Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Bab 127. Aku Tidak Berguna

Share

Bab 127. Aku Tidak Berguna

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-03-07 07:00:17

“Di dekat sini, Mas. Aku tadi pagi lihat di sosmed, ada orang nyari pekerja. Kerjanya jagain jualan sosis panggang dan lain-lain aja sih. Tapi karena kita kepepet butuh duit, ya udah aku datangin aja tempat itu. Alhamdulillah aku diterima dan langsung kerja hari ini juga.”

Nina lalu merogoh sakunya dan menyerahkan uang 25 ribu kepada Bryan. “Ini gaji aku, Mas. Kebetulan sistem gajiannya per hari.”

Bryan melihat uang itu dan merasa miris. ‘Astaga, dia bahkan rela kerja dengan gaji 25 ribu per hari. Berarti cuma 750 ribu sebulan. Itu pun belum nutupi biaya kontrakan. Sedangkan aku tadi ditawarin kerja jaga toko 1,2 per bulan, tapi aku tolak karena gajinya kecil banget. Harusnya aku gak milih-milih pekerjaan seperti Nina.’

“Kenapa dilihat aja, Mas? Ambil aja. Aku tau kamu udah laper. Kamu beliin aja nasi goreng di depan gang kita. Kalau kamu nungguin aku masak dulu, pasti lama. Aku gak tega lihat kamu kelaparan, Mas.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 128. Membuang Gengsi

    Bryan kembali berkeliling mencari kerjaan. Kali ini, ia tidak lagi naik ojek ataupun kendaraan umum lainnya. Seperti kata Nina, mereka harus berhemat.Di perjalanan, tanpa sengaja Bryan bertemu dengan William, anak dari rekan bisnis ayahnya.Saat ini William terjebak macet dan ia melihat sosok Bryan yang tengah berjalan kaki di trotoar.“Hai, Bryan!” pekik William sembari melambaikan tangan dari jendela mobil.Bryan pun menghampiri.“Kamu Bryan, kan? Anaknya Pak Fredrinn?” tanya William memastikan. Soalnya dia agak ragu melihat penampilan Bryan yang jauh dari kata mewah, wajahnya pun tampak kusam. Maklumi saja sudah jarang skincare-an, apalagi ia harus keliling kota Jakarta yang penuh polusi, terpapar sinar matahari pula.“Iya, benar. Saya Bryan. Kamu siapa?”“Masa kamu lupa? Aku William, anaknya Pak Heru! Kamu waktu itu datang ke pesta orang tua ku kok.”“Oh iya, maaf. Saya

    Last Updated : 2025-03-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 129. Positif

    “Apa gak boleh, sayang? Kita udah lama gak begituan. Aku butuh itu biar staminaku makin joss.”Nina menggeleng pelan. “Aku gak mau, Mas. Tetangga kita kan taunya kita saudara. Kalau kita begituan, terus mereka denger gimana? Kontrakan kita ini dempetan loh, Mas!”“Kamu jangan desah. Biar gak kedengaran tetangga,” bisik Bryan lagi.“Ta-tapi, Mas—”Belum selesai Nina berbicara. Bryan langsung menyergap bibirnya sambil meremas-remas payudaranya.Tapi tiba-tiba Nina mendorong Bryan agak menjauh karena merasa mual“Hoek… hoek…”Bryan menjadi keheranan. “Kok kamu malah mual, sayang? Apa asam lambungmu naik lagi? Tapi kan makanmu selalu teratur?”Nina langsung bangkit dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.“Kamu muntah, sayang?” tanya Bryan setelah Nina keluar dari kamar mandi.Nina menggeleng pelan. “Cuma

    Last Updated : 2025-03-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 130. Keguguran?

    Hari demi hari, Bryan semakin iba melihat Nina yang rela bekerja dalam keadaan hamil muda. Apalagi di saat pulang bekerja, Bryan memperhatikan wajah Nina yang terlihat pucat karena kelelahan. Nina juga sering merasa pusing dan mual-mual di pagi hari.Semenjak pulang pergi ke tempat kerja menggunakan jasa ojek, Nina lebih duluan tiba daripada Bryan. Biasanya sebelum jam enam sore, Nina sudah sampai di kontrakan, sedangkan Bryan sesudah maghrib baru pulang. Maklum, lokasi proyek tempat Bryan bekerja sangat jauh dari tempat mereka tinggal.Sore ini, Nina langsung rebah di tempat tidurnya setelah pulang dari berjualan. Bahkan gadis itu belum mandi dan memasak buat Bryan untuk makan malam, Nina sudah tidak sanggup lagi bergerak, kepalanya serasa mau pecah.Baru lima menit rebahan, Nina segera bangkit hendak memasak.“Aku harus kuat. Kasihan Mas Bryan kalau pulang kerja nanti, tapi makanan belum siap.”Baru saja ia menyalakan kompor, hendak m

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 131. Perjuangan Bryan

    “Aku… a-ku nangis karena terharu, Mas. Selama ini kamu sangat perhatian. Kamu rela bangun subuh, kerjain semua pekerjaan yang seharusnya aku lakukan. Kamu bahkan belajar masak demi aku. Sudah berapa hari ini aku gak nyentuh dapur, semuanya kamu yang siapin. Padahal kamu juga bekerja, dari pagi sampai sore. Pulang ke rumah, sempat-sempatin masak makan malam buat aku, terus kerja lagi sampai larut malam. Aku di sini gak enak sama kamu, Mas. Aku membebani kamu. Aku gak kerja apa-apa, sedangkan kamu mati-matian kerja. Aku merasa gak berguna, Mas.”Bryan memeluk Nina untuk menenangkannya. “Jangan ngomong begitu, sayang. Kamu gak beban kok. Kamu kan sedang hamil muda. Aku gak mau kamu kecapean. Selama aku masih sanggup dan sehat wal-afiat, aku ikhlas kok mengerjakan semuanya. Aku sama sekali gak keberatan. Kamu cukup sambut aku pulang saja dengan senyuman manis kamu, energi aku kembali terisi penuh kok.”“Sudah ya, sayang. Jangan mikirin

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 132. Semakin Manja

    Hari ini, Bryan memutuskan untuk tidak bekerja. Ia sudah menghubungi William melalui ponsel Nina, William pun memahami kondisi Bryan.Sekarang Nina dan Bryan sedang menunggu obat dari dokter setelah mereka mengontrol kehamilan Nina yang sudah berusia enam minggu.Setelah menerima obat tersebut, mereka memutuskan untuk pulang menaiki motor matic bekas yang baru pagi ini mereka beli.“Mas, singgah dulu ya. Aku kepengen makan rujak, Mas,” ucap Nina sembari menunjuk penjual rujak di pinggir jalan.Bryan langsung menghentikan motornya di depan si penjual dan memesan rujak tersebut.Setibanya di rumah, Nina justru tidak menyentuh rujak itu sama sekali. Hal ini membuat Bryan bertanya-tanya.“Kok gak di makan rujaknya, sayang?”“Entahlah, Mas. Selera makanku hilang. Kamu aja yang makan rujaknya, Mas.”Dua puluh menit berlalu, Nina benar-benar tidak menyentuh rujak itu. Bryan pun memutuskan untuk menghabisinya daripada mubazir.“

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 133. Nyonya Kritis Lagi

    Bryan menatap lekat manik mata gadisnya itu. “Kita harus nikah secepat mungkin, sayang. Kandungan kamu sudah enam minggu. Sampai kapan kita bisa menyembunyikan kehamilan ini dari tetangga? Mungkin sekarang, kita masih bisa tenang dan santai. Karena perut kamu masih kecil. Tapi lama-lama, perut kamu ini bakalan membesar. Orang-orang pasti curiga sama kita. Kita bakalan diusir dari sini dan dilaporin ke RT! Bisa-bisa kita masuk berita dan viral! Belum lagi kalau sampai ibu dan bapak kamu tau kalau kamu ini sedang hamil. Apa tanggapan mereka? Makanya aku harus ke rumah, sekali lagi aku ingin berjuang mendapatkan restu dari Papa. Supaya Papa mau ketemu dengan orang tua kamu di kampung untuk membicarakan pernikahan kita. Biarlah kita menikah secara sederhana tanpa pesta segala macam. Yang penting sah dan ada buktinya.”“Tapi kalau Papa kamu masih gak setuju gimana, Mas? Bapak aku juga gak bakalan merestui hubungan kita kalau Papa kamu sendiri belum merestui kita,” ucap Nina sendu.

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 134. Masuk ICU

    Bi Lastri hanya menghela napas setelah mendengar jawaban dari Bryan.“Terus sekarang gimana keadaan Mama? Mama baik-baik saja, kan?” tanya Bryan lagi.“Nyonya tidak baik-baik saja, Tuan.”Mendengar jawaban Bi Lastri sukses membuat Bryan semakin cemas. Ia pun segera melangkahkan kaki hendak masuk ke dalam sana. Tapi Bi Lastri mencegahnya dengan cepat.“Sebaiknya jangan masuk dulu, Tuan!”“Kenapa, Bi?”“Soalnya Papanya Tuan kayaknya marah besar kalau sampai melihat Tuan datang ke sini!”“Aku gak peduli, Bi! Aku cuman mau lihat Mama sekarang.”Bryan mengabaikan kalimat Bi Lastri. Ia segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Sedangkan Bi Lastri menghela napas pasrah.Rasanya ingin mengeluarkan air mata kala melihat sang ibunda kini terbaring tak berdaya di ranjang perawatan dengan selang oksigen yang membantunya bernapas. Fisik Rosalina semaki

    Last Updated : 2025-03-09
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 135. Bungkam

    ‘Aduh, apa ya? Sekali lagi kalau salah, hp ini bakalan terblokir.’ Bryan mulai menyerah, padahal ia sudah memasukkan tanggal mereka jadian, tanggal lahir Nina sampai tanggal lahirnya sendiri. Namun tetap salah.‘Aduh, sandinya apa sih? Masa tanggal lahir Sehun EXO? Gak mungkin deh.’ Bryan iseng-iseng mencobanya, dan benar saja ponsel itu langsung terbuka.Bryan menggerutu dalam hati. ‘Bisa-bisanya tanggal lahir Sehun dijadikan password hp! Ada-ada saja!’Bryan mulai mengecek pesan dan log panggilan di ponsel tersebut. Memang benar, sekiranya ada sepuluh panggilan tidak terjawab dari minggu lalu dan banyak pesan masuk yang sudah dibaca.Semua pesan dan panggilan itu dari nomor Bi Lastri. Bryan yang penasaran mulai membaca satu per satu pesan dari Bi Lastri.[Nduk, ini Bi Lastri. Kamu masih menyimpan nomor Bibi, kan? Kenapa telpon Bibi gak kamu angkat, Nduk?][Kamu sibuk ya, Nduk?][Apa kabar kalian d

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 22. "Ayo, Cerai!"

    Di sisi lain, Nina sedang meratapi nasibnya. Wanita itu berdiri di tepi jembatan flyover sembari termenung. Pandangannya kosong. Manik matanya memandangi kendaraan yang berlalu-lalang di bawah fly over tersebut.Nina kembali terisak mengingat kejadian yang dia lihat di kantor. “Ah sial. Aku menangis lagi. Kenapa air mata ini gak mau berhenti sih?” umpat Nina di sela-sela isakan tangisnya.Sudah beberapa jam Nina berdiam diri di fly over itu bagaikan orang gila. Nina sengaja tidak pulang ke rumah dan tidak mengaktifkan ponselnya agar Bryan merasa bersalah lalu mencari-carinya. Tetapi Nina merasa Bryan sudah tidak peduli lagi padanya. Buktinya, hari hampir malam, tetapi Bryan masih juga belum menemukannya di tempatnya sekarang ini.“Kenapa aku goblok banget ya nungguin dia? Dari tadi diam di sini terus. Kenapa dia belum muncul-muncul juga? Seluas apa sih kota Jakarta sampai dia gak bisa menemukan aku di sini? Atau jangan-jangan dia gak nyariin aku? Apa dia masih b

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 21. Nina Menghilang

    Bryan kemudian ikut berlari meninggalkan ruangan, hendak menyusul Nina.“Nina!! Tunggu aku!” teriak Bryan saat melihat istrinya sudah berada di anak tangga pada lantai bawah. “Nina! Jangan salah paham! Dengarkan penjelasanku dulu!”Bryan terus mengikuti langkah istrinya yang cepat itu sampai di lobi kantor.“Nina! Jangan lari dong. Aku gak sanggup ngejar kamu,” teriak Bryan lagi. Namun istrinya itu tetap menggerakkan kakinya keluar dari gedung. Sementara Bryan memilih untuk berhenti dan mengatur napasnya yang sudah tidak beraturan.“Oh My God! Kepalaku seperti diputar-putar. Rasanya mau pingsan,” keluh Bryan dengan napas yang terputus-putus.Salah satu karyawannya menghampirinya dan bertanya, “Pak Bryan baik-baik saja?”Bryan menggeleng. “Tidak. Saya tidak baik-baik saja. Tolong susul istri saya itu. Cegat dia. Jangan sampai dia pergi.”“Baik, Pak.”

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 20. Ketahuan Selingkuh?

    “Tidak. Kamu ini jangan asal menuduh.”Nina merebahkan tubuhnya di ranjang mengikuti Bryan yang lebih dulu rebah di sana. Nina menoleh ke suaminya yang tidur dengan posisi membelakanginya. “Mas, kamu langsung mau tidur ya? Kamu gak mau minta jatah dulu?” tawar Nina.“Iya, sayang. Aku mau langsung tidur,” jawab Bryan tanpa berbalik badan.Tubuh Nina makin menempel ke tubuh Bryan. Nina sengaja ingin memancing gairah suaminya. Nina lalu memeluk erat Bryan kemudian berkata dengan manja. “Kok gitu, Mas? Biasanya kan kamu gak bisa tidur kalau gak dilayani dulu. Ayo, Mas. Kita habiskan malam ini dengan bercinta menggunakan seribu macam gaya.”Bryan menjauhkan tangan Nina yang melingkar di perutnya. “Lain kali saja ya, sayang. Aku benar-benar lelah malam ini. Aku mau tidur sekarang.”“Mas, ayo dong. Kita main! Aku kebelet, Mas. Pengen dicolokin sama kamu,” ucap Nina berusaha menggoda i

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 19. Masih Tertutup

    Sudah lima hari Nina bedrest di rumah sakit akibat pendarahan yang dialaminya, hingga menyebabkan janinnya gugur di dalam kandungan. Kini saatnya Nina kembali pulang ke rumah setelah memeriksa kondisinya. Dengan senyum yang merekah, Nina merapikan pakaiannya dan menunggu suaminya yang sedang mengurus administrasi rumah sakit.Bryan tersenyum sumringah melihat istrinya yang sudah siap dan tampak segar saat dia masuk ke dalam ruang rawat inap. Bryan lalu mencium bibir ranum Nina yang semakin hari terlihat semakin menggoda.“Sudah siap pulang ke rumah?” tanya Bryan sambil mengarahkan lengan kanannya untuk dirangkul istrinya.“Sudah dong, Mas. Aku sudah siap dari tadi. Ayo kita pulang sekarang, Mas. Aku sudah gak sabar mau ketemu dengan anak-anak,” sahut Nina. Dengan cepat dia melingkarkan tangannya di lengan kanan suaminya. Namun, Nina melepaskan lagi tangannya yang sudah melingkar manis di lengan Bryan, kala pria itu tiba-tiba menghentikan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 18. Bryan 'Misterius'

    “Sudah beribu kali aku katakan padamu. Aku cinta sama kamu.”Nina merasa sedikit lega mendengar jawaban Bryan. Meskipun belum bisa dipastikan benar atau tidaknya.Di saat Bryan tengah memeluk tubuh istrinya, tiba-tiba pintu kamar ruang rawat inap itu terbuka. Aliyah dan Rozak beserta keempat anaknya berjalan memasuki ruangan.“Mama!” seru anak-anaknya secara bersamaan.Nina sontak melepaskan diri dari pelukan suaminya dan merentangkan kedua tangan, menyambut keempat anaknya.“Nana, Yaya, Lala, Jojo, sini sayang!” ucap Nina dengan tatapan penuh kerinduan.Walaupun keempat anaknya itu setiap hari mengunjunginya di rumah sakit, tapi tetap saja Nina merasa rindu pada anak-anaknya.Bryan membawa keempat anaknya ke atas ranjang perawatan dan menempatkan mereka di sisi Nina, kiri dan kanan.“Mama kapan pulangnya? Yaya kangen sama Mama,” ucap Cattleya ketika berada dalam pelukan ibunya. Dia menatap ibunya dengan tatapan penuh kerinduan.“Iya, Lala juga kangen sama Mama. Pengen Mama cepat-cepa

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 17. Kabar Duka

    Bryan mondar-mandir berjalan di depan ruang UGD seraya mengusap wajahnya berulang kali. Sementara Pak Jaka hanya duduk di kursi tunggu sembari memperhatikan majikannya yang dari tadi bergerak gelisah.“Mendingan Tuan duduk saja dulu di kursi,” ucap Pak Jaka.“Tidak bisa, Pak. Aku khawatir sama istriku. Kenapa sih dia harus menyusul aku ke hotel? Kenapa Pak Jaka mau saja mengantarkannya menemuiku?”“Maaf, Tuan. Tapi Nyonya sendiri yang mau bertemu dengan Tuan. Katanya sih ada hal penting yang mau disampaikan kepada Tuan. Nyonya juga tampaknya bersemangat sekali ingin bertemu dengan Tuan,” jelas Pak Jaka, sedikit merasa bersalah.Bryan memutuskan untuk duduk sembari menghela napas panjang. “Sesuatu yang penting seperti apa yang ingin dia katakan kepadaku sampai harus mengorbankan nyawanya?” gumam Bryan pelan kemudian kembali mengusap wajahnya.Tak lama kemudian, seorang dokter muncul dari dalam ruang UGD yang pintunya baru saja terbuka.“Apa Anda suaminya Ibu Nina Anatasya?” tanya dokte

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 16. "Papa Selingkuh, Ya?"

    “Mama juga gak tau. Kita samperin Papa sekarang yuk.”Nina menguatkan dirinya sendiri untuk melanjutkan langkahnya menghampiri sang suami.Bryan sedikit terkejut ketika melihat Nina dan juga anak sulungnya berada di bandara.“Nina? Kenapa kamu bisa ada di sini? Aku kan gak nyuruh kamu menjemputku di bandara,” ucap Bryan dalam kondisi yang masih bergandengan tangan dengan wanita cantik di sebelahnya.“Kenapa, Mas? Supaya kamu bisa mesra-mesraan dengan wanita ini ya?” semprot Nina. Nina menoleh lalu melemparkan tatapan tajamnya ke arah wanita itu. “Bisa lepasin tangan suami saya?”Dengan cepat wanita itu melepaskan tangannya di lengan Bryan dan berdiri agak menjauh dari Bryan. “Maaf, Bu. Saya hanya menjalankan tugas saja.”Nina menyipitkan matanya kala mendengar suara itu. Suara yang familiar. ‘Oh ternyata ini wanita yang juga mengangkat telponku waktu itu.’“

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 15. Menyambut Bryan

    Dua minggu kemudian…Nina terkesiap ketika menatap kalender. Dia baru menyadari kalau saat ini dia telah terlambat datang bulan. Dalam perhitungannya, sudah ada dua bulanan dia tidak mengalami datang bulan. Seketika tangannya mengelus perut ratanya. Senyum merekah dari bibirnya yang ranum.Nina memang belum memeriksakan dirinya ke dokter kandungan untuk memastikan apakah benar dia hamil atau tidak. Namun, ciri-ciri kehamilan sudah dia alami saat ini. Dia sering mengantuk dan pusing pada pagi hari dengan disertai mual. Sehingga hal itu, membuat Nina yakin bahwa dirinya memang tengah mengandung buah hatinya.“Mas Bryan pasti senang kalau tau ada buah cinta kami di dalam sini. Nanti setelah Mas Bryan sampai, aku akan memintanya untuk menemaniku ke dokter kandungan. Dia pasti sangat antusias,” ucap Nina bermonolog.Sesuai janji yang pernah Bryan katakan sebelumnya, hari ini adalah hari kepulangan Bryan ke Jakarta. Saat ini Bryan sudah berad

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 14. Stop Menghindariku, Mas!

    Nina terdiam cukup lama sebelum memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan anaknya. “Papa pasti pulang kok,” jawabnya penuh yakin di hadapan anak-anaknya.“Kalau misalnya Papa gak mau pulang gimana, Ma?”“Kenapa Lala ngomong gitu? Papa pasti pulang ke rumah.”“Siapa tau Papa ketemu anak-anak yang lebih baik dari kami. Makanya Papa gak mau nelpon dan bicara sama kami,” cetus Khaylila.“Lala kok bisa kepikiran seperti itu? Jangan pikir yang macam-macam ya, sayang. Papa di sana cuman kerja doang. Gak buat yang aneh-aneh.”“Soalnya di sekolah, Lala punya teman yang Mama Papanya udah pisah.”Kata-kata anak berusia empat tahun itu sukses membuat air mata Nina luruh seketika. “Kalau Papa ketemu anak-anak baru di sana, ya udah, berarti Mama juga harus cari Papa baru buat kalian. Bagaimana? Mantap kan rencana Mama?”“Tapi pilih Papa barunya jangan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status