Share

Bab 144. Relakan!

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-03-12 22:00:47

Singkat cerita, keesokan harinya, Rosalina sudah selesai dimakamkan. Beberapa keluarga jauh yang mendapat kabar duka ini langsung terbang ke Jakarta, menemui Fredrinn untuk menyampaikan rasa duka citanya.

Saat ini rumah Fredrinn dipenuhi oleh sanak saudara, mereka datang jauh-jauh dari Bali, Malaysia, bahkan dari Singapura, semuanya hadir ingin menyaksikan pemakaman Rosalina. Adapun keluarga yang menetap di Belanda dan Inggris, mereka tidak bisa hadir, karena tidak akan sempat. Mereka hanya memberi ungkapan bela sungkawa melalui pesan pribadi kepada keluarga inti Lawrence.

“Kamu yang tabah, Fredrinn. Our prayers are always with you.

Fredrinn hanya mengangguk lemah dengan mata yang sembab saat sepupu jauhnya memberikan ucapan bela sungkawa.

“Fredrinn, kenapa aku tidak melihat keponakanku? Di mana, Bryan?” tanya Jenna, saudara perempuan Fredrinn yang tertua.

“Anakku juga sedang sakit, Kak Jen. Dia masih dirawat

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 145. Siuman

    “Tolong saya, Nina. Sudah cukup saya kehilangan istri saya. Saya tidak mau lagi kehilangan anak saya. Saya tidak mau melihat Bryan menderita seumur hidup. Jika dia terus bersamamu, Bryan akan merasa bersalah setiap harinya karena dia tidak bisa lagi mencari uang untuk kamu. Bryan akan merasa hidupnya tidak berguna. Jadi saya minta ke kamu, tolong lupakan saja anak saya. Semua demi kebaikan Bryan juga. Kamu harus tau bahwa cinta sejati itu tidak harus memiliki, cinta yang tulus itu saat kamu rela melepaskan Bryan demi menjalani kehidupannya yang lebih baik. Saya juga yakin kamu akan mendapatkan pengganti yang lebih baik dari anak saya.”Fredrinn mulai meneteskan air matanya. “Sungguh saya tidak bisa melihat anak saya sendiri harus menanggung beban berat seperti ini. Hidup di kota ini juga akan membuat Bryan merana karena terus mengingatkannya kepada istri saya yang sudah tiada. Saya mau anak saya membuka lembaran baru di negara orang dan melupakan semua kenangan buruk selama t

    Last Updated : 2025-03-12
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 146. Cinta itu Duka

    'Di saat kamu membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak ada di samping kamu, Mas.Kamu jangan mencariku lagi, Mas. Aku memutuskan untuk pulang ke kampung. Kamu jangan cemaskan janinku ini. Biar aku saja yang merawat anak kita.Kata dokter, kamu bakalan lumpuh selamanya, Mas. Aku tidak sudi hidup bersama pria cacat sepertimu. Kalau aku tetap di sini, aku akan repot setiap hari ngurusin kamu.Kamu sudah tidak berguna lagi untuk aku, Mas. Kamu gak bakalan bisa mencari uang untuk menghidupi aku serta anak kita nanti.Lebih baik aku pergi saja terus mencari laki-laki lain yang lebih sehat, lebih ganteng, dan tentunya yang punya duit lebih banyak dari kamu.Kamu kembali saja ke Papamu, Mas! Aku dari dulu emang gak pernah cinta sama kamu kok. Aku cuman memanfaatkan kamu saja karena kamu kaya raya.Sekarang kamu sudah gak ada artinya bagiku, karena kamu cacat!Jangan hubungi

    Last Updated : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 147. Jodoh untuk Nina

    Nina menggeleng pelan. “Tidak, Bu. Nina sanggup merawat bayi ini sendirian. Nina akan mencari pekerjaan untuk membiayai bayi ini sampai dia besar.”“Bukan masalah sanggup atau tidaknya, Nak. Tapi soal harga diri. Apa kata tetangga nantinya setelah mereka tau kamu hamil di luar nikah? Keluarga kita akan menjadi bahan pergunjingan warga-warga di kampung ini, Nak. Ibu tidak mau nama keluarga kita jadi buruk di mata orang lain. Apalagi kamu ini perempuan, pasti mereka bakalan menjelek-jelekkan kamu, menginjak harga diri kamu dan mengecap kamu sebagai gadis murahan, Nak. Ibu tidak mau hal itu terjadi padamu.”“Nina terima resikonya, Bu. Nina gak peduli dengan omongan orang nantinya.”Aliyah menghela napas kemudian kembali membujuk anaknya. “Janganlah kamu keras kepala, Nak. Ikuti saran ibu. Nikahlah. Ini juga demi kebaikan kamu sendiri dan bayi ini. Kamu butuh pendamping, Nak. Biar kamu enak, saat melahirkan ada yang menemani

    Last Updated : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 148. Diskusi Pernikahan

    Keesokan harinya, Nina bersama ibunya datang ke rumah Maya yang jaraknya lumayan jauh. Di sana, Maya juga sudah menunggu kedatangan tamunya. Kemarin malam, Aliyah memang telah menginfokan soal kedatangan mereka ini. Jadinya Maya sudah menyiapkan beberapa cemilan dan jamuan lain untuk menyambut Aliyah dan Nina.“Assalamualaikum,” pekik Aliyah.Maya yang mendengarnya langsung menjawab salam itu dan mempersilakan tamunya masuk.Maya menerbitkan senyum saat melihat anak gadis Aliyah. (Gadis tapi tak perawan. Wkwwk)“Anakmu iki makin ayu tenan,” puji Maya. Maya lalu melihat perubahan fisik Nina yang semakin berisi. “Kamu makin gemuk aja ya. Padahal terakhir saya lihat kamu, kamu masih kurus kering,” ucap Maya kepada Nina.“Yaa, maklumi saja, Bu Maya. Anak saya kan baru balik dari Jakarta. Di sana, Nina selalu dikasih makan yang enak-enak sama majikannya. Jadinya badan Nina makin makmur deh,” jawab Aliyah b

    Last Updated : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 149. Hari H

    Singkat cerita, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.Mengenakan kebaya sederhana dan polesan tipis di wajahnya tidak membuat kecantikan Nina berkurang sedikit pun. Nina begitu gugup saat ini, ekspresinya juga memperlihatkan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, hari ini Nina akan dipersunting oleh pria yang tidak ia cintai, bahkan mengenalnya saja belum lama. Nina sama sekali belum tau karakter pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu seperti apa.Akad digelar di rumah mempelai laki-laki, mengingat rumah Nina yang bisa dikatakan tidak layak dijadikan tempat gelaran akad, apalagi rumah Nina sempit, tidak bisa menampung orang banyak.Di acara pernikahan ini, hanya hadir keluarga inti saja dan beberapa tetangga terdekat.Nina mengeluarkan air mata, saat penghulu sudah meresmikan mereka sebagai pasangan suami istri. Para hadirin pun mengangkat tangan seraya mengucap doa kepada kedua mempelai. Sedangkan Nina hanya bisa terisak. Ia menangis buk

    Last Updated : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 150. Alibi

    Keesokan harinya, Nina terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi. Ia berbalik badan dan tidak mendapati suaminya di sana. Ternyata Ilham sudah pergi bekerja.“Nina!! Kamu belum bangun?!! Ini sudah siang, loh!!!” Terdengar suara ibu mertua yang berteriak kencang memanggil namanya.Nina pun langsung bangkit dari kasurnya dan keluar kamar. Ia menghampiri Maya yang berada di dapur. Nina melihat setumpuk piring kotor di wastafel.“Kamu bantuin ibu nyuci piring ya!” ucap Maya dengan entengnya. Nina mengangguk pelan.Nina membuka tudung saji, berharap ada lauk-pauk di bawah sana.“Heh, kamu cari apa?” tanya Maya.“Aku mau sarapan, Bu.”“Enak aja! Kamu baru bangun, masa mau langsung makan sih? Kamu cuci piring dulu sana! Terus nyapu, ngepel, sekalian jemurin pakaian yang sudah ibu cuci. Baru kamu boleh makan!”Belum ada sehari menjadi ibu m

    Last Updated : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 151. Buka Bajumu!

    Keesokan paginya, rutinitas Nina masih sama, yaitu menjadi babu di rumah mertuanya. Tak sedikit pun Maya berniat membantu Nina mengerjakan semua pekerjaan rumah.“Kamu ngapain sih dari tadi nenteng hp terus?” tanya Maya sinis. Ia dari tadi memperhatikan Nina membawa hp nya ke mana-mana. Walaupun sedang menyapu, menyuci bahkan memasak, hp nya itu selalu berada di dekatnya. Nina juga bolak-balik mengecek hp tersebut, berharap ada pesan masuk dari Bryan.“Gak ada apa-apa kok, Bu.”“Udah letakin aja hp mu di kamar! Kamu fokus aja ngegoreng ikannya! Ntar gosong lagi!” omel Maya.Nina pun menurut. Ia berjalan ke kamar untuk menyimpan hp nya. Tiba-tiba saja, ada notifikasi sebuah pesan masuk. Nina sangat berharap pesan itu dari Bryan. Dan benar saja, pesan itu memang dari Bryan.[Selamat hari senin, buat cantikku yang selalu ngangenin][Kolak pisang, tahu sumedang][Walau jarak membentang, cintaku takkan h

    Last Updated : 2025-03-14
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 152. Anak Siapa?!

    “Kamu nunggu apa lagi sih, Dek? Ayolah! Mas udah gak sabar pengen nyicip kamu. Mas penasaran dengan kamu. Bagaimana sih rasanya bercinta dengan gadis secantik dan semontok kamu?” ucap Ilham. Wajahnya mulai kelihatan mesum.Nina menjadi geli sendiri. Rasanya ingin muntah.“Hueekk!”Benar saja, Nina langsung mual-mual akibat sugesti dari pikirannya sendiri. Tidak betah ia melihat rupa suaminya yang tidak begitu tampan. Ya maklumi saja, Nina sudah terbiasa melihat wajah tampan Bryan, dan sekarang tiba-tiba ia harus berhadapan dengan Ilham setiap harinya. Kalian tau sendirilah apa rasanya. Dari yang awalnya setiap hari hidup bersama manusia tampan setengah dewa, tiba-tiba mendadak berganti menjadi eeee, ah sudahlah. Author tidak mau body shamming.“Loh, kamu kenapa mual, Dek?” tanya Ilham bingung.“Gak kenapa-kenapa kok, Mas.”“Oke. Sekarang buka bajunya dong!”“I-iya. Tapi

    Last Updated : 2025-03-14

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 28. Tolong!

    Alex kembali menjalankan mobil itu dengan laju. Tak lupa juga Alex mengaktifkan fitur door lock sehingga Nina tidak bisa membuka pintu selama perjalanan.Hati Nina was-was saat ini. Rasa gugup dan takut menyertainya. Apalagi Alex membawanya keluar jauh dari pusat kota. Namun, Nina tidak tinggal diam. Nina mengambil ponselnya dari dalam tas, hendak menghubungi suaminya, namun panggilan itu tidak diangkat.[Mas, please. Jawab telponku!][Tolong aku, Mas. Aku dibawa kabur sama temanmu. Dia mengaku namanya adalah Alex][Aku sharelock lokasiku sekarang. Tolong cari aku di area sini, Mas. Sumpah, aku tidak tau sekarang berada di jalan apa]“Kau menghubungi suamimu?”Suara Alex membuat Nina terkesiap. Tangannya mendadak tremor sehingga menjatuhkan ponselnya ke bawah kabin, tepatnya di bawah kursi pengemudi. Nina hendak menunduk untuk mengambil ponselnya yang terjatuh. Namun apa yang didapatnya setelah kembali mendongak membuatnya terkej

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 27. "Tebus Kesalahan Suamimu!"

    Siang ini Nina kembali mengunjungi kantor Bryan untuk membawakan makan siang sekaligus mengingatkan Bryan untuk meminum obatnya. Tugas yang biasa dilakukan oleh Devika, dokter yang juga merangkap sebagai sekretaris itu kini berpindah tangan ke Nina. Nina tidak rela jika Bryan lebih diperhatikan oleh Devika, meskipun dia adalah seorang dokter. Sebagai seorang istri, Nina tidak mau kalah. Makanya hampir setiap hari saat suaminya pergi bekerja, Nina selalu menyempatkan diri untuk membawakan Bryan makan siang dan juga buah-buahan sebagai pelengkap.“Kamu langsung pulang saja ya. Soalnya sebentar lagi akan ada tamu yang datang,” imbuh Bryan kepada Nina yang baru saja datang membawakan makanan untuknya.“Bukannya ini jam istirahat makan siang, Mas? Kok kamu mau menerima tamu jam segini?” tanya Nina kemudian dengan santainya duduk di sofa sembari membuka kotak bekal itu. “Sini, Mas. Biar aku suapin.”“Aku makannya nanti saja. Kamu pulanglah. Soalnya tamuku sudah

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 26. Ancaman untuk Nina

    Bryan sedikit kecewa mendengar sang istri yang tidak ingin hamil lagi. Tapi Bryan mencoba memahami keadaan Nina. Lagi pula, mereka juga telah memiliki empat orang anak. Bryan rasa, itu sudah lebih dari cukup.“Oke, sayang. Aku paham kalau kamu gak mau hamil lagi. Tolong ambilkan kondomku di dalam laci.”Suasana kamar yang sebelumnya sunyi kini terdengar desahan dari keduanya. Selain itu, terdengar juga deru napas yang memburu dari pasangan suami istri yang sedang melakukan penyatuan.Nina segera merebahkan tubuhnya di samping Bryan kala dia sudah selesai melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri. Dia lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua.Bryan merengkuh tubuh istrinya yang dipenuhi keringat. Dia mengusap wajah istrinya yang banjir pelu dengan telapak tangannya yang lebar, lalu dia kecup kening sang istri dengan mesra.“Terima kasih, sayang. Kamu hebat sekali,” ucap Bryan sembari mempererat peluka

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 25. Masih Trauma

    Satu bulan kemudian...Setelah melakukan serangkaian proses terapi, kini kondisi Bryan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dia kini sudah jarang merasakan yang namanya sesak napas atau pun nyeri dada yang biasanya dia alami. Hal itu membuat Nina merasa bahagia.“Sudah ku bilang kan, Mas. Kamu pasti bisa sembuh. Apalagi kankermu belum terlalu parah. Kita tinggal rajin-rajin periksa ke rumah sakit saja dan berobat biar sel kankermu cepat musnah.”“Iya, sayang. Ini semua juga berkat kamu yang merawat aku tiap hari, mengatur pola makanku, mengingatkan aku untuk minum obat dan lain sebagainya. Kalau tidak ada kamu, mungkin penyakitku tambah parah.”Mereka baru saja selesai melakukan kontrol. Nina selalu setia mendampingi Bryan ke rumah sakit untuk berobat. Dan saat ini pasangan suami istri itu sedang duduk menunggu di taman rumah sakit sembari menunggu sopir menjemputnya.“Ayo, Mas. Kita pulang. Pak Jaka sudah sampai,&rdq

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 24. Promise?

    “J-jangan marah ya, Mas. Aku beneran gak sengaja. Maaf, aku ceroboh,” lanjut Nina enggan menatap suaminya. Dia takut dan merasa bersalah karena telah merusak mobil baru milik Bryan yang kata Pak Jaka harganya tembus ratusan milliar.Bryan menghela napas pasrah. “Ya sudahlah, gak apa-apa. Lagian cuman penyok sedikit, kan? Untung saja kita gak mati.”Bryan kembali merebahkan tubuhnya di ranjang perawatan. “Terus anak-anak gimana kabarnya? Di mana mereka sekarang?”“Mereka masih sekolah, Mas. Ini masih jam sembilan pagi,” jawab Nina.Bryan termenung sejenak sembari menatap istrinya yang sedang duduk tepat di samping ranjangnya. “Nina… aku ingin jujur tentang semuanya.”Kini Nina memberanikan diri menatap sang suami. Tatapan mereka saling bertemu. Manik mata Bryan tampak berkaca-kaca.“Aku sudah tau semuanya, Mas. Aku tau dari dokter tentang penyakitmu ini.”&l

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 23. Terungkap

    “Mas, jawab aku! Kamu tuh sebenarnya ada apa? Jawab aku dengan jujur! Jangan diam aja kayak orang bisu gini!” desak Nina. “Kamu cuman akting ya, Mas? Biar aku merasa kasihan dan bisa memaafkan kamu dengan mudah? Begitu ya?”Nina pasrah melihat keterdiaman suaminya. Bryan masih saja enggan terbuka. “Kalau kamu masih tertutup begini, aku beneran akan pergi. Aku muak, Bryan! Urus saja hidupmu sendiri! Aku pun akan mengurus hidupku sendiri!”Nina kembali melangkah menjauhi suaminya. Dia benar-benar kecewa berat dan marah.“Nina, stop! Jangan pergi, Nina. Kembali, sayangku. Please. Jangan tinggalkan aku. Aku mohon. Aku tidak sanggup hidup tanpamu,” teriak Bryan kepada Nina yang semakin jauh.“Urus saja hidupmu sendiri, Bryan! Aku tidak peduli lagi denganmu!” balas Nina dengan teriak pula.Saat Nina hendak melanjutkan langkahnya, Bryan justru mendadak diam seperti patung. Bryan lalu memegangi da

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 22. "Ayo, Cerai!"

    Di sisi lain, Nina sedang meratapi nasibnya. Wanita itu berdiri di tepi jembatan flyover sembari termenung. Pandangannya kosong. Manik matanya memandangi kendaraan yang berlalu-lalang di bawah fly over tersebut.Nina kembali terisak mengingat kejadian yang dia lihat di kantor. “Ah sial. Aku menangis lagi. Kenapa air mata ini gak mau berhenti sih?” umpat Nina di sela-sela isakan tangisnya.Sudah beberapa jam Nina berdiam diri di fly over itu bagaikan orang gila. Nina sengaja tidak pulang ke rumah dan tidak mengaktifkan ponselnya agar Bryan merasa bersalah lalu mencari-carinya. Tetapi Nina merasa Bryan sudah tidak peduli lagi padanya. Buktinya, hari hampir malam, tetapi Bryan masih juga belum menemukannya di tempatnya sekarang ini.“Kenapa aku goblok banget ya nungguin dia? Dari tadi diam di sini terus. Kenapa dia belum muncul-muncul juga? Seluas apa sih kota Jakarta sampai dia gak bisa menemukan aku di sini? Atau jangan-jangan dia gak nyariin aku? Apa dia masih b

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 21. Nina Menghilang

    Bryan kemudian ikut berlari meninggalkan ruangan, hendak menyusul Nina.“Nina!! Tunggu aku!” teriak Bryan saat melihat istrinya sudah berada di anak tangga pada lantai bawah. “Nina! Jangan salah paham! Dengarkan penjelasanku dulu!”Bryan terus mengikuti langkah istrinya yang cepat itu sampai di lobi kantor.“Nina! Jangan lari dong. Aku gak sanggup ngejar kamu,” teriak Bryan lagi. Namun istrinya itu tetap menggerakkan kakinya keluar dari gedung. Sementara Bryan memilih untuk berhenti dan mengatur napasnya yang sudah tidak beraturan.“Oh My God! Kepalaku seperti diputar-putar. Rasanya mau pingsan,” keluh Bryan dengan napas yang terputus-putus.Salah satu karyawannya menghampirinya dan bertanya, “Pak Bryan baik-baik saja?”Bryan menggeleng. “Tidak. Saya tidak baik-baik saja. Tolong susul istri saya itu. Cegat dia. Jangan sampai dia pergi.”“Baik, Pak.”

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 20. Ketahuan Selingkuh?

    “Tidak. Kamu ini jangan asal menuduh.”Nina merebahkan tubuhnya di ranjang mengikuti Bryan yang lebih dulu rebah di sana. Nina menoleh ke suaminya yang tidur dengan posisi membelakanginya. “Mas, kamu langsung mau tidur ya? Kamu gak mau minta jatah dulu?” tawar Nina.“Iya, sayang. Aku mau langsung tidur,” jawab Bryan tanpa berbalik badan.Tubuh Nina makin menempel ke tubuh Bryan. Nina sengaja ingin memancing gairah suaminya. Nina lalu memeluk erat Bryan kemudian berkata dengan manja. “Kok gitu, Mas? Biasanya kan kamu gak bisa tidur kalau gak dilayani dulu. Ayo, Mas. Kita habiskan malam ini dengan bercinta menggunakan seribu macam gaya.”Bryan menjauhkan tangan Nina yang melingkar di perutnya. “Lain kali saja ya, sayang. Aku benar-benar lelah malam ini. Aku mau tidur sekarang.”“Mas, ayo dong. Kita main! Aku kebelet, Mas. Pengen dicolokin sama kamu,” ucap Nina berusaha menggoda i

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status