Share

bab 85:

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2025-05-22 12:00:56

šŸ”„

Lian Tian menatapnya dengan tatapan yang penuh keyakinan. ā€œKita tak bisa mundur. Kita sudah sampai di sini, dan ini adalah jalan yang harus kita tempuh. Tidak ada pilihan lain.ā€

Dengan keputusan yang bulat, Lian Tian membuka halaman berikutnya. Begitu halaman itu terbuka, angin yang sangat kencang berputar di sekeliling mereka. Ruangan itu seolah menghilang, digantikan oleh kilatan cahaya yang menyilaukan. Mereka merasa seperti dibawa dalam perjalanan yang jauh, melewati dimensi-dimensi yang tak terbayangkan, menuju tempat yang hanya bisa mereka impikan.

Setelah beberapa saat, cahaya itu meredup, dan dunia di sekitar mereka mulai terlihat berubah. Mereka berdiri di tengah sebuah padang luas, namun kali ini, dunia itu lebih hidup. Langit berwarna biru cerah, dengan awan-awan yang bergerak perlahan. Di kejauhan, terlihat kota-kota megah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Dunia ini terasa penuh dengan kemungkinan, namun ada sesuatu yang berbeda.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemilik Kitab Seribu BayanganĀ Ā Ā 114:Musyawarah Tujuh Sekte dan Rencana Pembasmian

    Cahaya merah tua menyelimuti seluruh area makam yang hancur. Di tengah reruntuhan, dua sosok berdiri saling berhadapan—Ye Qian yang telah menyatu sepenuhnya dengan warisan darah Lian Tian, dan sosok hasil percampuran Zuo Yan dengan Jiwa Tertawa, kini menyebut dirinya sebagai Zuo Maut.Mata Zuo Maut bersinar dua warna—merah darah dan ungu kelam. Aura yang terpancar darinya menggetarkan dinding realitas, seolah-olah langit dan bumi sendiri terancam hancur jika makhluk itu dibiarkan hidup terlalu lama.ā€œApakah kau tahu kenapa aku membesarkanmu, Ye Qian?ā€ tanya Zuo Maut dengan suara ganda. ā€œKarena hanya kau yang bisa membangkitkan kekuatan sejati dalam diriku. Tubuh ini… adalah perpaduan sempurna antara manusia dan roh leluhur.ā€Ye Qian mencengkeram pedangnya erat. ā€œKau memanfaatkan seluruh hidupku untuk eksperimenmu? Aku mengira kau menganggapku seperti anak sendiri!ā€Zuo Maut tertawa kecil. ā€œDan anak-anak memang harus dikorbankan demi kemu

  • Pemilik Kitab Seribu BayanganĀ Ā Ā 113:Makam Longgu dan Kutukan Jiwa Tertarik

    Kabut pagi menyelimuti jalan setapak menuju Makam Longgu. Pohon-pohon tua menjulang bagai penjaga purba, dan suara burung tak terdengar—seolah semua makhluk hidup telah melarikan diri dari wilayah terkutuk ini. Ye Qian berdiri paling depan. Di tangannya tergenggam erat peta kuno dari Lembah Yuan Mo, yang menandai rute masuk ke Makam Longgu. Namun tak satu pun yang bisa memprediksi bahaya sesungguhnya. Lin Xue menggigit bibir. ā€œAku merasa seperti sedang masuk ke sarang naga yang sudah lama tertidur.ā€ Lei Shan menimpali, ā€œAtau ke perut iblis yang menunggu makanan.ā€ Ye Qian hanya mengangguk tipis. Namun pikirannya tak tenang. Ia tak lagi bisa mempercayai siapa pun, terutama Zuo Yan yang berjalan pelan di belakang mereka, tampak tenang seperti biasa. --- Gerbang makam itu akhirnya muncul di hadapan mereka: dua patung raksasa setinggi en

  • Pemilik Kitab Seribu BayanganĀ Ā Ā 112:Sang Pengkhianat Dalam Selimut

    : ----Di balik tirai langit Lembah Yuan Mo, kabut turun lebih tebal dari biasanya. Suara burung malam pun menghilang seolah alam tahu ada bahaya yang mengintai dari kegelapan.Ye Qian—atau kini, Lian Tian—berusaha tetap tenang. Tapi hatinya gelisah. Nama Lian Tian menggema terus-menerus di benaknya, seperti pedang yang menunggu untuk dicabut dari sarungnya.Ia tahu, setelah bangkitnya ingatan itu, langkah selanjutnya adalah mencari tahu: siapa pengkhianat di istana yang telah mengkhianati keluarganya? Siapa yang menjual kehormatannya hanya demi kekuasaan?---Sementara itu, di ruang pertemuan rahasia bawah tanah istana pelatihan, lima sosok bertudung duduk mengelilingi sebuah meja batu. Di tengah meja itu, nyala api biru berkedip pelan, menandakan adanya pembukaan jalur rahasia energi spiritual—sarana komunikasi rahasia tingkat tinggi.Salah satu dari mereka berkata lirih, ā€œLian Tian telah menyentuh Kristal Inti Darah.

  • Pemilik Kitab Seribu BayanganĀ Ā Ā 111: Rahasia Tertutup di Balik Nama Ye Qian

    Jejak Kembar yang Terpisah---Dini hari yang dingin menyelimuti Lembah Yuan Mo. Kabut tipis menggantung di atas tanah, seperti roh-roh penasaran yang menunggu kelalaian seorang manusia. Di tengah kabut itu, Ye Qian duduk bersila di atas batu datar, napasnya tenang namun aura di sekelilingnya seperti badai yang ditahan paksa di dalam toples.Lin Xue berdiri tidak jauh darinya, mengamati dalam diam. Semalam, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Ye Qian keluar dari Kolam Bayangan dengan membawa kekuatan yang bahkan membuat para pengawas kehilangan kata-kata."Dia sudah berubah," gumam Lin Xue pelan.Belum sempat lamunannya habis, Mo Geng—si pelatih bertangan satu—muncul dari balik kabut. ā€œKalian yang selamat dari Ujian Darah, bersiaplah. Ujian kedua dimulai saat matahari muncul.ā€Matahari? Di tempat ini, tak ada matahari. Tapi tak seorang pun mempertanyakan metafora itu.---Pagi datang seperti racu

  • Pemilik Kitab Seribu BayanganĀ Ā Ā 110:Kelas Pembantaian dan Ujian Sumpah Darah

    Kelas Pembantaian dan Ujian Sumpah Darah ---- Langit di atas Istana Langit seperti lukisan abadi—tidak pernah gelap, tidak pernah terang sepenuhnya. Awan-awan perak melayang perlahan, mengelilingi menara-menara tinggi dan bangunan megah yang terapung di udara. Ye Qian dan Lin Xue berdiri di depan gerbang batu besar yang baru mereka lewati. Cahaya portal memudar, meninggalkan mereka berdua di halaman luas dengan simbol-simbol kuno terukir di lantai. Zuo Yan memberi isyarat agar mereka mengikuti. ā€œJangan terlalu terpesona. Tempat ini memang indah, tapi di balik keindahannya tersembunyi banyak jebakan.ā€ Lin Xue menatap sekeliling dengan waspada. ā€œBerapa banyak orang sepertiku yang datang ke tempat ini dan tak pernah kembali?ā€ Zuo Yan hanya tersenyum samar. ā€œBergantung pada seberapa kuat mereka bertahan.ā€ --- Mereka tiba di aula utama. Di sana, lima orang berdiri menun

  • Pemilik Kitab Seribu BayanganĀ Ā Ā 109:Undangan ke Istana Langit

    Undangan ke Istana Langit----Kabut tebal menggulung perlahan di kaki Gunung Jinluan saat Ye Qian dan Lin Xue keluar dari gua yang baru saja mereka tinggalkan. Aura yang terpancar dari tubuh Ye Qian kini telah berubah. Lebih dalam. Lebih berat. Setiap langkahnya seolah mengguncang tanah, dan udara di sekelilingnya seperti menghindar.Namun yang paling mencolok adalah matanya—mata kirinya kini selalu berkilat gelap, tanda dari pengaktifan penuh Tanda Mata Hitam.ā€œKau berbeda sekarang,ā€ bisik Lin Xue, menatapnya dengan sedikit kekhawatiran.ā€œAku tak merasa lebih kuat. Hanya lebih... sadar,ā€ jawab Ye Qian lirih. ā€œDarah dalam tubuhku seperti berbicara, seperti ada banyak suara yang dulu dikunci.ā€Lin Xue menghentikan langkahnya dan menatap jauh ke arah utara. ā€œKau akan segera menjadi pusat perhatian. Bukan hanya sekte-sekte kecil... tapi juga para klan besar, akademi suci, bahkan mungkin... Kaisar Langit.ā€Ye Qian mengangguk. ā€œB

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status