Grey mengepalkan tangannya kemudian dia membalikkan badan ketika ingin melangkah pergi tiba-tiba Arya memanggilnya. “Grey mau kemana?” tanyanya. Mengetahui ada Grey Azalea memucat dia merasa tak enak karena sudah dipeluk Arya sebagai seorang wanita. “Kak Grey kami…” Dia menggantung ucapannya. “Tidak perlu dijelaskan Azalea, Kakak yakin Grey pasti paham.” Kini Arya menatap Grey, “Iya kan adikku tercinta.”Arya mencoba memanas-manasi Grey namun pria itu hanya bergeming tak berkata sepatah katapun. “Grey.” Arya menepuk pundak adiknya. “Tadi awalnya mau bergabung tapi kelihatannya kalian sedang sibuk,” jelas Grey. “Kalian lanjut saja.” Dia ingin pergi. Arya mencegah adiknya lagi, “Jangan pergi kita ngobrol dulu.”Mereka mengobrol biasa, kemudian Arya meminta adik-adiknya untuk bermain seperti waktu itu, yaitu permainan kejujuran atau tantangan. Arya memutar botolnya dan ternyata ujung botolnya mengarah pada Azalea. “Apa yang kamu pilih Azalea?” tanya Arya. “Aku memilih tantanga
“Jadi kamu yang menyelamatkan aku waktu itu Kak?” tanya Azalea. “Iya dan aku tidak tahu mengapa kamu menganggap Rendy adalah penyelamatmu.” sahut Grey yang merasa kecewa. Beberapa kali dia dibuat kecewa oleh sang adik berapa kali juga dia juga dipatahkan, saat ini dia hanya berharap adiknya bisa bahagia, dan Arya mungkin orang yang tepat selain dirinya.Langkah Azalea mundur satu langkah ke belakang, seorang yang selama ini dia cari ternyata adalah kakaknya sendiri. Pantas saat dia berada dalam gendongan orang itu dia nampak familiar dengan aroma tubuhnya. Ternyata dia adalah kakaknya sendiri. “Kak maafkan aku.” Cicitnya lirih. “Tidak ada yang perlu dimaafkan Azalea, memang beginilah takdir mungkin kamu bukanlah jodohku, Tuhan hanya mengijinkan aku sebagai kakakmu tidak lebih.” Pungkasnya. Air mata Azalea menetes ada penyesalan dalam dirinya seandainya kemarin masa bodoh dengan perasaan semua orang mungkin kini dia dan Grey masih bisa bersama. Tak tahan lagi dihajar penyesalan
“Pa cuti yang kemarin Grey ajukan mau Grey sudahi.” Ujar Grey saat mereka berada di meja makan. Tatapan Aiden mengarah tajam ke sang anak, “Apa kamu ingin segera kembali ke luar negeri?” tanya sang Papa. “Iya Pa Grey akan segera ke luar negeri.” Jelasnya. Azalea menatap Grey dengan tatapan nanar apa semua karena dirinya? Tak hanya Azalea Arya pun juga menatap sang adik, dia memiliki firasat jika adiknya tidak baik-baik saja. “Kenapa tiba-tiba sekali Grey?” Lanjut Aira. “Entah mengapa Grey ingin kembali ma, Grey kira dengan cuti bisa lebih banyak waktu dengan kalian semua namun ternyata lama-lama cuti bikin stres.” Pria itu terkekeh. “Jadi kapan kamu ingin berangkat?” Aiden kembali bertanya. Rencananya Grey akan berangkat setelah Arya dan Azalea tunangan. “Kenapa tidak menunggu mereka menikah Grey?” Sahut Alea. Gelengan keras Grey tunjukkan, mana mungkin dia bisa tahan melihat wanita yang dia cintai menikah dengan kakaknya.Terlebih Azalea yang tiba-tiba berubah pikiran denga
Perlahan Grey membuka mata dia memegangi kepalanya yang terasa pening mungkin efek alkohol semalam masih belum sepenuhnya hilang. Dia terkejut mendapati tubuhnya polos tak berbusana. Kilatan-ingatan semalam mencuat membuat pria itu membolakan mata lebar-lebar. “Apa yang telah kulakukan?” gumamnya. Buru-buru pria itu memakai pakaiannya lalu pergi ke kamar Azalea. “Azalea Kakak mau bicara.” Grey menatap Azalea nanar. Dia merasa bersalah karena mungkin semalam memaksa adiknya melakukan hal itu. “Semalam kita melakukannya lagi Kak, dan aku harap kamu jangan pengecut seperti kemarin kita harus bilang mama dan papa!” Ujar Azalea dengan tegas.“Maaf, kemarin aku terkejut siapa sangka pria yang akan dijodohkan denganmu bukan aku tapi Kak Arya.” Ungkapnya sedih. Azalea menatap Grey kesal, “Kamu pikir cuma kamu yang terkejut?”Pria itu langsung memeluk adiknya, dia benar-benar minta maaf atas sikapnya kemarin dan hari ini juga dia akan bilang mama dan Papanya tentang hubungan mereka. “
Arya? Dia dijodohkan dengan Arya? bukan dengan Grey? Azalea dan Grey saling tatap dia menggeleng tidak! dia tidak mencintai Arya. Yang dia ingin nikahi adalah Grey bukan Arya.“Ma, Pa tapi…” Sebelum dia berbicara lebih Alea sudah menyela.“Tidak apa-apa sayang lebih cepat lebih baik toh nanti kalian juga bisa pacaran setelah menikah.” Ternyata Mamanya salah paham. Alea dan Grey bingung sementara kini mama papa mereka sudah merencanakan hal-hal yang indah. “Nanti acaranya harus megah.” Aiden tertawa sambil menepuk punggung Arya. Dari ekspresi Arya, dia tidak menolak perjodohan ini, apa mungkin kakaknya juga menyukai Azalea? Grey yang bingung dan tak tahu harus berkata apa memilih pergi, dia pamit dengan alasan ada pekerjaan mendadak. Melihat Grey pergi Azalea sedikit kecewa, kenapa pria itu malah pergi dan meninggalkannya dalam keadaan seperti ini tanpa berusaha menjelaskan pada Mama dan Papa mereka? “Apa yang kamu lakukan Kak? Kenapa kamu pergi.” Batin Azalea sambil menatap
Azalea menggeleng sambil terkekeh, dia mencoba mengalihkan apa yang dia ucapkan tadi. “Cepat katakan kamu pengen apa tanya?” Tanya Grey sekali lagi. “Pengen….” Azalea terdiam dia tidak mungkin mengatakan pikirannya yang kotor terhadap sang kakak. “Pengen memegangnya.” Kata Azalea spontan. Tangan Grey menggerakkan tangan Azalea menyentuh otot perutnya yang sixpack. “Apa ingin ke bawah lagi?” Bisiknya. Azalea memucat, jantungnya juga berdegup kencang. apakah Grey akan membawa tangannya lebih ke bawah? “Kak jangan.” Cegahnya. “Kenapa? bukankah waktu itu kamu memintanya Azalea?” Grey menaikkan dagu Azalea. “Maaf Kak,” Cicit Azalea. Waktu itu dia dalam pengaruh obat jadi tidak sadar dengan apa yang dilakukan. CupCuman panas terjadi, tak bisa mengendalikan diri lagi Grey pun mencium Azalea dengan panas, Azalia juga membalas ciuman Greydengan panas. Keduanya masih berpaut hingga kini mereka berada di atas tempat tidur. Tiba-tiba tangan Azalea mendorong tubuh kakaknya hingga ci