공유

Kamu Janda Tapi...

작가: CitraAurora
last update 최신 업데이트: 2025-03-26 22:21:46

Permintaan gila dari suami majikannya itu membuat Alea mundur selangkah, menatap Adrian tak percaya.

Seluruh tubuh Alea menolak, tapi, pikirannya hanya terpusat ke keinginannya untuk segera menyelesaikan urusannya dengan Rian, mantan suaminya. Dari mana lagi ia bisa mendapatkan uang? Bahkan, jika ia bekerja sampingan lain, ia tak akan pernah bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

“B-bagaimana mungkin, Tuan? Selain itu, bagaimana dengan Nyonya Gina?”

Keputusasaan kembali menyelimuti Alea. Tak mungkin ia menerima penawaran gila dari suami majikannya itu.

“Asal kamu tetap diam, Gina tidak akan tahu.” sahut Adrian.

Alea tertegun, meskipun begitu, dia tidak bisa mengkhianati penolongnya.

“Tapi semua terserah kamu, aku juga tidak memaksa, lanjut Adrian sambil mengambil remote TV dan menyalakan televisi besar di ruangan itu.

Dilema melingkupi Alea. Ia tak ingin mengkhianati Gina yang telah memberinya pekerjaan. Haruskah ia menjadi narapidana? Bayangan seragam oranye menari di kepalanya. Tidak, dia tidak mau.

Mata Alea mulai berkaca-kaca. Apa yang harus dia lakukan?

“Tuan, apakah tak ada syarat yang lebih baik?” pinta Alea memelas.

“Aku tidak perlu apa-apa selain itu,” ujar Adrian tanpa menatap Alea, menyeringai.

Alea terdiam sementara Adrian menghela napas dan melihat jam tangannya. Adrian bangkit, lalu mematikan TV yang baru saja dinyalakan itu.

“Baiklah, masalah ini selesai di sini. Waktumu sudah habis, pinjam ke orang lain saja, Alea. Lain kali aku tak ingin membahas ini lagi.”

Keringat dingin muncul di kening Alea. Jika ia tak mendapatkan uang, hidupnya hancur dengan citra buruk, dan jika ia menerima uang, dia juga hancur di hadapan majikannya. Benar-benar pilihan yang sulit.

“Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” batinnya.

Saat Adrian berlalu, Alea dengan berat hati memanggilnya.

“Tuan Adrian, saya setuju.”

Mendengar itu Adrian menghentikan langkahnya, dia membalikkan badan kemudian tersenyum licik menatap Alea.

“Bagus, mulai sore ini, kamu akan melaksanakan pekerjaan barumu.” Titah Adrian sebelum pergi meninggalkan Alea.

Ketika Adrian pergi, Alea terkulai di lantai, menangis memikirkan nasibnya.

“Maafkan saya, Nyonya, karena harus menerima tawaran gila ini … aku tak punya pilihan lain …”

Dia tidak ingin menjadi perusak rumah tangga majikannya, tetapi syarat dari Adrian tidak bisa dia tolak. Memikirkan keputusan itu, pikiran Alea terbang kemana-mana, hingga dia tidak fokus bekerja. Tak sadar, sore tiba dengan cepat, dan membuat Alea merasa cemas saat mobil Adrian memasuki carport.

“Sore, Tuan,” ucap Alea menyambut di foyer.

“Naik ke atas dan tunggu aku di kamar tamu.” Ucapnya dingin.

Di dalam kamar tamu, Alea menunggu dengan rasa takut yang mencekam. Dia berharap Adrian mengubah pikiran, namun dia tahu itu tidak mungkin saat pria itu akhirnya masuk.

“Buka bajumu,” perintah Adrian sesaat setelah masuk.

Namun, alih-alih mengikuti keinginan Adrian, Alea memegangi bajunya erat-erat. “Tuan, saya takut,” katanya menatap Adrian dengan penuh harap.

“Kalau takut, kita berhenti disini, Alea. Kamu bisa keluar sekarang, sebelum terlambat. Aku tak mau melakukan ini atas dasar pemaksaan.”

Alea bisa merasakan dingin dari tatapan suami majikannya yang tajam itu.

Akhirnya, Alea menggeleng. Demi mendapatkan pinjaman uang, dia harus merelakan tubuhnya. Mau tak mau, ia harus menjadi penghangat ranjang, dan juga pemuas nafsu untuk suami dari majikannya sendiri.

“Maaf, Tuan. Kalau begitu … jangan terburu-buru …”

Satu per satu kancing bajunya terbuka, hingga ia menanggalkan pakaiannya secara menyeluruh.

Tubuh bersih, dan montok dari wanita yang sudah beberapa bulan terakhir ini menjadi pembantu di rumahnya membuat Adrian menelan air liurnya. Ia tak menyangka, wanita itu menyembunyikan semua keindahan itu di balik pakaiannya.

“Aku tak menyangka tubuhmu seindah ini, Alea.”

Tanpa buang waktu, Adrian dengan gairah yang lama terpendam menerjang Alea. Dia menjelajahi tiap inci tubuh Alea dengan rakus hingga membuat asisten rumah tangganya kewalahan mengikuti gerak Adrian. Alea, yang belum pernah dijamah oleh pria manapun, bermain cukup kaku sehingga membuat Adrian gerah.

"Kamu seorang janda, tapi mengapa kamu bermain begitu kaku?"

Alea hanya tersenyum pahit. Meski berstatus janda, dia belum pernah disentuh, bisa dibilang Adrian adalah orang pertama yang melihat dan merasakan dirinya.

Saat Adrian bersiap memasukkan miliknya ke inti tubuh Alea, pria itu merasa sedikit kesulitan mengingat betapa sempitnya milik Alea.

"Ini yang pertama bagimu?" tanyanya tak percaya, sementara Alea yang menahan rasa sakit hanya mengangguk pelan.

"Bagaimana mungkin! Bukankah kamu seorang janda?" gumamnya.

Adrian pun mulai memasuki dengan perlahan agar wanita di hadapannya tidak terlalu merasa sakit. Sesaat setelah itu, suara desahan Adrian bergema sedangkan Alea menggenggam erat sprei untuk menahan sensasi yang dirasakannya.

"Sakit, Tuan," bisik Alea.

"Aku akan pelan-pelan," jawab Adrian.

Perlahan rasa sakit mulai berganti menjadi kenikmatan yang belum pernah Alea alami sepanjang hidupnya.

Seiring berjalannya waktu, keduanya tenggelam dalam hubungan yang bergelora, melupakan status mereka masing-masing. Setelah puas menyalurkan keinginannya, Adrian jatuh terkulai di samping Alea, napasnya terengah-engah karena kelelahan.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (3)
goodnovel comment avatar
Ade Virlita
akhirnya keinginan Adrian terpenuhi juga,wkwkwk
goodnovel comment avatar
Thre L
mantap mereka hehe
goodnovel comment avatar
Mirasih
Lemes setelah bergulat semalaman
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Terus Terang

    Sudah seperti ini Agam tidak bisa mengelak lagi. Netranya menatap Yesa dan papa mertuanya.Seolah tahu apa yang Agam pikirkan, Yesa mengangguk, memberi kode pria itu untuk memberitahukan siapa dia. “Sebenarnya Yesa adalah istriku,” ungkapnya. Semua orang yang berada di sana terkejut siapa sangka asisten yang mereka anggap tidak berkompeten adalah suami CEO-nya sendiri. Mereka saling tatap, ekspresi mereka menunjukkan rasa tak enak, bagaimana tidak orang yang sedari tadi mereka jelek-jelekan dan mereka anggap tidak berkompeten adalah orang dalam sendiri. Sebelum terlambat mereka berpura-pura tertawa dan bersikap baik. Mereka mengatakan kalau apa yang mereka ucapkan tidak bermaksud apa-apa. “Tidak bermaksud apa-apa gimana! Jelas tadi anda bilang dia tidak becus apa-apa.” Kekesalan Yesa merangkak naik. Padahal selama ini kinerjanya begitu baik,” Sambung Yesa. Melihat ekspresi orang-orang itu Agam pun tersenyum tipis kemudian duduk menghadap mereka semua. “Justru kalianlah yang t

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Cebongnya Tok Cer Juga

    “Apa Dok istri saya hamil?” Agam nampak tak percaya dengan apa yang Dokter katakan. “Iya, selamat Pak.” Dokter memberikan selamat atas kehamilan pasiennya. Netra Agam kini mengarah pada istrinya, dia sungguh tak percaya akan secepat ini menjadi seorang ayah. “Sayang aku akan menjadi ayah?” Agam menunjuk dirinya sendiri. Yesa mengangguk kemudian mereka berpelukan di depan dokter. Dalam pelukan Agam, Yesa menangis, Tuhan telah mempercayakan seorang anak padanya dan Agam. Melihat mereka, dokter turut terharu, terlebih ucapan Yesa yang begitu menyentuh. Kecupan demi kecupan mendarat di wajah Yesa, membuat Dokter dan suster saling pandang. “Maaf mengganggu, silahkan tebus obatnya.” Tak mungkin dokter menunggui orang yang tengah berbahagia bisa-bisa pasien lainnya kelamaan mengantri. Kini mereka telah berada di dalam mobil, karena takut terjadi apa dengan janinnya Agam menyetir dengan kecepatan yang sangat rendah. “Mas kapan sampainya?” Protes Yesa. “Aku tidak ingin terjadi apa-

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Syukuran

    Buru-buru Yesa mendorong tubuh Agam, kemudian dia terkekeh melihat kakaknya. “Kak Arya.” Yesa berjalan mendekat kemudian memeluk kakaknya itu. Kini mereka telah di sofa, Arya menjelaskan alasan kenapa ponselnya tidak aktif. Dia juga meminta maaf pada Adiknya karena baru datang. “Tidak perlu meminta maaf Yes sekarang memiliki aku.” Agam merangkul istrinya. “Sudah bucin nih bocah.” Arya menggeleng melihat kebucinan Agam. Mereka mengobrol banyak, Agam juga bertanya kabar Melati dan Arcelo. “Kapan-kapan boleh kan aku main ke rumah kamu Kakak ipar?” Tanya Agam yang membuat Arya sedikit terkejut. Pria itu sempat melarang tapi Yesa juga ingin main ke rumah Kakaknya, selain rindu Arcelo dia juga rindu Melati. “Baiklah tapi aku harap kamu nggak nyari kesempatan ingin bertemu Melati.” Arya masih saja cemburu padanya. “Masih saja cemburu.” Sahut Agam sambil berbisik. ######“Inilah orang-orang yang ingin menggulingkan posisi Nona Yesa Pak.” Terlihat beberapa direktur perusahaan, dan t

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Kepergok Arya

    Jam makan siang telah tiba Yesa dan Agam keluar untuk makan siang di restoran. “Kamu nggak papa kan Mas kalau kita makan di restoran tempat kamu kerja dulu?” Di dalam mobil Yesa menatap suaminya yang kini fokus menyetir. “Nggak papa lagian aku juga kangen tempat kerjaku dulu,” sahut Agam sembari mengelus pipi istrinya. Agam semakin terang-terangan menunjukkan rasa cintanya kepada Yesa, meskipun belum ada kata cinta terucap. Seperti biasa mereka memesan menu best seller di restoran itu. Makanan itu telah menghipnotis Yesa untuk selalu memakannya. Saat mereka asik makan netra Yesa tak sengaja melihat seorang pria yang baru saja lewat, yang mana Yesa familiar dengan pria itu tapi entah di mana dia bertemu dengannya. “Ada apa?” Agam turut menoleh melihat siapa yang diperhatikan oleh istrinya. “Pria itu.” Sambil menunjuk punggung pria tersebut.“Sepertinya aku pernah melihatnya.” Ujarnya kemudian. Yesa mengalihkan pandangannya menatap Agam. Agam terlihat gugup jelas Yesa pernah me

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Kerja Bersama Malah Tak Fokus

    “Kak kita mau kemana?” Azalea merasa heran karena mobil mereka bukannya menuju ke arah kantor malah menuju ke arah lain. “Nanti kamu akan tahu sendiri sayang.” Pandangan Grey fokus ke depan.Hatinya sangat bahagia karena tidak sabar ingin menunjukkan surprise kepada istrinya. Setelah beberapa waktu berkendara akhirnya mereka masuk ke sebuah perumahan elit. Sekilas seperti kompleks emot di California Amerika. “Aku merasa seperti di Amerika,” celetuk Azalea yang membuat Grey tersenyum. Kini mereka tiba di depan sebuah rumah megah.Hunian di tengah kota namun seperti di daerah gunung. “Kak Ini rumah siapa?” Azalea kembali bertanya. Grey hanya tersenyum kemudian beberapa petugas keamanan rumah itu membukakan gerbang. Langsung Grey membawa mobilnya masuk dan berhenti tepat di depan rumah. “Arsitek rumah itu begitu kreatif sebuah rumah tapi dibikin seperti Villa.” Senyumnya merekah.“Seperti impianku Kak.” Netranya terus menatap rumah itu. Grey mengajak Azalea turun. Di depan rum

  • Pemuas Nafsu Liar Majikanku   Minta Lagi

    “Sayang kamu sudah tidur atau belum? “ Agam membalikkan badan menatap istrinya yang memejamkan mata.Perlahan Yesa membuka matanya menatap suami yang menatapnya. Gelengan pelan dia tunjukkan, “Aku tidak bisa tidur Mas.” jawabnya.“Sama, enaknya ngapain ya?” Gumam pria itu. Dia kembali ke posisi semula, menatap langit-langit kamarnya. Yesa hanya menggeleng, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Kini mereka sama-sama menatap langit-langit, malu ingin mengutarakan keinginan masing-masing. “Kamu kenapa tidak bisa tidur Mas?” Pertanyaan Yesa mencuat “Karena….” Agam nampak menggantung ucapannya dia malu kalau harus berterserang kepada sang istri. Yesa menoleh menatap suaminya, Kenapa Agam menggantung ucapannya? padahal dia sudah berharap Agam meminta hal itu padanya. “Karena apa Mas?” tanya Yesa. “Sayang jika aku menginginkan hal itu apa kamu akan memberinya? tapi kalau kamu tidak ingin juga nggak papa.” Agam membalikkan badan malu dengan sang istri. Senyuman tersungging di b

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status