Inicio / Rumah Tangga / Pemuas Hasrat Atasanku / Perhatian Kecil Membuat Happy

Compartir

Perhatian Kecil Membuat Happy

Autor: Atieckha
last update Última actualización: 2025-09-08 14:34:13

Luna memilih masuk ke dalam kamarnya dan mengabaikan teriakan ibu mertuanya dari bawah. Demi apa pun, dia benar-benar menyesal pulang lebih awal. Harusnya tadi dia menginap di hotel saja biar bisa istirahat dengan tenang. Tapi sekarang, setelah sampai rumah, yang dilihat justru pemandangan berantakan. Rumah kotor, tidak seperti disapu selama dia tinggal pergi, bahkan di depan kamar Arkana sampah berserakan seolah-olah tidak ada orang yang peduli.

“Perempuan macam apa yang dibawa pulang, sampai-sampai buang sampah saja nggak bisa?” gumam Luna, matanya menatap jijik ke arah lantai yang kotor.

Ia menghela napas panjang, tapi tetap melangkah masuk ke kamar. Tanpa pikir panjang, pintu kamar langsung dikunci rapat dari dalam. Ia bahkan memastikan pintu balkon tertutup rapat. Dalam hatinya ia bergumam, jangan sampai Arkana tiba-tiba manjat kayak spider-man lalu masuk seenaknya.

Luna bersandar sebentar di balik pintu. “Aku memang bukan lagi perempuan baik-baik… tapi aku jijik disentuh laki-la
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Makan Malam Bareng Nenek

    “Kenapa jadi seperti ini?” Arkana mengumpat.Arkana berusaha berdiri lagi dari kursinya dengan napas yang masih memburu. Darahnya masih terasa mendidih karena amarah yang belum bisa diredam. Baru saja ia berniat menyusul Luna yang sudah berlalu meninggalkan restoran, tiba-tiba perutnya kembali mulas seperti diremas dari dalam. Cukup keras dan membuatnya tak bisa menahan diri untuk tidak segera pergi ke toilet lagi.Rasa sakit itu datang seperti sedang bergerombolan lalu mengeroyoknya habis-habisan, membuat Arkana menunduk dan menahan pinggangnya. Ia mencoba bertahan beberapa detik, tapi rasa sakit yang semakin hebat memaksanya berlari lagi ke arah belakang menuju toilet.Di dalam sana, Arkana memegangi perutnya erat-erat, berharap rasa sakit itu segera hilang. Keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya. Ia menatap wajahnya di cermin yang tampak semakin pucat. Beberapa kali ia berusaha keluar, tapi setiap kali melangkah meninggalkan pintu, rasa mulas itu kembali menggerogotinya tan

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Membalik Keadaan

    Arkana pun kembali ke meja tempat Luna duduk. Wanita itu masih dalam posisi yang sama, menunduk, jemarinya sibuk menari di atas layar ponsel. Tidak ada sapaan, tidak ada lirikan sedikit pun. Bagi Arkana, sikap itu bukan bentuk penolakan, tapi cara Luna menutupi kerinduannya. Dalam hati, ia tersenyum puas. Ia yakin seratus persen kalau Luna sedang berjuang menahan gejolak perasaan yang masih tertinggal di hatinya.Ia menyandarkan tubuh di kursi, memperhatikan setiap gerak Luna dengan tatapan yang penuh keyakinan. Ia bahkan sempat mengatur posisi duduknya agar terlihat lebih tegap, seolah ingin menunjukkan kalau dirinya masih menjadi pusat kehidupan bagi Luna. Arkana benar-benar percaya bahwa wanita di depannya itu tidak akan bisa hidup tanpa dirinya. Semua yang mereka lalui terlalu dalam untuk sekadar dilupakan oleh Luna.Setiap kali Luna menggigit bibir bawahnya, Arkana menafsirkan itu sebagai tanda rindu. Saat Luna menarik napas panjang, ia yakin itu bentuk kegugupan. Bahkan saat L

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Sebelum Pergi ke Dukun

    Senyum Arkana mengembang di wajahnya saat melihat Luna duduk di salah satu meja restoran. Tatapan pria itu tertuju penuh pada wanita yang menjadi pusat dunianya untuk saat ini. Hari ini Luna menghubunginya lewat pesan singkat dan mengajaknya bertemu di restoran ternama. Waktu yang dipilih pun pas, tepat ketika jam pulang kantor tiba.Dalam benaknya, Arkana merasa ini pertanda baik. Dia yakin Luna merindukannya. Selama ini Arkana selalu menunggu momen seperti ini, momen ketika Luna menghubunginya lebih dulu. Menurutnya, asal Luna mau menerima keberadaan Amel—yang kini tengah mengandung anaknya—itu sudah cukup membuat hidupnya terasa menjadi lelaki yang paling bahagia di dunia ini. Arkana berjanji dalam dirinya sendiri kalau dia akan berbuat adil untuk kedua istrinya. Dia juga tidak akan membiarkan Amel menyakiti atau merendahkan Luna lagi. Terlebih penampilan Luna saat ini jauh lebih menarik untuk dipandang ketimbang penampilan Amel. Mungkin dulu karena Luna terlalu sibuk mengurus pek

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Bukti yang Dicari

    “Kalau kita nanti menikah, kamu pasti gak boleh kerja sama nenek,” ucap Devan. Keduanya sudah berada di apartemen. Devan memeluk Luna dari belakang, tangannya menyentuh dada sang sekretaris.Luna menghela napas berat, “sepertinya jalan kita menuju ke pelaminan akan sangat berat, Pak. Tak ada seorang nenek yang ingin cucunya menikahi janda. Bapak itu bukan orang biasa.” Luna tak cukup yakin dia akan diterima di keluarga Devan. Karena Devan pantas bersanding dengan wanita terhormat.Devan membalik tubuh Luna, menatap lekat wanita cantik di hadapannya ini dengan penuh cinta, “sudah kubilang Nene itu janda. Punya anak pula. Nasibnya sama persis sepertimu, dia selalu menjadi pelampiasan amarah suaminya. Nenek juga mengalami KDRT. Bedanya kamu sekretarisku, sementara nenek dan kakek dijodohkan oleh teman mereka. Kalau itu kakek juga sedang ada di puncak karir. Menurutku janda ataupun tidak bukanlah hal yang diutamakan oleh nenek. Nenek hanya ingin aku hidup bahagia dengan wanita yang ku cin

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Rindu Desahanmu

    Jika Arkana sedang bermesraan dengan Briella, beda halnya dengan Amel yang kini sedang menerima tamu. Tamunya itu adalah Nyonya Wijaya. Sejak bel rumah berbunyi Amel sudah ngomel-ngomel karena kegiatannya terusik setelah bangun dari tidur siang. Sementara pelayan di rumah ya sedang disuruh keluar untuk berbelanja.Ceklek“Nyari siapa ya, Bu?” tanya Amel saat membuka pintu rumahnya. Wajahnya tampak datar, seolah enggan menyambut tamu yang datang.“Saya mau bertemu dengan Yuli,” jawab Nyonya Wijaya sambil memperhatikan Amel dari atas ke bawah.“Mau ngapain?” suara Amel terdengar ketus. Ia sama sekali tidak terlihat sopan pada wanita yang sudah jauh lebih tua darinya. Dalam hati, Amel merasa risih kalau ada orang datang menemui ibu mertuanya. Namun Nyonya Wijaya tidak terima dengan sikap itu, beliau membalas dengan ketus. “Terserah saya mau ngapain. Kenapa kamu bertanya seperti itu? Kalau saya datang mencari pemilik rumah ini, tinggal kamu kasih tahu saja orangnya ada apa tidak,” sahut

  • Pemuas Hasrat Atasanku    Gak Tahan

    “Bukan begitu maksud saya, Pak Devan,” potong Arkana, dia tak ingin tiba-tiba Devan mengadu pada Tuan Baron.“Tapi, selama saya memimpin perusahaan Wijaya Group, belum pernah saya merevisi kontrak kerja sama yang sudah ditanda tangani, Pak Arka. Jadi saran saya, kalau misalnya Bapak sibuk dengan bisnis lain, sebaiknya bilang terus terang pada Tuan Baron untuk mencarikan pengganti. Karena sekali lagi, saya di sini mempekerjakan puluhan ribu orang. Dan tentu saja, seperti yang tadi saya bilang, proyek yang perusahaan kami tangani bukan hanya proyek kerja sama dengan Amora Group.” Devan bicara penuh penekanan, ia sama sekali tidak memberi ruang pada Arkana untuk tawar-menawar.Arkana terdiam. Mulutnya sempat terbuka, tapi tidak ada kata yang keluar. Tangannya yang sejak tadi menggenggam pulpen kini hanya dimainkan di atas meja. Dia jelas tersudut.“Pak, masa sih gak bisa direvisi? Kita kan proyeknya jangka panjang. Anda seharusnya bisa merubah sedikit saja untuk perjanjian yang sudah d

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status