Share

Bab 11. Kurang Agresif

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-05-30 18:26:48

"Apa yang kau tertawakan?!"

Sebuah suara berat menggema dari arah pintu, menghantam keheningan di apartemen itu.

"Uppss!"

Arsila terlonjak, hampir menjatuhkan remote di tangannya. Matanya melebar. Dia tak sadar bahwa Samuel sudah pulang.

Lelaki itu kini berdiri di ambang pintu, tubuhnya masih mengenakan jas kerja berwarna gelap, segelap wajahnya yang seperti berselimut awan mendung.

"Astaga, aku terkejut," keluh Arsila cepat, mencoba meredakan jantungnya yang berdetak tak beraturan.

"Bisa gak sih, kalau pulang ke rumah beri apa-apa kek. Lama-lama aku jantungan," rutuk Arsila.

Samuel mengernyit. "Kau sekarang mulai mengaturku?"

"Tidak."

"Ini rumahku, terserah aku mau pulang kapan saja. Dan memangnya kau siapa aku harus memberi salam?" tanya Samuel.

"Istrimu lah. Apa kau lupa?"

Samuel melangkah pelan ke dalam ruang tamu, matanya menatap lurus pada istrinya yang masih duduk di sofa dengan santai. Dia mengenakan kaos kebesaran dengan hotpants yang memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 18. Hanya Penasaran

    "Untuk apa?" tanya Samuel dengan nada heran, mendengar permintaan Arsila yang tidak biasa.Arsila yang sedang berperang dengan pikirannya menoleh dengan sedikit terkejut. "Hah?" jawabnya, dia tampak salah tingkah."Permintaanmu tadi, apa tujuanmu ingin melihat gedung Jusman Group dan Nugraha Group?" tanya Samuel, kini lebih serius.Saking terkejutnya, Samuel bahkan menepikan mobilnya ke tepi jalan. Arsila yang mendengar pertanyaan itu hanya tersenyum ringan, meski dalam hatinya ada kekhawatiran yang menggelayut. Dia takut Samuel mencurigainya. Dan juga, disana nanti, apakah ia akan menemukan sebuah petunjuk? Atau malah semakin bingung dengan siapa dirinya yang sesungguhnya?"Aku hanya ingin tahu," jawab Arsila dengan suara pelan."Aku cuma penasaran aja, kan kita makan malam ini karena kemenangan kamu atas Jusman Group. Jadi, aku penasaran seperti apa perusahaanmu dan Jusman Group itu. Tidak perlu masuk kok, aku hanya ingin melihat gedungnya saja. Itupun kalau kamu tidak keberatan."

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 17. Tidak Cemburu

    "Kamu gak apa-apa?" tanya Arsila."Iya," jawab Samuel singkat, fokus pada kemudi dan jalan di depannya.Kembali keduanya terdiam.Suasana di dalam mobil begitu hening. Hanya suara mesin dan deru angin dari luar jendela yang terdengar samar. Lampu-lampu kota berkelip di kejauhan, menciptakan pemandangan malam yang seharusnya indah, tapi kini terasa asing bagi Arsila.Melihat lampu kota yang berkilauan, sedikitpun tidak ada petunjuk tentangnya. Tidak ada bayangan."Apa aku gak pernah keluar malam?" gumam Arsila dalam hatinya.Samuel yang duduk di sampingnya tiba-tiba membuka suara, menghancurkan keheningan yang sudah terlalu lama menggantung."Dia mantan kekasihku," ucap Samuel, datar, namun suaranya tetap menyimpan getaran yang tak bisa disembunyikan.Dia bingung, antara mau menjelaskan kepada Arsila atau tidak peduli. Toh, pernikahannya dengan Arsila hanyalah diatas kertas dan diatas ranjang, tanpa cinta. Tapi, entah mengapa dia merasa perlu menjelaskan. Karena hubungannya dan Arsila

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 16. Aku Tidak Butuh Penjelasan

    "Samuel..."Ulang suara itu memanggilnya. Suara yang paling tidak mau dia dengar.Langkah Samuel mendadak terhenti, seolah seluruh udara di sekitarnya mendadak hilang.Suara itu—ya, suara itu—kembali membekukan darahnya. Suara lembut yang dulu pernah menjadi musik di telinganya, sebelum akhirnya berubah menjadi pisau yang menancap dalam di dadanya. Suara yang pernah dia percayai, dia cintai... dan pada akhirnya paling dia benci.Bahkan membuatnya tidak percaya akan cinta dan wanita bertahun-tahun ini.Matanya menoleh pelan, seperti tubuhnya menolak namun hatinya memaksa. Dan benar saja, di sana, seorang wanita berjalan anggun penuh percaya diri, dengan langkah yang seakan dirancang untuk menyayat luka lama.Viola."Samuel..., akhirnya kita kembali bertemu," suara itu lagi. Kini lebih pelan, namun menohok. Seperti racun manis yang tahu betul titik lemahnya.Samuel meremas tangan Arsila lebih erat. Dia harus tetap sadar akan kenyataan hari ini, bukan masa lalu. Dia menghela nafas berat

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 15. Tidak Punya Malu

    "Kita makan di sini?" tanya Arsila ketika mereka berhenti di depan sebuah restoran Jepang yang elegan, berhiaskan lentera-lentera kayu dan jendela kaca buram yang memancarkan cahaya kuning temaram.Samuel hanya mengangguk dengan senyum tipis. "Iya."Langkah-langkah mereka menjejak pelan di atas batu koral kecil yang ditata rapi, diiringi suara air dari kolam koi di sisi kanan pintu masuk. Tapi, bagi Arsila, suara gemericik itu seolah menggema jauh ke masa silam—masa yang tidak bisa ia gapai, namun selalu terasa dekat.Lagi dan lagi. Entah kenapa, dia merasa tempat ini begitu familiar. Ada denyut yang aneh di dadanya, seolah dia pernah melewati momen penting di tempat ini. Tapi kapan? Dan dengan siapa?"Seandainya aku bisa bertanya pada seseorang…," pikirnya, menatap pelayan berseragam hitam yang membungkuk hormat menyambut mereka. Tapi ia segera menghapus pikirannya sendiri. "Tidak mungkin pelayan mengenal setiap pengunjung yang datang."Samuel menoleh sedikit, memperhatikan wajah is

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 14. Rival

    Malam semakin larut, mata Samuel juga mulai berat. Tapi, Arsila justru sedang memikirkan sesuatu.Sebuah nama yang membuat jantungnya terasa ingin berhenti. Nama yang seolah tidak asing baginya, tapi sialnya dia tidak tahu apa-apa. Hanya menyisakan rasa penasaran."Jusman itu nama apa? Orang? Kamu lagi berantem sama orang?" tanya Arsila hati-hati, memiringkan kepalanya dengan ekspresi penasaran.Dia berusaha setenang mungkin, tidak ingin Samuel curiga kalau dia merasa familiar dengan nama itu. Karena sedikit saja dia cerita tentang sesuatu ingatannya, Samuel akan marah dan kembali bersikap dingin.Samuel menggeleng, menikmati harum lembut dari rambut Arsila yang menguar, memberikan ketenangan. "Itu nama perusahaan. Rival abadinya perusahaanku. Popularitas kami selalu beriringan. Tapi, kemungkinan kali ini dia akan kalah dalam perebutan tender ini.""Oh," jawab Arsila pendek.Alis Samuel terangkat sedikit. "Kenapa?""Gapapa, aku hanya penasaran aja. Kirain kamu sedang ribut dengan oran

  • Pembantu Cantik Tuan Pewaris itu Ternyata....   Bab 13. Sarapan Segar

    Pagi baru saja menyingsing ketika sinar matahari menembus celah gorden apartemen mewah milik Samuel. Di tengah ketenangan yang masih terasa hangat, suara tegas pria itu memecah keheningan pagi."Jangan terima tamu siapa pun!" ujar Samuel sambil menyampirkan jas kerjanya di pundak.Arsila yang tengah sibuk merapikan dasi suaminya menoleh dengan alis terangkat. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Aroma tubuh Samuel yang selalu segar dengan parfum maskulin yang khas menguar kuat, berpadu dengan aroma lembut tubuh Arsila sendiri yang tak kalah memikat."Hmmm.""Apa sekarang kau juga bisu?""Nggak.""Kalau gak ya jawab, jangan cuma hmm!""Termasuk Mommy dan Sassy? Kalau mereka datang suruh pulang lagi gitu?" tanya Arsila pelan, menyisipkan jari-jari halusnya ke simpul dasi, menyempurnakannya dengan hati-hati.Samuel menatapnya. Sorot mata pria itu tajam tapi menyimpan gairah yang tak disembunyikan. Keintiman seperti ini bukan hal baru bagi mereka—sejak sah menjadi suami istri tiga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status