Azalea memegang erat tangan Adrian mengkode sang Papa supaya tidak mengungkap identitasnya saat ini. Meski proses perceraian telah berlangsung namun mereka belum sah bercerai. “Karena dia adalah wanita yang aku cintai.” Kata Adrian dengan tegas. Azalea menghela nafas lega, untunglah sang Papa tidak membocorkan identitasnya saat ini. Mendengar itu kini Rendy was was dia takut jika Azalea terus memprovokasi CEO-nya supaya memecatnya. “Tapi dia adalah….” Belum sempat melanjutkan omongannya Adrian sudah menyela. “Aku tak peduli siapapun dia yang pasti aku sangat mencintainya dan akan membelanya mati-matian.” Ujar Adrian yang membuat Rendy terhuyung ke belakang. Ibu dan adiknya juga terkejut mendengar pengakuan Adrian yang begitu mencintai Azalea. “CEO Kamu benar-benar buta wanita jalang seperti itu bagaimana bisa dicintai mati-matian.” Bisik Sang mama. “Entah pelet apa yang dia gunakan tak hanya Pak Adrian, Pak Grey juga sangat menyayanginya.” Sahut Rendy. Mereka bertiga terdudu
“Sayang kita dapat undangan dari Rendy dan keluarganya.” Ujar Adrian saat baru pulang dari kantor. “Rendy pria bejat itu,” sahut Alea kesal. Mendengar mama Rendy, Alea langsung naik pitam. “Emang ada Rendy lagi selain anak brengsek itu!” Pria itu juga terlihat marah. Kesal, marah dan dendam pada menantunya membuat Alea enggan datang, dia juga menyuruh Adrian supaya tidak datang tapi pria itu merasa tidak enak karena beberapa petinggi kantor lainnya turut diundang. “Bener juga sih bagaimanapun juga anak brengsek itu kan bawahanmu Mas,” Ujar Alea. “Azalea juga diundang,” kata Adrian kemudian. Wanita itu kembali geram karena anaknya juga diundang, hanya grand opening saja tapi seluruh keluarga diundang. “Entah apa tujuannya mengundang kita semua tapi tadi Azalea bilang dia ingin ikut.” Alea memijat pelipisnya heran dengan Azalea yang mau saja datang ke acara suami brengseknya itu. Tak ingin membahas Rendy, Adrian mengalihkan topik pembicaraan mereka.“Lebih baik kita main seben
Beberapa foto Azalea bergandengan dengan Grey telah Rendy dapat Lalu dia pergi ke ruangan CEO untuk menemui Adrian. Rendy mengetuk pintu dan mengucapkan salam. “Masuklah.” Titan Adrian tanpa melihat siapa yang datang. “Pak.” Rendy memanggil Adrian. Tahu siapa yang berdiri di hadapannya amarah Adrian kembali memuncak, ingin rasanya dia membunuh pria yang telah menyakiti putrinya. “Ada apa?” Tanyanya sinis. “Saya ingin melaporkan sesuatu.” Jawabnya lalu mengambil ponsel dari dalam saku. Adrian menunjukkan beberapa foto Azalea dan Grey yang berada di mall. Di foto-foto itu terlihat Azalea dan Grey saling bergandengan tangan, saling bercanda dan saling menyuapi. “Untuk apa kamu menunjukkan foto ini padaku?” tanya Adrian marah. Amarahnya bukan karena foto itu tapi marah dengan Rendy diam-diam mengambil gambar putrinya. “Wanita ini tidak baik Pak di luar sana dia bersama Pak Grey keponakan anda.” Jelasnya. Tangan Adrian segera menarik kerah baju Rendy kesabarannya kali ini benar
“Siapa dirimu berani berteriak di ruanganku!” Teriak Adrian marah. Sebenarnya amarahnya bukan karena Rendy berteriak karena memang dia telah menyimpan dendam kepada pria itu. “Maafkan saya pak.” Ujarnya sambil menunduk. Azalea tersenyum puas melihat adegan yang baru saja dia saksikan, Papanya memang terbaik mampu mengambil kesempatan yang kebetulan seperti ini. “Ada apa?”:tanya Adrian kemudian. “Saya mau mengantarkan berkas ini Pak.” Jawab Rendy. Azalea berjalan mendekat dia bergelayutan di lengan papanya. “Melihatnya aku tidak suka.” Kembali dia memprovokasi sang Papa. Adrian mengelus rambut Azalea sembari berkata. “Baiklah sayang.”Sebagai ungkapan terima kasih Azalea mencium pipi sama papa, hal ini sontak membuat Rendy mengepalkan tangan. “Dasar wanita jalang! bisa-bisanya menggoda atasanku seperti ini.” Batinnya. Adrian kini menatap Rendy yang tengah kesal, “Sampai kapan kamu akan berdiri di situ cepat pergi!” Usirnya dengan lantang. Rendy bergegas keluar sementara Azal
“Ah sudahlah Azalea, nanti kamu pasti akan tahu sendiri siapa wanita itu.” Kata Grey yang tidak melanjutkan ucapannya. Azalea memberengut, dia sudah antusias untuk mendengarkan tapi kakaknya malah menghentikan ucapannya. “Baiklah baiklah.” Ujar Azalea lalu dia makan kembali. Setelah makan mereka langsung pulang, sama seperti waktu kecilnya dulu dia tidak menuju kamarnya melainkan ikut Grey. “Kak nanti malam aku tidur sini ya.” Sontak Gray mau melototkan mata. “Azalea kamu sudah besar masa iya mau tidur di sini bersama ku.” Ujar Grey sambil menatap adiknya. “Memangnya kenapa?” Wanita itu seolah tidak suka dengan respon sang kakak. “Kita kini sudah dewasa takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.” Tolaknya. Azalea mengerutkan alis, hal-hal yang tidak diinginkan seperti apa? Apa mungkin Grey akan melakukan hal itu padanya? “Ya sudah kalau tidak boleh.” Azalea menunjukkan raut kecewanya. Melihat ekspresi adiknya, Grey pun menghela nafas, yang tidak tega memperbolehkan Aza
“Tuan Adrian sangat setia pada istrinya, jangan sembarangan bicara.” Sahut Rendy. “Setia kan di rumah kalau diluar kan beda lagi, lagipula meski sudah berumur tapi Pak Adrian masih sangat tampan dan gagah pasti lah mencari daun muda.” Chintya masih tak menyerah, dia terus berpikir yang aneh-aneh. Sementara itu di ruangan CEO Azalea masuk dengan wajah kesal. “Aku masuk kantor keluargaku sendiri tapi malah mau diusir!” Gerutunya. Adrian yang mendengar gerutuan anaknya menjadi marah.“Tenang saja sayang, papa akan pecat semua yang tadi menyakitimu.” Ujar Adrian lalu berjalan mendekat ke arah sang anak. “Jangan Pa, satpam tidak tau apa-apa.” Sahut Azalea. “Tapi kalau Rendy si brengsek itu, biar Azalea yang menangani.” Semua terjadi karena mereka tidak tahu siapa Azalea, oleh karena nya, Azalea mau papa nya memperkenalkan dirinya pada semua pegawai dengan begitu hal seperti ini tidak akan terulang lagi. Adrian mengangguk, memang selama ini Azalea hampir tidak pernah ke kantor jadi t