Share

Bab 146. Cinta itu Duka

Penulis: Kak Gojo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-13 22:00:24

'Di saat kamu membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak ada di samping kamu, Mas.

Kamu jangan mencariku lagi, Mas. Aku memutuskan untuk pulang ke kampung. Kamu jangan cemaskan janinku ini. Biar aku saja yang merawat anak kita.

Kata dokter, kamu bakalan lumpuh selamanya, Mas. Aku tidak sudi hidup bersama pria cacat sepertimu. Kalau aku tetap di sini, aku akan repot setiap hari ngurusin kamu.

Kamu sudah tidak berguna lagi untuk aku, Mas. Kamu gak bakalan bisa mencari uang untuk menghidupi aku serta anak kita nanti.

Lebih baik aku pergi saja terus mencari laki-laki lain yang lebih sehat, lebih ganteng, dan tentunya yang punya duit lebih banyak dari kamu.

Kamu kembali saja ke Papamu, Mas! Aku dari dulu emang gak pernah cinta sama kamu kok. Aku cuman memanfaatkan kamu saja karena kamu kaya raya.

Sekarang kamu sudah gak ada artinya bagiku, karena kamu cacat!

Jangan hubungi

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 147. Jodoh untuk Nina

    Nina menggeleng pelan. “Tidak, Bu. Nina sanggup merawat bayi ini sendirian. Nina akan mencari pekerjaan untuk membiayai bayi ini sampai dia besar.”“Bukan masalah sanggup atau tidaknya, Nak. Tapi soal harga diri. Apa kata tetangga nantinya setelah mereka tau kamu hamil di luar nikah? Keluarga kita akan menjadi bahan pergunjingan warga-warga di kampung ini, Nak. Ibu tidak mau nama keluarga kita jadi buruk di mata orang lain. Apalagi kamu ini perempuan, pasti mereka bakalan menjelek-jelekkan kamu, menginjak harga diri kamu dan mengecap kamu sebagai gadis murahan, Nak. Ibu tidak mau hal itu terjadi padamu.”“Nina terima resikonya, Bu. Nina gak peduli dengan omongan orang nantinya.”Aliyah menghela napas kemudian kembali membujuk anaknya. “Janganlah kamu keras kepala, Nak. Ikuti saran ibu. Nikahlah. Ini juga demi kebaikan kamu sendiri dan bayi ini. Kamu butuh pendamping, Nak. Biar kamu enak, saat melahirkan ada yang menemani

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 148. Diskusi Pernikahan

    Keesokan harinya, Nina bersama ibunya datang ke rumah Maya yang jaraknya lumayan jauh. Di sana, Maya juga sudah menunggu kedatangan tamunya. Kemarin malam, Aliyah memang telah menginfokan soal kedatangan mereka ini. Jadinya Maya sudah menyiapkan beberapa cemilan dan jamuan lain untuk menyambut Aliyah dan Nina.“Assalamualaikum,” pekik Aliyah.Maya yang mendengarnya langsung menjawab salam itu dan mempersilakan tamunya masuk.Maya menerbitkan senyum saat melihat anak gadis Aliyah. (Gadis tapi tak perawan. Wkwwk)“Anakmu iki makin ayu tenan,” puji Maya. Maya lalu melihat perubahan fisik Nina yang semakin berisi. “Kamu makin gemuk aja ya. Padahal terakhir saya lihat kamu, kamu masih kurus kering,” ucap Maya kepada Nina.“Yaa, maklumi saja, Bu Maya. Anak saya kan baru balik dari Jakarta. Di sana, Nina selalu dikasih makan yang enak-enak sama majikannya. Jadinya badan Nina makin makmur deh,” jawab Aliyah b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 149. Hari H

    Singkat cerita, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.Mengenakan kebaya sederhana dan polesan tipis di wajahnya tidak membuat kecantikan Nina berkurang sedikit pun. Nina begitu gugup saat ini, ekspresinya juga memperlihatkan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, hari ini Nina akan dipersunting oleh pria yang tidak ia cintai, bahkan mengenalnya saja belum lama. Nina sama sekali belum tau karakter pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu seperti apa.Akad digelar di rumah mempelai laki-laki, mengingat rumah Nina yang bisa dikatakan tidak layak dijadikan tempat gelaran akad, apalagi rumah Nina sempit, tidak bisa menampung orang banyak.Di acara pernikahan ini, hanya hadir keluarga inti saja dan beberapa tetangga terdekat.Nina mengeluarkan air mata, saat penghulu sudah meresmikan mereka sebagai pasangan suami istri. Para hadirin pun mengangkat tangan seraya mengucap doa kepada kedua mempelai. Sedangkan Nina hanya bisa terisak. Ia menangis buk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 150. Alibi

    Keesokan harinya, Nina terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi. Ia berbalik badan dan tidak mendapati suaminya di sana. Ternyata Ilham sudah pergi bekerja.“Nina!! Kamu belum bangun?!! Ini sudah siang, loh!!!” Terdengar suara ibu mertua yang berteriak kencang memanggil namanya.Nina pun langsung bangkit dari kasurnya dan keluar kamar. Ia menghampiri Maya yang berada di dapur. Nina melihat setumpuk piring kotor di wastafel.“Kamu bantuin ibu nyuci piring ya!” ucap Maya dengan entengnya. Nina mengangguk pelan.Nina membuka tudung saji, berharap ada lauk-pauk di bawah sana.“Heh, kamu cari apa?” tanya Maya.“Aku mau sarapan, Bu.”“Enak aja! Kamu baru bangun, masa mau langsung makan sih? Kamu cuci piring dulu sana! Terus nyapu, ngepel, sekalian jemurin pakaian yang sudah ibu cuci. Baru kamu boleh makan!”Belum ada sehari menjadi ibu m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 151. Buka Bajumu!

    Keesokan paginya, rutinitas Nina masih sama, yaitu menjadi babu di rumah mertuanya. Tak sedikit pun Maya berniat membantu Nina mengerjakan semua pekerjaan rumah.“Kamu ngapain sih dari tadi nenteng hp terus?” tanya Maya sinis. Ia dari tadi memperhatikan Nina membawa hp nya ke mana-mana. Walaupun sedang menyapu, menyuci bahkan memasak, hp nya itu selalu berada di dekatnya. Nina juga bolak-balik mengecek hp tersebut, berharap ada pesan masuk dari Bryan.“Gak ada apa-apa kok, Bu.”“Udah letakin aja hp mu di kamar! Kamu fokus aja ngegoreng ikannya! Ntar gosong lagi!” omel Maya.Nina pun menurut. Ia berjalan ke kamar untuk menyimpan hp nya. Tiba-tiba saja, ada notifikasi sebuah pesan masuk. Nina sangat berharap pesan itu dari Bryan. Dan benar saja, pesan itu memang dari Bryan.[Selamat hari senin, buat cantikku yang selalu ngangenin][Kolak pisang, tahu sumedang][Walau jarak membentang, cintaku takkan h

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 152. Anak Siapa?!

    “Kamu nunggu apa lagi sih, Dek? Ayolah! Mas udah gak sabar pengen nyicip kamu. Mas penasaran dengan kamu. Bagaimana sih rasanya bercinta dengan gadis secantik dan semontok kamu?” ucap Ilham. Wajahnya mulai kelihatan mesum.Nina menjadi geli sendiri. Rasanya ingin muntah.“Hueekk!”Benar saja, Nina langsung mual-mual akibat sugesti dari pikirannya sendiri. Tidak betah ia melihat rupa suaminya yang tidak begitu tampan. Ya maklumi saja, Nina sudah terbiasa melihat wajah tampan Bryan, dan sekarang tiba-tiba ia harus berhadapan dengan Ilham setiap harinya. Kalian tau sendirilah apa rasanya. Dari yang awalnya setiap hari hidup bersama manusia tampan setengah dewa, tiba-tiba mendadak berganti menjadi eeee, ah sudahlah. Author tidak mau body shamming.“Loh, kamu kenapa mual, Dek?” tanya Ilham bingung.“Gak kenapa-kenapa kok, Mas.”“Oke. Sekarang buka bajunya dong!”“I-iya. Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 153. Bertahan atau Pergi?

    Hari demi hari, Nina lewati hari-harinya dengan tangisan. Bagaimana tidak, semenjak suaminya itu mengetahui bahwa dirinya sedang hamil anak orang lain, dirinya selalu mendapat perlakuan kasar. Bahkan tak jarang, Nina dijambak, dipukul oleh suaminya itu. Nina juga selalu dibentak-bentak. Ilham selalu memakai kata-kata kasar saat berbicara dengan Nina. Meskipun begitu, Nina tetap bertahan di sisi suaminya.Di dalam hati kecilnya, Nina ingin pergi dari sana, meninggalkan suaminya. Tetapi apa yang akan dikatakan oleh kedua keluarga mereka dan juga tetangga apabila dia kabur dari rumah? Nina takut akan dicap sebagai istri durhaka jika dia kabur. Ingin meminta cerai pun rasanya mustahil, pernikahan mereka masih seumur jagung. Pastilah para tetangga akan bertanya-tanya kenapa mereka bercerai, apalagi dalam keadaan hamil seperti ini. Bisa jadi Nina akan dijadikan bahan pergunjingan oleh warga sekitar.Pagi ini, Nina meminta uang nafkah kepada suaminya. Tabungan Nina benar-bena

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 154. Berakhir

    Di belahan bumi lain, Bryan terduduk lemah di kursi rodanya. Ia belum juga sembuh. Tetapi lelaki itu tak pantang menyerah untuk memperjuangkan kesembuhannya. Besok akan ada jadwal terapi lagi yang harus ia jalani.Kini Bryan sedang berada di apartemen milik tantenya. Ia tinggal seorang diri di sana, karena paman dan tantenya sedang sibuk bekerja. Hanya ada seorang suster yang kadang mengurusnya dari pagi sampai sore, tapi sekarang suster itu sudah pulang ke rumah karena saat ini sudah masuk waktu malam.Bryan dari tadi melirik ke arah ponselnya, berharap ada notif balasan dari Nina. Entah berapa lama Bryan memperhatikan ponnselnya itu, tapi balasan dari Nina tidak kunjung masuk.Air mata tiba-tiba menetes, Bryan menangis terisak, merasa kecewa. Laki-laki itu mulai overthinking. Apa jangan-jangan gadis yang dicintainya itu sudah mendapatkan penggantinya? Apa Nina benar-benar telah melupakannya? Apa Nina tidak lagi mencintainya?Ingin rasanya berteriak kenc

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 26. Ancaman untuk Nina

    Bryan sedikit kecewa mendengar sang istri yang tidak ingin hamil lagi. Tapi Bryan mencoba memahami keadaan Nina. Lagi pula, mereka juga telah memiliki empat orang anak. Bryan rasa, itu sudah lebih dari cukup.“Oke, sayang. Aku paham kalau kamu gak mau hamil lagi. Tolong ambilkan kondomku di dalam laci.”Suasana kamar yang sebelumnya sunyi kini terdengar desahan dari keduanya. Selain itu, terdengar juga deru napas yang memburu dari pasangan suami istri yang sedang melakukan penyatuan.Nina segera merebahkan tubuhnya di samping Bryan kala dia sudah selesai melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri. Dia lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua.Bryan merengkuh tubuh istrinya yang dipenuhi keringat. Dia mengusap wajah istrinya yang banjir pelu dengan telapak tangannya yang lebar, lalu dia kecup kening sang istri dengan mesra.“Terima kasih, sayang. Kamu hebat sekali,” ucap Bryan sembari mempererat peluka

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 25. Masih Trauma

    Satu bulan kemudian...Setelah melakukan serangkaian proses terapi, kini kondisi Bryan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dia kini sudah jarang merasakan yang namanya sesak napas atau pun nyeri dada yang biasanya dia alami. Hal itu membuat Nina merasa bahagia.“Sudah ku bilang kan, Mas. Kamu pasti bisa sembuh. Apalagi kankermu belum terlalu parah. Kita tinggal rajin-rajin periksa ke rumah sakit saja dan berobat biar sel kankermu cepat musnah.”“Iya, sayang. Ini semua juga berkat kamu yang merawat aku tiap hari, mengatur pola makanku, mengingatkan aku untuk minum obat dan lain sebagainya. Kalau tidak ada kamu, mungkin penyakitku tambah parah.”Mereka baru saja selesai melakukan kontrol. Nina selalu setia mendampingi Bryan ke rumah sakit untuk berobat. Dan saat ini pasangan suami istri itu sedang duduk menunggu di taman rumah sakit sembari menunggu sopir menjemputnya.“Ayo, Mas. Kita pulang. Pak Jaka sudah sampai,&rdq

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 24. Promise?

    “J-jangan marah ya, Mas. Aku beneran gak sengaja. Maaf, aku ceroboh,” lanjut Nina enggan menatap suaminya. Dia takut dan merasa bersalah karena telah merusak mobil baru milik Bryan yang kata Pak Jaka harganya tembus ratusan milliar.Bryan menghela napas pasrah. “Ya sudahlah, gak apa-apa. Lagian cuman penyok sedikit, kan? Untung saja kita gak mati.”Bryan kembali merebahkan tubuhnya di ranjang perawatan. “Terus anak-anak gimana kabarnya? Di mana mereka sekarang?”“Mereka masih sekolah, Mas. Ini masih jam sembilan pagi,” jawab Nina.Bryan termenung sejenak sembari menatap istrinya yang sedang duduk tepat di samping ranjangnya. “Nina… aku ingin jujur tentang semuanya.”Kini Nina memberanikan diri menatap sang suami. Tatapan mereka saling bertemu. Manik mata Bryan tampak berkaca-kaca.“Aku sudah tau semuanya, Mas. Aku tau dari dokter tentang penyakitmu ini.”&l

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 23. Terungkap

    “Mas, jawab aku! Kamu tuh sebenarnya ada apa? Jawab aku dengan jujur! Jangan diam aja kayak orang bisu gini!” desak Nina. “Kamu cuman akting ya, Mas? Biar aku merasa kasihan dan bisa memaafkan kamu dengan mudah? Begitu ya?”Nina pasrah melihat keterdiaman suaminya. Bryan masih saja enggan terbuka. “Kalau kamu masih tertutup begini, aku beneran akan pergi. Aku muak, Bryan! Urus saja hidupmu sendiri! Aku pun akan mengurus hidupku sendiri!”Nina kembali melangkah menjauhi suaminya. Dia benar-benar kecewa berat dan marah.“Nina, stop! Jangan pergi, Nina. Kembali, sayangku. Please. Jangan tinggalkan aku. Aku mohon. Aku tidak sanggup hidup tanpamu,” teriak Bryan kepada Nina yang semakin jauh.“Urus saja hidupmu sendiri, Bryan! Aku tidak peduli lagi denganmu!” balas Nina dengan teriak pula.Saat Nina hendak melanjutkan langkahnya, Bryan justru mendadak diam seperti patung. Bryan lalu memegangi da

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 22. "Ayo, Cerai!"

    Di sisi lain, Nina sedang meratapi nasibnya. Wanita itu berdiri di tepi jembatan flyover sembari termenung. Pandangannya kosong. Manik matanya memandangi kendaraan yang berlalu-lalang di bawah fly over tersebut.Nina kembali terisak mengingat kejadian yang dia lihat di kantor. “Ah sial. Aku menangis lagi. Kenapa air mata ini gak mau berhenti sih?” umpat Nina di sela-sela isakan tangisnya.Sudah beberapa jam Nina berdiam diri di fly over itu bagaikan orang gila. Nina sengaja tidak pulang ke rumah dan tidak mengaktifkan ponselnya agar Bryan merasa bersalah lalu mencari-carinya. Tetapi Nina merasa Bryan sudah tidak peduli lagi padanya. Buktinya, hari hampir malam, tetapi Bryan masih juga belum menemukannya di tempatnya sekarang ini.“Kenapa aku goblok banget ya nungguin dia? Dari tadi diam di sini terus. Kenapa dia belum muncul-muncul juga? Seluas apa sih kota Jakarta sampai dia gak bisa menemukan aku di sini? Atau jangan-jangan dia gak nyariin aku? Apa dia masih b

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 21. Nina Menghilang

    Bryan kemudian ikut berlari meninggalkan ruangan, hendak menyusul Nina.“Nina!! Tunggu aku!” teriak Bryan saat melihat istrinya sudah berada di anak tangga pada lantai bawah. “Nina! Jangan salah paham! Dengarkan penjelasanku dulu!”Bryan terus mengikuti langkah istrinya yang cepat itu sampai di lobi kantor.“Nina! Jangan lari dong. Aku gak sanggup ngejar kamu,” teriak Bryan lagi. Namun istrinya itu tetap menggerakkan kakinya keluar dari gedung. Sementara Bryan memilih untuk berhenti dan mengatur napasnya yang sudah tidak beraturan.“Oh My God! Kepalaku seperti diputar-putar. Rasanya mau pingsan,” keluh Bryan dengan napas yang terputus-putus.Salah satu karyawannya menghampirinya dan bertanya, “Pak Bryan baik-baik saja?”Bryan menggeleng. “Tidak. Saya tidak baik-baik saja. Tolong susul istri saya itu. Cegat dia. Jangan sampai dia pergi.”“Baik, Pak.”

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 20. Ketahuan Selingkuh?

    “Tidak. Kamu ini jangan asal menuduh.”Nina merebahkan tubuhnya di ranjang mengikuti Bryan yang lebih dulu rebah di sana. Nina menoleh ke suaminya yang tidur dengan posisi membelakanginya. “Mas, kamu langsung mau tidur ya? Kamu gak mau minta jatah dulu?” tawar Nina.“Iya, sayang. Aku mau langsung tidur,” jawab Bryan tanpa berbalik badan.Tubuh Nina makin menempel ke tubuh Bryan. Nina sengaja ingin memancing gairah suaminya. Nina lalu memeluk erat Bryan kemudian berkata dengan manja. “Kok gitu, Mas? Biasanya kan kamu gak bisa tidur kalau gak dilayani dulu. Ayo, Mas. Kita habiskan malam ini dengan bercinta menggunakan seribu macam gaya.”Bryan menjauhkan tangan Nina yang melingkar di perutnya. “Lain kali saja ya, sayang. Aku benar-benar lelah malam ini. Aku mau tidur sekarang.”“Mas, ayo dong. Kita main! Aku kebelet, Mas. Pengen dicolokin sama kamu,” ucap Nina berusaha menggoda i

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 19. Masih Tertutup

    Sudah lima hari Nina bedrest di rumah sakit akibat pendarahan yang dialaminya, hingga menyebabkan janinnya gugur di dalam kandungan. Kini saatnya Nina kembali pulang ke rumah setelah memeriksa kondisinya. Dengan senyum yang merekah, Nina merapikan pakaiannya dan menunggu suaminya yang sedang mengurus administrasi rumah sakit.Bryan tersenyum sumringah melihat istrinya yang sudah siap dan tampak segar saat dia masuk ke dalam ruang rawat inap. Bryan lalu mencium bibir ranum Nina yang semakin hari terlihat semakin menggoda.“Sudah siap pulang ke rumah?” tanya Bryan sambil mengarahkan lengan kanannya untuk dirangkul istrinya.“Sudah dong, Mas. Aku sudah siap dari tadi. Ayo kita pulang sekarang, Mas. Aku sudah gak sabar mau ketemu dengan anak-anak,” sahut Nina. Dengan cepat dia melingkarkan tangannya di lengan kanan suaminya. Namun, Nina melepaskan lagi tangannya yang sudah melingkar manis di lengan Bryan, kala pria itu tiba-tiba menghentikan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 18. Bryan 'Misterius'

    “Sudah beribu kali aku katakan padamu. Aku cinta sama kamu.”Nina merasa sedikit lega mendengar jawaban Bryan. Meskipun belum bisa dipastikan benar atau tidaknya.Di saat Bryan tengah memeluk tubuh istrinya, tiba-tiba pintu kamar ruang rawat inap itu terbuka. Aliyah dan Rozak beserta keempat anaknya berjalan memasuki ruangan.“Mama!” seru anak-anaknya secara bersamaan.Nina sontak melepaskan diri dari pelukan suaminya dan merentangkan kedua tangan, menyambut keempat anaknya.“Nana, Yaya, Lala, Jojo, sini sayang!” ucap Nina dengan tatapan penuh kerinduan.Walaupun keempat anaknya itu setiap hari mengunjunginya di rumah sakit, tapi tetap saja Nina merasa rindu pada anak-anaknya.Bryan membawa keempat anaknya ke atas ranjang perawatan dan menempatkan mereka di sisi Nina, kiri dan kanan.“Mama kapan pulangnya? Yaya kangen sama Mama,” ucap Cattleya ketika berada dalam pelukan ibunya. Dia menatap ibunya dengan tatapan penuh kerinduan.“Iya, Lala juga kangen sama Mama. Pengen Mama cepat-cepa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status