nggak boleh kamu ambil.""Kenapa?" Janice merasa ada yang aneh.Ivy mengusap bagian botol yang catnya sudah mulai terkelupas, lalu tersenyum getir. "Ini dari sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status