Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Bab 120. Perdebatan Sengit

Share

Bab 120. Perdebatan Sengit

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-03-05 07:00:44

Keesokan paginya, Rosalina mencari Bryan, namun Bi Lastri mengatakan bahwa sedari malam Bryan belum juga pulang.

Fredrinn yang tengah sibuk memasang dasi langsung menjawab pertanyaan istrinya itu. “Mama jangan cari-cari Bryan lagi! Bryan sudah Papa usir dari rumah! Dia tidak boleh lagi menginjakkan kakinya ke rumah ini!”

Rosalina membelalakkan mata begitu mendengar jawaban Fredrinn. Bi Lastri yang mendengarnya pun ikut terkejut.

“Apa!? Papa ngusir Bryan? Kenapa Papa melakukan itu?” tanya Rosalina meminta penjelasan.

“Anak itu sudah keterlaluan, Ma! Ternyata dia membohongi Papa! Dia membeli apartemen mahal untuk gadis kampung itu! Padahal gadis kampung itu ngomong ke Papa minta resign, mau pulang kampung merawat bapaknya yang sedang sakit. Tau-taunya mereka lagi asik berduaan di apartemen itu! Papa menangkap basah mereka sedang bertelanjang di kolam renang! Ini bukan pertama kalinya, waktu itu Papa juga melihat mereka berciuma

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
orang kalau udah sama² cinta sama² suka kenapa tak dinikahkan aja. ferdinan terlalu egois dan mungkin malu punya calon mantu dari orang miskin
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 136. Pemuas Hasrat Liar Suamiku

    Nina menerima uluran tangan itu dengan senyuman manis.“Aku ingin kita menikmati malam ini dengan berdansa dan diakhiri dengan bergoyang pinggul sampainya ranjang patah-patah dan dengkul bergetar,” bisik Bryan secara brutal anti sensor club.Sebelum berdansa, Bryan menyetel musik terlebih dahulu. Musik yang begitu romantis dengan alunan nada merdu.Cinta satu malam, oh indahnyaCinta satu malam, buatku melayangWalaupun satu malam, akan selalu ku kenang dalam hidupku“Hm, Mas? Apa kamu gak salah lagu? Masa iya cinta satu malam? Kan cinta kita sampai akhir hayat, bukan satu malam doang,” tegur Nina membuat Bryan tersadar.“Eh iya. Salah setel.”Akhirnya Bryan menyetel lagu yang cocok untuk dipakai berdansa malam ini.Pasangan suami istri itu pun berdansa mengikuti ritme. Bryan membuat Nina berputar sesuai alunan nada hingga vertigonya kambuh. Wkwkw.

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 135. Riko Sedikit Iri

    “Ashiaapp!!” sahut Rozak ala-ala Atta Halilintar.“Iya, Pak. Mampir kapan saja, pintu rumah selalu tertutup bahkan tergembok untuk Bapak Rozak,” ujar Fredrinn berniat ngejokes ala Bapack-bapack. Sayangnya jokesnya itu tidak lucu sama sekali. Namun Rozak justru tertawa.Akhirnya pamit juga Rozak dan Aliyah.Fredrinn dan Adelina juga berpamitan dari hadapan yang lainnya. Mereka ingin beristirahat di kamar. Begitu pula dengan para ART yang izin mundur diri.Kini hanya tersisa Nina, Bryan, Riko beserta empat bocil di ruang makan itu.“Ayo anak-anak. Kalian juga masuk ke kamar! Cuci tangan, cuci kaki, cuci muka dan jangan lupa gosok gigi!” seru Nina yang diangguki oleh keempat anaknya itu.Riko tersenyum lebar melihat keempat ponakannya yang mudah sekali diatur oleh Nina.“Mereka ini penurut sekali,” puji Riko. “Pasti kakak mendidik mereka dengan sangat baik. Makanya mereka semua bisa j

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 134. Keluarga Cemara

    Keesokan paginya, Nina melihat Bryan sedang menyetrika pakaian kerjanya. Hari masih pagi buta, tapi Bryan sudah sibuk bersiap-siap menuju kantor.“Kamu mau ke mana, Mas?” tanya Nina yang baru saja terbangun dari tidurnya. Bahkan matanya belum terbuka dengan sempurna.“Mulai hari ini aku akan ke kantor, sayang. Aku akan bekerja seperti biasa sebagai direktur,” jawab Bryan dengan pandangan mata yang masih terfokus pada setrikaannya.Nina bangkit dari tidurnya, mengubah posisi menjadi duduk. Dia masih menguap sesekali. Jujur saja rasanya ingin sekali dia melanjutkan tidur, tapi tidak enak karena suaminya sendiri lagi sibuk-sibuknya.“Kamu yakin mau bekerja seperti biasa, Mas? Aku kira status kamu masih jadi tahanan rumah. Kalau kamu ditangkap lagi oleh polisi karena ketahuan melanggar peraturan, bagaimana dong?”“Dari kemarin-kemarin aku kan sudah melanggar peratur

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 133. Pengen Bercinta (21+)

    Dua minggu kemudian.Setelah dua mingguan lebih dirawat di rumah sakit, Nina sudah diperbolehkan pulang ke rumah dengan catatan tidak boleh banyak bergerak agar luka tembaknya di perut itu segera pulih dengan baik.Malam itu, Bryan sedang membantu Nina memakai pakaiannya. Namun tiba-tiba Nina menyambar bibir Bryan dengan mendaratkan sebuah ciuman ringan di bibir suaminya itu..“Eh, sayang. Jangan memancing dong.”“Mas, aku pengen,” bisik Nina. “Sudah lama kita gak begituan.”Bryan paham dengan kode istrinya itu. “Tapi luka kamu kan belum kering seratus persen, sayang.”Nina melirik luka di perutnya yang masih diperban. Ya, dia akui walaupun sudah tak terasa nyeri, tapi dia belum bisa bergerak dengan leluasa. Dan hal itu akan mempengaruhi mereka nantinya jika melakukan hubungan suami istri.“T-tapi aku udah gak bisa nahan gimana dong, Mas?”Nina memasang wajah manjanya,

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 132. Nasib Jomblo

    “Kita ke rumah sakit dulu ya. Soalnya Bryan ada di sana,” ujar Fredrinn kepada Riko yang tengah mengemudi mobil.“Loh, siapa yang sakit? Bryan?” tanya Adelina yang mendadak khawatir.“Bukan. Tapi menantuku,” jawab Fredrinn.“Oh. Bryan ternyata sudah menikah, ya?” tanya Adelina lagi.“Iya. Bahkan sudah punya anak empat.”Adelina kemudian melirik ke Riko. “Kalau kamu kapan rencana nikah, Nak?”Bless! Hati Riko terasa tertancap duri saat mendapatkan pertanyaan menohok seperti itu.“Mama nih apaan sih? Kok langsung nanya begitu?” balas Riko tidak terima ditanya demikian.“Mama kan cuman nanya. Gak salah toh?”“Salah dong! Salah banget malah!”“Salahnya di mana?”“Jelas salah. Tidak seharusnya Mama bertanya seperti itu.

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 131. Ibu untuk Bryan

    Keesokan harinya, Fredrinn mengajak Riko mengunjungi kantor cabang Lawrence Company. Di sana, Fredrinn memperkenalkan Riko sebagai anaknya sekaligus penerusnya dalam mengelola perusahaan itu.“Saya kira anak Pak Fredrinn cuman Pak Bryan,” celetuk salah satu karyawan yang terdengar jelas di telinga Fredrinn.“Tidak. Riko juga anak saya. Cuman baru terungkap sekarang,” jawab Fredrinn santai.“Semacam program investigasi ya, Pak. Baru terungkap sekarang.”“Iya, begitulah.”Setelah selesai memperkenalkan Riko kepada semua karyawan di kantor itu, Fredrinn lalu mengajak Riko untuk menemui Adelina, ibu kandungnya.“Kenapa Papa mengajak aku ke tempat ini?” tanya Riko setelah mereka tiba di rumah Adelina.“Ini adalah rumah mama kandung kamu. Walaupun kamu tidak tertarik untuk mengetahui siapa mama kamu, tapi tetap saja kamu h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status