Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / [S-2] Bab 121. Menjenguk Mama

Share

[S-2] Bab 121. Menjenguk Mama

Author: Kak Gojo
last update Huling Na-update: 2025-06-26 08:02:42

Malam hari, pukul tujuh malam. Bryan bersiap-siap hendak ke rumah sakit. Kini gilirannya malam ini untuk menjaga Nina di rumah sakit, menggantikan mertuanya yang sudah menginap kemarin malam.

Saat Bryan hendak meninggalkan rumah, Brianna yang melihat dari ruang tengah langsung berlari menghampiri sang ayah dan menahannya untuk tidak pergi.

“Papa mau ke mana?” tanya Brianna.

Bryan menoleh. “Papa… Papa mau jalan sebentar.”

Brianna memeluk perut Bryan, menahan agar ayahnya itu tidak pergi. “Jangan pergi, Pa. Kita kan belum makan malam bareng.”

Bryan memasang senyum tipisnya kemudian menundukkan badan agar sejajar dengan Brianna. “Kamu makan bareng sama adik-adik kamu saja ya,” ujar Bryan seraya mengelus pipi anak pertamanya itu. “Pergi ke dapur sana. Bi Ilis sudah buatin makan malam untuk kalian.”

Brianna memasang wajah cemberutn

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 121. Menjenguk Mama

    Malam hari, pukul tujuh malam. Bryan bersiap-siap hendak ke rumah sakit. Kini gilirannya malam ini untuk menjaga Nina di rumah sakit, menggantikan mertuanya yang sudah menginap kemarin malam.Saat Bryan hendak meninggalkan rumah, Brianna yang melihat dari ruang tengah langsung berlari menghampiri sang ayah dan menahannya untuk tidak pergi.“Papa mau ke mana?” tanya Brianna.Bryan menoleh. “Papa… Papa mau jalan sebentar.”Brianna memeluk perut Bryan, menahan agar ayahnya itu tidak pergi. “Jangan pergi, Pa. Kita kan belum makan malam bareng.”Bryan memasang senyum tipisnya kemudian menundukkan badan agar sejajar dengan Brianna. “Kamu makan bareng sama adik-adik kamu saja ya,” ujar Bryan seraya mengelus pipi anak pertamanya itu. “Pergi ke dapur sana. Bi Ilis sudah buatin makan malam untuk kalian.”Brianna memasang wajah cemberutn

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 120. Kekecewaan Bryan

    “Iya, Bu. Fredrinn. Fredrinn Lawrence! Apa ibu tidak mengenal Pak Fredrinn Lawrence? Dia kan pengusaha terkenal se-Indonesia, Bu. Seharusnya ibu tau. Wajah Pak Fredrinn itu sangat mirip dengan suami ibu ini,” imbuh Bryan.Jujur saja Bryan merasa heran kenapa Adelina tidak bisa menemukan suaminya yang menghilang itu. Padahal wajah Leonardo sangat mirip dengan Fredrinn yang sering berkeliaran di tivi dan juga sosial media. Seharusnya Adelina bisa tau bahwa Fredrinn adalah suaminya yang pergi meninggalkannya.“Saya tidak kenal dengan pengusaha yang bernama Fredrinn itu, Mas. Saya mah apa atuh. Hanya tinggal di desa. Tidak punya televisi, bahkan hp saya saja masih jadul. Hanya bisa digunakan untuk sms dan telponan.”Ya, rumah Adelina ini memang terletak di pedesaan. Sinyal di sini pun sedikit sulit. Bahkan Bryan harus menempuh jarak berjam-jam dari rumahnya yang ada di Jakarta itu.“Kebetulan saya kenal dengan Pak Fredrinn. Apa i

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 119. Identitas Palsu

    “Kalau boleh saya tau, nama suami ibu ini siapa dan apakah ibu tidak pernah berkontak lagi dengannya?” tanya Bryan lagi. Hari ini juga, dia ingin mengupas semua kejanggalan di benaknya dari hari-hari yang lalu. Bryan tidak akan pergi dari hadapan Adelina sebelum semuanya terungkap dengan jelas.Adelina menatap Bryan heran. “Kenapa kamu begitu ingin tau tentang keluarga saya?”Bryan hening sesaat. Menyusun kata di dalam kepala, yang setidaknya logis untuk dijadikan sebuah alasan.“Saya… karena saya melihat ibu dari tadi sepertinya ingin bercerita, tapi ibu tidak punya tempat untuk berkeluh kesah. Saya bersedia menjadi pendengar yang baik. Karena saya sendiri pun pernah berada di posisi ibu. Tidak punya siapa-siapa untuk diajak curhat. Hanya bisa memendam seorang diri.”“Kalau ibu mau curhat, saya bisa kok menjadi tempat curhat untuk ibu. Mungkin saya bisa membantu ib

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 118. Bertemu Adelina

    Entah sudah berapa banyak lembar buku yang Bryan buka. Dia tetap tidak menemukan satu petunjuk pun mengenai Riko. Dia kembali berpindah ke buku yang lain, dan dibacanya dengan seksama. Begitu banyak informasi mengenai anak-anak yang dititipkan di panti asuhan itu dari tahun 90-anBegitu lama Bryan habiskan waktu di ruangan arsip tersebut. Tapi dia tetap tidak menyerah untuk mencari informasi tentang Riko. Dia terus mencari dan mencari. Membaca satu demi satu. Hingga akhirnya dia sampai pada buku tebal yang tersimpan paling pojok di rak tersebut. Tertulis di halaman depannya, ‘Daftar Anak Asuh Panti Sosial Muara Kasih.’“Huft, ini buku terakhir. Semoga saja informasi tentang Riko ada di dalam sini,” harap Bryan.Bryan mengambil buku tersebut. Buku yang penuh debu dan kertasnya pun tampak menguning. Coretan tinta di dalamnya juga sudah memudar. Namun Bryan masih mampu untuk membacanya meskipun susah pay

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 117. Mengulik Identitas Riko

    Malam hari, Bryan memilih pulang ke rumah. Kini gilirannya untuk beristirahat dan bagian mertuanya yang bertugas mendampingi Nina di rumah sakit.“Jadi bagaimana kondisi Riko sekarang? Dia baik-baik saja, kan?” tanya Bryan kepada orang kepercayaannya melalui panggilan suara yang baru saja tersambung.“Maaf, Pak Bryan. Alamat yang Bapak kirimkan ke saya itu kosong. Saya tidak menemukan siapa-siapa di alamat itu.”“Heh? Iyakah?”“Iya, Pak.”“Kamu sudah tanya tetangga rumahnya?”“Sudah, Pak. Kata mereka, si penghuni rumah itu sudah pergi. Tapi mereka tidak tau jelas pergi ke mana. Intinya Riko Parengkuan sudah tidak mengontrak di situ lagi, Pak.”Bryan tidak ambil pusing. Lagian dia juga tidak terlalu peduli dengan Riko. Dia bisa saja membohongi Nina nantinya, mengatakan bahwa Riko baik-baik saja dan tidak ada yan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 116. Saudara Kembar Fredrinn

    “Apa kabar dengan Pak Riko, Mas? Dia baik-baik saja, kan?” tanya Nina setelah Bryan kembali masuk ke dalam ruangan.Bryan mendadak menatap Nina tidak senang. “Kamu ini kenapa masih sempat-sempatnya mikirin dia sih? Mending mikirin diri kamu sendiri dulu!”“Aku khawatir, Mas. Aku takut kalau Pak Riko kenapa-kenapa. Apalagi kemarin dia dibuat babak belur sama anak buah William.”“Dia cuman babak belur. Lah kamu? Kamu tertembak! Dan ini semua gara-gara bocah ingusan itu!” dengkus Bryan.Nina melihat sorot mata Bryan yang mendadak dingin. “Kamu marah sama Pak Riko, Mas? Atau… jangan-jangan kamu marah sama aku?” tebak Nina.Bryan menggeleng pelan. “Tidak keduanya.”“Terus kamu kenapa? Kenapa raut wajah kamu berubah? Suara kamu juga tiba-tiba ketus gini.”“Jangan dibahas dulu ya. Kamu baru si

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status