Jendra mengejar langkah Alysa yang saat ini berusaha menghindari Jendra, Alysa merasa Jendra tengah berkhianat kepada dirinya."Kamu bikin aku kesal,""Lysa, kamu salah paham,""Apa?" tanya Alysa yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membuat Jendra nyaris menabrak tubuh mungil Alysa yang berdiri tidak jauh dari Jendra,"Dengarkan aku, kita bicara baik-baik," pinta Jendra yang meminta Alysa mendengarkan penjelasan Jendra,"Kak Jendra juga suka sama Keysa? Dia muda, menarik, iya, kan?""Kenapa kamu malah menuduh aku yang bukan-bukan?" tanya Jendra yang tak suka dikaitkan dengan apa yang terjadi.Jendra tidak mengerti alur pembicaraan mereka saat ini, jujur saja, Keysa memang menarik. Tapi, setiap pria memiliki karakter wanita yang berbeda di hati. Termasuk Jendra, Keysa bukan kriteria wanita yang dicari Jendra, terlebih lagi Keysa wanita bos-nya.Alysa melengos, menahan air matanya yang nyaris membasahi pipi,"aku tidak suka kamu seperti ini," ungkap Jendra yang membuat Alysa menata
Raymon menatap Lyra, dan menghela nafas panjang, menghadapi Lyra bukanlah perkara yang mudah bagi Raymon.Melihat Raymon tidak menggubris ucapannya, membuat Lyra kesal dan berdiri di hadapan Raymon, membuat jarak diantara mereka berdua sangat dekat,"Aku sedang bertanya, dan kamu mengabaikan pertanyaanku," desak Lyra,"Kamu sungguh ingin mendengar jawabanku?" tanya Raymon yang membuat Lyra menganggukan kepalanya dengan antusias,"Aku ingin mendengarnya," aku Lyra dengan senyuman yang menghiasi bibirnya."Kamu-bukan tipe, aku." kata Raymon yang membuat Lyra terkekeh,"Aku tidak peduli, karena aku tahu, kamu akan mengatakan sesuatu yang membuat aku patah hati. Aku tidak akan menyerah," ungkap Lyra yang kini menatap netra Raymon dengan berani.Lyra menatap Raymon, seolah-olah mereka berdua tengah berperang."Terserah kamu, aku tidak peduli," ungkap Raymon yang memilih untuk memutuskan tatapan mereka berdua.Raymon, mengalihkan fokus perhatiannya pada hal lain. Sementara Lyra tidak gentar
Derasnya air hujan yang membasahi kaca jendela apartement Alsaki, membuat embun menutup kegiatan panas yang Alsaki dan Keysa lakukan. Ini, bukan pertama kalinya mereka melakukan hal itu di ranjang. Namun, ntah mengapa Alsaki merasakan milik Keysa begitu menyiksa miliknya, serasa menjadi candu yang membuat Alsaki menginginkan lebih. Keysa menggenggam erat sprei yang tampak semakin kusut karena ulahnya. Tidak ada yang ingin menghentikan permainan panas ini, karena mereka berdua hanyut akan hasrat yang membuncah di dalam diri mereka."Keysa, aku akan mencapai klimaks," bisik Alsaki yang membuat Keysa menganggukkan kepala,Keysa merasa gerakan Alsaki semakin cepat, pinggul Alsaki bergerak menghipnotis tubuh Keysa untuk mengikuti ritme gerakan pinggul Alsaki. Peluh membasahi tubuh mereka berdua, seolah-olah mengabaikan rasa dingin yang menguap di kala hujan.Alsaki menggeram dan memeluk tubuh Keysa dengan erat.Alsaki menikmati pelepasan di dalam inti tubuh Keysa. Alsaki ingin melakukan ha
Lyra mengikuti langkah Raymon untuk masuk ke dalam rumah Raymon, rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas di depan rumah. Mobil Raymon terparkir dengan baik, Lyra menatap bangunan rumah Raymon dari dalam mobil, Lyra sedikit takut dengan apa yang terjadi ke depannya. Lyra mencoba memikirkan hal baik, bisa saja perkiraannya salah."Kamu, mau di dalam mobil sampai kapan?" tanya Raymon yang menegur Lyra karena tak kunjung turun dari dalam mobil, sementara Raymon sudah membuka pintu mobil untuk Lyra.Lyra tersenyum tak enak hati, dia segera turun dari dalam mobil dan mengambil inisiatif untuk meraih payug yang berada di tangan Raymon."Aku, bawakan payungnya," kata Lyra yang menawarkan bantuan kepada Raymon,"Hm, terima kasih," sahut Raymon sembari memberikan payung yang kini telah berada di tangan Lyra,"Sama-sama," Lyra tersenyum setelah mendengar apa yang Raymon katakan.Percakapan receh antara Raymon dan Lyra mampu membuat Lyra berbunga-bunga. Raymon bukan tipikal pria yang seper
Raymon meletakkan dua mangkok mi di atas meja, membuat perhatian Lyra pada layar tipis yang menyita perhatiannya sejak tadi teralihkan. Lyra menatap mi instant yang telah dicampur sayuran hijau, bakso, dan telur di hadapannya. Lyra merasa cacing-cacing di dalam perutnya mulai bergerak dan meronta untuk diisi,"Ini, boleh aku makan?" tanya Lyra sembari menunjuk semangkok mi yang menggugah seleranya."Tentu saja, aku tahu kamu lapar, tapi aku minta maaf, aku hanya bisa menyajikan ini saja," kata Raymon yang membuat Lyra tersenyum lebar."Tidak apa, ini sangat lezat!" kata Lyra yang segera meraih garpu dan sendok secara bersamaan.Lyra sangat antusias untuk menyantap menu makan malam yang tak biasa."Kamu, sedang menyindir masakan aku?" tanya Raymon,"aku hanya menyiapkan mi instant saja, kamu terlalu berlebihan," ungkap Raymon yang merasa Lyra sedang mempermainkan dirinya.Lyra menggelengkan kepala dengan cepat."Tidak, ini sangat lezat. Aku sudah lama tidak makan, makanan yang mengandun
Raymon termenung di meja. Tatapannya kosong.Hilda dan Bastian tidak berani mengganggu atasannya yang saat ini sedag dalam mode tidak baik-baik saja. Hilda dan Bastian memilih untuk membersihkan area cafe bagian luar, dan halaman terlebih dahulu, serta mengecek sarana prasarana bagian luar.Bastian memastikan poster menu andalan mereka hari ini telah terpasang dengan baik, Hilda yang telah membersihkan area bagian luar, menghampiri Bastian yang kini sedang merapikan pinggiran poster yang dipasang dengan menggunakan selotip."Bas," panggil Hilda yang membuat Bastian menengok ke arahnya,"kamu merasa ada yang aneh dengan Pak Raymon, nggak?" tanya Hilda sembari sesekali mencuri pandang ke arah atasannya itu."Hm, kamu selalu memperhatikan Pak Raymon, Hil," tegur Bastian yang membuat Hilda menatap Bastian kesal,"Bukan gitu, Bas, aku tuh, merasa Pak Raymon sedang berada di dunia lain," kata Hilda keukeuh."Dunia lain? Maksud kamu, Pak Raymon kemasukan jin atau hantu, gitu?" tanya Bastian y
Lyra memanfaatkan kesempatan itu untuk memiliki Raymon, Raymon yang tak mampu melawan naluri sebagai seorang pria dewasa, Lyra membuat Raymon hanyut dengan suasana yang telah Lyra buat. Lyra membuka kancing kemeja Raymon yang berada ditubuhnya, membuat tubuh bagian atas Lyra terbuka. Raymon menjelajahi leher jenjang Lyra.Seolah tak ingin kalah dari Lyra, Raymon mulai mengambil alih permainan, Raymon mengubah posisi mereka berdua. Lyra berada di bawah kungkungan tubuh Raymon, Raymon membuat Lyra merasakan sebuah euforia yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.Lyra tahu, apa yang dilakukannya saat ini akan membuat Lyra tampak seperti seorang wanita murahan di mata Raymon.Namun, Lyra tak peduli, Lyra mencintai Raymon dengan sepenuh hatinya. Lyra sengaja memprovokasi Raymon untuk menyentuh tubuhnya. Ini kali pertama Lyra melakukan kegiatan bersama lawan jenis di atas ranjang."Ngh,-" Lyra melenguh ketika Raymon bermain dengan titik sensitif Lyra, Raymon menikmati apa yang Lyra suguh
"Jadi, lo mau gue berpendapat seperti apa?" tanya Keysa,Raymon menghela nafas panjang, menyesali perbuatannya untuk mengatakan apa yang telah terjadi diantara dirinya dan Lyra.Raymon menyerah, Raymon mengungkapkan isi hatinya kepada Keysa."Gue galau," jawab Raymon jujur.Keysa menatap Raymon penuh tanda tanya, Keysa tidak mengerti apa yang berada di dalam pikiran sahabatnya."Why?""Gue merasa insecure," jawab Raymon, "tapi, gue merasa keputusan gue untuk bersama dengan Lyra bukanlah hal yang salah, karena gue merasa kita berdua saling mencinta satu sama lain." jelas Raymon."Hadeh! Lo udah buat anak orang kehilangan keperawanannya, tapi lo malah banyak pertimbangan seperti itu. Mana, lo sok galau lagi," celoteh Keysa yang memuat Raymon mengangkat kedua bahunya."Gue juga nggak tahu," aku Raymon,"Lo udah janji sama dia untuk bertanggung jawab dengan apa yang telah kalian berdua lakukan. Lo, cowok, jadi pegang janji lo," kata Keysa yang membuat Raymon menganggukkan kepala.Raymon m