Share

Pembantu Kesayangan Mas Mantan
Pembantu Kesayangan Mas Mantan
Penulis: Anfisor

Bab 1

Penulis: Anfisor
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-23 09:18:09

"Kamu sudah tidak punya apa-apa! Jangan belagu! Anak saya juga sudah tak menginginkan kamu!"

"Ayolah, Bastian nggak bakal tau kalau kita tidur berdua."

"Dasar jalang! Bisa-bisanya kamu memfitnah adik saya! Dia tidak mungkin berbuat demikian kalau bukan kamu yang memancing!"

Plak!

Buagh!

"Jangan coba-coba kabur!"

"Hahahah! Nggak bakal ada yang percaya sama kamu, kak."

"Mati saja kamu! Saya tidak akan membiarkan kamu meninggalkan rumah ini dalam keadaan bernyawa! Dasar manantu sialan! Suami saya mati juga karena kamu kan?! Dasar tidak tau diri!"

Mimpi itu lagi. Saras terjaga, menatap sekeliling toko yang sudah ramai oleh orang lalu lalang. Ia lagi-lagi ketiduran di tempat ini. Di sebuah toko, di depan jalanan umum. Saras segera beranjak, melangkah pergi. Ia bisa tertangkap jika terus-terusan berada di tempat ramai. Melangkah secepat mungkin tanpa tau kemana arahnya.

Dua hari sudah Saras menjadi gelandangan. Ia memutuskan kabur dari rumah. Ibu mertua, adik ipar bahkan suaminya tidak bisa disebut sebagai manusia. Setelah semua harta Saras habis, mereka menganggap Saras sebagai sampah yang harus di musnahkan. Mereka tidak membiarkan Saras meninggalkan rumah dalam keadaan hidup. Mungkin tanpa sepengetahuan Saras mereka telah menyusun rencana untuk membunuhnya.

"Permisi, ibu atau bapak pernah bertemu perempuan ini?"

Saras segera bersembunyi kala mendengar suara familiar itu. Ia sempat melihat wajah laki-laki yang baru saja bersuara. Itu adalah Bastian, suaminya.

Rupanya mereka benar-benar tidak membiarkan Saras pergi. Saras tidak tau kesalahan seperti apa yang telah ia perbuat sehingga keluarga Bastian berlaku demikian. Mungkin Saras yang miskin adalah sebuah kesalahan yang tak bisa dimaafkan.

Keluarga itu memang gila harta. Kekayaan Bastian tidak cukup bagi mereka untuk berfoya-foya. Sudah lama Saras menahan sabar. Ayah mertua yang kurang ajar, adik ipar yang tak ada bedanya dengan ayah mertua, ibu mertua yang gila uang dan suami yang tempramental.

Huh..

Seharusnya sejak awal Saras tidak menerima lamaran Bastian. Karena sejak awal, Saras tau bahwa pria itu tidak benar. Ada yang salah dengan Bastian dan keluarganya. Namun Saras mengabaikannya dengan dalih cinta yang membuatnya buta. Andai saja waktu bisa diulang, Saras tidak ingin mengenal Bastian.

"Itu Saras! Bang! Kak Saras!"

Nafas Saras langsung terpacu kala mereka berhasil menemukan Saras bersembunyi di balik sebuah pohon. Dengan sisa tenaganya, Saras berlari menghindar. Saras tidak mau tau. Kali ini ia tidak boleh tertangkap. Saras tidak ingin kembali ke rumah itu.

"Saras! Berhenti kamu!"

Saras mempercepat larinya. Persetan kemana, intinya Saras harus lepas dari kejaran Bastian. Pria gila itu pasti akan membunuhnya. Saras ingin mati, tapi tidak di tangan Bastian.

"Saras!"

Tanpa sadar, Saras memasuki sebuah komplek perumahan elit. Beruntung, satpam yang berjaga keluar mencegat Bastian sehingga ia bisa terbebas dari pria itu. Bisa dibilang saat ini Saras aman. Lepas dari Bastian dan lolos dari satpam penjaga.

Saras menghela nafas panjang. Ia tidak tau harus melangkah kemana. Saras ingin pulang ke rumah ibu, tapi untuk saat ini Saras tak punya uang. Saras harus bekerja agar bisa mengontrak rumah, memenuhi kebutuhannya dan pulang kampung. Hidupnya terasa begitu berat.

"DIBUTUHKAN ASISTEN RUMAH TANGGA. SILAHKAN DATANGI RUMAH INI JIKA ANDA BERMINAT."

Saras membaca sebuah brosur yang ditempel di depan pagar rumah megah dengan tiga tingkat di hadapannya. Saras menatap rumah tersebut. Ia mendekat ke pagar, mencoba melihat kondisi di dalam melalui celah pagar. Ada seorang pria yang sedang menyiram tanaman. Saras tersenyum. Saras harus segera bekerja di rumah ini.

"Permisi!"

Pria tersebut langsung menatap ke arah Saras. Lalu dengan begitu saja mengarahkan selang itu ke arahnya, membuat Saras terkena air.

"Saya tidak menerima pembantu," ucap pria tersebut dengan raut wajah datar. Setelahnya ia kembali sibuk menyiram tanaman.

Saras menatap tidak percaya. "Tapi di brosur itu katanya rumah ini nyari asisten rumah tangga!"

Mata tajam itu kembali mengarah pada Saras. "Itu tidak berlaku."

"Serius?"

"Pergi."

"Tapi saya butuh pekerjaan. Nggak mungkin nggak berlaku. Brosurnya aja masih baru. Kalau emang udah nggak berlaku, kenapa masih di tempel di sana?" Saras terpaksa mendesak, sebab ia juga butuh makan. Perutnya lapar, belum makan dari kemarin.

Pria itu berdecak pelan. "Pergi sebelum saya panggil satpam."

"Tolong, Mas. Saya yakin Mas betulan nyari asisten rumah tangga. Saya bisa masak, bisa nyuci, bisa jaga anak, bisa melipat baju, bisa bersih-bersih, bisa menyiram tanaman juga." Saras mencoba mendorong pagar ke sisi kanan. Bergerak, rupanya pagar ini tidak dikunci. Saras tersenyum, ia tidak akan menyerah sebelum berhasil bekerja di rumah ini.

Mata pria itu melebar, tidak menduga Saras seberani ini. "Tolong tinggalkan rumah saya!"

Saras menggeleng. Ia melangkah mendekat, menatap pria itu dengan sorot memelas. "Tolong, Mas. Saya butuh pekerjaan. Terserah deh mas mau bayar berapa, tapi terima saya jadi asisten rumah tangga di sini. Saya bukan orang jahat kok, Mas."

Pria itu membalas dengan gelengan kepala. "Saya tidak menerima asisten rumah tangga atau apapun itu. Cepat tinggalkan rumah ini."

"Mas..." Saras bersimpuh di hadapan pria itu. Demi uang dan demi bebas dari Bastian. "Tolong saya, Mas."

"Saya akan panggil satpam." Pria itu membuang selang di genggamannya ke sembarang arah, lalu berjalan hendak meninggalkan Saras. Namun langkah pria itu kalah cepat dengan tangan Saras yang sudah lebih dulu menahan langkahnya.

"Jangan, Mas. Saya bisa mati," tahan Saras.

"Lepas!" Kesabarannya di uji oleh perempuan asing yang berpenampilan seperti orang gila. Apa jangan-jangan perempuan ini betulan orang gila?

"Saras! Keluar kamu!"

Ternyata Saras belum sepenuhnya aman. Bastian berhasil masuk. Pasti satpam itu disogok dan membiarkan Bastian memasuki komplek ini.

"Saras! Ayo pulang sayang!"

Saras baru ingat. Gerbang ia buka lebar, membuatnya dapat dilihat dengan jelas oleh orang-orang yang lewat. Tamat riwayatnya jika Bastian menemukan Saras di sini.

"Saras!"

Tanpa memberikan aba-aba, Saras menarik tangan pemilik rumah memasuki rumah tersebut. Ya! Persetan dengan apa yang terjadi setelahnya. Intinya Saras tidak boleh ketahuan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pembantu Kesayangan Mas Mantan   Bab 95

    Tahun berganti tanpa terasa. Satu tahun sudah usia pernikahan Saras dan Alpha. Gani yang dulunya masih suka duduk di depan tv bersama mainannya juga sudah beranjak dewasa. Tahun ini Gani mulai masuk sekolah dasar. Ada banyak perubahan yang terjadi di hidup Saras dan juga orang-orang di sekelilingnya. Ingatannya yang hilang perlahan kembali. Perlahan tapi pasti Saras dapat mengingat hubungannya dan Alpha di masa lalu. Bagaimana mereka bisa saling mengenal, lalu berakhir menjadi sepasang kekasih.Kehidupan Saras jauh lebih baik. Saras benar-benar dicintai. Alpha tidak membebani Saras dengan banyak hal. Justru pria itu ingin membantu Saras mengembalikan Oryzafood yang telah hilang. Gedung tinggi Oryzafood menjadi hadiah ulang tahun pernikahan mereka. Tepat hari ini, perusahaan itu diresmikan.Berada di tengah orang-orang penting sudah menjadi hal biasa bagi Saras. Alpha tak pernah lupa menyebut namanya saat bertemu dengan kolega dan klien. Di setiap acara di kantor tempatnya bekerja, Al

  • Pembantu Kesayangan Mas Mantan   Bab 94

    Tidak ingin membuang banyak waktu, usai ziarah ke makam ibu, Alpha dan Saras langsung kembali ke kota. Cuaca siang ini tampak tidak mendukung, takutnya ada hujan badai dan membuat perjalanan mereka terhambat. Jalan menuju desa Saras tidak semulus jalan aspal di ibu kota. Ada banyak batu, lubang dan turunan ekstrim. Belum lagi kiri-kanan jalan dipenuhi pohon besar yang bisa tumbang kapan saja. Mengantisipasi hal buruk terjadi, mereka memutuskan untuk tidak menginap di desa. Toh Saras hanya perlu mengapa ibu, tidak ada selain itu.Beruntung, perjalanan menuju rumah berjalan dengan lancar. Mereka tiba di rumah dengan selamat usai berkendara kurang lebih tiga jam. Tidak terjebak macet, tapi ban mobil sempat kempes dua kali. Maklum saja, mobil sulit beradaptasi dengan jalan yang mereka lalui.Langit sudah berubah orange kala mobil berhenti di halaman rumah. Saat membuka sealbeat, Alpha menemukan Saras tertidur di sebelahnya. Kepala perempuan itu sudah terkulai lemah. Kalau saja tubuhnya ti

  • Pembantu Kesayangan Mas Mantan   Bab 93

    Malam yang panjang dan menyenangkan.Alpha tidak menemukan Saras saat terbangun. Di sebelahnya kosong, sisa angin dan aroma parfum Saras yang melekat pada bantal. Melihat kiri-kanan, Alpha juga tidak menemukan apapun selain kondisi berantakan. Entah apa yang terjadi tadi malam, kamar yang biasanya rapi tampak seperti kapal pecah. Alpha menghela napas panjang dan kembali menjatuhkan kepalanya di atas bantal. Pandangannya tertuju pada langit-langit kamar. Diam-diam tersenyum mengingat siapa dirinya sekarang. Alpha telah resmi menjadi suami dari Saraswati Oryza, mantan kekasih yang tak pernah memutus hubungan dengannya. Perempuan itu memang masih belum bisa mengingat sepenuhnya kisah mereka di masa lalu, tapi beberapa bagian penting tentang mereka sudah ada di benak Saras. Itu jelas sudah lebih baik.Alpha melipat kedua tangannya di belakang kepala. Rasanya begitu lega saat Saras sudah resmi jadi miliknya. Mungkin selama ini yang mengganjal di ulu hatinya adalah perasaan cinta yang Alph

  • Pembantu Kesayangan Mas Mantan   Bab 92

    Keputusan Alpha dan Saras untuk menikah sudah mutlak. Tepat pada tanggal 20 Juli 2024 mereka mengadakan acara pernikahan dengan konsep sederhana sebagai bentuk rasa syukur atas segala kebahagiaan dan kesuksesan yang mereka peroleh. Tidak ada sambutan meriah atau musik-musik klasik yang memekakkan telinga. Acara yang mereka adakan hanya seputar makan, berfoto dan pulang. Alpha tidak ingin merepotkan banyak orang dan memutuskan hanya mengundang beberapa teman dan kerabat dekat. Pun dengan dekorasi yang seadanya, bernuansa hitam dan putih. Alpha benar-benar ingin meminimalisir sesuatu yang menurutnya tidak penting. Alpha tidak ingin merayakan perayaan besar bukan karena ini pernikahan yang kedua, melainkan tidak ingin berlebihan dalam berbahagia. Rasanya tidak ada gunanya juga mengadakan perayaan besar. Sederhana saja sudah cukup. Intinya mereka berbahagia.Alpha mengenakan kemeja putih dan jas hitam serta celana dengan warna senada. Dia tampak begitu tampan. Sedangkan Saras dibalut dre

  • Pembantu Kesayangan Mas Mantan   Bab 91

    Perayaan kemenangan diadakan di rumah Alpha. Usai kemelut panjang yang menguras separuh jiwa, akhirnya mereka bisa berada di titik ini. Derma memenangkan pemilihan dan akan menaungi pusat marjona sebagai wilayah kekuasaannya. Rafi tertawa bahagia karena hadiah yang Alpha berikan—satu unit apartemen. Mama akhirnya bisa solo traveling lagi tanpa cemas pada Gani yang kini sudah punya ibu yang bisa mengawasi dan menemaninya seharian penuh. Dan Alpha yang merasa senang atas pencapaian yang diraih orang-orang disekitarnya. Alpha tidak pernah menyangka akan bisa berada di titik ini. Titik dimana semuanya terasa membaik. Mungkin ini tidak akan bertahan lama sebab sejatinya hidup akan diimbangi oleh bahagia dan sedih. Tapi setidaknya, Alpha sempat merasa eforia atas kebebasan yang dia peroleh.Mereka hanya sekedar kumpul biasa sembari makan bersama. Yang hadir juga bukan tetangga kiri-kanan rumah melainkan mereka yang benar-benar menang. Malam ini adalah malam bahagia. Sebelum esok kembali be

  • Pembantu Kesayangan Mas Mantan   Bab 90

    Bastian dijebloskan ke dalam penjara. Alpha tidak tau pasti berapa lama pria itu mendekam di balik jeruji besi, yang jelas lebih dari 5 tahun. Usai penangkapan seminggu yang lalu, Alpha belum menemui Bastian. Dia masih ada janji untuk memberi manusia itu pelajaran. Kini Alpha fokus membantu Saras mengurus berkas yang akan diajukan ke pengadilan. Berkas perceraian Saras dan Bastian. Alpha akan sepenuhnya membantu hingga tidak ada lagi ikatan di antara dua manusia itu.Ulang tahun Gani yang ke lima baru saja dirayakan kemarin. Hadiah dari Alpha untuk Gani adalah Saras. Alpha mengatakan pada Gani bahwa dalam waktu dekat dia akan punya ibu baru. Dan sosok yang cocok untuk menjadi ibunya adalah Saras—wanita yang sempat membuat Gani jatuh cinta akan sikap keibuannya.Gani tak langsung menerima, sebab beberapa hari belakangan Eva berhasil mengisi hatinya. Gani mulai goyah. Tapi berkat Derma yang turut meyakinkan dan kembali membisikkan bahwa Eva adalah ibu yang jahat, Gani langsung luluh. "

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status