Share

5. Bunuh Mereka Semua!

Di kursi kebesarannya, Xuanwu berucap. Ia masih duduk bergeming dengan gayanya yang santai. Senyum tipis miring menghiasi wajahnya.

Sedangkan dalam benaknya, Gao Tian terheran-heran. “Sudah barang tentu bukan aku yang melakukan hal barusan. Yang dapat berbuat seperti itu hanyalah …”

“Inilah saatnya bagimu untuk mempelajari ilmu spiritual, Gao Tian.”

Terjadi kontak antara Xuanwu dengan Gao Tian. Seolah, mereka dapat mengatur sendiri. Kapan saat bagi mereka berdua untuk saling berkomunikasi, kapan tidak. Sekarang suara Xuanwu terdengar dalam batin Gao Tian.

“Ap-apa yang harus aku lakukan, Tuan Xuanwu?” balas Gao Tian tanpa bersuara. Meski demikian, saat itu suara hatinya terhubung dengan si Raja Iblis.

“Untuk saat ini? Pokoknya, kerahkan saja ilmu bela dirimu yang … ya …, lumayan itu. Biar aku yang beraksi. Tapi, aku akan memberitahu apa yang mesti kamu lakukan. Apakah kau mengerti?” Xuanwu menjawab mengunakan suaranya yang tenang lagi dalam.

“Ba-baik. Aku paham.”

“Sekarang bersiaplah. Lawan-lawanmu sepertinya sudah bernafsu ingin menaklukkanmu.”

Apa yang dikatakan Xuanwu benar. Melihat apa yang terjadi dengan seorang kawan mereka, 3 anggota Bayangan Tengkorak yang lain telah bersiap-siap. Mereka mengambil kuda-kuda dan menggerak-gerakkan tangan.

“Gao Tian, aku akan mengalirkan kekuatan spiritualku padamu karena kamu belum mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Sementara kau menghadapi mereka, aku bakal mengajarimu cara mengerahkannya. Sehingga, tidak perlu menunggu aku memberikannya padamu.”

Usai Xuanwu berbicara padanya, Gao Tian dapat merasakan ada sensasi hangat yang mengisi bagian dalam tubuhnya. Begitu cepat, kehangatan itu berubah menjadi panas. Namun, dia sama sekali tidak merasa kegerahan.

“Mati kamu Bintang Kejora!” seru salah satu musuh Gao Tian geram. Lalu dalam sekali hentak, tubuhnya melesat ke arah musuh. Teman-temannya menyusul.

“Sini, biar ku hajar kau bocah laknat!”

“Akan ku cabut kepalamu dan mengirimkannya pada guru-gurumu …!”

Karena sekarang Gao Tian mendapat aliran kekuatan spiritual dari Xuanwu, ia bisa menyaksikan yang selama ini dirinya dengar dari guru-guru dan para seniornya.

Pancaran kekuatan ilmu spiritual seseorang hanya bisa dilihat oleh mereka yang juga memiliki atau menggunakan energi tersebut.

Dengan mata kepalanya, Gao Tian dapat melihat pendaran cahaya mengelilingi seluruh badan ketiga musuhnya. Warnanya berbeda-beda. Ada yang merah, hijau dan satu lagi kuning.

Cahaya kekuatan spiritual mereka meninggalkan bekas tatkala orang-orang itu bergerak. Biasnya mengiringi setiap pergerakan mereka.

“Aku harus melakukan apa yang aku bisa. Sisanya, itu adalah urusan Xuanwu,” pasti Gao Tian dalam hati.

“Heeaaah …!”

Salah seorang anggtoa Bayangan Tengkorak yang tiba lebih dulu di depan Gao Tian bersuara dan mengerahkan tinjunya pada dia.

Dest!

Gao Tian berhasil menepis agresi yang tertuju padanya. Dua musuh lain juga menyerang. Lagi-lagi, Gao Tian sukses menahan serangan-serangan keduanya.

Pertarungan tak seimbang terjadi. Ilmu bela diri Gao Tian berada di atas rata-rata. Sayang selama ini dia tidak memiliki ilmu spiritual. Tapi kini, semuanya berbeda.

Para pria tersebut dapat menyaksikan. Tubuh Gao Tian layaknya mengembuskan bayangan hitam mirip asap mengepul tipis. Tiap kali ia bergerak, asap itu meninggalkan sisa di udara.

Benturan mereka juga membuat cahaya energi maupun asap milik Gao Tian seperti terpencar singkat ke udara, lalu menghilang. Semua musuhnya bertanya-tanya.

“Seperti apa ilmu spiritual yang dimiliki anak ini?”

“Apakah dia termasuk murid-murid tingkat tinggi di Tujuh Bintang Kejora? Sebab sepertinya, bocah ini cukup tangguh!”

“Mungkinkah dia lebih kuat dari kami berempat?”

Bertarung cermat dengan mengelak dan menangkal barulah balas menyerang musuh-musuhnya, Gao Tian mampu membuat para anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak lengah.

Dhuast!

Salah satu dari 3 laki-laki dengan wajah dirias bak tengkorak itu terkena serangan tendangan Gao Tian. Akibatnya, tubuhnya melayang di udara dan jatuh ke tanah.

Bugh!

Dhuak!

Dua serangan tinju menggunakan tangan kanan dan kiri Gao Tian mendarat pada wajah dan dagu 2 lawannya. Nasib mereka sama seperti kawannya barusan. Mereka terlempar dan roboh.

Ternyata, musuh yang berusaha menyerang Gao Tian pertama kali telah bangkit. Dia ikut menyerang lawan mereka.

Bhuast!

Lagi-lagi, tendangan Gao Tian berhasil melumpuhkan musuh. Lelaki yang sebelumnya juga menyerang dirinya tersebut kontan jatuh terbanting.       

“Hhhh …!”

Seraya menghela napas, Xuanwu berganti posisi. Dia menaruh jemari tangan kanannya di kening. Gestur dan ekspresinya terlihat seperti seseorang yang merasa jemu usai menyaksikan aksi Gao Tian. Lantas, ia berkata-kata.

“Baiklah Gao Tian, sekarang aku ingin kau mengerahkan qi milikmu. Kumpulkan hingga kamu menyentuh puncak dari kekuatanmu. Sementara itu, rasakan emosimu. Amarah, mungkin kesedihan. Perih, atau bahkan sakit. Termasuk, sakit hatimu.”

Seraya berucap demikian, Xuanwu membuat mimik bak merasa menang, di satu sisi terkesan licik. Sebab, bukan seperti itu cara mengerahkan ilmu spiritual.

Apa yang dinstruksikan Xuanwu adalah karena dia adalah seorang Raja Iblis. Kekuatan ilmu spiritualnya berbeda dengan orang biasa.

Pada umumnya, kekuatan spiritual seseorang datang dari pengerahan qi yang menyerap unsur-unsur di sekeliling. Tanah, air, udara, cahaya atau api. Mirip memang. Hanya, agak lain.

Sang iblis melanjutkan, “Gunakan itu untuk melawan, menghancurkan seluruh unsur yang terdapat di sekelilingmu. Bayangkan kamu merusak …, menghancurkan tanah, menghentikan embusan angin. Menentang arus aliran air dan memadamkan cahaya.”

Ya, kekuatan spiritual Xuanwu bukan memanfaatkan elemen-elemen tersebut. Sebaliknya, dia memanfaatkan sisi kelam manusia untuk melawannya. Dengan kata lain, ilmu milik Xuanwu adalah apa yang dikenal orang dengan sebutan: ‘ilmu hitam’.

Sementara Gao Tian hanya bisa menuruti seluruh perkataan entitas yang telah menyatu dengan dirinya. Terutama, karena dia baru saja mengalami kegetiran.

Amarahnya terhadap Liu Tong juga merasa kehilangan sosok Xiao Mei membuat ia dengan mudah berbuat seperti yang Xuanwu sampaikan padanya.

“Aku … dapat merasakannya, Tuan Xuanwu. Kemarahan, kesedihan, sakit. Terutama …, sakit hatiku.”

Ucapan Gao Tian mengundang senyum Xuanwu jadi lebih melebar. Sekarang ekspresinya terlihat senang. Ia menanggapi Gao Tian.

“Bagus, Gao Tian. Ternyata kau adalah seseorang yang mampu belajar dengan cepat. Sekarang, kembali bersiap. Lihat, lawan-lawan kita sudah bangkit kembali,” Xuanwu mengingatkan. “Kalahkan … mereka … semua …!” tandasnya kalem sekaligus tegas.

Memang benar. Keempat pria yang berasal dari Gerombolan Bayangan Tengkorak yang telah dibuat terjungkal oleh Gao Tian sudah kembali berdiri dan membangkitkan kekuatan mereka.

Tanpa ragu, kali itu Gao Tianlah yang berinsiatif untuk menyerang semua musuhnya terlebih dahulu. Mengerahkan teknik meringakan tubuh, dia menghampiri lawan-lawannya yang terkesiap.

Set!

Kombinasi pukulan-pukulan Gao Tian mendera lawan. Untuk yang kedua kali mereka semua terempas dan kembali jatuh tak berdaya.

Sorot mata Xuanwu yang duduk ditahtanya menampakkan rasa heran juga antusias. Terdiam sejurus, dia berkata pada Gao Tian.

“Bagus … bagus, Gao Tian. Sekarang, bunuh mereka semua …!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status