Home / Rumah Tangga / Pemuas Nafsu Liar Majikanku / Kita Lakukan Di bathup Saja!

Share

Kita Lakukan Di bathup Saja!

Author: CitraAurora
last update Huling Na-update: 2025-03-29 15:27:35

Berbeda dengan Adrian yang menunjukkan kepuasan di wajahnya, Alea justru merasa khawatir kalau Gina tiba-tiba pulang, sehingga dia segera mengumpulkan pakaiannya meskipun nyeri di pangkal pahanya masih terasa.

"Setelah ini siapkan makanan untukku, Alea."

"Baik, Tuan," jawab Alea lemas, meninggalkan kamar dengan perasaan bersalah. Dia menyesali tindakannya, terlebih menyadari kalau ia menikmati permainan dari majikannya.

Di kamar mandi, Alea membersihkan tubuhnya, menggosoknya dengan keras, dengan harapan dapat menghilangkan bau permainan panas bersama suami majikannya.

"Mengapa nasibku begini?" keluhnya sambil menangis.

Setelah selesai, Alea mulai memasak. Baru saja ia menyiapkan makanan di meja, Adrian turun dengan rambut basah. "Anda mau makan sekarang, Tuan?" tanyanya.

"Iya, aku lapar," jawab Adrian sambil menatap Alea.

Tanpa ingin membuat Adrian menunggu, Alea cepat-cepat menyajikan makanan di hadapannya. Adrian mengatakan telah mentransfer uang yang disepakati, dan Alea berterima kasih.

"Ingat, Alea, kita hanya bertransaksi. Jangan sampai ada perasaan yang terlibat, karena saya gak akan tanggung jawab."

Ucapan Adrian membuat Alea mengangguk, dia sudah paham akan posisinya. Bagaimana mungkin seorang pungguk bisa menggapai bulan?

“Dan pastikan untuk melakukan pencegahan sendiri supaya kamu gak hamil,” lanjutnya.

“Baik, Tuan,” jawab Alea.

Dari arah depan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat, Gina bergabung dengan Adrian dan Alea.

“Mas,” panggil Gina, mengecup pipi Adrian.

“Sayang, kok sudah pulang? Bukannya kamu ada piket?” tanya Adrian.

“Aku lelah setelah operasi, jadi aku menukar shift aku sama staff lain,” jawabnya. Gina menarik kursi dan duduk, “Kamu kelihatan segar sekali, Mas,” ucap Gina.

Ucapan Gina seketika membuat Alea pucat, maniknya tak sadar menatap Adrian yang ternyata, sama- sama terlihat gugup.

“Aku baru keramas, jadi lebih segar,” kata Adrian sambil tersenyum menatap istrinya.

“Kalau mood kamu bagus begini kan enak, nggak seperti biasanya yang marah-marah. Alea, tolong ambilkan piring untukku.”

Lama tidak makan malam bersama, dokter cantik itu ingin menemani suaminya.

“Alea, aku perhatikan cara jalan kamu sedikit beda, apa kaki kamu sakit?”

Pertanyaan Gina membuat Alea seketika mematung, takut Gina akan mengetahui perbuatan hinanya dengan Adrian. Tak hanya Alea, Adrian juga memucat. Pria itu menatap Alea dengan tatapan mengintimidasi.

“Sa- saya tadi habis jatuh, Nyonya.” Alea menjawab spontan, khawatir jika alasannya membuat Gina curiga.

“Astaga, Alea, hati-hati kalau jalan.” Gina menggeleng heran.

Tidak ingin istrinya bertanya lebih lanjut, Adrian mengajak Gina segera makan. Setelah makan malam, dia mengajak Gina naik ke atas.

“Ayo kita ke kamar sayang, kamu pasti lelah dan butuh istirahat.” Adrian menuntun Gina dengan kedua tangannya memegang pundaknya.

Gina tersenyum dan mengangguk karena sikap Adrian malam ini membuat Gina bahagia. Sebetulnya, dia berharap Adrian akan kembali seperti dulu yang tidak mempermasalahkan karirnya. Karena itu, sebagai gantinya, dia ingin memberikan “jatah” pada suaminya yang sudah hampir sebulan terlupakan.

Setelah mandi, Gina mendekati suaminya yang duduk bersandar di kepala ranjang. Lalu perlahan, Gina membuka handuk kimononya di depan Adrian.

“Mas, lama sekali aku tidak melayani kamu.” Tangan Gina meraba dada suaminya, menatap sang suami dengan manik yang menggoda.

Namun, hasrat yang telah tersalurkan membuat Adrian tidak berminat bercinta lagi. “Sayang, aku sangat lelah, bagaimana kalau besok saja?” Adrian menutup tubuh Gina dengan handuk yang tadi dilepasnya.

Seketika, Gina mengernyitkan alisnya. Tumben sekali suaminya menolak, padahal biasanya Adrian selalu meminta bahkan merengek jika tidak diberi.

“Tumben kamu menolak, Mas?” tanya Gina sambil bangkit. Penolakan Adrian membuat hatinya sakit. Ada rasa was-was, namun Gina dengan cepat menghilangkannya.

Adrian bangkit dan memeluk Gina dari belakang. “Aku takut fisikku yang lelah tidak bisa memuaskanmu, Sayang,” bisik Adrian sambil mencium leher istrinya.

Gina berbalik badan dan mengalungkan tangan di leher suaminya. “Iya Mas, sebenarnya aku juga lelah.”

“Ya sudah lebih baik kita tidur,” kata Adrian.

**

Keesokan harinya, Gina berangkat lebih pagi. Ia berpesan kepada Alea untuk membangunkan suaminya.

Mendapat amanat tersebut membuat Alea cemas. Dan benar saja, saat ia membangunkan Adrian, pria itu justru menarik pergelangan tangannya dengan paksa, hingga Alea terjatuh tepat di atas Adrian.

“Layani aku lagi, Alea.” Ucap Adrian. Adrian sendiri memang tak bisa memungkiri, jika lubang milik Alea yang lebih sempit dari milik sang istri membuatnya tergoda.

“Tapi Tuan … Anda harus ke kantor,” jawab Alea, berusaha menjauh dari tubuh majikannya. Tapi, semakin ia menjauh, pria itu justru tak menyerah.

“Kantor itu milikku, jadi terserah aku mau berangkat jam berapa.” Adrian tertawa licik menatap sang pembantu.

Alhasil, ciuman panas kembali terjadi, Alea yang sempat menolak kini terbawa arus permainan dari majikannya, hingga kaosnya terangkat ke atas, menunjukkan asetnya yang luar biasa.

Tiba-tiba, Alea mendorong tubuh Adrian. “Tuan jangan, ini ranjang Nyonya.”

Sebetulnya, Alea ingin menghentikan hasrat Adrian tetapi tak disangka Adrian justru mengajukan permintaan yang membuat maniknya seketika membola.

“Yaudah, kalau begitu, ayo!” ucap Adrian, membuat Alea terkejut karena pria itu tiba-tiba menggendong tubuhnya ala bridal style, dan membawanya ke kamar mandi.

“Tuan! Apa yang anda lakukan!?”

"Kita lakukan di bathup, kamu mau aku siap-siap ke kantor, kan? Kalau begitu, sekalian saja."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (7)
goodnovel comment avatar
Ade Virlita
kereeennn....kalau si Tuan mah jangan di ragukan lagi, dia pasti punya caranya deh.........
goodnovel comment avatar
Sing Due Tanggul
seru bangt
goodnovel comment avatar
Rosantirosa
udh dpt jatah dari art barulah istrinya mau jg tpi di cuekin kasihan deh.lu
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Berakhir Dengan Bahagia

    Baru saja hendak naik ke atas terlihat Azalea dan grey turun. Aea yang kesel menatap anak dan menantunya. “Bagus! dari tadi ditunggu ngapain saja di kamar!” Sambil berkacak pinggang. Azalea dan Grey saling pandang, mereka menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Itu Ma, perut Kak Grey mules,” sahut Azalea berbohong. “Mules apa ngebet.” Masih dalam mode kesal. Adrian berjalan mendekati istrinya pria itu merangkul sang istri mencoba menenangkannya.“Sudahlah sayang ayo kita berangkat,” ujar pria itu. Netra Adrian juga menatap Azalea dan Grey mengkode anak serta menantunya untuk mengikutinya. “Ayo.”Singkat cerita mereka kini telah berada di pelabuhan mereka semua bersiap naik kapal yang telah bersandar dari kemarin. Kamar VVIP untuk keluarga besar Aiden. Sedangkan lainnya memakai kamar VIP dan kamar kelas satu. Suara kapal hendak berangkat berbunyi, jangkar mulai ditarik dan kapal perlahan berjalan. Sebenarnya Aiden dan sekeluarga ingin naik pesawat tapi mereka mengurungkannya

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Berlibur Ke Pulau Aiden

    Aiden terkejut mendengar ucapan sang istri, “Apa! kembar!” Tanyanya. “Iya tadi waktu di USG ada dua titik di perut Melati dan katanya itu janin yang kembar.” Jelas Aira dengan tersenyum. Terlihat sekali kalau wanita itu sangat bahagia. Dia berpesan pada Arya agar selalu memperhatikan istrinya karena hamil anak kembar tidaklah mudah. “Arya belilah hadiah yang banyak untuk istrimu.” Pinta Aiden kemudian mengelus rambut Melati. Alea yang mendengar itu juga turut berbahagia anak Arya adalah cucunya juga. “Mas kita akan memiliki cucu kembar.” kata Alea yang kemudian memeluk Adrian. “ Lihatlah mamamu Azalea, bagaimana kalau juga kamu juga memberikan kami cucu kembar.” Sindir Adrian sambil menatap Azalea dan Grey. Azalea menggeleng keras anak satu saja sudah membuatnya kewalahan apalagi anak kembar. “Azalea tak sanggup Pa, anak kembar itu benar-benar menguras tenaga.” Cicit Azalea dengan melemas. “Kan sekarang banyak baby sitter Azalea, ngapain harus bingung,” sahut Aiden. Semua te

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Hangatnya Keluarga

    Mereka semua menunggu kabar Arya dan Melati dengan cemas, terlebih Yesa yang tak sabar ingin mendengar kabar baik dari kakaknya. “Apa Om Aiden yakin kalau Kak Melati hamil?” Yesa menatap Aiden yang duduk tenang sambil menghisap rokok. “Yakin, kalau orang mual karena melihat makanan apalagi kalau bukan tanda kehamilan,” sahut pria paruh baya itu. Adrian juga turut menimpali dulu Alea maupun Azalea juga sama, mencium aroma makanan tertentu pasti langsung muntah-muntah. “Katanya kamu juga hamil, udah berapa minggu?” Azalea berbasa-basi kepada adik Arya.“Berjalan 12 minggu.” Jawab Yesa. Azalea tersenyum kemudian dia mengelus perutnya sendiri berharap ada kehidupan di dalam perutnya. “Apa kamu ingin hamil sayang?” tanya Grey ketika melihat tangan istrinya. “Pengen tapi aku tidak mau, aku ingin Arsen tumbuh besar dulu baru memikirkan adik untuknya.” Azalea takut kalau Arsen merasa iri dengan adiknya, lagipula dia juga masih belum tega membagi kasih sayang antara Arsen dan adiknya.

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Melati Mual Lagi

    Beberapa orang bermasalah di kantor Laura sudah dipecat, Papa Yesa yang merupakan pendiri perusahaan turun tangan langsung yang dibantu oleh Arya. Setelah para tikus berdasi telah diusir, Papa Yesa membagi perusahaan itu. Beliau kembali menawarkan pada Arya untuk membantu sang adik tapi jawaban Arya tetap sama, dia tidak ingin meminta apapun dari papa kandungnya. Selama ini Yesa lah yang berjuang jadi biar Agam yang membantu istrinya.“Tapi Agam sibuk dengan restorannya Arya.” Ujar Sang Papa. “Tidak Pa, Arya yakin dia bisa membagi waktu.” Arya membujuk papanya. Menjadi konglomerat ternyata repot juga, banyak perusahaan yang harus dihandle tapi pewarisnya hanya sedikit. Mewarisi perusahaan Aiden saja Arya sudah repot apalagi harus mewarisi perusahaan Papa kandungnya. Malam itu Arya meminta semua untuk berkumpul, termasuk Agam dan Yesa. Ada yang ingin dibicarakan mengenai perusahaan. “Ada apa Kak?” Tanya Yesa. Arya menghitung beberapa perusahaan yang akan mereka warisi. Disin

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Terus Terang

    Sudah seperti ini Agam tidak bisa mengelak lagi. Netranya menatap Yesa dan papa mertuanya.Seolah tahu apa yang Agam pikirkan, Yesa mengangguk, memberi kode pria itu untuk memberitahukan siapa dia. “Sebenarnya Yesa adalah istriku,” ungkapnya. Semua orang yang berada di sana terkejut siapa sangka asisten yang mereka anggap tidak berkompeten adalah suami CEO-nya sendiri. Mereka saling tatap, ekspresi mereka menunjukkan rasa tak enak, bagaimana tidak orang yang sedari tadi mereka jelek-jelekan dan mereka anggap tidak berkompeten adalah orang dalam sendiri. Sebelum terlambat mereka berpura-pura tertawa dan bersikap baik. Mereka mengatakan kalau apa yang mereka ucapkan tidak bermaksud apa-apa. “Tidak bermaksud apa-apa gimana! Jelas tadi anda bilang dia tidak becus apa-apa.” Kekesalan Yesa merangkak naik. Padahal selama ini kinerjanya begitu baik,” Sambung Yesa. Melihat ekspresi orang-orang itu Agam pun tersenyum tipis kemudian duduk menghadap mereka semua. “Justru kalianlah yang t

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Cebongnya Tok Cer Juga

    “Apa Dok istri saya hamil?” Agam nampak tak percaya dengan apa yang Dokter katakan. “Iya, selamat Pak.” Dokter memberikan selamat atas kehamilan pasiennya. Netra Agam kini mengarah pada istrinya, dia sungguh tak percaya akan secepat ini menjadi seorang ayah. “Sayang aku akan menjadi ayah?” Agam menunjuk dirinya sendiri. Yesa mengangguk kemudian mereka berpelukan di depan dokter. Dalam pelukan Agam, Yesa menangis, Tuhan telah mempercayakan seorang anak padanya dan Agam. Melihat mereka, dokter turut terharu, terlebih ucapan Yesa yang begitu menyentuh. Kecupan demi kecupan mendarat di wajah Yesa, membuat Dokter dan suster saling pandang. “Maaf mengganggu, silahkan tebus obatnya.” Tak mungkin dokter menunggui orang yang tengah berbahagia bisa-bisa pasien lainnya kelamaan mengantri. Kini mereka telah berada di dalam mobil, karena takut terjadi apa dengan janinnya Agam menyetir dengan kecepatan yang sangat rendah. “Mas kapan sampainya?” Protes Yesa. “Aku tidak ingin terjadi apa-

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status