Home / Thriller / Pembungkaman Dua Gadis Nahas / Biarkan Aku Mulai Ikut Bicara

Share

Biarkan Aku Mulai Ikut Bicara

Author: Anione
last update Last Updated: 2025-09-03 22:18:00

“Cika, cika, cika…” Dengan tergopoh-gopoh Maya berlari ke kamar Cika.

“Mbak Maya kenapa?” Cika yang sedang menyelesaikan tugasnya langsung berdiri dan menghampiri Maya.

“Aku tadi duduk di teras rumah, ibu-ibu pada pulang yasinan jalan kaki, nah aku denger mereka ngomongin gadis yang jadi korban pembunuhan itu. Gadis itu katanya bernama Janet dan dia anak tunggal.” Ucap Maya.

“Memang iya mbak, namanya Janet. Kenapa memang?”

“Kamu ada foto wajah korban itu?”

“Fotonya sudah beredar luas di media. Bentar aku carikan beritanya.”

Maya menunggu. Cika langsung mencari foto korban lewat laptopnya.

Tidak berapa lama,

“Mbak Maya, ini lo korbannya. Cantik banget orangnya.” Kata Cika.

Maya langsung mendekat dan mengamati foto itu lebih dalam.

Maya kaget dan melotot.

“Mbak Maya kenal sama wanita itu?” Tanya Cika. Dia heran melihat Maya sangat kaget melihat foto itu.

“Aku kenal sama wanita ini.” Jawab Maya.

“Haaa, mbak Maya kenal?”

“Dia teman kakakku, Aku dulu pernah ke rumahnya.”

“Lalu?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Membuka Luka Lama yang Menyakitkan

    Setelah menceritakan semuanya kepada Luthfi dan Ratih, perasaan Siska sedikit lebih tenang. Begitu dengan Luthfi dan Ratih yang memahami penjelasan Siska, di mana bukan keluarga Siska yang berusaha menjauh dari mereka, namun Kai-lah yang membuat Siska dan keluarganya seolah-olah menjauh dari mereka. Luthfi dan Ratih juga memberikan saran kepada Siska untuk selalu waspada. Tidak ada yang tahu kedepannya bagaimana, untuk itu Siska harus selalu pasang mata dan telinga, sekaligus bersiap-siap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Siska mengerti dengan saran tersebut, soalnya Siska juga takut suatu saat dia akan kecewa dengan Kai. Terlebih lagi Siska melihat sendiri Kai bertemu dengan wanita lain dan Luthfi juga melihat Kai bertemu wanita lain. Pikiran Siska sejak saat itu sudah terombang-ambing, tapi dia berusaha bertahan bersama Kai. Semakin hari sikap Kai semakin mencurigakan. Dia jarang di rumah dengan alasan dinas keluar kota. Dia hanya akan pulang sehari dan pergi lagi dalam b

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Ketika Kejahatan Mulai dicurigai

    “Cika, Maya di mana?” Pagi itu, Galih sudah sampai rumah. Sayangnya Maya sedang ke pasar bersama mak Linlin. “Sepertinya ke pasar sama mamak mas. Bentar aku telpon mamak dulu.” Kata Cika. “Nggak usah biar mas yang menghubungi mamak.” Galih mencoba menghungi mamaknya, sayangnya hp mamak ada di rumah. “Lah mas, itu hp mamak nggak di bawa. Tumben mamak nggak bawa hp.” Ucap Cika. “Mungkin mamak lupa.” Jawab Galih. Galih memutuskan menunggu mamaknya dan Maya pulang. Sayangnya sudah hampir satu jam belum ada tanda-tanda mereka pulang. Padahal Galih harus segera kembali menjalankan tugasnya. Galih berangkat dari kantor setelah subuh dan jam setengah 7 pagi sampai rumah, setidaknya dia harus berangkat lagi pukul 9 pagi agar tepat waktu sampai lokasi kerja. “Cika, mas tak nyusul mamak dan Maya ke pasar. Soalnya kalau menunggu mereka pulang, mas bisa telat sampai tempat kerja. Soalnya siang harus standby di lokasi. Kalau nanti pas mas belum pulang, tapi mamak dan Maya udah pulang. Kamu

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Memuncaknya Rasa Curiga

    Tok, tok, tokRumah keluarga Maya siang itu ada yang bertamu. Luthfi yang mendengar pintu diketuk membukanya. Setelah membuka pintu, “Loh, Siska. Ayo masuk!” Luthfi kaget melihat Siska yang sudah lama tidak berkunjung ke rumahnya, tiba-tiba datang sendirian tanpa suaminya dan orang tuanya. “Kak Luthfi sendirian di rumah?” Siska masuk rumah sambil melihat rumah yang terlihat sunyi. “Papa dan mama sedang keluar, aku di rumah sama Ratih.”Siska mengangguk. Ratih yang sedang berada di kamarnya mendengar suara Siska. Dia langsung keluar kamar dan turun ke lantai satu. “Loh Siska, kamu sendirian kesini?” Tanya Ratih. “Iya kak. Kalian sekeluarga sehat semua kan?” “Alhamdulillah, kami sehat semua.” Ucap Luthfi. “Maaf kesini sendiri, nggak dicariin suamimu?” Tanya Ratih. “Nggak, suamiku sedang ada urusan bisnis di Singapura. Tapi, kalian juga curiga ya dengan suamiku?” Tanya Siska tiba-tiba. Pertanyaan ini membuat Luthfi dan Ratih kaget, bagaimana Siska bisa tahu kalau mereka mencu

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Biarkan Aku Mulai Ikut Bicara

    “Cika, cika, cika…” Dengan tergopoh-gopoh Maya berlari ke kamar Cika. “Mbak Maya kenapa?” Cika yang sedang menyelesaikan tugasnya langsung berdiri dan menghampiri Maya. “Aku tadi duduk di teras rumah, ibu-ibu pada pulang yasinan jalan kaki, nah aku denger mereka ngomongin gadis yang jadi korban pembunuhan itu. Gadis itu katanya bernama Janet dan dia anak tunggal.” Ucap Maya. “Memang iya mbak, namanya Janet. Kenapa memang?” “Kamu ada foto wajah korban itu?” “Fotonya sudah beredar luas di media. Bentar aku carikan beritanya.”Maya menunggu. Cika langsung mencari foto korban lewat laptopnya. Tidak berapa lama,“Mbak Maya, ini lo korbannya. Cantik banget orangnya.” Kata Cika. Maya langsung mendekat dan mengamati foto itu lebih dalam. Maya kaget dan melotot. “Mbak Maya kenal sama wanita itu?” Tanya Cika. Dia heran melihat Maya sangat kaget melihat foto itu. “Aku kenal sama wanita ini.” Jawab Maya. “Haaa, mbak Maya kenal?” “Dia teman kakakku, Aku dulu pernah ke rumahnya.”“Lalu?

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Semakin Terbuka, Semakin Membingungkan

    Saat pagi hari, mama Lia sedang menonton TV. Dia mendengar berita ada penemuan barang lain yang diperkirakan bukan milik dari jasad sebelumnya. Mama mengamati dengan seksama. Tidak berapa lama, mama terjingkat. “Luthfi, Ratih, papa. Cepat kesini!” Teriak mama. Mendengar mama yang panik, mereka bertiga langsung datang. “Kenapa ma?” Tanya papa. “Mama kenapa sih?” Tanya Ratih. “Ada apa sih ma?” Tanya Luthfi. “Coba dengerin lanjutan berita penemuan jasad beberapa hari lalu!” Suruh mama. Semuanya menurut. “Terus kenapa ma?” Tanya Luthfi. “Kayaknya ada korban lain dalam kasus itu. Mama takut ada hubungannya dengan Maya.” Ucap mama. Luthfi dan Ratih terdiam, mereka bingung mulai menjelaskan dari mana. Terlebih lagi feeling mamanya sama dengan feeling mereka. Meski belum pasti jepit rambut yang ditemukan di KTP itu milik Maya. “Ma, kita tunggu saja kelanjutan kasus ini.” Ucap Ratih mencoba menenangkan mamanya. Papa sebenarnya sudah diberitahu oleh Luthfi tentang informasi terbar

  • Pembungkaman Dua Gadis Nahas   Tinta Hitam yang Menutupimu

    Hari berganti hari, kasus penemuan jasad perempuan di hutan masih terus bergulir dan belum ditemukan juga siapa tersangkanya. Masyarakat terus mengikuti kasus ini dan pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan. “Anjing. Anak buah Han kenapa nggak pecus banget jalanin tugas.” Kai marah-marah di ruang kerjanya. Siska tidak sengaja mendengar Kai marah-marah saat dia baru pulang kerja. Karena penasaran, Siska berhenti di depan pintu ruang kerja Kai. Dia menguping. “Pokok pastikan semuanya beres, gue nggak mau terseret. Paham lu?” Bruak, Terdengar suara meja digebrak. “Kurang ajar.” Kai sangat marah. Mendengar suaminya marah-marah Siska penasaran sebenarnya apa yang membuatnya marah.“Sis…” Ucap Mama Sintya, tapi Siksa langsung memberikan kode kepada mamanya agar diam. Mama mengerti. Siska melanjutkan menguping. Siska mendengar suaminya berkali-kali mengumpat, beberapa menit kemudian Kai mulai tenang dan Siska pergi dari depan pintu ruang kerja suaminya. Mama Sintya pena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status